Friday 31 January 2020

Siapa Penyuplai Senjata Anti-Pesawat Taliban?

Indonesian Free Press -- Hari Selasa lalu (28 Jan) dunia dikejutkan dengan pernyataan kelompok Taliban yang mengklaim telah menembak jatuh pesawat mata-mata militer Amerika. Apalagi setelah dilaporkan bahwa beberapa korban dalam insiden itu adalah pejabat tinggi inteligen Amerika.

Kabar ini seolah menegaskan bahwa Taliban telah berhasil mengubah permainan dalam konflik bersenjata di Afghanistan dengan memiliki senjata pertahanan udara yang cukup canggih, mengingat bahwa pesawat yang ditembak jatuh, USAF Bombardier Global 6000 / E-11A "BACN" (Battlefield Airborne Communications Node) adalah pesawat mata-mata canggih yang terbang di ketinggian yang tidak bisa dijangkau oleh senjata pertahanan udara biasa.

Hal ini masih ditambah lagi dengan fakta baru bahwa dalam sebulan terakhir Taliban juga berhasil menembak jatuh empat helikopter Amerika, sebagaimana dilaporkan oleh Sputnik News.

Thursday 30 January 2020

Palestina Tolak Mentah-Mentah Tawaran AS soal Penyelesaian Konflik Palestina-Israel

Indonesian Free Press -- Para pemimpin Palestina menolak mentah-mentah tawaran Amerika perihal perdamaian dua negara Palestina-Israel dan menyebut tawaran tersebut sebagai 'penyuapan'.

Seperti dilaporkan Sputnik News, Senin (27 Jan), Perdana Menteri Otoritas Palestina Mohammad Shtayyeh menyebut tawaran Amerika tersebut hanya sebagai upaya untuk menyelamatkan Presiden Amerika Donald Trump dari pemakzulan. Tawaran itu juga menjadi upaya PM Israhell Benyamin Netanyahu untuk menghindar dari tuntutan hukum dugaan korupsi.

“Rencana ini (tawaran Amerika) tidak mempunyai dasar bagi penyelesaian sebuah konflik dan dikeluarkan oleh pihak yang sudah kehilangan kredibilitas dan integritas. Ini adalah rencana untuk melindungi Trump dari 'impeachment' dan [Benjamin] Netanyahu dari penjara. Ini bukanlah rencana perdamaian Timur Tengah,” kata Shtayyeh dalam rapat kabinet Otoritas Palestina di Ramallah, Senin (27 Jan).

Pembunuh Jendral Soleimani Tewas di Afghanistan

Indonesian Free Press -- Orang yang bertanggungjawab atas serangan drone yang menewaskan komandan pasukan Quds Force Iran Jendral Qassem Soleimani awal Januari lalu dipastikan tewas dalam insiden pesawat di Afghanistan. Dugaan pun merebak bahwa ia menjadi korban pembalasan Iran.

Seperti dilaporkan oleh wartawan Fabio Giuseppe Carlo Carisio di Veterans Today kemarin (28 Jan), Michael D'Andrea yang dijuluki sebagai “Dark Prince” atau  “Ayatollah Mike” yang menjabat sebagai komandan operasional CIA untuk wilayah Timur Tengah tewas dalam insiden jatuhnya pesawat di wilayah Sadukhil, Distrik Dehk di Provinsi  Ghazni, Afghanistan, Senin (27 Jan). Bersamanya tewas juga sejumlah pejabat inteligen Amerika.

Tuesday 28 January 2020

Antara Virus Corona dan Flu Spanyol 1918

Indonesian Free Press -- Saat ini dunia tengah dihebohkan dengan kasus penyebaran virus Corona yang berasal dari Cina dan telah menyebar ke sejumlah negara di dunia. 

Seperti dilaporkan Sputnik News kemarin (17 Jan) jumlah korban meninggal akibat virus ini di Cina telah mencapai angka 100 jiwa.

"Berdasar laporan dari 30 provinsi, jumlah penderita adalah 2.744 orang, yang dalam kondisi kritis berjumlah 461 orang," kata Jubir Depkes Cina Song Suli seperti dikutip Sputnik News.

Selain itu masih ada 5.794 kasus lain terduga terinveksi dan 32.799 dikhawatirkan terinveksi virus karena kedekatan mereka dengan penderita inveksi. Untuk menghentikan penyebaran pemerintah Cina telah mengisolir puluhan juta penduduk di sejumlah kota. Meski demikian, penyakit ini sudah menyebar ke berbagai negara di dunia. 

Monday 27 January 2020

PRESIDEN ODONG2


Pasukan AS Bentrok dengan Rusia di Suriah

Indonesian Free Press -- Pasukan Rusia terlibat bentrokan bersenjata dengan pasukan Amerika di Suriah di tengah-tengah tuduhan Rusia dan Suriah bahwa Amerika telah mencuri minyak Suriah.

Seperti dilaporkan Moscow Times, Senin (27 Jan), bentrokan tersebut terjadi pada haria Sabtu (25 Jan) di jalan raya menuju Tal Tamr di provinsi Hasakah, Suriah Timur Laut. Tal Tamr terletak di jalan raya menuju wilayah kaya minyak di Suriah yang saat ini diduduki pasukan Kurdi dan Amerika.

Tidak ada laporan tentang korban dalam insiden tersebut. Veterans Today menyebut dalam insiden tersebut sebuah helikopter Rusia yang mengawal konvoi pasukan Rusia ditembaki sebelum akhirnya kedua pasukan menarik diri ke arah berlawanan. Namun, Moscow Times melaporkan insiden tersebut diikuti oleh penerbangan helikopter-helikopter Rusia dan pesawat-pesawat AS di atas kota Tal Tamr.

Saturday 25 January 2020

Pawai Anti-Amerika di Baghdad dan Kekhawatiran Israel

Indonesian Free Press -- Jutaan orang diperkirakan mengikuti pawai anti-Amerika yang digelar kemarin (Jumat, 24 Januari) di Baghdad. Aksi ini tentu saja menjadi kekhawatiran tersendiri bagi zionis Israel dan Amerika.

Seperti dikutip Press TV, Direktur  Iraqi Center for Studies Sayed Sadiq al-Hashemi mengatakan bahwa diperkirakan jumlah peserta aksi mencapai 2,5 juta orang. Mereka tidak saja datang dari Baghdad dan kota-kota sekelilingnya, namun juga dari kota-kota yang berjauhan.

"Sejak Jumat pagi, kumpulan besar orang, termasuk wanita dan anak-anak telah berkumpul di kawasan Jadriyah di dekat Universitas Baghdad. Para peserta pawai membawa spanduk dan berteriak-teriak menuntut pengusiran pasukan Amerika," tulis Press TV.

Dukung Zionis, Ulama Senior Saudi Kunjungi Kamp Holocoust

Indonesian Free Press -- Ulama senior Saudi Mohammad Bin Abdul Karim bin Abdulaziz al-Issa menunjukkan dukungannya kepada zionis dengan mengunjungi museum holocoust Auschwitz-Birkenau, Polandia, 23 Januari.

Gambar yang dirilis Veterans Today, Jumat (24 Jan) menunjukkan Sekjend Liga Muslim Dunia yang juga mantan Menteri Kehakiman Saudi ini menyalakan lilin di dalam museum. Mohammad Bin Abdul Karim yang didampingi sekelompok warga yahudi dan Muslim itu melakukan kunjungan beberapa hari menjelang peringatan Holocoust yang dipusatkan di Jerussalem.

Seperti dilaporkan Veterans Today, Mohammad Bin Abdul Karim memimpin delegasi yang beranggotakan 62 tokoh Muslim dari 28 negara. Bersama mereka adalah satu delegasi dari kelompok lobbi American Jewish Committee (AJC).

Friday 24 January 2020

OTT KPK, Membongkar Perseteruan Jokowi vs Mega Jilid 2


Oleh: Tony Rosyid
~Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa~



1 Juli 2018 saya pernah menulis artikel berjudul “Babak Baru Jokowi vs PDIP.”. Artikel ini mengupas bagaimana perseteruan Jokowi-Mega yang tak kunjung reda sejak 2014, awal Jokowi berkuasa. Kelihatannya, perseteruan Jokowi-Mega belum juga berakhir, dan bahkan memasuki babak berikutnya di periode kedua kekuasaan Jokowi.

Ingat kata Mega: Jokowi itu petugas partai. Kalimat ini sangat populer. Publik menganggap, kalimat ini merendahkan Jokowi. Narasi dan sikap Mega diduga telah membuat Jokowi merasa tidak nyaman. Tak jarang jadi bahan olok-olok mereka yang kontra Jokowi.

Memeluk Habib Rizieq Di Mekah (Bagian 3)

OLEH: SETIYARDI BUDIONO

KUMANDANG adzan Ashar terdengar. Habib menghentikan tausyiah. Semua orang diminta ikut menyimak adzan. Menjawab setiap kalimat muadzin.

***


Para santri Habib Rizieq menyiapkan tempat salat di ruang pertemuan. Kami memperbarui wudhu. Di halaman depan rumah ada enam keran untuk berwudhu para tamu. Sebagian tamu mengambil wudhu di dalam rumah, bersama para santri.

Setelah barisan siap, santri mengumandangkan iqamah. Lazimnya tuan rumah didapuk menjadi imam salat. Tapi untuk menghargai sang tamu, Habib Rizieq meminta KH. Ahmad Sidiq, Mutasyar Nahdhatul Ulama asal Jawa Timur, menjadi imam. Saya berdiri di shaf pertama, di sebelah kanan Habib Rizieq.

Setelah salam, Habib Rizieq langsung memimpin bacaan Qasidah Sa'duna Fiddunya, yang juga dikenal dengan nama lain Qasidah Khadijah Alkubro. Semua mengikuti. Melantunkan qasidah dengan bersemangat, kami ulangi tiga kali.

Tentara AS yang Terluka oleh Rudal Iran Bertambah Jadi 34

Indonesian Free Press -- Jumlah tentara AS yang terluka karena serangan rudal Iran di pangkalan militer AS di Irak bertambah menjadi 34 orang. Sebelumnya Presiden AS Donald Trump mengklaim tidak ada prajuritnya yang terluka, dibantah kemudian oleh pernyataan militer AS yang mengumumkan 11 prajuritnya diterbangkan ke Jerman dan Kuwait untuk menjalani perawatan.

Seperti dilaporkan Almanar News dengan mengutip laporan CNN, 24 Januari, Dephan AS, Pentagon, mengumumkan sebanyak 34 tentara AS harus menjalani perawatan setelah menderita cedera trauma otak akibat serangan rudal Iran tanggal 8 Januari lalu. Dari jumlah itu sebanyak 8 orang harus dipulangkan ke Amerika untuk menjalani perawatan lebih intensif.

Thursday 23 January 2020

Harun Masiku Diframing Jadi Penjahat


Oleh: Djoko Edhi Abdurrahman
Advokat, Anggota Komisi III DPR (periode 2004 - 2009), Wasek LPBH PBNU.


Harun Masiku diburu dan diframing sebagai penjahat besar penyuap Komisioner KPU, Wahyu Setiawan yang, tertangkap tangan OTT KPK. Itu yang tak benar.
Duit suap itu sendiri ditangkap Petugas KPK dari tangan Syaiful Bahri, yang mengaku bahwa duit tersebut ia peroleh dari Sekjen DPP PDIP Hasto Kristanto. Ini materi hukum pertama: Hasto memberikan duit Rp 400 juta kepada Syaiful Bahri untuk disampaikan kepada Wahyu Setiawan. Syaiful Bahri adalah pembantu Hasto.
Materi hukum kedua: Syaiful Bahri ditangkap Petugas KPK beserta barang bukti Rp 400 juta tadi. Jadilah kasus korupsi dalam kategori suap.
Materi hukum ketiga: dalam pada itu, Petugas KPK hendak menangkap Hasto yang bersembunyi di PTIK. Polisi di PTIK kemudian menangkap Petugas KPK ini, dan menahannya, dengan alasan dicurigai pemain Narkoba. Petugas itu lalu dites urin, ditahan, dan dilepas subuh hari. Hasto lolos!

Wednesday 22 January 2020

KETIKA AKHIRNYA NGABALIN MASUK KEMENTRIAN KKP...

Fristy Hanon

Maka, ributlah dunia permedsosan.
Eks pendukung 02 terbelah 2.
Yang sekarang memilih jadi OPOSISI, bebas saja MENERTAWAKAN betapa sosok seperti Ngabalin yang dari segala sisi karakter dan kompetensinya selama ini kita anggap berada "diluar sana", eeeh... ternyata sekarang dengan mudah masuk ke dalam instansi Kementrian yang kebetulan dijabat Menteri dari Gerindra, eks penyokong utama capres 02.
Kalau dia diangkat Erick Tohir, mungkin kita akan sama-sama ngeledekin Erick.
Sementara, yang memilih pro KOALISI dengan Pemerintahan Jokowi, mendadak senyap.
Pilu...
Mau bilang apa?!
Yakin deh, mereka sendiri GAK HAPPY dengan kenyataan menyakitkan ini.
Galau... tapi GENGSI.
Akhirnya, segala narasi pembenaran dicari-cari.
Dari sebagian kecil yang lewat di timeline – karena yang sebagian besar memilih menghindari topik "Ngabalin" yang ngeselin mereka sendiri – ada beberapa yang bikin ngakak.
Ada yang KONYOL, katanya Ngabalin itu sukarela membantu, gak pake dibayar
Preeeettt ..!!! ðŸ¤£ðŸ¤£ðŸ¤£ðŸ¤£
Mana bisa PENJILAT yang jilatannya kuat kayak Ngabalin kok suka rela?!
Dia sukarela menjilat sedemikian rupa kam karena ada PAMRIH, and you know lah...!!
Gak ada makan siang gratis!!
Jangan NAIF.
Eh..., naif apa BODOH ya, yang begini ini?!

Monday 20 January 2020

Serangan Rudal dan Drone Houthi Tewaskan 70 Milisi Pro-Saudi

* Diklaim sebagai aksi balasan atas pembunuhan Jendral Soleimani


Indonesian Free Press -- Setidaknya 70 orang tewas dan lebih dari 150 orang terluka akibat serangan rudal dan drone milisi Houthi atas pangkalan militer milisi pro-Saudi di Mari, Yaman, Sabtu (18 Jan). Media-media barat seperti BBC, Guardians, AFP bahkan melaporkan jumlah korban lebih dari 80 dan media Iran Press TV menyebut angka 'lebih dari 100'. Ini adalah serangan paling mematikan kelompok Houthi terhadap koalisi Saudi di Yaman yang diklaim sebagai aksi balasan atas pembunuhan Jendral Soleimani.

Seperti dilaporkan media Saudi Al Arabiya, Ahad (19 Jan), pemerintahan Mansour Hadi yang didukung Saudi Arabia dan berbasis di Aden mengumumkan kesiap-siagaan militer yang tinggi untuk menghadapi pertempuran selanjutnya setelah serangan tersebut. 

"Serangan ini membuktikan bahwa Houthi tidak memiliki keinginan untuk berdamai," kata Hadi seperti dilansir kantor berita SABA.

Sunday 19 January 2020

Menlu Rusia Duga Israel Bertanggungjawab atas Penembakan Pesawat Sipil Ukraina

Indonesian Free Press -- Menlu Rusia Sergei Lavrov menduga Israel sebagai penanggungjawab atas jatuhnya pesawat sipil Ukraina di Iran minggu lalu yang menewaskan 176 orang.

Seperti dilaporkan Press TV, Sabtu (18 Jan), Lavrov dalam konperensi pers yang digelar di Moscow, mengungkapkan keberadaan 6 pesawat siluman F-35 Amerika di pangkalan Israel di Azerbaijan yang berdekatan dengan perbatasan Iran.

"Informasi ini masih harus diverifikasi, namun saya tekankan situasi seperti ini terjadi dalam insiden-insiden yang terjadi," kata Lavrov.

Lavrov menduga telah terjadi operasi 'false flag' yang sangat serius. Ini adalah operasi inteligen-militer untuk menjustifikasi langkah politik-militer yang lebih besar dengan menimpakan kesalahan kepada musuh. Ia juga menyinggung langkah Amerika membunuh Jendral Soleimani sebagai “unprecedented” atau hal yang tidak pernah terjadi dan melanggar segala norma dan hukum internasional.

Saturday 18 January 2020

Roket Iran Lukai 11 Tentara Amerika

* Trump perang Twitter dengan Khamenei


Indonesian Free Press -- Amerika akhirnya mengakui bahwa serangan roket Iran atas pangkannya di Irak telah melukai 11 tentaranya meski mereka telah bersembunyi di dalam bunker bawah tanah. Hal ini bertolak belakang dengan klaim Presiden Donald Trump bahwa pasukannya baik-baik saja.

Seperti dilaporkan Fox News kemarin (17 Jan), 11 prajurit Amerika diterbangkan dari Al Assad di Irak untuk mendapat perawatan 'concussion symptoms' akibat serangan rudal Iran baru-baru ini, kata Jubir U.S. Central Command, Kamis malam," tulis Fox News.

Menurut keterangan tersebut para prajurit harus menjalani prosedur untuk mengetahui cedera otak akibat ledakan dan ke 11 orang tentara itu harus diterbangkan ke Jerman dan Kuwait untuk mendapatkan perawatan khusus. 

Ulama ISIS Jabba 'Babi Gendut' Tertangkap Netizen Dunia Gembira

Indonesian Free Press -- Seorang ulama teroris ISIS yang terkenal kejam ditangkap aparat keamanan Irak, netizen dunia pun menyambut gembira. 

Seperti dilaporkan Fox News, Sputnik News dan sejumlah media internasional lainnya kemarin Abu Abdul Bari atau dikenal dengan sebutan Jabba the Hutt ditangkap aparat keamanan Irak di tempat persembunyiannya di Mosul, Irak Utara. Namun tidak disebutkan kapan penangkapan itu berlangsung.

Dari video yang beredar di media sosial tampak aparat keamanan harus menggunakan truk untuk mengangkut Baru yang dilaporkan memiliki bobot 254 kg saat ditangkap itu. Saat ditangkap Bari tidak mampu memberikan perlawanan apapun kecuali menggerutu.

Thursday 16 January 2020

Skenario Kerusuhan Ukraina untuk Iran dan Irak

Indonesian Free Press -- Dubes Inggris untuk Iran Rob Macaire, hari Selasa (14 Januari) meninggalkan Iran setelah diusir oleh pemerintah Iran akibat keterlibatannya dengan aksi demonstrasi memprotes penembakan pesawat sipil Ukraina yang digelar pada hari Sabtu (11 September). Diplomat senior Inggris itu sebelumnya sempat menjalani penahanan oleh aparat keamanan Iran setelah diketahui berkumpul bersama peserta aksi demonstrasi, hal yang dianggap mencampuri urusan internal Iran.

Aksi Rob Macaire mengingatkan pada aksi yang sama oleh Victoria Nuland, pejabat tinggi Kemenlu Amerika, yang terlibat dalam aksi demonstrasi di Lapangan Maidan, Ukraina tahun 2014, yang berakhir pada tumbangnya pemerintahan Victor Yanukovich yang dianggap pro-Rusia untuk digantikan pemerintahan baru yang pro-Amerika/Barat. 

Wednesday 15 January 2020

Ulama Irak Serukan Demo Akbar untuk Usir Amerika

Indonesian Free Press -- Ulama dan politisi kharismatik Irak Muqtada al Sadr menyerukan digelarnya aksi demonstrasi sejuta orang untuk mengusir pasukan Amerika di Irak. Setelah tuntutan parlemen dan pemerintah Irak, hal ini adalah ancaman serius bagi keberadaan Amerika di Irak dan bahkan kawasan.

Seperti dilaporkan Press TV, 15 Januari, seruan ini disampaikan Muqtada al-Sadr melalui akun Twitter, Selasa (14 Jan): "Aksi ini diperlukan untuk mengutuk keberadaan Amerika dan pelanggaran-pelanggaran mereka," tulis pemimpin faksi-Sairoon yang menguasai mayoritas kursi parlemen ini.

“Langit, darat dan kedaulatan Irak dilanggar setiap hari oleh pasukan pendudukan (Amerika)," tulisnya lagi seraya menambahkan bahwa aksi harus berlangsung dengan damai dan bersatu. Namun ia tidak menyebutkan waktu dan tempat dilangsungkannya demonstrasi.

Sunday 12 January 2020

Akurasi Rudal-Rudal Iran Gentarkan Amerika

Indonesian Free Press -- Hanya beberapa jam sebelum Iran melancarkan serangan rudal terhadap dua pangkalan militer Amerika di Irak Presiden Donald Trump sesumbar akan menyerang 52 sasaran penting di Iran jika berani menyerang Amerika sebagai balasan atas pembunuhan Jendral Soleimani. Namun setelah Iran melakukan serangan Donald Trump berubah sikap dan tidak mewujudkan ancamannya.

Sejumlah alalisa menyebutkan tentang sikap Trump ini, namun analisa ini mungkin yang paling tepat: Amerika gentar oleh akurasi rudal-rudal Iran.

Wednesday 8 January 2020

Rudal-Rudal Ballistik Iran Hantam 2 Pangkalan Militer AS di Irak

* 80 Tentara AS Dilaporkan Tewas

Indonesian Free Press -- Iran memenuhi janjinya untuk membalas kematian Jendral Soleimani dengan melancarkan serangan rudal ke dua pangkalan militer AS di Irak. Serangan ini dilaporkan menewaskan 80 tentara AS meski belum ada konfirmasi resmi.

Seperti dilaporkan media setengan resmi Iran Press TV, Rabu (8 Jan), puluhan rudal ballistik Iran ditembakkan ke 2 pangkalan militer AS di Provinsi Anbar dan Irbil mulai Rabu dini hari oleh Tentara Pengawal Revolusi Iran (IRGC). Seluruh rudal mengenai sasaran dengan tepat dan sejumlah korban jiwa diklaim Iran.

Setelah serangan para pejabat Iran meminta AS untuk tidak melakukan serangan balasan untuk mencegah serangan lebih hebat dari Iran. Iran juga mendesak pasukan AS untuk meninggalkan kawasan Timteng dalam waktu singkat.

Monday 6 January 2020

Soleimani Dibunuh Saat Menjalankan Misi Diplomatik Rahasia Penting

Indonesian Free Press -- Perdana Menteri Irak membuat pengakuan mengejutkan tentang pembunuhan Jendral Soleimani oleh AS. Pada hari pembunuhan Soleimani hendak bertemu PM Irak dalam misi diplomatik untuk mengurangi ketegangan di kawasan.

Pengakuan tersebut disampaikan PM Irak Adil Abdul-Mahdi kepada anggota Parlemen, Ahad kemarin (5 Jan) seperti dilaporkan Veterans Today dan juga Press TV hari ini (6 Jan). Pada saat itu Parlemen menggelar sidang darurat untuk membahas perkembangan Irak setelah pembunuhan Soleimani dan komandan milisi Irak Abu Mahdi Al-Muhandus.

“Saya seharusnya bertemu Soleimani pada hari Beliau dibunuh. Ia datang untuk membawakan pesan dari Iran untuk Saudi,” kata Mahdi, menyebutkan bahwa pemimpin Saudi telah menawarkan perdamaian kepada Iran melalui perantaraan pemerintah Irak dan Soleimani datang untuk memberikan jawaban dari pemimpin Iran.

Kudeta AS di Venezuela Gagal Total, Bonekanya Diusir dari Parlemen

Indonesian Free Press -- Kudeta AS terhadap Presiden Venezuela Nicholas Maduro mengalami kegagalan total setelah boneka kepercayaannya yang mengklaim sebagai Presiden, Juan Guaido, tersingkir dari jabatannya sebagai Ketua Parlemen (National Assembly). Demikian laporan Veterans Today (VT), Ahad (5 Jan).

Seperti dilaporkan VT Juan Guaido tersingkir dari kursi Ketua Parlemen setelah dihalang-halangi memasuki Gedung Parlemen pada hari Ahad. Ia digantikan oleh pendukung Presiden Maduro, Luis Parra yang didampingi oleh Franklin Duarte dan Jose Gregorio Noriega sebagai Wakil.

Sebelumnya Guaido mengumumkan mengumumkan keinginannya untuk kembali menjadi Ketua ketika krisis politik akibat perebutan kekuasaan antara dirinya dengan Presiden Maduro berumur setahun. Namun ia gagal mempertahankan kursinya dengan cara menyakitnya saat polisi menghalanginya untuk memasuki gedung Parlemen. Para pendukungnya di parlemen juga mengalami nasib yang sama, sementara sebagian lainnya meninggalkannya dengan mendukung Luis Parra.

Sunday 5 January 2020

Irak Makin Tegang Saat Jenasah Soleimani Mendapatkan Penghormatan

Indonesian Free Press -- Suasana di Irak semakin tegang paska terbunuhnya Jendral Soleimani di Baghdad akibat serangan udara AS. Reuters melaporkan pada Sabtu petang (4 Jan) sebuah roket meledak di kawasan Green Zone dekat Kedubes AS berada. Sebuah roket lain jatuh di wilayah Jadriya dan dua roket lainnya lagi ditembakkan ke pangkalan udara Balad di utara Baghdad. Tidak ada korban jiwa dan belum ada pihak yang mengklaim bertanggungjawab. Demikian seperti dilaporkan Reuters mengutip keterangan pejabat keamanan Irak.

Sementara itu milisi Kataib Hezbollah yang merupakan bagian dari kelompok milisi pro-Iran PMU mengingatkan aparat keamanan Irak untuk menjauh dari Kedubes AS dan pangkalan-pangkalan militer AS dalam jarak minimal 1000 meter dimulai sejak Ahad petang (5 Jan). Demikian seperti dilaporkan media Lebanon al-Mayadeen TV.

Sebelumnya Muqtaba al Sadr ulama muda dan politisi kharismatik Irak yang sangat anti-AS telah memerintahkan organisasi militernya, Badr Force, untuk bersiaga menghadapi AS setelah serangan yang menewaskan Suleimani.

Parlemen Iraq Teken RUU Pengusiran AS

Indonesian Free Press -- Sejumlah besar anggota Parlemen Irak hari Ahad (4 Jan) secara bulat menyerukan penarikan pasukan AS sebagai respon atas pembunuhan Jendral Suleimani.

Seperti dilaporkan Press TV sebanyak 170 anggota parlemen Iraq menyetujui RUU pengusiran pasukana AS untuk disepakati oleh pemerintah sebelum menjadi UU.

"Sebanyak 170 anggota perlemen Iraq menandatangani RUU yang meminta penarikan pasukan AS dari Irak menyusul pembunuhan wakil komandan milisi Popular Mobilization Units (PMU), Abu Mahdi al-Muhandis, dan Letnan Jendral Qassem Soleimani, komandan Quds Force Islamic Revolution Guards Corps (IRGC)," tulis laporan itu.

Friday 3 January 2020

Iran Bersumpah Balas Pembunuhan Jendral Suleimani

Indonesian Free Press -- Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei mengatakan bahwa para pembunuh Jendral Suleimani harus menunggu untuk menerima pembalasan keras.

"Para penjahat yang tangannya berlumuran darah Jendral Soleimani dan para syuhada lainnya pada serangan Kamis malam harus menunggu pembalasan keras," kata Khamenei dalam pidato yang disiarkan hari Jumat (3 Januari) seperti dilansir Press TV.

Khamenei menyebut pembunuhan Jendral Suleimani sebagai 'tindakan orang-orang paling keji di dunia terhadap manusia paling terhormat yang dengan gagah berani selama bertahun-tahun memerangi penjahat-penjahat dan bandit dunia'.

Thursday 2 January 2020

Qassem Suleimani, Panglima Tertinggi Iran di Irak dan Suriah Tewas oleh Serangan AS

Indonesian Free Press -- Komandan militer tertinggi Iran di Irak dan Suriah yang berjasa besar membebaskan kedua negara dari invasi teroris ISIS dilaporkan tewas oleh serangan roket di Bandara Internasional Baghdad. Diduga kuat serangan dilakukan AS menyusul ketegangan yang semakin tinggi di Irak.

Seperti dilaporkan Bloomberg dan media-media internasional hari ini (2 Januari) dengan mengutip keterangan pejabat militer Irak Suleimani tewas bersama komandan milisi dukungan Iran, Abu Mahdi al-Muhandis dan sejumlah pengawal oleh serangan yang tidak dijelaskan detilnya. Belum ada pernyataan dari AS maupun Iran atas peristiwa ini.

"Qassem Soleimani, jendral Iran yang memimpin pasukan Revolutionary Guards’ Quds Force, tewas oleh serangan udara AS di Baghdad, menurut dua sumber yang terpercaya," tulis Bloomberg.

Buntut Serangan AS, Kedubes AS di Baghdad Diserbu Massa

Indonesian Free Press -- Seperti sudah diduga, serangan udara AS atas kelompok milisi PMU Irak dan Suriah berbuntut panjang. Ribuan massa pendukung PMU anggota PMU menyerbu Kedubes AS di Baghdad dan merusak sejumlah fasilitas.

Seperti dilaporkan Sputnik News dan media-media internasional, serangan massa terjadi tepat di akhir tahun, Selasa 31 Desember lalu. Massa menghancurkan dan membakar gerbang masuk dan ruangan penerimaan tamu Kedubes AS dan memaksa AS untuk menerjunkan tambahan pasukan dari Kuwait untuk memperkuat penjagaan Kedubes.

Untuk mencegah massa masuk lebih jauh ke dalam kompleks Kedubes, helikopter-helikopter Apache AS menembakkan gas api ke udara dan personil keamanan AS yang hampir seluruhnya adalah personil marinir, menembakkan gas air mata. Sementara sejumlah personil keamanan terlihat berada di atap Kedubes dengan senjata laras panjang dibidikkan ke arah massa. Terakhir, pesawat-pesawat Osprey pengangkut personil tampak mendarat di atap Kedubes mendaratkan tambahan pasukan dari negara tetangga, yaitu Kuwait.