Thursday, 24 March 2016

Perwira Pasukan Khusus Rusia Meninggal di Suriah

Indonesian Free Press -- Seorang perwira pasukan khusus Rusia meninggal dalam tugas tempur di Suriah dan dinyatakan sebagai 'pahlawan'. Juru bicara militer Rusia di pangkalan udara Hmeimim, Latakia, mengatakan hal ini kepada wartawan, Kamis (24 Maret).

"Perwira tersebut menjalankan misi di Tadmor di dekat Palmyra selama seminggu, mengintai posisi-posisi ISIS dan memberikan data posisi mereka kepada angkatan udara (untuk diserang)," kata jubir militer Rusia di Suriah, seperti dilansir RIA Novosti.
Saat menjalankan tugasnya itu, keberadaannya diketahui ISIS dan ia diserang setelah menolak menyerah. Identitas dan pangkat perwira tersebut tidak disebutkan.

"Ia meninggal sebagai pahlawan," kata jubir militer Rusia.

Sebelumnya keberadaan pasukan khusus Rusia di Suriah telah dikonfirmasi oleh Kolonel Jendral Aleksandr Dvornikov, pimpinan misi muliter Rusia di Suriah sekaligus Panglima Distrik Militer Central Rusia.

"Saya tidak membantah bahwa pasukan khususs kami (Special Operations Forces/SOF) telah dikerahkan di Suriah. Mereka melakukan operasi pengamatan dan mencari target-target serangan udara di wilayah-wilayah terpencil, dan tugas-tugas lainnya. Harus diingat bahwa pasukan-pasukan koalisi pimpinan Amerika juga melakukan hal yang sama di Suriah," katanya kepada wartawan sehari sebelumnya.

Sejauh ini Rusia mengakui sebanyak 5 personil militernya meninggal dalama tugas di Suriah. Yang pertama adalah Vadim Kostenko (19 tahun), kemudian pilot Oleg Peshkov yang meninggal setelah pesawatnya ditembak Turki pada 24 November 2015 lalu. Kemudian, Alexander Pozynich, seorang marinir yang bertugas mencari Peshkov juga tewas setelah helikopternya ditembak teroris. Selanjutnya pada 3 Februari dua personil militer Rusia, tewas dalam serangan mortir.

Menurut sejumlah laporan, pesawat-pesawat tempur Rusia di pangkalan udara Hmeimim mengintensifkan serarangan di wilayah sekitar Palmyra untuk membantu pasukan Suriah yang tengah mengepung dan berusaha menguasai kembali kota kuno yang strategis tersebut. Antara 20 dan 23 Maret Rusia melancarkan 146 serangan udara di Palmyra. Lebih dari 320 teroris tewas, 6 pusat komando pemberontak dan sejumlah peralatan tempur pemberontak dihancurkan Rusia.

Pada hari Kamis (24 Maret) pasukan Suriah berhasil memasuki Palmyra, yang sejak bulan Mei 2015 dikuasai pemberontak. Sejumlah pengamat militer menyebut, keberhasilan tersebut secara efektif telah memotong wilayah pemberontak menjadi dua, dan membuka jalan bagi pasukan Suriah untuk merebut Raqqa, ibukota kelompok-kelompok teroris.(ca)

2 comments:

Kasamago said...

Tak ada pengorbanan yg sia2, operasi Rusia d Suriah termasuk berhasil dsgala sektor..
Tgl menyasar Raqqa utk d bebaskan

Unknown said...

Selamat jalan...... dimata saya para tentara Rusia yang meninggal di suriah adalah tentara "Nabi Isa" yang turun di Damaskus dan membunuh para Dajjal.