Sunday 9 October 2016

MENGAPA SOEHARTO BUKAN TARGET PKI?

Indonesian Free Press -- HANTU PERTANYAAN INI LAH YANG MEMBUAT PARA PEMBENCI SOEHARTO MENGAIS-KAIS POTONGAN INFO APA SAJA, BAIK YANG BENAR MAUPUN YANG SALAH UNTUK MENCURIGAI PAK HARTO SEBAGAI DALANG G 30 S/PKI.

Jawaban paling bagus adalah memang target PKI bukan Soeharto. Target PKI adalah Yani-Nasution.

Jenderal-jenderal yang lain itu cuma dijadikan pelabi alias cover agar gerakan nampak sepenuhnya sebagai gerakan internal ANGKATAN DARAT.

Bisa dipastikan, Aidit sendiri tidak percaya ada-nya Dewan Jenderal yang bakal melakukan Kup terhadap Bung Karno. Aidit selalu sadar akan PROVOKASI ANGKATAN DARAT dan tidak mau gegabah untuk percaya akan adanya Dewan Jenderal itu.

Tapi justeru AIDIT yang memanfaatkan isu Dewan Jenderal itu untuk MENDAHULUI MEMUKUL ANGKATAN DARAT.

Aidit memanfaatkan info politik bahwa Bung Karno sudah berketetapan hati untuk menyingkirkan Ahmad Yani dan Nasution karena dianggap anti Nasakom dan anti China sekaligus.

Bung Karno sendiri sudah menggertak berkali-kali untuk menyingkirkan jenderal yang anti Nasakom dan membuat trik-trik untuk memancing mereka mengaku dan kemudian mengalah kepada Bung Karno.

Sementara itu, Bung Karno juga punya pikiran untuk menggunakan Pak Harto sebagai calon kuat pengganti Yani dan Pranoto Reksosamodra sebagai pengganti Nasution.

Mungkin Pak Harto sendiri tidak menyangka bahwa itu berarti akan terjadi penculikan dan sebagainya, namun lebih dalam konteks politik untuk mendukung Nasakom.

Mungkin Pak Harto juga mendiskusikan hal ini kepada Pak Yani dan Nasution dan kedua Jenderal ini nampaknya juga siap berkompromi dengan Bung Karno asal politik Angkatan Darat bisa berlanjut di tangan Pak Harto.

“KALAU TERJADI APA-APA, KAMU IKUT MAS HARTO SAJA….” Kalimat Yani kepada Benny Moerdani dapat difahami dalam konteks RESTU YANI kepada Pak Harto.

Nasution sendiri sudah merasa dirinya adalah target nomor satu untuk disingkirkan PKI melalui Bung Karno.Pak Nas amat mungkin bisa menerima prospek menjadi DUBES DI AMERIKA maupun Di RUSSIA.

Yani dan Nasution percaya Soeharto bisa mewarisi garis politik ANGKATAN DARAT, sampai tiba saat-nya memukul PKI HABIS-HABISAN. Satu hal yang luput dari mata Aidit adalah, Soeharto dengan Kostrad-nya adalah jantung Angkatan Darat untuk menyabot operasi ganyang Malaysia.

Aidit terlalu paranoid kepada Yani dan Nasution, sebagaimana Bung Karno paranoid kepada Nasution. AIDIT MEREMEHKAN PAK HARTO KARENA TIDAK TAHU PERAN PAK HARTO MENJALANKAN POLITIK RAHASIA YANI-NASUTION.

Maka dari itu Latief dengan cerdik berusaha melibatkan Pak Harto dalam gerakan.

Pak Harto lebih cerdik lagi, DIAM TIDAK MENJAWAB APA-APA KECUALI YANG UMUM-UMUM SAJA KEPADA LATIEF.

Pak Harto hanya mempercayai INTEL-INTEL KOSTRAD dan selalu bertindak taat rantai komando kepada Yani dan Nasution dan terus-menerus mewaspadai kemungkinan PKI mendahului dan menyiapkan pukulan telak kepada mereka sesuai perintah Yani dan Nasution.
Maka dari itu Pak Harto bukan jenis jenderal yang suka setor muka ke istana.

PAK HARTO MENJAGA JARAK YANG SEHAT DENGAN SEMUA PARTAI POLITIK.
PAK HARTO ADALAH TENTARA PROFESIONAL. BUKAN JENDERAL YANG SUKA WIRA-WIRI NYEPETI MATA ALIAS WIRANTO !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!(ca/BT)


Catatan: dicopas dari status Facebook Bambang Tri.

1 comment:

Kasamago said...

the Great Generals, AH Nasution, Sudirman, Soeharto