Friday 19 January 2018

Cegah Rencana Amerika Turki Kirim Pasukan ke Perbatasan Suriah

Indonesian Free Press -- Turki mengirim konvoi militer berisi lebih dari 40 kendaraan militer dan tank ke perbatasan Suriah di tengah perselisihan dengan Amerika terkait rencana untuk membentuk 'pasukan perbatasan Kurdi'.

Mengutip keterangan 'sumber-sumber militer' Turki, media Turki Anadolu Agency'melaporkan awal pekan ini bahwa lebih dari 20 kendaraan militer yang diperkuat dengan peralatan elektronik telah memasuki Distrik Reyhanli di Provinsi Hatay, Turki selatan. 20 kendaraan militer lainnya, termasuk tank-tank, juga telah tiba di Distrik Viransehir di Provinsi Sanliurfa untuk memperkuat pasukan yang sudah ada.


Sebelumnya pada hari Minggu (14 Januari) Amerika telah membuat marah Turki dengan mengumumkan rencana pembentukan 'pasukan perbatasan' di perbatasan Suriah, Irak dengan Turki. Tanpa menyertakan Turki, pasukan berkekuatan hingga 30.000 personil itu justru ditulang-punggungi oleh milisi Kurdi Syrian Democratic Forces (SDF) yang dimusuhi Turki.

Selain itu Amerika juga mengumumkan rencana untuk memperkuat persenjataan kelompok Kurdish People’s Protection Units (YPG) yang oleh Turki ditetapkan sebagai kelompok teroris.

Menanggapi rencana itu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa Washington tengah membentuk pasukan teroris di perbatasan Suriah dan menegaskan tekad Turki untuk mencegah hal itu terbentuk.

Erdogan, seperti dilaporkan Press TV terkait hal yang sama, bahkan mengancam akan menyerang Afrin, sebuah kota milik warga Kurdi di Suriah, dalam beberapa hari mendatang. Turki menganggap kota ini sebagai markas teroris Kurdi.

Menlu Turki Mevlut Cavusoglu selanjutnya mendesak Amerika untuk membatalkan rencana itu.

“Amerika harus menjelaskan siapa yang didukungnya, apakah sekutunya sendiri (Turki) atau teroris. Kami akan mengambil langkah kami sendiri tanpa peduli siapa di belakang mereka, apakah itu Amerika ataupun negara lain, tidak ada masalah bagi kami.”

Pada bulan Agustus 2016 Turki memulai kampanye milkiter di utara Turki dengan sandi Tameng Euphrates. Ankara menyebut langkah itu untuk mengusir kelompok ISIS dari perbatasan Turki dan mencegah perkembangan kelompok Kurdi. Turki kemudian mengumumkan penghentian kampanye itu pada bulan Maret 2017, namun tetap mempertahankan pasukannya.

Suriah berulangkali mengecam keberadaan pasukan Turki di Suriah dan menyerukan penarikan seluruh pasukan Turki maupun koalisi NATO. Suriah dan Rusia juga menolak rencana Amerika terkait pembentukan pasukan perbatasan, menyebutnya sebagai 'pelanggaran nyata' kedaulatan Suriah.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Jd intinya, Amerika sengaja agar konflik di Suriah tetap lestari..

Semoga Militer Suriah dan sekutu nya mampu menghancurkan rencana barbar amerika ini..