Sunday 20 May 2018

Gagalkan Rencana Pembunuhan, Erdogan Bersihkan Perwira Militer Terkait Israel

Indonesian Free Press -- Inteligen Turki berhasil mengendus rencana pembunuhan terhadap Presiden Reccep Erdogan saat berkunjung ke Bosnia, hari Minggu ini (20 Mei). Kini inteligen Turki dan sejumlah negara Balkan tengah bekerjasama untuk menguak dalang dari rencana itu.

Seperti dilaporkan Sputnik, Minggu, informasi tersebut diperoleh oleh dinas inteligen Machedonia dari komunitas orang-orang Turki di negeri itu. Selanjutnya informasi itupun dibagikan kepada Turki.

"Kami tahu bahwa ada sejumlah lingkaran yang tidak menyukai Turki karena mempunyai pemimpin yang kuat (Erdogan), itulah sebabnya mereka berusaha untuk membunuhnya. Ada laporan-laporan tetap tentang rencana-rencana serangan terhadap Beliau. Presiden kami bukanlah orang yang takut dengan ancaman dan kemudian mengubah kebijakannya. Mereka yang tidak memahami hal ini adalah orang-orang bodoh,” tulis Deputi PM Bekir Bozdag di akun Twitter-nya.

Erdogan menjadi Presiden Turki sejak 2014 setelah sebelumnya menjabat Perdana Menteri (PM) selama 11 tahun. Pilpres berikutnya akan digelar bulan Juni mendatang dimana Erdogan bakal kembali mencalonkan diri.

Sebelumnya di tahun ini juga inteligen Turki bersama inteligen Kosovo telah menangkap 6 orang tokoh yang diduga terkait dengan Fethullah Gulen, tokoh oposisi yang mengasingkan diri ke Amerika.


Tangkap Sejumlah Perwira AU yang Bekerjasama dengan Israel

Sementara itu situs Veterans Today juga melaporkan, 17 Mei lalu, bahwa polisi Turki telah menangkap sejumlah perwira angkatan udara yang telah menjalani pelatihan oleh pilot-pilot Israel.

Mengutip laporan media Turki Hurriyet, Kamis (17 Mei), otoritas Turki mengeluarkan perintah penahanan bagi lebih dari 100 anggota angkatan udara Turki dan langsung menangkap 33 dari mereka atas tuduhan keterlibatan dengan plot kudeta tahun 2016 yang dipengaruhi oleh Fethullah Gulen. Perintah penahahan ini termasuk bagi seorang perwira tinggi bintang satu dan 5 kolonel.

Menurut Veterans Today, Israel menginfiltrasi militer Turki, terutama angkatan udaranya demi mewujudkan keinginannya menyerang Iran dengan menggunakan wilayah Turki, sekaligus melibatkan Turki dalam serangan tersebut.

"Pada tahun 2009, Veterans Today menemukan bahwa Turki menampung pesawat-pesawat F-15 Israel untuk berlatih bersama pilot-pilot Turki. Israel menggunakan wilayah Turki untuk berlatih menyerang Iran. Pada tahun 2010, kapal USS Grapple berlayar ke pelabuhan Poti, Georgia, dengan kargo berisi bom-bom 'bunker-buster' dan bom 'runway denial', yang kemudian diangkut dengan truk ke pangkalan Israel di Azerbaijan, untuk menyerang Iran," tulis Veterans Today.

"Veterans Today melihat pembongkaran muatan kapal ini, yang ketika melintasi Laut Hitam dikawal oleh 6 kapal torpedo Israel. ISIS dan al Qaeda mendapatkan senjata-senjata pemusnah dari Israel dan Georgia dalam perjalanan pulang, hal mana telah kami buka dalam film dokumenter Rusia," tambah Veterans Today.

"Menurut laporan itu Israel memancing Turki dengan penjualan UAV untuk melatih pilot-pilot Turki, sementara pada saat yang sama Israel mentransfer senjata ke Azerbaijan. Kini, Turki menangkap perwira-perwira yang pernah berlatih bersama Israel setelah mereka diketahui direkrut Israel untuk menumbangkan Erdogan," tulis Veterans Today lagi.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Demi nafsu harta dan kekuasaan.. pengkhianatan terjadi di mana mana