Tuesday 17 October 2017

Cina Persiapkan Invasi ke Korut?

Indonesian Free Press -- Salah satu media terkemuka Inggris, Daily Express, melaporkan bahwa Cina tengah melakukan pembangunan infrastruktur strategis sebagai persiapan untuk melakukan invasi ke Korea Utara (Korut). Namun, bisa jadi sebaliknya. Infrastruktur itu membantu Korut menghadapi kemungkinan invasi Amerika.

Seperti dilaporkan oleh The Express, Cina diketahui tengah membangun jalan raya di wilayah yang menghubungkan ke perbatasan Korut. Sejumlah analis meyakini, ini adalah bagian dari rencana Cina untuk menginvasi Korut, yang dianggap telah menjadi gangguan bagi kepentingan Cina berkaitan dengan krisis rudal nuklir Korut.


"Sejumlah foto beredar yang menunjukkan pembangunan baru di Cina, yang dipercaya oleh sejumlah pakar sebagai bagian dari rencana menginvasi Korut atau untuk menggelar pasukan besar di perbatasan kedua negara di tengah-tengah kekhawatiran Perang Dunia III," demikian laporan itu menyebutkan.

"Cina secara tradisi adalah sekutu dekat Korut, namun ujicoba nuklir dan rudal ballistik yang terus berlangsung mengusik kesabaran Beijing," tambah laporan itu.

Laporan menambahkan bahwa Korut telah memindahkan 30 rudal Scud dari Hwangju di selatan ibukota Pyongyang, ke Nampo, di wilayah pantai yang berseberangan dengan Cina.

"Kini sejumlah foto menunjukkan bahwa Cina tengah membangun jalan raya enam jalur di wilayahnya yang terpencil di timur-laut, menuju Korut," tulis laporan itu lagi.

Dengan sebagian besar warga setempat yang adalah petani sederhana, pembangunan jalan raya berkode G1112 Ji’an–Shuangliao Expressway ini dipercaya para ahli sebagai cara untuk mengerahkan pasukan dan tank Cina ke Korut dengan cepat.

Dalam foto-foto yang dipublis oleh Daily Star Online, tampak para pekerja konstruksi Cina menggali terowongan di wilayah pegunungan dan kren-kren raksasa membangun jembatan-jembatan di sungai-sungai besar.

Scott Snyder, analis senior tentang Korea dari Council on Foreign Relations, mengatakan kepada Daily Star Online: 

“Provinsi Jilin Cina bahkan telah menganggarkan dan membiayai pembangunan beberapa jalan di Korut dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan akses logistik ke pelabuhan Rason di Korut.”

Sementara Dean Cheng, analis lain dari Heritage Foundation di Washington, mengatakan bahwa Beijing akan membuat sejumlah besar rencana (contingency plans) termasuk militer, untuk menguasai senjata-senjata nuklir Korut.

Cina disebut-sebut juga telah menyusun sejumlah rencana untuk membunuh Kim Jong-un dan menggantinya dengan keluarga dekatnya.

Profesor Malcolm Chalmers dari Royal United Services Institute (Rusi), mengatakan kepada Daily Star Online bahwa Cina menginginkan perubahan regim di Korut. Hal itu juga diketahui oleh Kim sehingga membuatnya marah pada Cina.

“Cina lebih tertarik untuk mengganti sosok Kim daripada perubahan regim,” kata Chalmers.

Namun demikian, Professor Chalmers, yakin tidak mudah bagi Cina untuk mewujudkan keinginannya karena tidak mudah membuat seorang pemimpin Korut, siapapun dia, untuk tunduk sepenuhnya pada Cina.

Presiden Amerika Donald Trump sendiri juga sudah hilang kesabaran pada Cina yang dianggap tidak bertindak cukup untuk menghentikan ujicoba nuklir Korut. Menyusul ujicoba rudal ballistik jarak jauh kedua Korut pada Juli lalu, Trump mengecam Beijing yang dianggapnya tidak melakukan apapun untuk menghentikannya.

"Saya sangat kecewa dengan Cina. Para pemimpin kita yang bodoh telah membiarkan mereka meraup ratusan miliar dollar setiap tahun dalam perdagangan, dan mereka diam pada Korut, hanya ngomong saja. Kami tidak akan membiarkan ini terus berlangsung. Cina sebenarnya bisa memecahkan masalah ini dengan mudah!” Kata Trump.

Bulan lalu dikabarkan Cina melakukan ujicoba pertahanan udara dengan menembak menembak jatuh rudal-rudal di dekat perbatasan Korut. Cina juga telah menggelar latihan perang yang melibatkan pesawat-pesawat tempur di dekat perbatasan Korut. Ini semua ditafsirkan sebagai peringatan Cina untuk Korut untuk tidak melanjutkan langkah provokatifnya.

Di sisi lain, Cina bersama Rusia juga bersikap tegas dengan meminta Amerika untuk tidak melakukan tindakan-tindakan yang bisa memicu perang di kawasan. Keduanya bahkan telah melakukan latihan militer bersama di dekat Semenanjung Korea.

Dalam Perang Korea awal dekade 1950-an, Cina mengerahkan ratusan ribu pasukan untuk mendukung Korut yang nyaris kalah melawan pasukan PBB yang dipimpin Amerika.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Jika sampai Korut di Invasi, petaka kembali berkobar bagi negara di kawasan..