Saturday, 13 April 2013

ANTARA DAHLAN ISKAN DAN PRABOWO SUBIANTO

Saya baru saja menerima e-mail dari seorang teman yang penasaran dengan "manuver" yang dilakukan Meneg BUMN Dahlan Iskan yang membuat pernyataan tentang keinginan membeli minyak dari Iran. E-mail tersebut juga dilampiri dengan satu postingan di dunia maya yang ditulis oleh seorang Dahlan Iskanis (anggota Dahlan Iskan Fans Club) yang isinya mengkritik suara-suara miring tentang langkah Dahlan Iskan tersebut yang dianggap sebagai pencitraan belaka. Tampak sekali tulisan tersebut ditulis dengan nada yang emosional se-akan-akan Dahlan Iskan benar-benar serius dengan rencana tersebut.

Ketika mendengar berita tentang rencana pembelian minyak Iran saya kembali tertawa di dalama hati. Tidak bosan-bosannya Dahlan Iskan ini membuat berita bombastis demi mendongkrak popularitasnya menjelang pilpres 2014 mendatang.

Marilah kita kaji dengan kepala dingin. Rencana pembelian minyak Iran tersebut baru sekedar wacana. Sama seperti wacana listrik gratis yang dulu digembar-gemborkan Dahlan Iskan, atau wacana pengembangan mobil listrik dan berbagai wacana lainnya yang tidak pernah terealisir. Sama seperti wacana-wacana imaginer tersebut di atas, publik Indonesia telah dibuat terbuai oleh sosok Dahlan Iskan. Yah, mayoritas masyarakat Indonesia memang tengah sakit mental sehingga tidak sanggup berfikir dengan jernih.

Membeli minyak Iran? Bagi saya itu adalah "bualan terbesar tahun ini". Sejak kapan Indonesia berani melawan Amerika? Kalau Anda atau Dahlan Iskan bisa memberi penjelasan bahwa pemerintah Indonesia adalah pemerintah yang merdeka dari pengaruh Amerika, , atau memberikan satu bukti saja contoh kebijakan yang bertentangan dengan kepentingan Amerika, maka saya baru bisa mempercayai hal itu. Namun sayangnya, dikaji dari sudut manapun kita akan mendapatkan fakta bahwa pemerintah Indonesia hanyalah "bawahan" dari Amerika.


Namun saya masih belum putus harapan sama sekali. Indonesia masih memiliki seorang tokoh yang berani berkata "tidak" kepada Amerika. Meski hal itu belum terbukti karena sosok tersebut memang belum pendapat kesempatan menjadi seorang pejabat eksekutif pemerintahan, setidaknya hal itu telah menjadi point tersendiri di tengah-tengah masyarakat yang dipimpin oleh manusia-manusia opportunis dan kurang memiliki integritas.


Bertahun-tahun saya merindukan sosok yang berani berkata "tidak" pada hutang luar negeri dan penguasaan sumber-sumber energi dan mineral Indonesia oleh asing. Dan hal itu baru saya temukan pada sosok Prabowo Subianto. Dalam acara debat antar kandidat wapres menjelang pilpres tahun 2009 lalu, Prabowo Subiyanto menyatakan penolakannya pada hutang luar negeri, hal yang oleh lawan debatnya, Boediono, dianggap sebagai "mustahil".

Justru hal yang "mustahil" itulah yang menunjukkan integritas pemimpin Indonesia, yaitu orang yang berani melawan dominasi Amerika (dan karenanya otomatis juga dominasi yahudi) demi kepentingan rakyat Indonesia. Orang seperti itulah yang berani mengambil sikap untuk membeli minyak dari Iran, sebagaimana pemimpin India atau Brazil. Bukan orang seperti Dahlan Iskan yang begitu memuja-muji kebijakan hutang luar negeri meski sebenarnya hutang itu tidak terlalu dibutuhkan dan hanya membebani anggaran pemerintah dan neraca pembayaran negara.

17 comments:

Unknown said...

saya hanya rakyat jelata.tapi felling dan harapan saya mungkin mirip dgn bang adi .sejak pemilu 2009 saya sudah melihat hal itu.itulah kenapa waktu itu saya mencoblos megapro ...meski saat itu prabowo hanya diposisi cawapres...
salam hangat dari mekah..terus tebarkan kebajikan dan cegah kemungkaran

Hendi Sucahyo said...

Ciyus? Miapah??
Kalau gtu tlg sebutkan satuuuu aja prestasi Prabowo selain menculik aktivis mahasiswa pd tahun 1998 dgn tim mawarnya..

Unknown said...

Lu pengen tau prestasi prabowo cari tuuh di google banyak.....
Lu lihat tuuuh aktifis 98 sekarang di dpr kerjanya ngapain??????????

Unknown said...

saya setuju "katakan tidak pd amerika dan konco2nya"

cahyono adi said...

Sdr Hendi, Anda yakin para korban penculikan itu benar-benar bukan agen kepentingan asing yang banyak bermain dalam gerakan reformasi tahun 1997-1998?

niZ86 said...

Memang dahlan iskan ini ide2nya dari sebelum masuk kabinet jg bombastis tapi sayang banyak sentimen terhadapnya bahkan beberapa wartawan seperti anda. sekalipun dahlan iskan sendiri wartawan, karena wartawan memang lebih mengerti rakyat daripada politikus2 yg bisanya cuma membual tanpa ada tindakan nyata seperti yg sudah dilakukan dahlanbiskan sebelum2nya. Sungguh ironis bukan?

Insisible said...

Sudah jadi mantan wartawan ya ??
Ko ngga di ulas satupun hasil
kerja nyata dari pak prabowo s.
Menurut orang yng bekerja di
rumahnya, beliau itu sangat tempramental sekali ...saya tidak
mau pnya pemimpin yng pemarah

crewllanang said...

Hmmm.... Apakah dengan menjelekkan orang lain akan menjadikan orang yang anda sanjung menjadi lebih baik...

Mohon difikirkan dengan akal sehat...

Kenapa menyudutkan Pak dahlan Iskan sedangkan belum ada kendaran beliau untu nyapres.. ada apa dengan Dahlan Iskan ??? apakah beliau pernah menjelekkan nama Pak Prabowo ??? ada apa dengan anda ???? ada kepentingan apakah dibalik tulisan ini ???

Unknown said...

"saya akan lawan amerika,saya akan lawan malaysia" saya juga bisa buat kata kata seperti itu.kita butuh pemimpin yang kerja ,,kerja,,kerja.bukan yang bisanya cuma koar koar aj!!
satu orang pesimis itu haknya,,tapi kalau semua pesimis itu bencana_Dahlan Iskan,,buat anda yang pesimis soal minyak iran itu sah sah saja,itu hak anda.tp tidak ada salahnya untuk di coba dan di perjuangkan???_Dahlan iskan + Rakyat Indonesia

smasejahterasby said...

Sepertinya Dahlan Iskan juga bagus. Dia sudah dan sedang bekerja keras memajukan BUMN agar BUMN bisa menjadi tangan kiri negara. Artinya, BUMN bisa menjadi salah satu pelaksana proyek untuk mendukung perekonomian negara.. dan saya belum pernah mendengar pernyataan Prabowo Subianto terkait pembelian minyak dari Iran............

syafawi said...

Prabowo cuma baru ngomong. Tapi Dahlan Iskan sudah bertindak. Prabowo pura-pura baik di depan rakyat dalam rangka pencitraan. Setiap hari muncul di TV, bayar iklan, biayanya berapa? Ambisi sekali ingin jadi presiden.

Dahlan Iskan yang jelas-jelas kerja dibilang pencitraan. Sementara Prabowo yang setiap hari iklan di TV, jelas2 pencitraan ga dikomentari.

"Saya Prabowo Subianto mengucapkan selamat hari Sabtu"

Kangencep said...

Pa Dahlan Iskan dan Pa Prabowo sama2 mewacanakan hal yg mungkin dianggap mustahil saat ini dilakukan tapi tentu keduanya punya visi yg jelas dan punya peluang yg terbuka untuk dilakukan. Dan, bagaimana serta kapan saatnya tdk mungkin dibuka ke publik. Kedua tokoh ini pastinya punya visi dan mimpi. Beberapa visi pa Dahlan Iskan sudah banyak ditulis dalam puluhan buku yg jadi best seller. Ratusan artikel bertebaran di media cetak maupun web. Manufacturing Hope salah satunya yg muncul setiap awal pekan. Bagi ratusan bahkan mungkin ribuan orang yg rajin membacanya akan mengatakan bahwa pa Dahlan Iskan memang pemimpin yg berbeda karena beliau selalu menuliskan apa yg dikerjakan dan mengerjakan apa yg dia tulis. Belum pernah ada pemimpin setelah Soekarno yg secara rutin setiap minggu menyampaikan hasil kerjanya secara terbuka kepada rakyat. Bedanya Soekarno melalui pidato sedangkan Dahlan Iskan lewat tulisan. Tidak ada yg menyangkal bagaimana puluhan BUMN bangkit dan menjadi perusahaan yg mendunia prestasi laba maupun kinerjanya. Dahlan Iskan cuma sendirian melawan DPR yg ternyata belakangan diketahui justru Dahlan Iskan mencegah DPR melanggar tatib yg dibuatnya sendiri. Hanya Dahlan Iskan menteri BUMN yg menolak dan melarang para dirut BUMN menerima modal penyertaan pemerintah kecuali atas dasar penugasan. Dan, hanya Dahlan Iskan menteri BUMN yg begitu pro aktif mendukung program2 kementerian yg terkait. Itulah sebabnya mengapa para pengagum Dahlan Iskan menganggap layak bahwa Dahlan Iskan memang layak menjadi presiden pada periode yg akan datang. Akan tetapi pengagum Dahlan Iskan juga sangat sadar bahwa mekanisme pencalonan sepenuhnya wewenang partai politik. Dan, makin sadar ketika Dahlan Iskan mengatakan bahwa menjadi presiden itu adalah hak mutlak dari Tuhan. Jadi tidak mustahil jika Tuhan menghendaki maka Dahlan Iskan menjadi presiden yg ke-7. Jika itu terjadi maka teori suara rakyat adalah suara Tuhan menjadi kenyataan. Dengan kata lain suara Tuhan menyelinap kepada setiap hati mayoritas rakyat dan menjelma menjadi suara rakyat. Wallahualam.

niZ86 said...

Soal Prabowo berani menggebrak Amerika? Itu wacana saja, omong kosong dengan Prabowo yg berani gebrak Amerika, ayah Prabowo, Prof Sumitro itu kawannya konglomorat Yahudi yg kemarin mau ambil alih perusahaan Bakrie dan adk Prabowo, Hasyim. Bagaimana Prabowo melawan Amerika,kalau sekarang ini penasehat politik dan PR _nya perusahaan Amerika. Gombal semua dengan Prabowo, dia itu diam_diam disinyalir justru agen Yahudi.

niZ86 said...
This comment has been removed by the author.
niZ86 said...

Penulis yg ngakunya mantan wartawan harusnya lebih tau dan punya insting intelegen sprti dahlan iskan yg notabane nya jg seorang wartawan. impor minyak Iran itu bukan bualan, dan kalau sekarang belum dijalankan masih dalam pengurus dalam masalah bank pembayaran, ini lantaran kita saat ini belum terbuka hubungan dagang dng Iran, lagi dicari solusi bank utk pembayaran, karena tdk ada bank utk membuka LC...akan dicoba dng imbal barang atau menggunakan bank dengan perantara Rusia..tapi Insyaallah akan bisa.

cahyono adi said...

Mas niZ86
Belum terbukti kok sudah mengklaim benar? Ditunggu sampai kiamat juga tidak mungkin seperti tidak mungkinnya beliau mewujudkan listrik gratis, atau gaji bulanan untuk Pak Raden dari kantong pribadi (sedekah), karena yg terakhir ini akan menghancurkan peruntungannya seperti hancurnya peruntungan Eyang Subur saat ini.

Jujur saja, sya tidak mengenal banyak Prabowo. Tapi seperti yg saya tulis, keberaniannya menyatakan menolak dominasi asing (hutang luar negeri) adalah satu point tersendiri yg tidak dimiliki para calon pemimpin lain.

Sy hanya ingin menyerukan munculnya calon-calon pemimpin alternatif yang memiliki integritas.

crewllanang said...
This comment has been removed by the author.