Friday 19 February 2010

Pengorbanan Suci Keluarga Nabi


Kemajuan Islam tidak tergantung pada kekuatan pedang para pengikutnya, melainkan pada pengorbanan Hussein (Mahatma Gandhi)


Tidaklah berlebihan jika Ali Zainal Abidin As-Sajdah (yang senantiasa bersujud), cicit Rosulullah, menganggap penderitaan yang dialaminya melebihi penderitaannya nabi Yakub. Nabi Yakub hanya kehilangan seorang anak, Yusuf, yang sebenarnya masih hidup dan hanya terpisah jarak dengannya setelah diperosokkan ke dalam sebuah sumur di tengah pada pasir oleh saudara-saudaranya yang dengki. Sementara itu 11 anaknya yang lain dan istri-istrinya, masih berada di sisinya dan senantiasa menghiburnya. Namun kesedihan Nabi Yakub sedemikian hebat sehingga selama bertahun-tahun menangis hingga matanya buta.

Sementara Ali Zainal Abidin harus kehilangan seluruh keluarganya yang dibantai oleh manusia-manusia keji laknatullah. Ayahnya tercinta, Hessein bin Ali bin Abi Thalib sang penghulu surga, saudara-saudara kandungnya, paman-pamannya, sepupu-sepupunya dan keluarga Rosulullah yang lain, termasuk adiknya yang masih bayi, Abdullah, yang dipanah saat digendong oleh sang ayah. Dan kekejian itu terus terjadi hingga di luar batas nilai-nilai kemanusiaan. Jenasah ayahnya, saudara dan kerabatnya itu, berjumlah 72 orang, dipenggal kepalanya, disula dan dijadikan barang mainan. Kaki-kaki kuda menghancurkan tubuh-tubuh suci itu setelah sebelumnya semua benda yang melekat di tubuh mereka dijarah. Dan seolah tidak pernah puas, mereka juga menjarah harta benda milik para wanita keluarga Rosul, termasuk pakaian yang melekat di tubuh mereka hingga pakaian mereka terkoyak-koyak. Ali Zainal Abidin sendiri selamat dari pembantain karena mendapat perlindungan gigih dari bibinya, Zainab, putri sang bunga surga Fathimah Az Zahra sekaligus cucu sang rahmat semesta, Muhammad Rosulullah. Saat itu Ali masih kecil dan dalam keadaan sakit keras.

Ya, laknatullah adalah kata yang tepat untuk menggambarkan manusia-manusia keji pembantai keluarga Rosul yang suci. Mereka dipimpin oleh Umar, seorang sahabat Rosul, putra sahabat Rosul senior, Saad bin Abi Waqqash yang "konon" telah dijamin masuk surga oleh Rosul. Terlepas dari valid tidaknya hadits yang menunjukkan terjaminnya Saad di surga, tentunya di akhirat Rosul menyesal jika mengetahui putra Saad bakal membantai keturunannya. Apalagi Saad juga dikenal sangat memusuhi keluarga nabi sepeninggal beliau, terutama dalam masalah kepemimpinan ummat, lebih detil lagi waktu terjadi pemilihan khalifah pengganti Umar bin Khattab. Padahal Allah telah berfirman: Katakanlah (Muhammad), "Aku tidak meminta upah atas semua risalah yang aku berikan kecuali kasih sayang kepada keluargaku". (QS 42:23). Sementara pada setiap sholawat yang ditujukan kepada Rosul sebagaimana diperintahkan Allah, tidak boleh terlewatkan sholawat untuk keluarga Rosul. Allahuma shali ala Muhammad, wa ala ali Muhammad.

Tapi Umar bin Saad bin Abi Waqqash tidak sendirian. Bersamanya adalah ribuan pasukan pembantai keluarga Rosul. Mereka sebagian adalah sahabat, sisanya para tabi'in, konon" generasi terbaik Islam. Atasan Umar adalah gubernur Ubaidillah bin Ziyad. Dan puncak dari konspirasi jahat itu adalah khalifah Jazid, sang ikon kejahatan dalam sejarah hitam, putra sang penumpah darah kaum muslimin dan pemberontak, Muawiyah. Pada akhirnya silsilah Yazid berpangkal pada sepasang gembong kaum musrikin, Abu Sofyan dan Hindun. Mereka semua: Abu Sofyan, Hindun, Muawiyah, dan Jazid masuk Islam setelah kemusrikan mereka dikalahkan oleh keimanan Rosulullah pada peristiwa Fathu Makkah. Mereka, tawanan perang yang dikalahkan, dibebaskan Rosul setelah lisannya mengakui keislaman, namun hatinya tetap menyimpan dendam membara yang kemudian dilahirkan dalam wujud pemberontakan Muawiyah kepada Ali bin Abi Thalib serta pembantaian keluarga Rosul di Karbala tahun 60 H.

Tidak salah jika Rosul bersabda: Di hari kiamat, sekelompok sahabat mendatangi telaga untuk minum. Tapi mereka diusir. Aku berteriak, "ya Allah, mereka adalah para sahabatku." Namun Allah berkata: "kamu tidak mengetahui apa yang mereka lakukan sepeninggalmu, mereka surut ke belakang." (HR Shahih Bukhari diriwayatkan oleh Abu Hurairah). Mereka tidak beda dengan umat nabi Isa yang mana beliau dalam kesaksiannya di akhirat akan berkata: "ya Allah, aku menjadi saksi atas mereka selama aku hidup bersama mereka. Dan setelah Engkau wafatkan aku, Engkau yang mengetahui tentang mereka." Sebagaimana kita ketahui, para pengikut Isa telah membelokkan ajarannya.

Aku sebenarnya ingin mengakhiri cerita ini tapi kenyataannya setiap detil periswita ini sangat menyentuh hati jadi sangat sayang untuk dilewatkan. Aku pernah membaca kisah sedih "Saijah dan Adinda" dalam buku Max Havelar karangan Multatuli. Aku menangis membaca kesedihan keluarga Saijah dan keluarga Adinda serta warga distrik Parangkujang yang ditindas oleh sistem pemerintahan Hindia Belanda di Karesidenan Banten pertengahan abad 19 lalu. Namun ternyata kisah itu tidak sebanding dengan kisah pembantaian Karbala. Selesai pembantaian keji di adang Karbala itu, kepala manusia-manusia suci itu diarak keliling dusun-dusun dan kota. Di bagian belakang arak-arakan adalah para wanita keluarga Rosul yang ditawan dengan rantai melilit tangan, kaki dan leher mereka termasuk Ali Zainal Abidin yang masih kecil dan sakit keras.

Di setiap dusun dan kota yang dilalui, penduduk diperintahkan untuk menyambut dengan cacian dan makian kepada keluarga Rosul serta puji-pujian kepada keluarga Jazid bin Muawiyah bin Abu Sofyan. Di Kufah, di tengah lapangan di di hadapan ribuan penduduk, Gubernur Ubaidillah mencaci maki keluarga Rosul dan dengan sambil tertawa menyodok-nyodok bibir jenazah Hussein bin Ali. Zaid bin Arqam, seorang sahabat Rosul yang sudah tua tidak tahan melihat pemandangan menjijikkan itu.

"Singkirkan tongkat itu. Sungguh aku sering melihat Rosulullah mencium bibir itu!" teriak Zaid. "Celaka kamu. Kalau bukan karena engkau sudah tua dan pikun tentu kepalamu sudah aku penggal!" balas Ubaidillah. Zaid menyingkir sambil menangis.

Selanjutnya kepala-kepala suci dan para tawanan wanita keluarga Rosul diarak menuju ibukota di Syria, Damaskus, ratusan kilometer dari Kufah. Dan seperti sebelumnya, di setiap dusun dan kota yang dilakui, penduduk diperintahkan untuk mencaci maki keluarga rosul dan memuji-muji keluarga Jazid. Sebagian penduduk memenuhi perintah itu, tapi tidak sedikit yang menentang dan malah memaki-maki gubernur dan keluarga Jazid. Sesampai di Damaskus, Jazid pun menyambut mereka dengan suka cita. Ia bersyair mencaci maki keluarga Rosul dan memuji leluhurnya. Ia dan leluhurnya yang dulu menjadi tawanan Rosul, kini menjadi penawan keluarga Rosul. Bukankah itu pembalasan dendam yang sempurna?

Tragedi tidak berhenti sampai di sini. Akibat pembantian keluarga Rosul di Karbala tersebut penduduk Madinah dan Makkah memberontak. Pemberontakan itu merupakan puncak kebencian masyarakat kepada Jazid yang memang dari awal ditentang kepemimpinannya karena ahlaknya yang tidak baik. Untuk memadamkan pemberontakan, Jazid dan para pemuka dinasti Umayah mengirimkan pasukan yang dipimpin oleh Muslim bin Ukbah, juga seorang sahabat Rosul senior. Pasukan Muslim membantai ribuan penduduk Madinah dan Mekkah yang sebagian adalah para sahabat dan sisanya para tabi'in, dan memperkosa para wanitanya. Ibnu Katsir meriwayatkan peristiwa itu dan menyebutnya sebagai tragedi Hurrah.

Maka benarlah Allah dengan firmannya serta musriklah yang membantahnya: "Sesungguhnya sebagian dari orang-orang di sekelilingmu itu (Muhammad), baik orang-orang badui maupun penduduk kota, sungguh keterlaluan dalam kemunafikannya." (QS At Taubah: 101).

Wednesday 17 February 2010

IN MEMORIAM EUSTACE MULLINS


Pada tgl 2 Februari lalu dunia kehilangan Eustace Mullins, sejarahwan besar yang telah membongkar kejahatan sistematis Bank Central Amerika, The Fed. Mullins, seorang sastrawan “nanggung” yang berubah haluan menjadi sejarahwan berkat dorongan gurunya, Ezra Pound, sastrawan besar asal Amerika, pendiri mazhab modernisme yang melahirkan beberapa sastrawan besar peraih nobel seperti Ernest Hemingway, YS Yeats dan TS Elliot.

Ezra Pound, paska perang dunia II adalah seorang tahanan politik karena keberpihakannya pada kubu Jerman-Italia selama perang, ia bahkan sempat menjadi seorang pejabat tinggi Italia setingkat menteri. Ezra percaya bahwa kaum kapitalis yahudi internasional telah melakukan konspirasi untuk membuat rakyat Amerika menjadi “sapi perahan” mereka melalui The Fed dan ia telah melakukan riset bertahun-tahun untuk membuktikan hal itu. Namun perang membuat upayanya terhenti. Dan untuk mewujudkan obsesinya itu Pound kemudian membujuk Mullins untuk meneruskan pekerjaannya dengan imbalan dana tabungan milik Pound yang tidak seberapa nilainya. Mullins setuju.

Maka mulailah sebuah “pekerjaan besar” yang pernah dilakukan oleh seorang ilmuwan. Selama bertahun-tahun, setiap hari, Mullins menghabiskan hidupnya di perpustaan Congress Amerika di Washington DC. Budaya tertib administrasi yang dimiliki masyarakat barat memungkinkan Mullins menuntaskan pekerjaannya. Kemudian setelah data-data diperoleh, ia melakukan analisis bersama Ezra Pound. Dan akhirnya pada tahun 1952 terbitlah buku karya Mullins hasil risetnya selama bertahun-tahun tentang The Fed, Secrets of the Federal Reserve. Dalam buku tersebut Mullins membeberkan konspirasi jahat yang dilakukan para bankir internasional dengan bantuan beberapa pejabat publik Amerika di balik The Fed yang UU-nya ditetapkan tahun 1913.

Secara singkat konspirasi ini dijelaskan sbb: The Fed, sebuah konsorsium swasta para bankir internasional yang disamarkan sebagai lembaga pemerintah, diberi kewenangan untuk mencetak uang dari tumpukan kertas. Selanjutnya pemerintah meminjam uang kepada The Fed untuk memenuhi kebutuhannya dengan beban bunga berganda. Bank-bank juga melakukan hal yang sama untuk mendapatkan uang dengan membayar bunga. Dari ini saja para pemilik The Fed, para bankir swasta dan sama sekali bukan pemerintah, mendapatkan keuntungan yang tidak terbayangkan. Kalau raja midas harus berlarian kesana kemari untuk membuat benda menjadi emas, para bankir ini hanya duduk-duduk saja dan pendapatan mereka mengalir seperti air bah. Berapa penghasilan bunga yang mereka dapatkan? Pemerintah Indonesia saja harus mengeluarkan dana setidaknya Rp100 triliun setahun untuk membayar bunga hutang luar negerinya yang notabene masuk ke kantong para pemilik The Fed itu. Ingat bahwa selain The Fed, para bankir itu juga memiliki bank-bank raksasan dunia, termasuk bank-bank di Indonesia. Adapun pemerintah Amerika sendiri setiap tahun harus mengeluarkan dana sekitar $300 miliar atau setara Rp 3ribu triliun untuk membayar bunga. Beban bunga yang diterima para bankir itu di seluruh dunia tidak terhitung. Jadi buang jauh-jauh informasi yang menyebutkan Bill Gates atau Mukesh Ambani sebagai orang-orang terkaya di dunia meski Ambani baru saja “pamer” dengan membangun rumah pribadi senilai $1 miliar.

Pemerintah, demi memenuhi kewajiban membayar bunga kemudian membebankan kepada rakyat dengan memungut pajak. Bank-bank swasta juga membebani bunga kepada masyarakat pengguna jasa keuangan mereka. Pada akhirnya seluruh penduduk harus menanggung beban bunga yang dibebankan kepada mereka melalui sebuah mekanisme “alami” yang disebut inflasi, yaitu turunnya nilai-nilai riel asset yang dimiliki masyarakat karena bunga. Inilah yang disebut ekonomi modern.

Tentu saja Mullins dicap sebagai “tukang mimpi”, theory conspiracyst dan anti-semit karena dianggap menghina etnis yahudi. Berbagai konskekwensi serius harus ia tanggung, termasuk tuntutan hukum dan berbagai tulisan yang menfitnah dirinya. Namun ia tetap “besar” dengan keyakinannya sebagaimana gurunya, Ezra Pound yang meninggal tahun 1972.

Berikut adalah karya-karya Mullins.

Buku-buku
*The Curse of Canaan: A Demonology of History, Revelation Books, Staunton, Virginia, 1987, 242 pages, ISBN 0978651715 (2007)
*The Federal Reserve Conspiracy, Common Sense, Union, New Jersey, 1954, 144 pages
*Murder by Injection: The Medical Conspiracy Against America, The National Council for Medical Research, Staunton, Virginia, ISBN 0-88060-694-0
*My Life in Christ, Faith and Service Books, Aryan League of America Staunton, Virginia, 1968, 90 pages
*The Rape of Justice: America's Tribunals Exposed, Staunton, Virginia: National *Commission for Judicial Reform, 1989
*The Secret History of the Atomic Bomb
*Secrets Of The Federal Reserve Secrets of the Federal Reserve, 1952. Reprinted John McLaughlin, 1983, 208 pages, ISBN 0-9656492-1-0
*The Sedition Case, Sons Of Liberty, 1985, Metairie, Louisiana, 1985, Trade Paperback
*This Difficult Individual Ezra Pound, Fleet Publishing Corporation, (1961) reprint, Noontide Press, ISBN 0-317-53248-0
*This Difficult Individual:Ezra Pound, Angriff Press: Hollywood, California, 1961. Useful reference, with B&W photos by Mr. Pound taken while incarcerated, 388 pages, cloth reprint (exactly as Fleet Press edition; may even be bootlegged)
*War! War! War!, Sons of Liberty, 1984, ISBN 0-89562-100-2
*A Writ for Martyrs, OTU Christ Church, 1985, Soft Cover, 223 pages
*The World Order, A Study in the Hegemony of Parasitism, Staunton, Virginia: Ezra Pound Institute, 1985, 217 pages

Pamflet dan karya-karya lain
*27 Billion Dollar Rip Off; The Power Brokers
*America's New Robber Barons: Exclusive Report, pamphlet, 8 pages
*American Patriotism Means Loyalty to Israel, Says Jack, pamphlet, reprint, 2 pages
*Boycott: The Jewish Weapon
*Canada: A Financial Report For 1992
*The Celebration Of Rosh Hashanah
*The Coup That Never Was
*Criminals On Capitol Hill
*The Danger Of International Merger Mania
*The Day Is Here
*Death To The Peacemakers
*Easter
*Education For Death
*Education for Slavery
*Every Man A King
*FDR
*Federal Reserve Notes: Shackles Of Slavery
*General MacArthur The Man Who Refused to Lose
*Genocide In America
*George Sylvester Viereck: Roosevelt's Victim, pamphlet, 3 pages
*The Glorious Revolution, corner-stapled report, 4 pages
*The Hidden Hand Behind Televangelism
*The Holocaust Explained
*How The Media Is Manipulated
*How To Become A United States Senator
*Is There A New World Order?
*Jesse Jackson And The Jews'', corner-stapled report, 7 pages
*Jewish TV: Sick, Sick, Sick
*Jewish War Against The Western World
*Judges or Criminals?, pamphlet, 3 pages
*Khatyn Or Katyn?, pamphlet, 2 pages
*The Lindbergh Murders: Hauptman Was Innocent
*Marching through Georgia, pamphlet
*Murder by Injection: The Great Swine Flu Massacre
*Murder On The Supreme Court
*New Israel
*New Look at Herzl, 2 pages, corner-stapled photocopied report. Reveals that Herzl's grandiose plans for Zionism resulted from VD.
*The New World Order
*None Dare Call Him Traitor: Larry Abraham The Israeli Connect, pamphlet, 8 pages
*Operation Desert Shield, corner-stapled report, 4 pages
*Our Identity
*The Plagues Of Pharaoh
*The Power Brokers Of Canada'
*Reagan's Final Surrender, corner-stapled report, 2 pages
*The Scandal Unveiled
*The Secret Holocaust, CPA Book Publishers, Boring, Oregon, small 34-page pamphlet
*Sigmund Freud: Anti-Christ Devil
*Supreme Court Burns Us Again
*The Trilaterals Are Back In The White House
*The Vietnam Wall
*The War Against Christianity
*There's A Gulag In Your Future
*Trotsky: Where Are You Now?
*The War Against Vietnam Veterans
*War Is The Only Way Out
*The Warburgs, An American Success Story, corner-stapled catalog, 7 pages.
*Warning: The Department Of Justice Is Dangerous To Americans
*Washington DC: City Of Fear
*What Are We Fighting To Preserve?
*What Made Sammy Run?: How Racial Hatred Creates Billion Dollar Fortunes, pamphlet, 10 pages
*Who Owns the TV Networks ?
*Why General Patton was Murdered, pamphlet, 4 pages
*You Can Stop the Threatened Depression!, leaflet, USA: Liberty Free Press, USA

Wednesday 10 February 2010

ANTARA SM, BOED DAN SBY




Saya sering heran bercampur geram melihat betapa masih banyaknya orang-orang yang begitu naif memuja-muji sosok-sosok seperti Sri Mulyani (SM) dan Boediono (Boed). Di jaman informasi begitu melimpah ini, masih banyak orang yang tidak memahami mengenai faham neolib dan sejenisnya serta dampaknya bagi kesejahteraan masyarakat. Ironisnya, “kebutaan” ini justru banyak dialami oleh orang-orang yang mengaku terpelajar.

Kalau memang mereka hidup dari sistem neolib dan sejenisnya dan mendapatkan kelimpahan rejeki darinya, itu masih wajar. Contohnya seperti DI yang setelah sukses membesarkan modal para kapitalis di JP Group, kemudian diberi pekerjaan jadi dirut PLN. Atau CB, kutu buku yang tidak tahu apa-apa tentang tambang dan harga emas diberi pekerjaan menjadi komisaris Freeport. Atau juga FB, orang yang “berpura-pura” menjadi seorang sosialis, yang diberi pekerjaan menjadi ketua komisi pengawas persaingan usaha, tapi tidak melakukan apapun untuk menghentikan praktik-praktik monopoli seperti monopoli terigu oleh Bogasari. Tapi kalau mereka tidak mendapatkan apa-apa, sungguh disesalkan. Apalagi kalau mereka hanya rakyat jelata yang hidupnya semakin susah dari tahun-ketahun karena sistem kapitalis neolib yang telah menggerogoti perekonomian masyarakat, sangat keterlaluan. Seorang FB'er mengatakan, neolib tidak pernah eksis karena itu tidak perlu dipikirkan. Lihatlah ia begitu naifnya sehingga menganggap sebuah faham baru eksis jika bermorfologi menjadi sebuah organisasi atau yayasan. Komunisme adalah organisasi? Islam Sunni atau Kristen Protestan sebuah organisasi?

Berbicara soal alasan untuk menjadi pengikut/pemuja-muji SM dan Boed sebenarnya saya cukup memenuhi syarat. Boed adalah mantan dosen saya di Jogya dan SM adalah tokoh nasional pertama yang saya wawancarai saat saya menjadi wartawan. Saking kagumnya saya padanya waktu itu, saya sampai menyimpan foto kami tengah berwawancara. Lagipula SM adalah kakak ipar dari sahabat saya di Medan. (Sorry PW, tapi ini untuk kemaslahatan ummat). Tapi bagi saya keduanya tidak lebih dari “jew ass sucker”, neolib, faham yang umurnya tinggal seumur jagung.

Lihatlah SM yang adik kandungnya jaimnya minta ampun, keangkuhannya sangatlah menonjol (tapi DI, sesama “jew ass sucker” tentu saja memuji-muji akhlaknya setinggi langit). Ketika memimpin rapat KKSK membahas rencana bailout Bank Century, ia menunjuk sana-sini dengan tangan kirinya. Namun yang menarik adalah ia tampak segan terhadap Boed, terlihat dari cara duduknya yang condong menjauhi Boed. Ini tidak lain karena dalam hal “jew ass sucker” ini, Boed lebih senior dibanding SM. Buktinya saat George Soros datang ke Indonesia, Boed yang dijumpainya ketimbang SM.

Namun dibanding SBY, SM lebih senior. Beberapa waktu lalu SBY memintanya menghentikan perdagangan saham BEJ untuk mencegah kebangkrutan perusahaan Bakrie yang waktu itu Menkokesra, SM “cuek bebek”. Bahkan waktu SBY bersikeras dengan perintahnya, SM balik menggertak dengan mengancam mundur dari jabatan menteri keuangan. SM tahu, strata dirinya sebagai “jew ass sucker” lebih tinggi dibanding SBY yang lebih yunior. Terbukti kemudian SBY tidak berdaya menghadapi SM.

Dan kini kedigdayaan SM kembali diperlihatkan dengan move-nya menyeret perusahaan Bakrie ke pesakitan dengan tuduhan penggelapan pajak. Karena bagi neolib sepertinya, perusahaan milik pribumi seperti Bakrie Group tidak terlalu penting sebagaimana perusahaan asing seperti Freeport, misalnya. Dan sebagaimana terdahulu, SBY hanya menjadi “penabuh kendang” dari tarian maut yang dimainkan SM.