Wednesday, 29 July 2009

Orang-orang yang Disebut "Useful Idiots"


---------
Ayah, saya harus mengakui bahwa pada saat itu saya menyukai membunuh orang," pengakuan Che Guevara tentang pembunuhan pertama yang dilakukan Che terhadap seorang lawan politiknya, dengan menembaknya di kepala.
---------

Mungkin John Reed, wartawan Amerika peliput peristiwa sejarah Revolusi Bolshevik, merasa bangga dengan dedikasinya kepada komunisme. Karena buku karangannya, "Ten Days That Shocked the World", namanya termasyur di seluruh dunia. Negara Uni Sovyet pun mengangkatnya sebagai pahlawan. Namun apabila ia tahu apa tanggapan Lenin dan para pemimpin Uni Sovyet tentang orang-orang sepertinya, orang liberal Amerika yang bersimpati kepada komunisme, ia pasti akan menangis. Oleh Lenin ia dan orang-orang sepertinya dicap sebagai "orang-orang idiot yang bermanfaat" (useful idiot).

Lenin, sebagaimana para pemimpin komunis Uni Sovyet berdarah yahudi, tahu apa hakikat dari komunisme: alat yang efektif untuk menghancurkan tatanan lama seperti negara, bangsa, dan agama, untuk digantikan dengan tatanan baru dimana orang-orang yahudi menjadi penguasanya.

Untuk itu semua, dalam rangka menghancurkan suatu bangsa dengan segala sejarahnya yang telah terbentuk ratusan tahun, komunisme selalu menerapkan satu pola strategi yang sama di manapun berada: pembunuhan besar-besaran atas masyarakat terdidik dan meninggalkan sisanya orang-orang bodoh dan kriminal yang mudah dikendalikan.

Maka beruntunglah William Dudley Pelley, seorang wartawan Amerika lainnya yang dikirim untuk meliput komunisme Uni Sovyet paska revolusi Bolshevik tahun 1918. Dengan mata kepala sendiri Pelley menyaksikan kekejian orang-orang komunis. Mereka membantai rakyat Rusia, orang-orang kristen yang taat dan sederhana, dengan keji. Pelley menyaksikan mayat-mayat, termasuk wanita dan anak-anak berjejer di sepanjang jalan di kota-kota hingga di pelosok desa. Ia juga menyaksikan cara-cara pembunuhan yang paling keji: para petani disula dan disalib di jendela rumahnya sendiri. Ia juga menyaksikan pembantaian di satu sekolah anak-anak. Orang-orang komunis menyerbu satu ruangan yang penuh dengan anak-anak dan gurunya, menembakinya dalam jarak dekat hingga darah dan ceceran otak terserak hingga atap.

Meski angkanya berbeda-beda (berkisar antara 20 juta hingga 100 juta), para ahli sejarah sepakat rejim komunis Sovyet telah membunuh puluhan juta rakyat Rusia. Komunisme Cina juga telah membunuh puluhan juta rakyat Cina dalam satu gerakan politik yang disebut dengan Revolusi Kebudayaan pada tahun 1960-an. Ditambah pembunuhan-pembunuhan massal yang terjadi di Indochina, Amerika Latin, Afrika dll, maka komunisme adalah mesin pembunuh massal terbesar dalam sejarah manusia.

Atas kekejian itu Palley menjadi sadar apa hakikat dari komunisme yang sebelumnya ia kagumi. Ia berbalik haluan menjadi seorang penentang komunisme yang gigih. Ia bukan lagi "orang bodoh yang bermanfaat" sebagaimana John Reed. Bukunya yang berjudul "Dupes Of Judah - A Challenge To The American Legion - Shall we go to War this time to save Germany’s Jews or Sassoon’s Yellow River Dope Trade?" menjadi karya fonumental yang membongkar sisi gelap komunisme serta motif di belakang terjadinya berbagai peperangan besar di dunia.

Kini "useful idiot" telah berbubah menjadi beberapa bentuk. Salah satunya adalah sekelompok orang yang menamakan diri "Anti Racist Activists" (ARA).
Mereka umumnya berkulit putih Amerika Utara, pengangguran atau pekerja paruh waktu, pengguna obat-obatan terlarang yang setiap akhir pekan berkumpul mengadakan aksi-aksi demonstrasi yang sering berujung kekerasan. Mereka lebih suka menyerang orang-orang kulit putih anti-yahudi/zionisme/globalisasi/neo-liberalisme/perang.

Mereka bekerja untuk melindungi kepentingan yahudi yang terancam akibat terbongkarnya praktik-praktik jahat dan konspirasi orang-orang yahudi dalam berbagai peristiwa kejahatan di dunia akhir-akhir ini (Skema Ponzi Bernard Madoff, krisis keuangan global, Tragedi WTC, dll). Terima kasih kepada internet, media massa bebas terakhir yang masih bertahan yang telah membongkar kejahatan-kejahatan itu. Berkat internet, pendaratan manusia ke bulan juga telah terbongkar sebagai hoax belaka. Program super mahal pendaratan manusia ke bulan, bersama peperangan-peperangan yang dilakukan Amerika merupakan faktor penting penyumbang defisit keuangan pemerintah Amerika yang harus ditutupi dengan hutang kepada para kapitalis yahudi dengan bunga yang mencekik leher rakyat.

Dalam aksi-aksinya para aktivis ARA biasanya bergaya hippies dengan bandana dan penutup wajah di kepala, menggemari musik rock grunge, menyerukan gerakan cinta lingkungan secara ekstrim. Mereka tidak pernah benar-benar bekerja untuk hal-hal yang mereka gembar-gemborkan. Fantasi mereka tentang masyarakat egaliter sebagaimana impian Karl Marx sebenarnya hanyalah ilusi dan tidak lebih dari upaya perbudakan seluruh umat manusia oleh segelintir penguasa jahat. Para penguasa komunis hidup sebagai kasta tertinggi struktur sosial masyarakatnya. Di korea Utara negara komunis itu bahkan telah menjadi kerajaan dimana kekuasaan diturunkan dari seorang ayah ke anaknya.

Para aktifis ARA jarang mengutuk Israel atas kebiadabannya di Palestina. Mereka justru menyerang siapapun yang menunjukkan ekspresi kebencian terhadap Israel atau yahudi.

Dalam satu hal, orang-orang ini mengidap sindrom stockholm. Mereka menjadi sandera tapi kemudian malah jatuh cinta kepada penyanderanya. Negara dan masyarakat barat telah kacau balau dan moralitas mereka telah dijungkirbalikkan (Baru-baru ini terdengar berita adanya pesta seks yang dilakukan ratusan orang di rumah seorang bangsawan Inggris. Seks telah menjadi acara game show di televisi-televisi barat). Dan mereka menyukai semua kondisi ini. Mereka rela menjadi prajurit di baris depan untuk mempertahankan semua kondisi ini.

Dalam impiannya mereka mengira sebagai orang-orang yang melakukan perubahan besar, namun tampak jelas mereka hanya menderita demam impian.

ARA terlibat dalam aksi teror terhadap Ernst Zundel, warga Kanada kelahiran Jerman yang berani membantah kebonongan dongeng holocoust. Aksi teror paling keji mereka adalah membakar habis rumah Zundel, dan polisi Kanada (salah satu jew enslaved nation) tidak melakukan tindakan yang sesuai terhadap para pelaku. Merasa terancam Zundel menyelamatkan diri ke Amerika dengan harapan negara ini masih menjunjung tinggi kebebasan berbicara sebagaiman dijamin dalam konstitusinya. Namun Zundel keliru. Pemerintah Amerika (another jew enslaved goverment) menangkapnya dan mendeportasinya ke Jerman (the most jew enslaved nation), negeri yang menjamin setiap penentang Israel, yahudi dan holocoust akan dipenjara.

Jika Anda orang Jerman dan belum mengalami "mati otak" tentu akan seperti Zundel juga. Setiap saat Anda menonton televisi Anda disuguhi dengan film-film tentang holocoust disertai tuduhan kepada rakyat bangsa Anda sebagai penjahat perang. Jika pun tuduhan itu benar, Anda pasti akan muak dan tidak tahan untuk memberontak. Apalagi jika Anda tahu kalau tuduhan itu adalah rekayasa penuh tipuan.


Che Guevara

Salah satu idola para "useful idiots" adalah Che Guevara. Ia orang yang kebingungan yang merasa "cool" dengan melakukan "pemberontakan" terhadap kemapanan. Dengan rambut gondrongnya, bandananya, dan motor trailnya.

Para idiot itu tentu tidak tahu kalau Che hanyalah seorang kriminal pembunuh rasis. Suatu saat ia menulis surat kepada ayahnya: "Ayah, saya harus mengakui bahwa pada saat itu saya menyukai membunuh orang." Pada saat yang lain ia menembak seorang anak lelaki 12 tahun di leher belakangnya hingga nyaris putus.

Pada saat lain ia menulis: "Orang-orang kulit hitam, contoh mengagumkan dari ras Afrika yang berhasil mempertahankan kemurnian rasnya berkat kejorokan mereka... orang-orang kulit hitam adalah para pemalas dan pemimpi yang menghabiskan sebagian besar hidupnya dengan minuman keras."

Selain rasis, Che juga seorang totaliterian. Totalitaria down to his body hairs, totaliter hingga ke ujung rambutnya, demikian tulis Regis Rubray, seorang penulis Perancis. Che tidak pernah memprotes pembunuhan massal yang dilakukan kamerad-kameradnya, Stalin atau Mao Zedong atau Pol Pot.

Dan tragisnya semua kekaguman kepada Che hanya bersumber pada poto Che yang dibuat oleh fotografer Alberto Korba. Untuk foto itulah para "idiot berguna" itu mencurahkan tenaga dan pikirannya membela yahudi.

No comments: