Wednesday, 27 November 2019

Uji Coba Radar S-400 Turki Olok-Olok AS

Indonesian Free Press -- Turki dianggap telah mengolok-olok AS dan 'melampaui lampu merah' dengan menggelar ujicoba radar sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia.

Seperti dilansir Russia Today, 26 November, keputusan Turki untuk melakukan ujicoba tersebut dianggap telah mempermalukan AS dan dianggap sebagai 'pelecehan terbuka' terhadap Presiden AS Donald Trump. Hal itu disampaikan oleh Senator Chris Van Hollen dalam kicauannya di Twitter yang juga menyebut Turki telah 'melampau garis merah' dengan langkah tersebut.

“Dua minggu setelah kunjungannya ke Gedung Putih, Erdogan mengolok-olok Presiden Donald Trump, AS dan NATO”, tulis Van Hollen di akun Twitter-nya, Senin (25 November). Ia juga menyerukan Trump untuk memberikan sanksi kepada Turki.


Pemerintah Turki mengumumkan ujicoba radar S-400 di pangkalan udara Murted Air Base yang terletak di luar ibukota Turki, Senin. Ujicoba tersebut berlangsung sampai Selasa. Dalam ujicoba tersebut radar S-400 digunakan untuk melacak pesawat F-16 dan F-4 buatan AS. S-400 ditargetkan siap beroperasi di Turki pada April tahun depan.

Sementara itu Veterans Today menyebut kemarahan AS disebabkan oleh kemampuan S-400 untuk melacak semua obyek angkasa termasuk pesawat-pesawat siluman AS yang membuat pesawat-pesawat siluman yang dimiliki AS dan Israel seperti 'angsa duduk'.

S-400 saat ini menjadi isyu utama retaknya hubungan AS-Turki selain isyu Kurdi yang didukung AS namun dimusuhi Turki. Sejak awal rencana tersebut ditentang AS namun tidak menggoyahkan Turki untuk memilikinya. Isyu ini pun dibicarakan dalam pertemuan Erdogan dengan Trump di Gedung Putih bulan ini. Keduanya setuju untuk menugaskan para penasihat keamanan kedua negara untuk menyelesaikan perselisihan ini segera.

Meski demikian Menhan Turki Hulusi Akar mengumumkan keberlanjutan rencana tesebut dengan menyebutkan bahwa S-400 akan langsung beroperasi saat para personil operatornya menyelesaikan latihan. Namun meski Turki anggota NATO senjata ini tidak terintegrasi dengan sistem pertahanan NATO.(CA)

No comments: