Sunday, 25 October 2009
Hitler Tidak Menginginkan Perang
Selama ini kita mendapat indoktrinasi yang sangat massif tentang sisi negatif Adolf Hitler sehingga tidak tersisa sedikit pun kebaikan pada dirinya. Dengan indoktrinasi itu Adolf Hitler tergambarkan di benak seluruh penduduk dunia selama puluhan tahun sebagai "manusia gila yang haus perang".
Tapi fakta-fakta berikut ini mengajak kita untuk mengkaji kembali apakah Hitler benar-benar seperti gambaran tersebut di atas?
1. Hitler membangun garis pertahanan dengan Perancis yang disebut Siegfried Line, seolah-olah Jerman justru merasa khawatir akan mendapatkan serangan dari barat (Perancis dan Inggris).
2. Hitler tidak membangun angkatan laut yang kuat, setidaknya untuk mengimbangi angkatan laut Inggris yang merupakan penguasa lautan sebelum perang dunia II. Keberhasilan angkatan laut Jerman hanyalah kapal-kapal selamnya yang dapat mengganggu jalur perdagangan laut Inggris sebelum dihentikan sama sekali oleh Inggris setelah Inggris berhasil menemukan peralatan radar yang mampu mendeteksi keberadaan kapal selam dan menghancurkannya dengan bom bawah permukaan.
3. Hitler tidak membangun armada pengebom strategis. Armada pengebom yang dimiliki Jerman bahkan tidak dapat terbang mencapai Inggris dari Jerman.
4. Hitler memerintahkan pasukannya untuk membiarkan pasukan Inggris dan Perancis yang terjebak di pantai Dunkirk untuk melarikan diri ke Inggris dengan menggunakan ribuan kapal besar dan kecil. Ratusan ribu pasukan yang selamat karena kebaikan Hitler itu kemudian berbalik menghancurkan pasukan Jerman.
5. Hitler menawarkan perdamaian dengan Inggris dua kali. Pertama setelah pendudukan Polandia, dan kedua setelah Jerman menduduki Perancis. Ia juga mengirimkan deputinya, Rudolp Hess, terbang ke Skotlandia untuk menemui seorang bangsawan Inggris yang anti-perang sebelum akhirnya pesawat Hess ditembak jatuh dan Hess dipenjara tanpa proses pengadilan dan diberi kesempatan untuk menyatakan maksud kedatangannya ke Inggris.
6. Setelah berhasil menduduki Perancis dan berhasil mendirikan pemerintahan Perancis yang akomodatif dengan Jerman, Hitler membiarkan begitu saja armada angkatan laut Perancis di luar negeri, tidak memasukkannya ke dalam komando perang Jerman-Perancis. Akibatnya armada tersebut justru memerangi Jerman.
7. Hitler melarang Mussolini menyerbu Yunani. Larangan ini dilanggar Mussolini dan kemudian justru menjadi bola api panas bagi Jerman. Untuk memadamkan perlawanan Yunani, Jerman terpaksa harus mengalihkan sebagian pasukannya untuk membantu Mussolini.
8. Jerman menyerang Polandia karena negeri itu terus mempermainkan Jerman (karena provokasi Inggris dan Perancis) dalam perundingan soal wilayah Sudetan, wilayah Jerman yang secara tidak adil diserahkan kepada Polandia dalam Perjanjian Perancis tahun 1919.
Ketika banyak dogma sejarah seputar Perang Dunia II yang terbongkar kepalsuannya sebagaimana kepalsuan "holocoust", persepsi serba negatif terhadap Adolf Hitler juga sebaiknya dikaji kembali. Kita harus melihat sebuah peristiwa dari berbagai sudut agar penilaian kita menjadi lebih obyektif.
Perlu diketahui bahwa Perang Dunia I dan peristiwa-peristiwa selanjutnya yang menjadi salah satu faktor utama terjadinya perang dunia selanjutnya, cukup memberi alasan rakyat Jerman yang dipimpin Hitler untuk melakukan langkah-langkah yang menjadi pretex kelahiran perang dunia II.
Jerman secara militer sebenarnya telah memenangkan perang dunia I. Tidak ada seorang prajurit bahkan sebutir peluru musuh yang memasuki wilayah Jerman. Sebaliknya Perancis dan Inggris menderita kehancuran militer dan ekonomi. Armada kapal selam Jerman yang superior pada masa itu berhasil menetralisir armada laut Inggris yang superpower dan memblokade Inggris secara total. Angkatan Perang Perancis hancur dalam Perang Parit di Verdun dan Somme. Rusia menarik diri dari medan perang setelah menderita kekalahan hebat.
Namun tiba-tiba saja tanpa pernah diperkirakan Jerman dan sekutunya, Amerika melibatkan diri. Dengan jumlah pasukan yang mencapai 1 juta orang lebih yang diterjunkan ke Eropa (dan korbannya mencapai 150.000 orang lebih), Amerika berhasil merubah keseimbangan perang dan kemudian memaksa Jerman menyerah. Inggris pun tampil sebagai pemenang, tapi dengan syarat yang telah ditentukan sebelum Amerika tampil, yaitu memberikan tanah Palestina yang merupakan wilayah administratif Inggris, kepada orang-orang yahudi untuk didirikan negara Israel melalui sebuah dokumen yang dikenal sebagai Deklarasi Balfour.
Keterlibatan Amerika dan gerakan pendirian negara Israel di Palestina menyadarkan rakyat Jerman bahwa orang-orang yahudi telah mengkhianati mereka, termasuk orang-orang yahudi yang tinggal di Jerman. Ditambah dengan periswita Revolusi Bolshevik di Rusia dan gerakan komunisme yang marak di Jerman dan negara-negara Eropa yang diketahui luas oleh masyarakat digerakkan oleh orang-orang yahudi, rakyat Jerman menjadi sangat antipati terhadap orang-orang yahudi. Ditambah dengan Perjanjian Paris yang mengakhiri perang dunia I yang sangat memberatkan ekonomi Jerman, sempurnalah sudah pengkhiatan orang-orang yahudi terhadap Jerman. (Perjanjian ini dirancang oleh orang-orang yahudi, dihadiri oleh 117 tokoh yahudi internasional).
Padahal sebenarnya orang-orang yahudi telah mendapatkan semuanya di Jerman. Orang-orang terkaya di dunia saat itu sebagian besarnya adalah orang yahudi Jerman. Ada Rathenau. Ada Balin yang memiliki dua perusahaan pelayaran laut raksasa North German Lloyd’s dan Hamburg-American Lines. Ada Bleichroder yang mengurusi perusahaan keuangan keluarga Hohenzollern. Ada keluarga Warburg yang menguasai perbankan internasional, termasuk memiliki saham bank sentral Amerika. Jerman juga menjadi tempat pelarian yang nyaman orang-orang komunis Rusia yang gagal dalam pemberontakan pertama tahun 1905.
Lalu apa kesalah Jerman sehingga orang-orang yahudi memusuhinya? Kesalahannya adalah karena Jerman muncul sebagai negara kuat yang makmur sejak akhir abad 19. Dan bagi orang-orang yahudi negara seperti itu menjadi sasaran paling "enak" untuk dikuasai, dihisap madunya dan kemudian dibiarkan mati untuk ditinggalkan dan orang-orang yahudi itu pindah ke negara lainnya yang tumbuh kuat. Mereka telah melakukan hal itu di Mesir (datang sebagai pengungsi di jaman nabi Yusuf, kemudian menjadi penguasa sebelum jaman nabi Musa). Mereka juga melakukannya pada bangsa Babilonia, Persia (jaman Raja Cyrus), Romawi, Inggris, dan saat ini Amerika. (Orang-orang yahudi juga mulai aktif berbisnis di Cina, negara yang diperkirakan dalam satu dasawarsa mendatang akan menjadi negara superpower ekonomi dan militer mengalahkan Amerika).
Pengkhianatan yahudi kepada Jerman tidak berhenti sampai Perjanjian Paris tahun 1919. Orang-orang komunis yahudi berusaha mengambil alih kekuasaan atas negeri Jerman yang hancur setelah perang. Mereka bahkan sempat menguasai wilayah Bavaria tahun 1919. Kenyataannya bahwa setelah perang, keluarga kaisar Jerman tinggal di Belanda karena khawatir nasibnya akan sama dengan tsar Rusia yang dikudeta oleh orang-orang komunis yahudi dan dieksekusi mati dengan keji.
Bahkan setelah pemberontakan komunisme Jerman dihancurkan, orang-orang yahudi Jerman terus aktif berusaha menguasai negara, sementara orang Jerman melawan tanpa kekerasan. Saat itu rakyat Jerman berjumlah sekitar 90 juta jiwa dan orang yahudi hanya 460.000 jiwa. Namun yahudi menguasai pers, dan sumber-sumber ekonomi vital yang merosot harganya karena perang dan diborong oleh orang-orang yahudi. Bahkan ketika masyarakat yahudi internasional menyerukan boikot terhadap Jerman, rakyat Jerman masih menahan diri.
Aksi-aksi kekerasan oleh rakyat Jerman baru terjadi setelah seorang pemuda yahudi menembak mati seorang diplomat Jerman di Perancis tahun 1938. Namun bahkan dalam situasi seperti ini rakyat Jerman masih memperlakukan orang-orang yahudi secara manusiawi. Dan yang mengejutkan adalah bahwa Hitler bahkan memberikan solusi kepada orang-orang yahudi untuk pindah ke Palestina dengan damai, utuh dengan harta bendanya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment