Saturday 5 August 2017

Papua Seharusnya Memang Bukan Anak Tiri

Oleh: Herry Cahyanto

Indonesian Free Press -- Jangan sampe di anak tirikan lah, di sana kan ada freeport yg income nya bisa melunasi hutang indonesia bahkan masih sisa Rp 4000 T. Bahkan nddak perlu sampai pemerintah cabut subsidi listrik se Indonesia untuk bangun Papua, harus nya freeport jangan terus di perpanjang kontraknya ke usa pada tahun 2017 ini, supaya NKRI lebih mandiri ...

Income 8000 Triliun Rp tiap tahun dari emas nya saja dari Freeport di Irian Jaya (kata Pak Kwik - data tahun 2011), lalu masuk ke kantong siapa income yg sebesar itu hingga NKRI kehilangan potensi Income dan Tax dari freeport yg raib itu, sedang Pak Jow takluk di bawah ketiak Om Papa Minta Saham ?

▶ Hutang Indonesia Selama 72 Tahun Merdeka = 4000 T Rp.
▶ Income Freeport tiap tahun sejak 43 tahun yg lalu dihitung pada saat 2011 lalu = 8000 T Rp / tahun !!!

▶ Berita ini sementara baru di temukan di kompas, media tv mainstream hingga kini TAK ADA YG BERANI MENGEKSPOSE : mereka mengekpose pokemon-go dgn cukup masif hampir di semua stasiun tv .... tetapi soal freeport-go ... pada bungkam :
Kalau yg ini memungkinkan FREEPORT-GO bisa di nasionalisaikan dlm waktu 5 tahun bisa lumayan untuk lunasi utang LN selama 72 tahun yg total nya 4000 T Rp, masih dapat surplus 4000 T Rp ....
!!!

Pak Kwik (berita tahun 2011) : Income dari emas FREEPORT-GO (bukan pokemon-GO) per tahun 8000 T Rp !!!

≪≪≪ Awal Kutipan ≫≫≫

Rekayasa angka?

Royalti dari Freeport untuk bangsa Indonesia: 1 persen untuk emas dan perak, 1-3,5 persen untuk tembaga. Kami kemukakan angka dari orang yang tampaknya mengetahui isi perut yang sebenarnya. Sangat bisa salah, tetapi baik juga kami kemukakan. Setelah itu kami ungkapkan data dari Freeport. Tentu lebih kecil.

Data yang tampaknya dapat dipercaya sebagai berikut. Selama 43 tahun Freeport memperoleh 7,3 ton tembaga dan 724,7 juta ton emas. Jika kita ambil emas saja, kita nilai dengan harga sekarang, yakni Rp 500.000 per gram, nilainya setahun 724.700.000 gram x Rp 500.000 atau Rp 362.350 triliun. Setiap tahun, Rp 362.350 triliun dibagi 43 atau Rp 8.426,7442 triliun. Dibulatkan menjadi Rp 8.000 triliun.

Indonesia dapat 1 persen atau Rp 80 triliun setahun. Sementara tercantum di APBN 2011 dalam pos ”Pemasukan SDA Nonmigas” hanya Rp 13,8 triliun. Media massa pernah menyebut Rp 15 triliun-Rp 20 triliun. Sebagai perbandingan, cukai rokok menyumbang Rp 66 triliun.

Secara resmi pihak Freeport mengumumkan, untuk kurun Januari-September 2010, Freeport meraup ”pendapatan yang belum disesuaikan” 4,589 miliar dollar AS atau Rp 40,81 triliun (kurs Rp 8.892,5). Disetahunkan menjadi Rp 54,41 triliun. Dari jumlah ini, laba kotornya 2,634 miliar dollar AS. Disetahunkan menjadi 3,512 miliar dollar AS atau Rp 31,23 triliun. Laba kotor ini setelah dikurangi dengan biaya yang sangat tinggi: 1,944 miliar dollar AS plus 4 juta dollar AS untuk PT Smelting dan biaya lain sebesar 7 juta dollar AS. Total biaya 1,955 miliar dollar AS atau 43 persen. Alangkah besar! Bukankah digelembungkan? Ini pada tahun 2010.

Tahun 2009 produksi emas Freeport 2,033 juta ons. Pada tahun 2010 menjadi 1,185 juta ons atau hanya 58,29 persen. Produksi tembaga juga turun dari 1,138 miliar pon menjadi 913 juta pon. Turunnya sedikit karena masih sebesar 80,22 persen dari tahun sebelumnya. Alasannya: kadar bijih mineralnya rendah.
Memang Freeport tak mengatakannya, tetapi seperti kita lihat: yang kadar bijihnya menurun tajam itu emas; tembaga tidak. Ini sangat aneh karena penurunan tajam kadar bijih emas bersamaan waktu dengan kenaikan harga emas yang tajam dan meningkatnya kerusuhan di Timika.

Bukankah angka itu direkayasa? Mana mungkin! Akuntan publik kelas dunia kan membubuhkan tanda tangannya? Namun, tengoklah Wall Street yang jebol pada 2008 dan membawa malapetaka di seluruh dunia hingga kini. Kantor akuntan terbesar dunia Arthur Andersen musnah karena skandal besar. Bacalah buku Abraham Briloff, Unaccountable Accounting.

≪≪≪ Akhir Kutipan ≫≫≫

http://nasional.kompas.com/…/0433…/Berhitung.dengan.Freeport


Keterangan: Dicopas dari status Herry Cahyanto sebagai tanggapan atas tulisan jokower denny siregar berjudul 'PAPUA SUDAH BUKAN ANAK TIRI LAGI..'

1 comment:

Kasamago said...

Nasib negeri para dewa yang bukan dipimpin dari trah langit