Tuesday 17 February 2009

KRIMINALITAS YANG ANCAM RUNTUHKAN MEXICO


Siapa bilang sebuah negara tidak mungkin jatuh ke tangan sekelompok penjahat? Kita telah melihat Rusia jatuh ke tangan para oligarch, Mafia Yahudi Rusia sebelum ditumpas oleh Vladimir Putin. Kita juga telah menyaksikan Amerika, hingga saat ini, diperintah oleh para penjahat kerah putih bankir Wall Street, pengusaha pembuat dan pengedar senjata, serta para raja minyak, yang semuanya juga Yahudi. Dan kini kita dapat menyaksikan proses runtuhnya sebuah negara karena ulah para penjahat. Hanya saja proses itu sangat kasar, sekasar tingkah laku para penjahatnya. Negara itu adalah Mexico dan penjahatnya adalah mafia obat terlarang.

Sebelum melangkah lebih jauh ingin saya sampaikan teori saya, yaitu bahwa keruntuhan Mexico merupakan sebuah grand disain untuk melemahkan sendi-sendi sosial Amerika yang telah hencur karena krisis keuangan. Dengan runtuhnya Mexico maka Amerika akan terkena imbasnya dengan mengalirnya imigran gelap Mexico ke Amerika yang sampai saat ini saja telah ada puluhan juta imigran Mexico yang menginvasi Amerika. Invasi ini akan merubah struktur demografi, sosial, politik, ekonomi Amerika ke tingkat lebih rendah lagi. Dan tahap selanjutnya adalah dibentuknya pemerintahan bersama Amerika Utara meliputi Amerika, Kanada dan Mexico yang telah dirintis melalui NAFTA (North America Free Trade Area).

Sebagaimana UNI EROPA yang telah terbentuk mapan, NAFTA merupakan bentuk super-state yang pada akhirnya akan saling bergabung membentuk pemerintahan global sebagaimana disebut dalam Protocols of Zion.

Tidak masuk akal? Teori konspirasi? Kita lihat saja nanti. Sampai saat ini pun kebanyakan orang Eropa masih tidak percaya bahwa UNI EROPA adalah sebuah superstate yang tengah menghancurkan identitas bahkan eksistensi negara-negara anggotanya. Padahal bentuk superstate sudah sangat jelas pada UNI EROPA: Parlemen Eropa, Pengadilan Eropa, dan kini tengah dalam persiapan mengangkat Tony Blair, sang penjahat perang dan pembohong, sebagai Presiden UNI EROPA.

Kembali ke masalah Mexico. Belum lama ini markas komando bersama angkatan perang Amerika, US Joint Force Command yang bermarkas di Norfolk, Virginia melakukan analisis terhadap potensi krisis global yang mengancam Amerika. Mereka menyimpulkan bahwa dua negara sekutu Amerika, Pakistan dan Mexico, tengah berada dalam tahap keruntuhan. Berbeda dengan Pakistan yang menghadapi permasalahan sektarian, Mexico kini tengah menghadapi serangan geng-geng kriminal dan penyelundup obat terlarang (drug).

Mantan penjahat obat terlarang, Barry McCaffrey menjelaskan situasi Mexico saat ini: "aparat keamanan Mexico yang kekurangan senjata harus berhadapan dengan kelompok-kelompok kriminal bersenjata berkekuatan hingga satu peleton tiap kelompoknya, yang mengenakan kacamata inframerah, perlengkapan penyadap elektronik, kapal selam, helikopter, pesawat modern, senjata otomatis, RPG, roket anti-tank, ranjau, senapan mesin berat, sniper riffle, dan pelontar granat modern.

Tahun lalu saja para penjahat Mexico itu telah membunuh 6.616 orang, sebagian di antaranya adalah aparat keamanan setempat. Bukan aparat keamanan biasa, bahkan para komandan polisi dan tentara. Bulan Desember lalu seorang kepala polisi dan delapan tentara ditemukan meninggal dengan kondisi terpotong-potong di propinsi Guerrer. Dan bulan Januari lalu potongan kepala komandan polisi (Kapolda) propinsi Chihuahua, Martin Castro, ditemukan di depan sebuah pos polisi. Di kota-kota perbatasan dengan Amerika, Tijuana dan Juarez, setiap pagi warga menemukan mayat-mayat terpotong-potong di jalanan.

"Ada perbedaan signifikan dalam perang antar-geng saat ini. Setiap metode kejahatan jauh semakin brutal saat ini. Memotong leher? Itu menjadi kegemaran saat ini. Mereka tengah melangkah ke tahap yang tidak pernah dilakukan manusia modern," kata Victor Clark Alfaro, aktivis HAM Mexico.

Dan kejahatan itu kini merembes ke Amerika. Bulan Desember lalu Kejaksaan Agung Amerika melalui National Gang Intellegence Center mengeluarkan laporan yang menyebutkan bahwa geng-geng kriminal Mexico merupakan ancaman terbesar bagi keamanan Amerika. Kini mereka menguasai hampir seluruh perdagangan obat terlarang Amerika yang mencakup 230 kota di Amerika. Jumlah anggota kelompok-kelompok kriminal ini diperkirakan mencapai 1 juta orang.

Amerika, negara superpower itu gagal mencegah invasi geng-geng kriminal Mexico? Jangankan mencegah, para politisi korup Amerika bahkan terus berupaya membuka lebih lebar perbatasan dengan Mexico, termasuk memberikan kewarganegaraan bagi belasan juta imigran gelap Mexico. Ini juga menunjukkan benang merah mengapa pemerintah dan politisi Amerika "sengaja" menghancurkan ekonomi sosial Amerika: deregulasi sektor keuangan yang memicu krisis keuangan dan berbuntut pengangguran besar-besaran dan terusirnya jutaan warga lainnya dari rumahnya karena tidak sanggup membayar cicilan kredit rumah, bailout dan perang Iraq yang menghabiskan triliunan dolar, keengganan pemerintah merenovasi New Orleans setelah terkena badai Katrina, dll.

Sekali lagi, ini semua adalah sebuah grand design. Percayalah.

No comments: