Saturday 20 June 2020

Presiden Burundi Diracun dan Presiden Bellarussia Dikudeta karena Tolak Konspirasi WHO?

Indonesian Free Press -- Presiden Burundi Pierre Nkurunziza meninggal dunia mendadak tidak lama setelah mengusir perwakilan WHO dari negerinya karena dianggap telah memberi informasi palsu seputar wabah Corona. Spekulasi pun merebak bahwa ia mati diracun yang mengakibatkannya mengalami gagal jantung padahal tidak memiliki riwayat penyakit tersebut.

"Namun kontroversi bermunculan di negara Afrika itu setelah sejumlah media lokal menyebutkan bahwa kematian itu akibat racun," tulis Joaquin Flores di situs independen Fort Russ, 8 Juni lalu. Nkurunziza sendiri baru berusia 55 tahun ketika nyawanya meninggalkan jasadnya.

Sunday 3 May 2020

Kita Semua Menjadi Kelinci Percobaan Bill Gates

* Pengunjung setia rumah bordil Jeffrey Epstein 


Indonesian Free Press -- Pada saat tulisan ini dibuat (2 Mei) jumlah pasien aktif covid 19 global mencapai 2,51 juta orang dengan kondisi 98% bergejala ringan dan 2% serius/kritis. Dua minggu yang lalu angkanya adalah 95% dan 5%, yang artinya tingkat kematian (fatality rate) covid 19 semakin kecil (penderita dengan gejala ringan hampir pasti sembuh, gejala serius/kritis ada harapan cukup besar untuk sembuh). Ini juga sesuai dengan hukum alam bahwa pandemi terjadi karena ketidak seimbangan alam, baik oleh kerusakan alam maupun percobaan laboratorium, dan alam memiliki kekuatan untuk mengembalikan keseimbangan. Ini juga sesuai dengan Hukum Farr, bahwa semua pandemi pasti berakhir, semakin cepat penyebarannya semakin cepat pula berakhirnya.

Bill Gates adalah orang yang paling berkuasa di dunia kesehatan, mengalahkan semua pejabat publik dan otoritas kesehatan di seluruh dunia. Dan kini Bill Gates telah menjadikan seluruh manusia sebagai 'kelinci percobaan'.

"Strategi Bill Gates membeli WHO dan mengontrol para pejabat kesehatan Amerika seperti Tony Fauci dan Deborah Birx menjadikannya orang yang lebih berkuasa, dalam sejumlah hal, dibandingkan dengan mereka yang ditunjuk oleh presiden." Demikian tulis Robert F Kennedy, Jr di situs Fort Russ, 29 April lalu. 

Friday 24 April 2020

Cukup sudah (Dengan Coronavirus)

Oleh Israel Shamir pada 22 April 2020
Israel Shamir - The Unz Review 21 April 2020


Selama berminggu-minggu, saya bangun setiap pagi berharap menemukan diri saya di dunia normal, bukannya realitas alternatif ini. Dunia normal di mana laki-laki dapat berkeliaran di perbukitan, berdoa di gereja, pergi bekerja, tinggal di pantai, mendengarkan konser, mengunjungi museum, bersosialisasi dengan teman-teman, menggoda perempuan, mengirim anak-anak ke sekolah; singkatnya, untuk memiliki kesenangan kecil yang dimiliki orang-orang bahkan di bawah pemerintahan Stalin atau Hitler yang keras. 

Sebaliknya, saya terus-menerus bangun untuk berperan dalam film dystopian yang disutradarai oleh Stephen Soderbergh, yang tidak mengejutkan, dinominasikan untuk mengepalai komite Corona Hollywood. Saya kira komite ini telah mengatur hidup kita, bukannya presiden terpilih dan perdana menteri.

Mereka bermain sangat mirip dengan naskah film 'Contagion': virus itu diduga diciptakan oleh kedekatan kelelawar dan mamalia lain di pasar basah Cina; dengan cepat menyebar ke seluruh dunia; ada penguncian (lockdown) yang sangat lama sementara orang menunggu keselamatan mereka, vaksin; sementara itu ada beberapa yang murah dan solusi yang disediakan oleh peretasan korup; akhirnya vaksinnya dikirim dan yang divaksinasi diberi pita sertifikasi untuk dipakai pergelangan tangan sebagai bukti mereka aman untuk memasuki masa depan. 

Thursday 23 April 2020

Pakar Terkemuka Inggris Akui Kebijakan Lockdown Salah

Indonesian Free Press -- Telah lama media-media independen 
dan ahli-ahli yang berfkiran rasional menganggap kebijakan-kebijakan 'kejam' di negara-negara di dunia untuk menangani 
wabah covid 19 tidak dilandasi oleh ilmu pengetahuan, melainkan semata-mata langkah politik yang hanya menciptakan kepanikan massal yang menghancurkan semua tatanan. Namun demikian kebenaran tidak mungkin bisa dibungkam selamanya. Satu demi satu bukti kebenaran muncul ke hadapan publik.

'Otoritas' dan media massa di berbagai negara kini tengah bekerja keras untuk terus membuat publik panik di tengah-tengah kecenderungan global wabah covid 19 yang melemah sesuai hukum alam. Di Indonesia misalnya, pejabat-pejabat daerah justru berlomba-lomba untuk menerapkan PSBB, Ikatan Dokter Indonesia 'meributkan' jumlah kematian covid 19 versi pemerintah yang dianggap terlalu kecil namun tanpa bisa menyampaikan data yang valid, media-media yang sibuk mengoceh tentang 'serangan kedua' dan 'infeksi baru' serta oknum-oknum ulama MUI yang mengeluarkan fatwa sendiri tentang larangan sholat tarawih dan mudik. Namun pada saat bersamaan pula bukti-bukti bermunculan tentang adanya konspirasi busuk dalam pandemi covid 19 ini. Dan ini adalah salah satunya.

Tuesday 21 April 2020

Prediksi Kematian Coronavirus Membawa Makna Baru bagi Histeria

Oleh Michael Fumento
RealClearMarkets, 1 April 2020


A.S. sedang menatap kiamat tipe Netflix. Anda tahu, dengan hewan liar yang memakan mayat manusia, tanaman mutan menguasai jalanan dan bangunan, restoran kosong dan mal di seberang lanskap ....

Ya, bagian terakhir itu benar. Namun bukan karena penyakitnya melainkan karena histeria.

Anda sudah mendengar klaim apokaliptik. Imperial College di London - dalam klaim itu nanti akan berjalan jauh ke kemeriahan yang jauh lebih sedikit * - diperkirakan sebanyak 2,2 juta kematian AS, tergantung pada seberapa drastis populasi dikunci, dikunci, dan terkunci. Untuk mengurangi angka itu menjadi "hanya" 1,1 juta, kita perlu seperti di kamp kerja paksa gulag "sampai vaksin tersedia (berpotensi 18 bulan atau lebih)," kata mereka. CDC telah mengeluarkan perkiraan sebanyak 1,7 juta kematian di Amerika.

Namun dengan langkah-langkah yang lebih rendah seperti sekarang - dan untuk periode yang sangat singkat - pasar saham jatuh, kita mengalami lebih banyak klaim pengangguran daripada di jaman 'Resesi Besar' tahun 1930-an, dan ada kemungkinan nyata depresi di seluruh dunia. Dan ada yang mengatakan langkah-langkah itu masih tidak cukup kejam.

Monday 20 April 2020

Kekonyolan yang Panjang

950AD: “Viking sailing ships return to port; violation of social distancing”


Jon Rappoport – No More Fake News April 17, 2020


George Carlin, 1999: “Apa yang kita miliki sekarang adalah populasi yang sepenuhnya neurotik… Dari mana datangnya kuman yang tiba-tiba muncul di negara ini? Pernahkah Anda memperhatikan ini? Media, terus-menerus menayangkan cerita tentang semua infeksi terbaru - salmonella, e-coli, virus hanta, flu burung - dan orang Amerika, mereka sangat mudah panik sehingga sekarang semua orang berlarian, menggosok ini dan menyemprotkan itu dan memasak terlalu lama makanan mereka dan berulang kali mencuci tangan mereka , berusaha menghindari semua kontak dengan kuman. 

Ini konyol dan kekonyolan yang panjang ... sekelompok kucing sialan! Selain itu, untuk apa Anda memiliki sistem kekebalan? Ini untuk membunuh kuman! ... Biarkan saya menceritakan kisah nyata tentang imunisasi, oke? Ketika saya masih kecil di New York City pada tahun 1940-an, kami berenang di Sungai Hudson dan dipenuhi dengan sampah mentah, oke? Kami berenang di limbah mentah! Anda tahu ... untuk menenangkan diri! Dan pada saat itu, ketakutan besar adalah polio; ribuan anak meninggal karena polio setiap tahun tetapi Anda tahu sesuatu? Di lingkungan saya, tidak ada yang pernah menderita polio! Tidak ada Pernah! Anda tahu mengapa? Karena kita berenang di air limbah mentah! Ini memperkuat sistem kekebalan tubuh kita! 

Sunday 19 April 2020

Scamdemic Covid 19 = Genosida Dunia Ketiga

Seseorang masuk neraka karena mengikat hewan piarannya tanpa memberi makanan makanan atau melepaskan mereka untuk mencari makan sendiri. 
(Sabda Nabi Muhammad S.A.W)

Namun kita hampir tidak memiliki pemimpin dunia sedang berkembang, berbicara menentang kegilaan ini. Para pemimpin India dan Indonesia, misalnya, nyaris tidak ragu-ragu untuk memerintahkan kelaparan dan kematian bagi rakyat mereka sendiri, untuk menyenangkan para penguasa internasional yang mencari 'kerjasama coronavirus' mereka.


oleh Brabantian
henrymakow.com, 13 April 2020


Di dunia yang lebih kaya dan maju, 'lockdown' covid 19 coronavirus sering kali hanya merepotkan. Memiliki makanan, atap rumah, tabungan atau pemasukan yang berkelanjutan, banyak dari kita baik-baik saja walaupun kegiatan kita dibatasi oleh hukum.
Tetapi di negara berkembang, di negara-negara seperti Uganda, India dan Indonesia dengan jaring pengaman sosial yang kecil, 'lockdown' merupakan bencana besar, dan orang-orang benar-benar mati kelaparan.

Bahkan di Inggris yang kaya - di mana jaring pengaman sosial tidak komprehensif - beberapa orang akan mengalami kelaparan.

Jadi bayangkan saja apa yang terjadi di negara-negara seperti India, di mana orang-orang mati kelaparan, dan dipukuli oleh polisi ketika mereka mencoba mencari makanan.

Wednesday 15 April 2020

Tidak Tahan dengan Kehancuran yang Terjadi Warga AS Ramai-Ramai Gelar Aksi Protes

* Angka Kehilangan Pekerjaan Pecahkan Rekor


Indonesian Free Press -- Lebih dari 15.000 kendaraan dan truk terlibat dalam aksi menolak pembatasan aktifitas (lockdown) mencegah penyebaran Covid 19 di ibukota negara bagian Michigan, Lansing, Rabu kemarin. Mereka menolak kebijakan yang dikeluarkan Gubernur Gretchen Whitmer yang disebut mereka sebagai 'tirani'.

Tetap mengikuti perintah 'social distancing', para peserta berada di dalam kendaraan yang berjalan pelan dan menciptakan kemacetan di jalan-jalan utama kota.

"Karantina adalah mencegah pergerakan orang-orang sakit. Tirani adalah ketika Anda mengkarantina orang-orang sehat,” kata Meshawn Maddock, organiser aksi tersebut dari kelompok yang menamakan diri Michigan Conservative Coalition, kepada Fox News. 

“Semua orang telah mengalami dampak buruk dari apa yang disebut 'social distancing'. Kami tidak menginginkan 'negara babu' mengajarkan rakyat bagaimana bertindak hati-hati,” tambahnya.

Corona Crazy California

oleh Mike Stone, henrymakow.com, 14 April 2020.


Tidak pernah dalam hidupku aku merasa jijik pada kebodohan sesama manusia. Meringkuk di balik pintu tertutup, bersembunyi di balik topeng medis, takut berdiri dalam enam kaki manusia lain.

Selamat datang di L.A. 

Saya berbicara tentang siapa pun yang berusia 15 atau lebih dan lebih tua yang benar-benar percaya dengan semua omong kosong itu. Mereka sedang diberi makan tentang #scamdemic ini.

Saya berbicara tentang orang-orang yang dengan sengaja menjadi bodoh. Apakah Anda menonton berita televisi?Apakah Anda percaya apa yang mereka katakan kepada Anda? Jika demikian, maka Anda idiot. 

Maaf untuk bahasa yang kasar ini, tetapi begitulah Anda. Dan sudah saatnya seseorang memanggilmu untuk itu.

Tuesday 14 April 2020

Kebohongan-Kebohongan Seputar Wabah Covid 19 (2)

Indonesian Free Press -- Lembaga penelitian independen Swiss Propaganda Research (SPR) menemukan berbagai kejanggalan menyolok dalam 'fenomena' pandemi Covid 19 yang tengah melanda dunia saat ini sehingga menyebutnya sebagai suatu 'kebohongan total'.

Namun sebelumnya ingin kami ingatkan bahwa kebohongan-kebohongan juga terjadi di Indonesia berkaitan dengan wabah ini. Diawali dengan pengumuman Gubernur DKI Anies Baswedan tentang jumlah pemakaman dengan protokol Covid 19 di wilayahnya yang jauh melampaui angka resmi pemerintah pusat. Akibatnya publik pun heboh dengan validitas jumlah korban Covid 19 yang diumumkan pemerintah pusat. Kemudian, belum usai dengan kehebohan itu Gubernur Jabar Ridwal Kamil pun mempertanyakan jumlah korban Covid 19 setelah mengumumkan jumlah warganya yang dinyatakan 'positif' berdasarkan rapid test, yang juga jauh melampaui laporan resmi pemerintah pusat.

Robert F. Kennedy Jr. Kecam Bill Gates

Indonesian Free Press -- Telah tampak, meski samar-samar, masa depan manusia setelah munculnya wabah covig 19. Sebagaimana gambar sampul majalah The Economist edisi 28 Maret 2020 lalu. 'Big Government' atau 'Pemerintahan Global' yang mengontrol semuanya. (The Economist menampilkan judul tema 'Everything's Under Control - Big Government, liberty and the virus').

Hal ini tidak lepas dari sosok Bill Gates, pendiri dan pemilik perusahaan raksasa komputer Microsoft, yang menjelang merebaknya wabah Covig 19 akhir tahun lalu menggelar acara simulasi penanganan wabah virus corona bersandi Event 201. Juga dengan rencananya memasarkan produk buatannya, vaksin pintar berbentuk chip yang ditanamkan di bawah kulit manusia. Para pengamat independen ramai-ramai menyebut bahwa kelak dengan alasan mencegah wabah virus atau bakteri berdampak luas sebagaimana covig 19, PBB merekomendasikan seluruh negara di dunia untuk melakukan vaksinasi massal dengan vaksin chip buatan Bill Gates kepada semua penduduknya. 

Sunday 12 April 2020

Covig 19 dan Cover Majalah The Economist 2019

Indonesian Free Press -- Majalah The Economist telah meramalkan pandemi Covig 19 sejak awal 2019. Seperti terlihat dalam gambar di atas, dalam edisi awal tahun 2019 itu The Economist menampilkan gambar sampul (cover) dimana pada bagian bawah terdapat gambar trenggiling (Pangolins), mahluk yang menurut banyak ahli dianggap sebagai pembawa virus Covig 19 yang menginfeksi manusia.

Ketika wabah covig 19 merebak ke seluruh dunia, sejumlah media utama dunia menghubungkan mahluk ini dengan virus tersebut. Majalah berpengaruh Amerika, The New York Times (NYT), misalnya, menampilkan laporannya berjudul 'Coronavirus: Revenge of the Pangolins?' pada 5 Maret lalu.

Friday 10 April 2020

Kebohongan-kebohongan Seputar Wabah Covig 19

Indonesian Free Press -- Per hari ini situs Worldometers.info menunjukkan bahwa jumlah penderita Covig 19 di seluruh dunia yang masih dirawat mencapai sejuta orang, 95% dalam kondisi sakit ringan/sedang dan hanya 5% dalam kondisi serius/kritis. Jika dianggap separoh dari angka serius tersebut meninggal dan seluruh penderita ringan sembuh (kecenderungannya memang demikian), maka tingkat kematian akibat Covig 19 'hanya' 2,5%.

WHO sendiri masih menggolongkan penyakit ini sebagai penyakit yang tidak membahayakan dan hanya 20% dari penderitanya yang memerlukan perawatan di rumah sakit (80% tidak memerlukan perawatan rumah sakit dan sembuh sendiri). Sementara profil pasien yang meninggal di seluruh dunia menunjukkan hal yang khas, yaitu orang-orang tua dan orang-orang yang berpenyakit bawaan serius.

Pakar nano pathologi (penyakit oleh benda-benda super-kecil) dari Italia Stefano Montanari mengatakan: "Ada sangat banyak virus corona di dunia. Penyakit flu biasa banyak disebabkan oleh virus ini. Mereka adalah virus yang dengan kemampuannya sendiri tidak cukup mematikan dan lebih banyak yang sama sekali tidak menimbulkan penyakit (innocuous). Namun virus ini bisa menimbulkan penyakit serius bagi orang-orang tua, khususnya orang tua yang menjalani perawatan penyakit pulmonary, atau yang memiliki penyakit pathologis lainnya. Orang-orang sehat sama sekali tidak terpengaruh oleh penyakit ini."

Sunday 5 April 2020

Colonial Pandemonium

“Perlengkapan tes Mickey Mouse yang dikirimkan ke rumahsakit-rumahsakit, paling baik akan memberitahukan bahwa Anda memiliki sejumlah DNA virus di tubuh Anda, yang memang dimiliki oleh sebagian besar manusia pada setiap saat. Ini mungkin akan memberitahukan 'sequence' virus yang berkaitan dengan satu keluarga virus tertentu, katakanlah keluarga besar virus coronavirus. Itu saja. Pendapat bahwa peralatan ini bisa mengisolir satu jenis virus tertentu secara spesifik seperti COVID-19 adalah omong kosong. Lebih jauh, alat ini tidak bisa memberitahukan berapa banyak virus terdapat di dalam tubuh. Semua orang memiliki sejumlah virus menari-nari di dalam tubuh setiap saat dan kebanyakan tidak menimbulkan dampak apapun karena jumlahnya terlalu sedikit. 

Dan coronavirus adalah virus yang sangat umum. Sebagian besar manusia di dunia memiliki DNA coronavirus di dalam tubuhnya dalam jumlah kecil, bahkan jika ia dalam kondisi fit, atau dalam kondisi sakit karena sebab lain”. 


"Colonial Pandemonium" by Ian Fantom, The Truthseeker, 4 April 2020

Covig 19 dan Tato Kematian Bill Gates

Oleh John Kaminski, johnkaminski.org, 2 April 2020


Indonesian Free Press -- Ini bukan permainan ganda, bukan permainan tiga kali, tetapi permainan empat kali lipat.

Pertama, pemerintah menciptakan penyakit di laboratorium, yang kemudian harus ditutup karena praktik yang tidak diketahui telah menciptakan kebocoran zat mematikan. Dua, mereka kemudian mengirimnya ke Cina selama kompetisi olahraga militer dunia di Wuhan. Tiga, mereka menciptakan pandemi melalui histeria media meskipun tingkat kematiannya tidak lebih dari flu biasa. Dan empat, kudeta, mereka menciptakan korban jiwa yang sangat besar dengan memberikan vaksin racun, yang tanpanya orang akan dicegah mengakses uang mereka sendiri.

Permainan empat kali lipat untuk mengendalikan total pikiran semua orang dan akhir permanen bagi individualitas, cita-cita tertinggi spesies manusia. Segera dikenal sebagai Bill Gates Death Tattoo.

Sementara memasang 5G di semua sekolah di Amerika, menjamin korban penyakit dan kematian astronomis serta jumlah pengurangan populasi yang diinginkan dicari oleh orang kaya kotor terhadap massa yang tidak dicuci. Jika Anda pikir ini gila, saya sarankan Anda memeriksa apa yang terjadi sekarang di sekolah menengah setempat Anda, karena polisi mencegah Anda bertanya tentang semua truk putih yang mengutak-atik antena yang berdekatan dengan sekolah.

Genderang Perang Makin Keras, Panglima Al Quds Iran Kunjungi Irak

*Skenario Serangan Pendudukan AS di Irak


Indonesian Free Press -- Irak kini bergerak memasuki situasi yang tidak mungkin lagi berbelok arah, yaitu perang besar-besaran, setelah Amerika membunuh komandan perang Iran Jendral Soleimani dan Komandan kelompok pejuang Irak PMU tanggal 5 Januari lalu. Iran mungkin sudah cukup merasa puas setelah serangan rudalnya ke dua pangkalan militer AS di Irak, sebagai balasan atas pembunuhan Jendral Soleimani, tidak mendapat balasan dari AS. Namun tidak dengan PMU yang belum bisa melakukan balasan setimpal setelah sejumlah besar pejuangnya tewas oleh serangan-serangan AS.

Sementara itu bagi Amerika sendiri, mereka tidak akan pernah bisa tidur nyenyak melihat keberhasilan Iran membangun jalur logistik dan telekomunikasi yang vital antara Iran hingga ke Suriah. Jalur logistik ini dianggap sebagai ancaman serius bagi keamanan Israel karena melalui jalur ini Iran dengan leluasa mengirimkan bantuan kepada sekutu-sekutunya di Irak, Suriah dan terutama Hizbollah di Lebanon yang berbatasan langsung dengan Israel.

Tuesday 31 March 2020

Saat Big Pharma, Pejabat dan Media Massa Sibuk Beritakan Pencarian Vaksin Dokter-Dokter Cina Sembuhkan Pasien Coronavirus dengan Vitamin C

Indonesian Free Press -- Kalangan mapan (pemerintah, media massa dan kapitalis/industri besar) kembali menunjukkan watak culasnya dalam masalah wabah global coronavirus. Saat ini mereka sibuk mencari vaksin coronavirus dengan menggunakan dana publik demi keuntungan miliaran dollar bagi industri farmasi (Big Pharma) dengan mengabaikan obat murah yang telah terbukti handal menangani coronavirus, yaitu vitamin C.

Seperti ditulis Dr. Leon Tressell di situs SouthFront, 27 Maret, Andrew W. Saul, Pemimpin Redaksi jurnal medis Orthomolecular Medicine News Service merangkum dengan baik tentang ini semua:

“Ortodoksi medis secara obyektif berfokus pada pencarian vaksin dan / atau obat untuk coronavirus COVID-19. Sementara mereka mencari apa yang akan menjadi pendekatan yang sangat menguntungkan, kami memiliki vitamin C, metode yang sudah ada, terbukti secara klinis untuk mengobati apa yang menyebabkan kematian pasien coronavirus: sindrom pernafasan akut yang parah atau pneumonia.”

Sunday 29 March 2020

AS Perkuat Pertahanan di Sekitar Kedubes di Baghdad di Tengah Ancaman Perang dgn PMU

* PMU Gelar Latihan Perang


Indonesian Free Press -- Amerika meningkatkan pertahanan di sekitar kompleks Kedubesnya di Babhdad, Irak, di tengah ancaman perang melawan milisi PMU dukungan Iran.

Seperti dilaporkan Press TV hari ini (29 Maret), seorang anggota parlemen senior Irak mengatakan bahwa Amerika telah meningkatkan pertahanannya di Baghdad bersamaan dengan persiapan Amerika untuk menyerang kekompok Popular Mobilization 

Units (PMU), atau lebih dikenal dengan nama Hashd al-Sha’abi. Serangan dilakukan sebagai respons atas serangan-serangan roket yang diduga dilakukan kelompok ini atas pangkalan-pangkalan Amerika termasuk kompleks Kedubes AS beberapa minggu terakhir, terutama setelah pembunuhan oleh Amerika terhadap panglima pasukan khusus Iran Jendral Soleimani dan seorang komandan senior PMU.Abu Mahdi al-Muhandis, awal Januari lalu.

Wednesday 25 March 2020

VT Bongkar Identitas Penyebar Pertama Covid 19 dari Amerika

Indonesian Free Press -- Veterans Today (VT) mengungkap identitas tentara Amerika peserta olimpiade militer di Wuhan, Cina, Oktober tahun lalu yang diduga sebagai penyebar awal wabah Covid19. Ia adalah seorang atlit balap sepeda wanita yang juga seorang tentara yang sering terlibat dalam opeasi inteligen.

"Media China Global Times hari ini merilis nama Staff Sgt Maatje Benassi, seorang pembalap sepeda profesional (wanita keturunan Belanda) yang bepartisipasi dalam olimpiade militer di Wuhan dan telah dinyatakan positif COVID 19. Ia juga disebut-sebut sebagai 'pengemudi diplomat bersenjata' dengan sejarah berhubungan dengan operasi-operasi militer yang melibatkan figur-figur dalam RussiaGate," tulis VT.

Benassi adalah pengemudi bagi Jendral James Jones, ShadowNet, (George Webb) dan bekerja untuk inteligen militer AS.  ShadowNet dan Psy-Group besama dengan Cambridge Analytica adalah bagian dari penyidikan yang dilakukan Mueller (Direktur FBI) yang mencari informasi tentang hubungan mereka dengan Paul Manafort (sudah dipenjara) dan Donald Trump Jr. (belum dipenjara), dalam skandal hubungan Donald Trump dengan Rusia.

Tuesday 24 March 2020

VT: COVID 19 Dibuat Amerika Sejak 2006

*Cina juga terlibat


Indonesian Free Press -- Sebuah dokumen resmi menunjukkan bahwa virus Covid 19 diteliti oleh Amerika sejak tahun 2006 dan berhasil menjadi senjata biologi pada tahun 2015 setelah diujicoba oleh University of North Carolina, Harvard dan laboratorium milik Food and Drug Administration di Arkansas. Demikian seperti dilaporkan Veterans Today (VT) hari ini (24 Maret).

Dokumen yang dimaksud VT adalah sebuah penelitian berjudul "A SARS-like cluster of circulating bat coronaviruses shows potential for human emergence" yang dilakukan oleh University of North Carolina dan didanai oleh USAID/CIA. Salah satu hal yang menarik dalam penelitian itu adalah bahwa Cina juga terlibat dalam pengembangan senjata biologi Covid 19.

"Key Laboratory of Special Pathogens and Biosafety, Wuhan Institute of Virology, Chinese Academy of Sciences, Wuhan, China telah menyediakan virus kelelawar Wuhan yang kemudian digunakan dalam penelitian di Amerika," tulis VT

Monday 23 March 2020

Trump Tunjuk Jendral untuk Ambil Alih Negara Jika Krisis Covid 19 Tak Terkendali

Indonesian Free Press -- Presiden AS Donald Trump dikabarkan telah menunjuk seorang jendral bintang empat untuk mengambil alih negara jika situasi tidak terkendali akibat krisis Covid 19 (Coronavirus).

Seperti dilaporkan Newsweek dan sejumlah media terkemuka Amerika kemarin (22 Maret), Jendral Terrence O’Shaughnessy (56 tahun),mantan pilot penerbang pesawat tempur, telah ditetapkan sebagai “combatant commander" untuk menjalankan 'sejumlah rencana kontingensi' dalam situasi darurat. Belum ada komentar atau keterangan resmi dari pemerintahan Donald Trump atas kabar ini.

Saat ini ia adalah komandan US Northern Command (Northcom), otoritas militer yang membawahi wilayah domestik Amerika di bawah rencana kontingensi Continuity of Government Commission (Komisi Keberlanjutan Pemerintahan). Selain itu ia juga masih menjabat sebagai komandan satuan North American Aerospace Defence Command, yang berpengalaman dalam penanganan pengungsi Mexico. Ialah yang memimpin operasi besar-besaran 'Operation Faithful Patriot' di perbatasan Mexico antara bulan Oktober-November 2018.

Bill Gates, Covid 19 dan Negara Polisi Amerika

Indonesian Free Press -- Hanya beberapa minggu sebelum munculnya wabah Coronavirus di akhir tahun lalu, boss Microsoft Bill Gates dan sejumlah eksekutif industri farmasi dan lembaga kesehatan terkemuka Amerika, sejumlah pejabat CIA dan lembaga-lembaga pemerintah yang berhubungan dengan makanan, kesehatan, dan keamanan sipil diketahui menggelar simulasi penanganan wabah coronavirus yang diperkirakan menelan korban jutaan orang. Dengan munculnya wabah coronavirus akhir tahun lalu, Bill Gates pun menjadi sorotan publik sebagai salah seorang yang diyakini mengetahui hal ikhwal wabah ini meski ia dan teman-temannya yang terlibat dalam simulasi tersebut membantah. 

Namun kecurigaan publik tidak akan hilang, termasuk otoritas Cina dan Iran yang menuntut transparansi otoritas Amerika atas munculnya wabah Coronavirus. Terakhir, mantan Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad menyurati Sekjend PBB untuk menggelar penyelidikan atas keterlibatan Amerika dan industri farmasi (Big Pharma) atas munculnya wabah tersebut.

Saturday 21 March 2020

Ahmadinejad Desak PBB Selidiki Penanggungjawab Wabah Coronavirus

Indonesian Free Press -- "Saat ini telah jelas di mata masyarakat dunia bahwa coronavirus  2019 yang bermutasi dan cerdas adalah produk dari laboratorium, dan lebih jelas lagi, dibuat oleh pabrik-pabrik senjata biologi milik kekuatan-kekuatan dunia yang egemonik, sangat lebih anti-kemanusiaan, destruktif (suka menghancurkan) dan menakutkan daripada senjata-senjata anti-kemanusiaan lainnya seperti senjata nuklir, kimia dan Harp (senjata rekayasa cuaca)," demikian tulis mantan presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad dalam suratnya kepada Sekjend PBB Antonio Guterres terkait dengan wabah coronavirus akhir-akhir ini.

Lebih jauh Ahmadinejad menulis kepada Sekjend PBB, "Anda diharapkan dengan sangat untuk mengutuk aksi anti-kemanusiaan oleh kekuatan jahat dunia yang telah melakukan perang biologi kepada negara-negara di dunia dengan tujuan untuk menguasai, serta tidak membiarkan para penjahat itu menjalankan kejahatan ekonomi dan politiknya dan kemudian menghindar dari hukuman oleh PBB."

Friday 20 March 2020

Tidak Usah Panik Hingga Melarang Sholat Berjamaah

Indonesian Free Press -- Tingkat kematian coronavirus terlalu dibesar-besarkan. Demikian pernyataan John P.A. Ioannidis, Guru Besar Meta-Research Innovation Center Stanford University. 

Ioannidis, yang jago di bidang kedokteran, biomedical data science, statistik, epidemiologi dan kesehatan masyarakat menyebut respon terhadap wabah coronavirus sebagai “a fiasco in the making” alias kesalahan yang disengaja karena 'kita' membuat keputusan terkait wabah tersebut berdasar “utterly unreliable” alias data yang salah. data. Akibatnya adalah segala langkah dan kebijakan yang diambil berdasar data itu telah 'severely overreacting', alias kesalahan parah yang terlalu dibesar-besarkan.

“Wabah saat ini, Covid-19, disebut-sebut sebagai wabah sekali dalam satu abad. Namun bisa juga disebut dengan satu bukti kesalahan dalam satu abad," tulis Ioannidis dalam publikasi ilmiah STAT, hari Selasa (17 Maret).

Thursday 19 March 2020

Israhell Bunuh 10.000 Warga Palestina Sejak 2000

Indonesian Free Press -- Israel telah membunuh 10.000 warga Palestina sejak tahun 2020. Mohammed Hamayel (15 tahun) menjadi korban terakhir yang ditembak sniper Israeli pada tanggal 11 Maret lalu.

Seperti dilaporkan Americans Knew tanggal yang sama, Hamayel ditembak di bagian wajahnya oleh sniper Israel dengan peluru 'mekar', yaitu peluru yang pecah ujungnya setelah menembus tubuh sasaranya dan menimbulkan luka yang hebat. Ia menjadi warga Palestina ke 10 ribu yang dibunuh Israel sejak tahun 2000. 

Insiden ini merupakan yang ketiga secara berurutan. Seperti dilaporkan media Israel Haaretz pada hari Senin (9 Maret) dan Selasa (10 Maret) dua remaja Palestina juga menjadi pembunuhan oleh aparat keamanan Israel. Kedua insiden terjadi di wilayah Issawiya, yang selama setahun terakhir menjadi ajang aksi kekerasan aparat Israel terhadap warga Palestina.

Wednesday 18 March 2020

AS Tinggalkan 3 Pangkalan Militer di Irak

Indonesian Free Press -- Pasukan Amerika meninggalkan tiga pangkalan militernya di Irak di tengah-tengah ancaman serangan roket pejuang Irak yang semakin marak. Demikian seperti dilaporkan situs Southfront kemarin (17 Maret).

"Pasukan Amerika meninggalkan pangkalan al-Qaim di perbatasan Suriah-Iraq, dan dua pangkalan lainnya di Iraq dalam beberapa minggu mendatang. Dengan demikian Amerika bakal meninggalkan 3 dari 8 pangkalannya di negara ini," tulis laporan itu.

Keputusan penarikan tersebut dilakukan Senin (16 Maret) dengan menyebut keberhasilan menumpas ISIS sebagai alasasnnya. Namun sebenarnya hal ini disebabkan oleh serangan-serangan roket yang gencar akhir-akhir ini terhadap fasilitas-fasilitas AS di Iraq," tambah laporan itu.

Sunday 15 March 2020

Takut Ancaman AS, Indonesia Batal Beli Jet Tempur Su-35 Rusia

Indonesian Free Press --  Indonesia dikabarkan batal membeli 11 unit Jet Tempur Su-35 Rusia karena tekanan Amerika. Hanya saja hingga kini, pembatalan tersebut belum dikonfirmasi kembali kepada Rusia. 

"Belum ada pemberitahuan apa pun," kata sumber pemerintah Rusia yang mengetahui masalah ini kepada Sputniknews, Jumat (13 Maret).

Sejumlah media asing melaporkan pembatalan itu terjadi karena Indonesia diancam pemerintah AS. Seperti diberitakan sebelumnya, Bloomberg yang mengutip pejabat Indonesia yang dirahasiakan identitasnya melaporkan bahwa Indonesia baru-baru ini memutuskan untuk tidak melanjutkan rencana membeli 11 jet tempur Sukhoi Su-35 senilai $1,1 miliar.

Saturday 14 March 2020

Cina Tuding AS Penyebar Coronavirus

Indonesian Free Press -- Setelah pejabat Iran, otoritas Cina secara 'resmi' menuduh Amerika sebagai penyebar pertama coronavirus. Sementara Veterans Today (VT) menyebut penyebar pertama adalah tim militer Amerika yang berpartisipasi dalam event 'World Military Games'.

"Kapan pasien pertama terpapar virus di Amerika? Berapa banyak orang yang terpapar? Apa nama rumah sakitnya? Mungkin saja militer Amerika yang telah menyebarkan epidemi ke Wuhan. Terbukalah! Bukalah data Anda (Amerika)! Amerika  berhutang penjelasan kepada kita!" Demikian kicauan Jubir Kemenlu Cina Zhao Lijian di akun Twitter-nya, Kamis (12 Maret).

Amerika tentu saja sangat marah dengan kicauan ini dan telah memanggil Dubes Cina untuk meminta penjelasan dan menyampaikan protes keras. Namun bukan tanpa alasan bagi Cina untuk marah, karena sebelumnya AS menuduh Cina telah menutup-nutupi munculnya wabah ini selama dua bulan lamanya yang membuat 'dunia' lebih lamban menanganinya dan menimbulkan kerugian lebih besar.

Saling Serang AS dan Pejuang Irak Ancam Perang Baru

* Pangkalan AS Kembali Diserang Roket

Indonesian Free Press -- Serangan roket kembali terjadi atas pangkalan militer AS di Taji, utara Baghdad, hari ini (Sabtu, 14 Maret). Belum ada laporan tentang jumlah korban, namun hampir dipastikan serangan ini bakal memicu perang lebih besar.

Seperti dilaporkan oleh Sputnik News, 'sejumlah' roket menimpa pangkalan militer Taji yang menampung personil militer AS dan koalisinya, hari Sabtu. Beberapa roket jatuh di tempat berkumpul pasukan koalisi dan lainnya jatuh di landasan pacu pesawat yang digunakan personil militer Irak.

Serangan ini merupakan yang kedua kalinya di pangkalan militer AS Taji setelah serangan serupa hari Rabu petang lalu (11 Maret) yang menewaskan dua personil militer AS dan seorang personil Inggris serta melukai sekitar selusin prajurit koalisi AS. Serangan ini langsung dibalas oleh AS dengan melancarkan serangan udara terhadap pangkalan militer milisi PMU dukungan Iran di perbatasan Suriah beberapa jam kemudian.

Thursday 12 March 2020

Pangkalan Militer AS di Irak Diserang Roket, 3 Tentara Tewas

* 4 Tentara AS tewas dalam 3 hari di Irak


Indonesian Free Press -- Serangan roket kembali menimpa pangkalan militer AS di Irak. Rabu petang (11 Maret) pangkalan militer Taji yang terletak di utara Baghdad diserang oleh 15 sampai 30 roket sehingga menewaskan dua personil militer AS dan seorang personil Inggris. Demikian seperti dilaporkan The Guardian kemarin.

"Serangan roket di pangkalan Irak menewaskan dua tentara AS dan seorang tentara Inggris, 12 tentara lainnya terluka oleh roket-roket Katyusha," tulis laporan itu.

Tidak ada yang mengklaim sebagai pelaku serangan, namun AS langsung menuduh milisi Irak dukungan Iran (PMU) sebagai pelakunya. Serangan udara pun dilakukan AS selang beberapa jam kemudian atas posisi PMU di perbatasan Suriah, menewakan sejumlah personil PMU, tambah laporan tersebut.

Wednesday 11 March 2020

Idlib-Suriah Kembali Memanas, Suriah Serang Posisi Turki

Indonesian Free Press -- Gencatan senjata yang ditandatangani Presiden Rusia dan Turki tanggal 5 Maret lalu untuk meredakan konflik bersenjata di Idlib-Suriah, ternyata hanya mampu bertahan tiga hari. Pada hari keempat, Senin (9 Maret) gencatan sejata pecah setelah pasukan Suriah menyerang posisi pasukan Turki dan kelompok militan dukungannya di Iblib. 

"Sumber lapangan mengatakan kepada North-Press (media Suriah): “Pasukan Suriah mentargetkan pos pengamat Turki di dekat kota al-Mastumah di selatan Idlib dengan bom-bom artileri,” tulis laporan situs Bulgarian Military.

Menurut laporan itu, setelah serangan itu kelompok militan dukungan Turki melakukan serangan balasan dan terjadi tembak-menembak artileri di wilayah Idlib dan sebagian Aleppo.

Tuesday 10 March 2020

Warga dan Tentara Suriah Kembali Hadang Patroli Tentara AS

Indonesian Free Press -- Warga lokal dan tentara yang berada di kota Kuzelia di Provinsi  Hasakah, Suriah timur-laut, menghadang pataroli tentara AS dan mengusirnya pergi. Demikian seperti laporan Press TV mengutip kantor berita Suriah SANA, Ahad (8 Maret).

"Tentara Suriah memblokir konvoi tentara AS di desa Kuzelia, Hasakah, di timur laut Suriah, sementara warga melempari mereka dengan batu," tulis laporan itu.

Konvoi AS tersebut berisi 7 kendaraan lapis baja. Mereka sempat berhadap-hadapan dengan tentara Suriah sebelum berbalik arah setelah warga yang mayoritas etnis Kurdi itu melempari batu dan memaki mereka.

Sunday 8 March 2020

Italia Karantina 16 Juta Penduduk untuk Cegah Coronavirus

Indonesian Free Press -- Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte dikabarkan telah menandatangani dekrit untuk menutup wilayah Provinsi Lombardy dan 14 provinsi lainnya hingga 3 April mendatang untuk mencegah penyebaran virus corona yang telah membunuh 233 warga Italia. Demikian seperti dilaporkan Russia Today hari ini (8 Maret).

Menurut laporan tersebut pemerintah Italia menghindarkan istilah 'karantina' untuk menghindarkan kepanikan dan memilih istilah 'pengurangan mobilitas' bagi pelarangan bepergian bagi seluruh warga di wilayah-wilayah tersebut kecuali karena 'alasan kerja essensial' atau alasan 'darurat'.

Pangeran Salman Tangkap Keluarga Sendiri dgn Dakwaan Kudeta

Indonesian Free Press -- Putra Mahkota dan Menhan Saudi Arabia Mohammad bin Salman (MBS) menangkap empat orang anggota keluarga sendiri karena dugaan merencanakan kudeta. Di antara yang ditangkap adalah pamannya sendiri dan sepupunya yang mantan Putra Mahkota. Demikian seperti dilaporkan Russia Today hari ini (8 Maret).

"Beberapa anggota senior keluarga kerajaan Saudi ditangkap karena merencanakan kudeta melawan Raja bersama kekuatan-kekuatan asing termasuk Amerika, media Barat melaporkan. Apa yang terjadi di kerajaan kaya minyak itu?" tulis Russia Today.

Saturday 7 March 2020

Pertemuan Erdogan-Putin Selamatkan Muka Erdogan untuk Sementara

Indonesian Free Press -- Pertemuan Erdogan-Putin di Moskow tanggal 5 Maret lalu adalah sebuah upaya Erdogan untuk menyelamatkan muka setelah kegagalan operasi militernya di Suriah. Demikian sejumlah analis politik dan militer menyebutkan. Salah satunya adalah Scott Ritter, mantan inteligen militer AS yang menulis artikel di Russia Today: 'New Putin-Erdogan deal is sugar-coating the Turks’ surrender', 6 Maret.

"Menghadapi pilihan eskalasi lebih jauh dan berhadapan langsung dengan Rusia, atau menghadapi kekalahan perang, Erdogan memilih terbang ke Moscow," tulis Scott.

Sejak bulan Februari lalu wilayah provinsi Idlib dan sebagian provinsi Aleppo, Suriah menjadi medan perang sengit antara pasukan Suriah yang didukung Iran dan Hizbollah serta Rusia melawan kelompok-kelompok militan yang didukung Turki. Presiden Suriah Bashar al Assad telah bertekad untuk membebaskan Idlib dari pendudukan kelompok-kelompok militan yang sebagian besar adalah teroris. Idlib adalah wilayah terakhir pemberontak setelah mereka terusir dari berbagai wilayah pertempuran di Suriah.

Friday 6 March 2020

Iran: Coronavirus Senjata Biologi Amerika untuk Serang Iran dan Cina

Indonesian Free Press -- Kecurigaan telah merebak di berbagai penjuru dunia tentang peran Amerika dalam penyebaran Coronavirus terutama setelah dua negara musuh Amerika, yaitu Iran dan Cina, menjadi korban terparah wabah virus ini. Namun, tuduhan langsung oleh otoritas kedua negara sangat dihindari sebelum bukti-bukti kuat dimiliki demi menjaga stabilitas politik.

Maka ketika panglima Tentara Pengawal Revolusi Iran (IRGC), lembaga paling prestisius di Iran, menyebut bahwa Coronavirus adalah senjata biologi Amerika, ini tentu adalah masalah yang serius. Iran, misalnya, bisa meminta PBB untuk melakukan penyelidikan. Namun, sebelum hal ini terjadi pun sudah cukup untuk menjadi perhatian publik global.

Seperti dilaporkan Russia Today Jumat (6 Maret) Panglima IRGC Jendral Hossein Salami menuduh Amerika telah menciptakan senjata biologis Coronavirus untuk menyerang Iran dan Cina.

Thursday 5 March 2020

White Helmets Rencanakan Rekayasa Serangan Kimia, Teroris Menyatu dgn Turki

Indonesian Free Press -- Rusia menyebut White Helmets bersama kelompok teroris telah merencanakan serangan kimia di Suriah dan menuduhkan kesalahan kepada Suriah untuk menjadi alasan bagi serangan NATO. Demikian laporan Sputnik News, kemarin (4 Maret).

“Pada 2 Maret, sekelompok 15 teroris mencoba meledakkan amunisi bersama dengan kontainer-kontainer berisi bahan kimia beracun. Mereka mencoba menghambat gerak maju pasukan Suriah di bagian barat kota Saraqib dan kemudian menuduh pasukan pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia," tulis Sputnik News mengutip keterangan Russian Reconciliation Centre for Syria kemarin.

Namun upaya tersebut gagal setelah salah seorang teroris tidak sengaja membocorkan kontainer berisi bahan kimia sebelum waktunya dan meracuni para teroris sendiri 'secara signifikan'. Namun tidak disebutkan apakah ada korban jiwa di antara para teroris tersebut.

Wednesday 4 March 2020

Biarkan Turki Berdarah-Darah di Idlib, AS Siap Bantu Amunisi

Indonesian Free Press -- Alih-alih memberikan dukungan militer langsung sebagai sesama anggota NATO, AS hanya akan memberikan bantuan amunisi bukan cuma-cuma kepada Turki dalam petualangan militer Turki di Idlib Suriah.

Seperti dilaporkan oleh situs Bulgarian Military (BM), Selasa (3 Maret), AS tengah menyiapkan dukungan amunisi dan 'bantuan kemanusiaan' untuk pasukan Turki di Idlib yang sekaligus juga bantuan bagi para pemberontak teroris. 

"AS telah siap untuk memberikan bantuan amunisi bersama dengan bantuan kemanusiaan kepada Turki dalam operasi di Idlib, Suriah, menurut utusan khusus AS untuk wilayah tersebut, James Jeffrey, tulis Pentapostagma (media Yunani)," tulis BM dalam laporannya.

Tuesday 3 March 2020

17 Pasukan Iran dan Hizbollah Tewas di Idlib

* Situasi Berbalik Setelah Serangan Turki-Israel 


Indonesian Free Press -- Iran memperingatkan Turki dengan serangan rudal setelah 12 personilnya tewas oleh serangan Turki hari Ahad (1 Maret). 

“Kami sampaikan kepada negara Turki bahwa putra-putra mereka berada dalam jangkauan tembak kami selama sebulan terakhair, dan kami bisa membalas, namun kami menahan diri karena perintah pemimpin-pemimpin kami,” demikian pernyataan 'pusat penasihat militer Iran untuk Suriah' seperti dilansir Press TV, Senin (2 Maret).

Dalam pernyataan tersebut Iran meminta pasukan Turki untuk 'bertindak bijak' dengan mempertimbangkan kepentingan Suriah dan Turki sendiri. Mereka mendesak rakyat Turki untuk melakukan tekanan kepada pemimpin Turki untuk tidak memperpanjang 'pertumpahan darah'.

“Iran secara resmi menyatakan kesiapan untuk membalas serangan Turki di Suriah jika Turki tidak berhenti menyerang Iran. P.S Tehran bukanlah Damascus, kami tidak mentolerir dan mengikuti perintah Moscow,” tambah pernyatan tersebut.

Hampir bersamaan dengan pernyataan tersebut sebuah rudal ballistik yang diyakini ditembakkan pasukan Iran di Idlib, Suriah, meledak di wilayah Turki meski tidak menimbulkan korban. Demikian seperti dilaporkan situs militer Bulgarian Military.

Mengapa Rusia Mundur Saat Suriah Diserang Turki-Israel?

Indonesian Free Press -- "Hari ini, drone-drone Israel dan Turki membom Bandara Hama di tengah Suriah, yang juga menjadi pangkalan bagi militer Rusia.  Suriah menembak jatuh 6 drone hari ini, namun 20 drone lebih diterbangkan Israel untuk melawan Suriah dan  Russia, dikendalikan dengan satelit-satelit Amerika di bawah perjanjian keamanan antara Tel Aviv dan Washington.

"Israel terlibat penuh dalam krisis di Idlib dan wilayah-wilayah lain di Suriah melawan Suriah, Russian dan Iran, bukan yang pertama kalinya. Ini adalah bagian dari rencana luas untuk mendestabilisasikan wilayah-wilayah yang lebih luas mencakup Serbia dan Caucusus, Azerbaijan dan kepentingan Rusia di Laut Caspia. Israel dan Turki juga bekerjasama melawan Kurdi.

Rusia kini mengijinkan pesawat-pesawat F-16 Turki terbang di atas Idlib dan menyerang pasukan Suriah. Rusia bahkan tidak mengijinkan Suriah menggunakan rudal-rudal S-300-nya. Para pejabat tinggi Suriah sangat kecewa dengan apa yang tampak sebagai Rusia yang menyerah kepada Turki dan Israel," tulis Gordon Duff dalam analisisnya di Veterans Today, Ahad petang (1 Mar).

Monday 2 March 2020

Putin Mundur Saat Suriah Diserang Turki-Israel

Indonesian Free Press -- Pada hari Ahad petang (1 Feb) saya membaca kabar tentang serangan intensif pesawat-pesawat tempur dan drone Turki ke wilayah Idlib, Suriah, yang merontokkan dua pesawat serbu SU-24 Suriah dan sejumlah sasaran darat milik militer Suriah dan sekutu-sekutunya. Saya nyaris tidak percaya karena Turki tidak mungkin bisa melakukan itu semua di hadapan rudal-rudal S-300 dan S-400 Suriah dan Rusia. Apalagi tanpa perlindungan udara NATO/AMERIKA.

Sayapun menunda untuk mengabarkan kabar ini sampai mendapatkan jawabannya. Dan alhamdulillah saya telah mendapatkan jawaban di sini:

Hal-hal yang Perlu Diwaspadai di Balik Isu Coronavirus

Indonesian Free Press -- Jutaan orang mengalami flu (influenza) dengan angka kematian mencapai 650.000 jiwa setiap tahun --- "Up to 650 000 people die of respiratory diseases linked to seasonal flu each year". World Health Organization (WHO) (Press release). 14 December 2017. Di Amerika Serikat saja angka kematian akibat flu mencapai 16.000 jiwa setiap tahunnya dengan jumlah penderita mencapai angka 29 juta orang.

Namun, tidak ada kepanikan seperti terjadi saat ini, ketika Coronavirus, salah satu jenis penyakit flu baru menyerang sekitar 80 ribuan orang di seluruh dunia dan menewaskan sekitar 3 ribu-an jiwa.

Saturday 29 February 2020

ANTISIPASI KONFLIK LEBIH SERIUS SETELAH 34 TENTARA TURKI TEWAS, RUSIA KIRIM 2 KAPAL PERANG KE SURIAH

Indonesian Free Press -- Rusia mengirimkan dua kapal perang modern mereka ke Suriah mengantisipasi perkembangan lebih serius konflik Suriah setelah tewasnya 34 tentara Turki tanggal 27 Februari lalu.

"Rusia pada hari Jumat mengumumkan telah mengirimkan dua kapal perang modern ke Timteng setelah serangan di Suriah yang menewaskan 33 tentara Turki," tulis Veterans Today mengutip pernyataan Kemenhan Rusia. 

Menayangkan video kedua kapal perang Rusia tersebut melintasi Selat Bosphorus menuju Suriah, laporan tersebut menyebut kedua kapal perang adalah kapal frigat terbaru Rusia: Admiral Grigorovich dan Admiral Makarov. Keduanya dilengkapi rudal jelajah jarak jauh Kalibr-N yang bisa menjangkau seluruh sudut di Suriah, dan bisa menjadi faktor penting dalam konflik Suriah akhir-akhir ini.

Sementara itu Rusia berdalih perihal insiden serangan maut yang menewaskan 34 tentara Turki di Idlib, setelah Turki menuduh Rusia mengabaikan informasi posisi pasukan Turki agar tidak menjadi sasaran serangan. Rusia menyebut pasukan Turki menjadi sasaran serangan Suriah karena berada di tempat yang sama dengan para teroris di dekat pemukiman Behun.

Friday 28 February 2020

34 Orang Tewas, Iran Jadi Negara Korban Virus Corona Terbesar Kedua

Indonesian Free Press -- Iran menjadi negara korban virus corona terbesar kedua setelah Cina setelah 34 orang dinyatakan tewas oleh penyakit mematikan ini.

Seperti dilaporkan Press TV hari ini (Jumat, 28 Feb), Jubir Kemenkes Iran Kianoush Jahanpour hari Jumat mengumumkan terdapat delapan korban tewas baru akibat virus corona sehingga secara keseluruhan jumlah korban tewas mencapai 34 orang. Selain itu sebanyak 73 orang dinyatakan sembuh. Secara keseluruhan jumlah korban virus mencapai 388 orang setelah ada tambahan 143 orang.

"Perkembangan terakhir jumlah warga yang terinveksi virus corona di negara ini adalah 388 orang, 73 orang dinyatakan sembuh dan meninggal 34 orang," katanya di hadapan pers.

34 Tentaranya Tewas di Suriah, Erdogan Perintahkan Gelar Rapat Darurat

Indonesian Free Press -- 34 tentara Turki tewas dibom pesawat-pesawat Suriah dan Rusia, Kamis (27 Feb), Erdogan pun memerintahkan rapat darurat. Demikian kantor berita Press TV melaporkan.

"Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) melaporkan bahwa 34 tentara Turki terbunuh oleh serangan udara di wilayah tersebut hari Kamis," tulis Press TV merujuk pada pertempuran di wilayah Idlib.

Menurut SOHR, lembaga pengamat konflik Suriah yang berbasis di Inggris dan selama ini menjadi sumber informasi kalangan oposisi Suriah, pertempuran yang merengut nyawa puluhan tentara Turki itu terjadi di distrik (setingkat kecamatan) antara kota al-Bara di  Pegunungan Zawiya, dengan kota Billion, Idlib.

Thursday 27 February 2020

Lieberman: Kepala Mossad ke Doha, Bujuk untuk Menyuap Hamas

Indonesian Free Press -- Sebuah pengakuan mengejutkan dilakukan politisi dan mantan Menlu Israel Avigdor Lieberman yang menyebutkan bahwa kepala Mossad telah melakukan kunjungan rahasia ke Doha, Qatar. Namun tidak kalah mengejutkan, agendanya adalah membujuk otoritas Qatar untuk membantu kelompok pejuang Palestina Hamas. Demikian seperti dilaporkan Veterans Today (VT) dengan mengutip media Israel Haaretz pekan ini.

Menurut laporan itu Lieberman mengatakan bahwa kepala Mossad Yossi Cohen bersama pejabat militer Jendral Herzl Halevi telah mengunjungi Doha pada 5 Februari lalu atas perintah PM Benjamin Netanyahu. Tujuannya adalah membujuk otoritas Qatar untuk meneruskan bantuan kepada Hamas.

Wednesday 26 February 2020

Turki Lakukan Penjarahan dan Tangkapi Militan yang Menolak Perang di Suriah

* 36 Tentara Turki Tewas di Suriah dan Libya


Indonesian Free Press -- Turki menangkapi sejumlah anggota kelompok militan yang menolak berperang melawan Suriah-Rusia di Idlib, Suriah. Demikian laporan Veterans Today, 23 Februari.

"Tentara pendudukan Turki menangkap puluhan tentara teroris binaannya di wilayah Ras al-Ayn di Hasaka, barat-laut Suriah setelah mereka mencoba melarikan diri ke wilayah Turki karena takut untuk berperang di Idlib," tulis Veterans Today.

Sejumlah warga lokal di Hasaka mengatakan tentara Turki menutup pintu perbatasannya di hadapan para teroris binaannya di Hasaka setelah mereka mencoba melarikan diri dari wilayah Ras al-Ayn menuju wilayah Turki. Tentara Turki juga menangkap sejumlah besar dari mereka karena menolak berperang di Idlib.