Thursday 13 October 2016

Otoritas Palestina Tangkap Pejabat yang Kecam Abbas

Indonesian Free Press -- Mahmoud Abbas, pemimpin Otoritas Palestina, lembaga otoriter yang mengklaim sebagai wakil rakyat Palestina, kembali menunjukkan sikap tidak terpujinya dengan memecat dan menangkap warganya yang mengkritik tindakannya menghadiri pemakaman pemimpin Israel Shimon Peres.

Seperti dilaporkan Almanar News kemarin (13 Oktober), Otoritas Palestina minggu lalu telah menangkap Kolonel Ossama Mansour terkait dengan kritikannya kepada Mahmoud Abbas yang menghadiri pemakaman Shimon Peres beberapa waktu lalu.

Media-media Palestina melaporkan bahwa penangkapan itu berlangsung hanya sehari setelah ia dipecat dari jabatannya karena alasan yang sama. Tidak hanya itu, aparat keamanan Otoritas Palestina juga menduduki rumah Mansour setelah penangkapan itu.

Sebelum penangkapan itu Mansour sempat mengatakan dirinya menerima pemecatan terhadap dirinya meski membantah telah menghina Abbas. Namun, kabar penangkapan itu telah menimbulkan protes massal di Palestina dan menuntut Otoritas Palestina untuk membebaskannya.

Otoritas Palestina yang menguasai wilayah Tepi Barat dan diakui Amerika dan dunia internasional, telah menjadi lembaga ilegal yang otoriter setelah gagal menjalankan mandatnya sendiri untuk melakukan pemilihan pemimpinnya secara demokratis setelah Abbas kehabisan masa tugasnya beberapa tahun lalu. Secara de facto Abbas telah menjadi penguasa Otoritas Palestina meski tanpa mandat rakyat Palestina. Otoritas Palestina juga telah menjadi pesaing pemerintah Palestina yang berkedudukan di Gaza yang terpilih secara demokratis.

"Saya melihat banyak reaksi dan semua orang marah setelah mendengar Anda (Abbas) akan menghadiri pemakaman Shimon Peres ..

pendiri pemukiman-pemukiman ilegal yahudi yang Anda minta untuk dihentikan.. dengan tambahan atas tindakan-tindakannya setelah Perjanjian Oslo dan pernyataan-pernyataannya serta perannya dalam menimbulkan penderitaan rakyat Palestina. Dalam banyak hal, apakah ia seorang teroris atau bukan .. apakah ia menerapkan kebijakan 'menghancurkan tulang' selama intifada pertama atau bukan.. apakah ia terlibat dalam pembantaian di kamp pengungsi Jenin dan pembantaian pemukiman Jasmine atau bukan.. apakah ia terlibat dalam pemboman Qana atau tidak .. siapakah dia sehingga membuat Anda harus menghadiri pemakaman orang yang ditolak oleh rakyatmua?” Demikian tulis Mansour dalam surat terbukanya yang berbuntut pada penangkapannya itu.

“Anda bisa bertanya kepada ibunda syuhada Yasser Hamdouni dan meminta ijinnya terlebih dahulu. Jika ia mengijinkan, silakan Anda pergi (ke Israel). Tapi jika tidak, maka Anda harus membatalkan rencana Anda. Jika Anda tetap menghadiri pemakaman orang yang telah membunuhi anak-anak kami, maka Anda telah berbuat kesalahan. Tidak adaa hubungan pertemanan dengan penjajah sepanjang ia tetap menunjukkan sikap arogansinya kepada rakyat kita,” tambah Mansour.(ca)

No comments: