Friday 28 October 2016

Suriah dan Kurdi Hadang Turki

Indonesian Free Press -- Tayyep Erdogan Presiden Turki semakin menunjukkan jatidirinya yang sangat berambisi menguasai Aleppo dan Mosul, yang pada masa kekhalifahan Turki berada di bawah kekuasaannya sebagai kota-kota utama.

Diduga, dengan dukungan terbatas dan rahasia oleh Rusia yang dijanjikan proyek pembangunan pipa migas yang melalui Turki, Turki semakin agressif menjalankan perannya di medan pertempuran di Suriah dan Irak. Hal ini pun memaksa pemerintah Suriah dan Irak melakukan langkah-langkah tegas.

Seperti dilaporakan kantor berita Iran FARS, 25 Oktober, pasukan Suriah dan gerilyawan Kurdi Suriah telah bersepakat untuk berkoalisi membendung kehadiran pasukan Turki dan gerilyawan yang didukungnya yang semakin agresif akhir-akhir ini.

"Kita akan melihat dimulainya operasia-operasi militer di utara dan barat-laut Provinsi Aleppo di dekat kota al-Bab city untuk memblokir pasukan Turki dan militan dukungan Turki yang bergerak ke kota strategis itu,” kata pensiunan jendral Suriah, Heisam Hassoun kepada FARS.

Ia pun menunjuk pada operasi-opersi militer Turki di utara, timur-laut dan barat-laut Suriah beberapa waktu ini.

“Suriah telah menggerakkan pasukan ke arah kota al-Bab sejak pembebasan wilayah timur Aleppo tiga bulan lalu, namun ditunda untuk membantu unit-unit militer lainnya memperkuat diri di selatan dan tenggara kota al-Bab dan Daber.”

Ia menambahkan bahwa Suriah dan gerilyawan Kurdi telah membentuk aliansi anti-Turki sejak September lalu, dan pada hari Senin (24 Oktober) telah menahan pasukan Turki di utara Suriah.

Pada pertengahan Oktober, seorang pejabat militer penting Suriah mengatakan kepada FARS bahwa operasi pembebasan kota al-Bab akan dimulai setelah pembebasasan Aleppo berjalan tuntas.

“Pertempuran terakhir pembebasan Aleppo adalah membebaskan al-Bab yang menjadi basis terakhir kelompok ISIS di Provinsi Aleppo, sebuah kota yang tidak berani dimasuki oleh Turki dan kelompok dukungannya (Free Syrian Army) karena peringatan keras dari Rusia dan Iran untuk tidak memasuki kota ini,” kata Kamal Fayyadh kepada FARS.

Ia menegaskan pentingnya pembebasan al-Bab yang akan mencegah Turki menguasai wilayah-wilayah antara al-Rai dan al-Bab dan memperkuat kedudukan pasukan Suriah di perbatasan utara dengan Turki.

Akhir September lalu sejumlah pejabat militer Suriah mengatakan bahwa Suriah telah mengerahkan pasukan besar-besaran ke pangkalan udara Kuweires di timur Aleppo untuk melancarkan offensif terhadap ISIS di bagian utara Provinsi Aleppo, khususnya al-Bab.

“Rusian pasukan Suriah yang sebelumnya berada di selatan Aleppo dan utara Hama, telah membanjiri timur Aleppo pada hari Minggu dan Senin, seiring persiapan Suriah melakukan offensif besar-besaran ke al-Bab,” kata sejumlah pejabat kepada FARS.

Sementara Veterans Today melaporkan bahwa milisi dukungan Turki berada 15 km dari kota itu setelah sebelumnya menguasai kota Mare dan merebut desa-desa Shahba Dam, Kassar dan Tal Jayjan. Turki dan koalisi dukungannya menghentikan rencana menyerang Tell Rifaat yang dikuasai gerilyawan Kurdi karena 'tekanan internasional'

Syrian Observatory for Human Rights, LSM yang berbasis di Inggris, menyebutkan bahwa serangan-serangan yang dilancarkan Turki di Suriah sejak 24 Agustus lalu, telah menewaskan 96 warga sipil, termasuk 22 anak.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Petualangan berbahaya bagi Turki... Melawan Rakyat Suriah atau Teroris