Tuesday, 2 March 2010

Bila Goldman Sach "Mengerjai" Yunani


Di setiap krisis ekonomi dunia, selalu terdapat orang-orang yahudi di baliknya. Pada krismon tahun 1997 ada George Soros. Pada krisis finansial global tahun 2007 terdapat Bernie Madoff. Keduanya adalah operator dari kekuatan kapitalis yahudi dunia yang bergerak di belakang layar. Hal ini pun yang terjadi pada krisis ekonomi Yunani yang melanda negeri ini sejak beberapa tahun terakhir dan mengakibatkan kehancuran tidak saja struktur ekonomi namun juga sosial dan politik. Yahudi di balik krisis ini adalah para eksekutif perusahaan investasi Goldman Sach yang berbasis di New York. Seperti biasa mereka bekerjasama dengan penguasa boneka yang dalam hal ini adalah PM Constantine Simitis.

Dengan menggunakan kebijakan keuangan yang telah dimanipulatif dengan alasan untuk mengatasi krisis keuangan negara, pemerintah regim Constantine Simitis (nama aslinya adalah Aaron Avouris, seorang yahudi), melakukan sebuah "kebijakan" currency swap dengan Goldman Sach tahun 2002. Dalam menjalankan tindakan kebijakan kriminal ini Simitis dibantu oleh gubernur bank sentral Yunani Lucas Papademos, yang juga mantan kepala bank sentral Amerika di Boston. Masalah ini kini menjadi perhatian publik setelah Uni Eropa, saat ini meminta pemerintah Yunani untuk menyerahkan berkas-berkas mengenai transaksi tersebut.

Goldman Sach, seperti biasanya, tentu saja menjadi pihak yang diuntungkan dengan "kebijakan" tersebut dengan rakyat Yunani sebagai pecundangnya. Sedangkan Simitis dan Lucas cukup senang dengan upah yang didapatkannya. Transaksi tersebut mencakup cross-currency swap dimana hutang Yunani senilai in €10 miliar dengan mata uang dolar dan yen diswap menjadi hutang dalam bentuk mata uang euro dengan menggunakan nilai tukar fiktif. Goldman Sach masih mendapatkan fee senilai $300 juta sebagai manajer transaksi tersebut dan kemudian menjual kontrak swap tersebut ke sebuah bank Yunani tahun 2005.

Dengan menggunakan nilai tukar fiktif, Goldman Sach hanya memberikan pinjaman senilai 2,8 miliar euro, itupun hanya dalam bentuk catatan pembukuan saja, untuk kemudian berhak mendapatkan pembayaran uang riel senilai 10 milir euro plus bunga yang dibayarkan oleh pemerintah Yunani. Tentu saja pemerintah Yunani pada akhirnya membebankan hutang tersebut ke rakyatnya dalam bentuk pajak.

Tingkat nilai tukar yang ditentukan Goldman Sach pada saat itu adalah $85 sen untuk 1 euro. Namun begitu transaksi ditandatangani, nilai tukar dolar merosot jauh dan membuat Yunani terperosok dalam kubangan hutang.

No comments: