Wednesday 16 August 2017

KETIKA BONEKA JADI PEMIMPIN...!

@MH. Ainun Nadjib

"Kenapa rakyat mau memilih boneka, patung atau berhala untuk menjadi pemimpinnya?”

“Karena partai politik memperkenalkan calonnya dengan mendustakan kenyataannya. Calon pemimpin ditampilkan dengan pencitraan, pembohongan, dimake-up sedemikian rupa, dibesar-besarkan, dibaik-baikkan, diindah-indahkan, dihebat-hebatkan”

"Itu bukan politik namanya, Pak, itu kriminal”

“Memang bukan politik, melainkan perdagangan. Bukan demokrasi, melainkan perjudian. Memang bukan kepemimpinan, tapi talbis. Kalau dipaksakan untuk disebut demokrasi, ya itu namanya Demokrasi Talbis”


“Talbis itu apa to Pak?”

“Talbis adalah Iblis menemui Adam di sorga dengan kostum dan make up Malaikat, sehingga Adam menyangka ia adalah Malaikat. Maka Adam tertipu. Rakyat adalah korban talbis di berbagai lapisan. Mereka dibohongi sehingga menyangka bahwa yang dipilihnya adalah pemimpin, padahal boneka. Boneka yang diberhalakan melalui pencitraan”

"Apakah pemimpin yang demikian bisa berkuasa?”

“Yang benar-benar berkuasa adalah botoh-botoh yang membiayainya. Setiap langkahnya dikendalikan oleh para botoh. Setiap keputusannya sudah dipaket oleh penguasa modal. Ia tidak bisa mandiri, karena dikepung oleh kelompok-kelompok yang juga saling berebut demi melaksanakan kepentingan masing-masing”.

"Apa ia tidak merasa malu menjadi boneka?”

“Itu satu rangkaian: tidak merasa bersalah, tidak malu, tidak tahu diri, tak mengerti bahwa ia sedang menyakiti dan menyusahkan rakyatnya, tidak memahami posisinya di hati masyarakat, tidak punya cermin untuk melihat wajahnya”

"Sampai separah itu, Pak?”

“Tidak punya konsep tentang martabat manusia, harga diri Bangsa dan marwah Negara. Hanya mengerti perdagangan linier dan sepenggal, tidak paham perniagaan panjang yang ada lipatan dan rangkaian putarannya. Tidak memahami tanah dan akar kedaulatan, pertumbuhan pohon kemandirian, dengan time-line matangnya bunga dan bebuahannya. Pemimpin yang demikian membawa bangsanya berlaku sebagai pengemis yang melamar ke Rentenir…”.

"Pemimpin yang seperti itu akhirnya pasti jatuh dan hancur”, kata Kakak.

“Belum tentu”, kata Bapak.

“Jangan lupa bahwa kalau para botoh mampu mengangkat berhala ke kursi singgasana, berarti mereka juga menguasai seluruh perangkat dan modalnya untuk bikin apa saja semau mereka di Negara itu.

Juga selalu sangat banyak orang dan kelompok yang mencari keuntungan darinya, bahkan menggantungkan hidupnya. Sehingga mereka membela boneka itu mati-matian.

Mereka selalu mengumumkan betapa baik dan hebatnya pemimpin yang mereka mendapatkan keuntungan darinya, sampai-sampai akhirnya mereka yakin sendiri bahwa ia benar-benar baik dan hebat. Uang, kekuasaan dan media, sanggup mengumumkan sorga sebagai neraka, dan meyakinkan neraka adalah sorga”.

Yogya, 1 Agustus 2017
Emha Ainun Nadjib

2 comments:

Anonymous said...

Ini adalah proses namun memilih yg terbaik harus dng saringan yg baik dan objektif proses ini dan sistem ini tidak kita milik lagi .Allah Akan menurunkan ras pemimpin tidak banyak dalam satu negara dan bangsa dan Allah menurunkan ras pekerja banyak dan banyak .akankah pemimpin di turunkan Allah bisa di pilih .tentu tidak.belum tentu pemimpin di turunkan dari Ras Jawa .bisa jadi mereka dari ras Batak Bugis Lampung Komering Mereka satu ras sampai ke zulu. Mindanao satu nenek moyang dan titik nol Islam Nusantara dari barus Toba yg menyebar Islam wali sembilan bukan berarti wali songo nya di Jawa wali sembilan banyak bukan sembilan orang .paska hancur nya Baghdad oleh pasukan Mongol maka orang orang Parsi membentuk wali sembilan atau kelompok sembilan artinya angka tertinggi dan angka hidup artinya ajaran terus hidup contoh 9x2 =18 jadi 1+8 =9 lagi 3x9=27 jadi 2+7=9 dst sampai 9x9=81 ini pengertian nyajadi wali songo bukan di Jawa saja dan Sumatera Kalimantan Nisa tenggara Sulawesi Malaka Malaysia kita sebut rumpun Melayu atau Nusantara sejarah yg keliru yg nyusun ya Jawa jadi Jawa sentris maaf Majapahit tak ada yg kenal kenapa tak ada tulisan artefak di Cina dan rumpun Melayu kalo Sriwijaya ada makanya tak ada universitas dgn Majapahit malah rajanya yg di jadikan nama universitas atau patihnya dan hal ini pernah di pertanyakan oleh wartawan luar negeri waktu Adam Malik jadi Menlu yg katanya Majapahit berkuasa di Nusantara . sejarah luar negeri tak ada nama mana pahit tak dikenal .jawab Adam Malik ini negara kami dan urusan kami.saya tak mendukung Jokowi namun satu satunya presiden dari Jawa yg tidak Jawa sentris dan nasionalis dan memandang indoNesia bukan hanya Jawa Sekarang baru terasa pembangunan selama ini tidak merata kalo investasi asing yg akan mengambil dan membangun di luar Jawa Singapura dan Malaysia banyak duit sanggup bangun pabrik makanan semetara semua pabrikan di Jawa apa tidak kalah bersaing .katimpangan perbatasan dgn Malaysia . Malaysia mewah kita .diatas sedikit dari manusia purba .di perbatasan tak ada ekosistem ekonomi yg menunjang jadi roda ekonomi tak jalan .wong cuma indoNesia hanya di Jawa .di bangun cuma Jawa .untung masih di dada ada NKRI harga mati kalo tidak lebih serumpun Malaysia di Bandingkan indoNesia yg semu teruskan proyek tol Sumatera tol Kalimantan kereta api Sumatera dan Kalimantan

Kasamago said...

Skenario Allah SWT
Berbagai cobaan dan jalan terjal akan diturunkan sebelum akhirnya Sang Ilahi memberikan kejayaan jika berhasil lolos dar ujian tersebut