Monday 11 August 2014

Saatnya Beruang Rusia Unjuk Taring

Mungkin saat ini Rusia telah menyadari kesalahannya dan mengikuti apa yang disarankan Paul Craig Roberts, mantan pejabat tinggi kabinet Presiden AS Ronald Reagan dan editor koran terkemuka Wall Street Journal.

Dalam sebuah artikel yang ditulisnya di situs Counterpunch bulan Maret lalu menyusul merebaknya konflik di Krimea, Ukraina, Roberts menyarankan Rusia untuk melakukan langkah tegas dengan menduduki Krimea dan wilayah-wilayah Ukraina timur yang mayoritas penduduknya adalah etnis Rusia.

Alasan Roberts adalah karena pada dasarnya Rusia tengah berperang melawan Amerika dan sekutu-sekutunya, meski Rusia menginginkan hidup damai. Amerika, kata Roberts akan tetap memerangi Rusia dengan berbagai cara dan bentuk, meski secara formal mereka tidak berperang.

Amerika akan terus memerangi Rusia, kata Roberts, selama Rusia masih tetap berdiri sebagai negara berdaulat yang menghalangi ambisi Amerika menguasai dunia sepenuhnya.

Menurut Robert, dengan menduduki Krimea dan Ukraina timur dan menempatkan pasukannya di kedua wilayah itu, maka Rusia memberi Amerika ruang yang lebih sempit untuk meneruskan provokasinya terhadap Rusia. Pada akhirnya Amerika hanya bisa mengajukan usul perundingan damai yang diakhiri dengan perjanjian damai secara permanen antara Rusia dan negara-negara barat.  Sebaliknya, jika Rusia tidak melakukan langkah itu, maka Rusia akan terus diprovokasi dan dipojokkan hingga akhirnya menyerahkan tidak saja harga dirinya sebagai bangsa besar dan kuat, juga kedaulatan wilayahnya.

MH-17 Jatuh karena Senjata Anti-Tank

Sebuah analisis menarik tentang jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH-17 disampaikan seorang pilot senior Jerman Peter Haisenko, yang ditulis di situs Global Research baru-baru ini dengan judul “Revelations of German Pilot: Shocking Analysis of the “Shooting Down” of Malaysian MH17. Aircraft Was Not Hit by a Missile”.

Jauh dari perkiraan banyak orang yang menganggap jatuhnya pesawat MH-17 karena tembakan rudal anti-pesawat, namun dekat dengan tuduhan Rusia bahwa pesawat tempur SU-25 milik Ukraina telah membuntuti pesawat MH-17 sebelum jatuh, pesawat penumpang tersebut jatuh karena tembakan senjata anti-tank.

Tentu saja sangat jauh dari perkiraan para analis, senjata anti-tank digunakan untuk menembak jatuh pesawat yang terbang tinggi sejauh 10 km di udara. Namun mereka mengabaikan fakta bahwa pesawat SU-25 mampu terbang hingga ketinggian 10 km dan dilengkapi senjata-senjata anti tank sebagaimana senjata anti-pesawat, yang jika digunakan terhadap pesawat sipil memiliki dampak yang lebih mengerikan.

Pesawat SU-25 memang dirancang khusus sebagai pesawat serang darat sebagaimana pesawat A-10 Thunderbolt milik AS yang legendaris. Sementara beberapa saat setelah jatuhnya pesaat MH-17 tersebut Rusia menuduh Ukraina bertanggujawab atas musibah jatuhnya pesawat MH-17 berdasarkan foto satelit yang menunjukkan keberadaan pesawat SU-25 yang terbang membuntuti MH-17 sebelum pesawat itu jatuh.

Analisis tersebut di atas diperoleh berdasarkan foto reruntuhan pesawat MH-17, terutama pada bagian kokpit pesawat.

Saturday 12 July 2014

PEMILU 2014, RAKYAT INDONESIA MENOLAK DITIPU

Alhamdulillah, apa yang saya impi-impikan telah mulai menjadi kenyataan. Yaitu saat rakyat Indonesia menyadari bahwa selama ini mereka telah dibohongi terus-menerus secara sistematis sehingga tidak sadar hak-hak paling dasar sekalipun bagi mereka, telah terampas.

Selama ini mereka tidak berdaya atas sekelompok kecil elit negeri ini yang telah menfasilitasi pengambil alihan sumber-sumber daya alam yang melimpah kepada orang-orang asing di luar negeri, ataupun aseng yang tinggal di dalam negeri dan mengeruk kakayaan Indonesia namun harta kekayaannya disimpan di Singapura, Hongkong atau Australia dan tidak menginvestasikannya di sektor-sektor yang vital bagi rakyat Indonesia.

Selama ini rakyat tidak berdaya menyaksikan tanah-tanah strategis di kota-kota besar, atau tanah-tanah subur di ladang dan hutan semuanya telah dikuasai oleh sekelompok elit negeri ini yang hanya memikirkan kepentingan diri dan patron asing dan aseng mereka.

Elit-elit negeri yang pada dasarnya kaki-tangan asing dan aseng itu dengan ketamakan yang luar biasa rela menjual aset-aset strategis demi komisi ala kadarnya: Indosat, BCA, LNG Tangguh, Blok Cepu, Blok Mahakam dll. Mereka bahkan rela mematikan atau menelantarkan industri-industri strategis demi menyenangkan patron-patron asing dan aseng mereka: IPTN, PAL, INKA, PINDAD dll.

Elit-elit negeri ini yang bekerja di birokrasi, media massa, aktifis sosial, pengamat politik hingga ulama bayaran juga membiarkan asing dan aseng menjadikan rakyat Indonesia sebagai sapi perahan: struktur APBN yang tidak efektif dan efisien, hutang luar negeri yang membengkak dengan konsekuensi beban bunga yang menumpuk, skema penyelesaian BLBI yang membebani rakyat, dll.

Elit-elit negeri ini juga membiarkan kartel distribusi bahan-bahan pokok mengeruk kekayaan di atas pundak rakyat Indonesia dengan mempermainkan distribusi dan harga barang-barang kebutuhan pokok. Belum lagi mafia migas dan mafia-mafia sektor lain yang kerjanya meraup keuntungan di atas beban rakyat.

Rakyat sudah sadar kini, terutama berkat kecanggihan informasi yang mudah diakses. Maka mereka menggugat kemapanan sistem yang selama ini membelenggu mereka, menipu mereka dengan pencitraan dan tipuan media massa. Mereka memilih figur yang dianggap bisa mengembalikan harga diri bangsa dan hak-hak rakyat Indonesia.

Rakyat memilih Pak Prabowo.

Tidakkah Anda menyaksikan fenomena ini?

Sampai 3 bulan yang lalu sebagian besar rakyat Indonesia hanya melihat satu calon presiden, yaitu Jokowi. Ketika belum ada pencalonan resmi pun "Mata Najwa" Metro TV menggelar diskusi berjudul "Siapa pendukung Jokowi", seolah tidak ada manusia di Indonesia yang pantas untuk menyaingi Jokowi dan hanya pantas untuk menjadi wakilnya.

Melihat fenomena ini para pendukung Jokowi pun sangat jumawa: "Potong leher saya kalau Jokowi kalah!" kata seorang dosen komunikasi UI dan mantan anggota Komisi Penyiaran Indonesia.

Pendukung-pendukung lainnya mengatakan: "Dipasangkan dengan sendal jepit pun Jokowi pasti menang!"

Ketika akhirnya ia resmi dicalonkan menjadi capres oleh PDI-P, media-media massa dan media sosial pun dengan gegap gempita mengelu-elukannya.

"Rupiah Menguat karena Jokowi!"
"Indeks saham menguat karena Jokowi!"

Demikian judul yang menghiasi halaman utama media-media nasional.

Ya, Jokowi memang bak seorang nabi akhir jaman, setidaknya media-media massa dan jejaring sosial mempersepsikannya kepada publik Indonesia.

Di sisi lain, seorang Prabowo Subianto yang dengan susah payah dan dengan kekuatan sendiri dan keluarganya membangun Partai Gerindra, tidak pernah dipandang sebelah mata. Selain partai pengusungnya hanya partai "gurem", persepsi publik terhadapnya sudah terlanjur buruk: pelanggar ham, otoriter, tukang culik, pemarah, tidak disukai dunia internasional, dan berbagai gambaran buruk lainnya.

Bagaimana mungkin Prabowo, dengan semua faktor itu bisa menandingi Jokowi?

Mari kita hitung kekuatan di belakang Jokowi: jaringan media massa utama (Group Tempo, Group Jawa Pos, Group Kompas, Group Merdeka, dll), konglomerat (ma'af) Cina yang menguasai 80% (atau silakan dengan angka lainnya, tapi yang pasti mayoritas) aset-aset dan kekayaan Indonesia, jendral-jendral korup, Jaringan Islam Liberal, kaum liberalis non-Islam, fundamentalis Kristen dan Katholik, jaringan seniman dan artis yang terafiliasi dengan media-massa, jaringan intelektual dan civic society hingga ulama yang dibesarkan media massa, jaringan neo-komunisme/sosialisme, kelompok-kelompok minoritas yang tercuci otaknya oleh persepsi media massa, dll. Namun yang paling membahayakan Prabowo adalah para politisi yang umumnya oportunis yang dengan gampang menjadi korban suap dan korupsi.

Dengan semua lini yang dikuasai kubu Jokowi itu tampak sekali tidak ada peluang bagi Prabowo untuk menang. Prabowo hanya bisa mengandalkan kekuatannya pada sebagian umat Islam, TNI, dan kalangan intelektual yang terikat oleh jiwa nasionalisme, atau sebagian umat Islam yang takut mengalami marginalisasi sebagaimana terjadi di masa Orde Lama dan masa awal Orde Baru.

Dua kelompok terakhir ini-lah yang bahu-membahu, secara sporadis dan tidak melalui perencanaan sistematis dan strategis, melakukan perlawanan aktif melalui media sosial melawan hegemoni Jokowi.

Alhamdulillah, perlawanan sporadis ini secara pelan namun pasti berhasil mengikis pengaruh Jokowi dan sekaligus meningkatkan elektabilitas Prabowo Subianto.

Kita memang masih harus menunggu hasil penghitungan akhir pilpres 2014 oleh KPU tgl 22 Juli nanti. Namun berdasarkan data-data yang sudah masuk, pada pendukung Prabowo sangat optimis, pilihan mereka akan memenangkan pilpres 2014. Insya Allah.

Perselingkuhan Kurdi-Israel-AS

Seluruh analis politik menyimpulkan bahwa ada sebuah konspirasi sistematis di balik aksi offensif kelompok teroris ISIS di Irak akhir-akhir ini.

“Timur Tengah” diciptakan oleh kekuasaan kolonial Inggris dan Perancis hampir satu abad yang lalu dengan cepat runtuh begitu saja ketika ISIS dengan cepat membangun kekuasaan dari pinggiran kota Aleppo ke Tikrit dan dari Mosul ke perbatasan Yordania-Irak.

Wilayah geografi buatan, yang didirikan di tengah-tengah Perang Dunia I melalui  perjanjian Sykes-Picot tahun 1916, kini terancam. Bukan kebetulan jika ISIS itu sendiri, meskipun memimpikan kekhalifahan, juga menekankan tujuan sebenarnya.

“Negara-negara yang terbentuk dari fragmentasi Kekaisaran Ottoman itu kini semua berisiko. Dalam pusaran geopolitik ini elektron bebas utamanya adalah pastinya adalah gagasan pembentukan Kurdistan Raya.”

Demikian kesimpulan jurnalis senior Pepe Escobar dalam tulisannya di Russia Today awal bulan lalu, menyikapi fenomena kemunculan kelompok teroris ISIS di Suriah dan Irak.

“Irak tengah hancur di depan mata kita dan tampak bahwa pembentukan sebuah negara Kurdi merdeka adalah sebuah kepastian.”

Itu adalah kesimpulan Menteri Luar Negeri Israel, Avigdor Lieberman akhir bulan Juni lalu, seolah menunjukkan kegembiraan pemerintah Israel atas munculnya negara merdeka Kurdi.

Apa yang selalu dikatakan Lieberman kepada Menteri Luar Negeri AS John Kerry pekan ini terutama adalah fakta bahwa Pemerintah Otonomi Kurdistan di Irak (KRG), adalah pengekspor minyak ke Israel.

Dengan semua tujuan praktis, milisi Kurdi Peshmergas, sekarang juga mengendalikan wilayah kaya minyak Kirkuk yang menjadi sengketa antara pemerintah pusat Irak dan KRG, setelah penarikan memalukan tentara Irak di depan gerak maju ISIS. Presiden KRG Masoud Barzani pun dengan lantang mengatakan: “Kami akan membawa seluruh kekuatan kami untuk mempertahankan Kirkuk.”

Monday 7 July 2014

Sentimen Anti "Tatanan Dunia" Amerika di Rusia

"Konflik di Ukraina hanya puncak dari gunung es. Para pemikir Rusia seperti Dugin menganggap ini hanyalah satu perang dari sebuah konflik yang jauh lebih besar. Dan pada akhirnya, mereka melihat satu hari dimana hanya ada satu pihak yang bertahan."

Demikian tulis Michael Synder dalam satu artikelnya di situs The End of the American Dream tanggal 13 Juni lalu: "Does ‘Putin’s Brain’ Believe That The United States Is The Kingdom Of Antichrist?"

Tulisan tersebut membuka satu sisi menarik dalam konflik antara Rusia dan Amerika, yaitu "Teori Konspirasi". Dan hal itu tidak bisa dilepaskan dari sosok bernama Alexander Dugin.

Orang yang dikenal sebagai "otaknya Vladimir Putin" ini menduduki tempat terhormat dalam dunia intelektualisme Rusia. Ia adalah seorang profesor di universitas elit di Rusia dan seringkali menjadi bintang tamu acara-acara talk show televisi-televisi utama Rusia. Lebih dari itu, bukunya berjudul "Eurasian Union" dianggap sebagai landasan politik luar negeri Rusia, terutama di bawah kepemimpinan Vladimir Putin.

Jika kita mau jujur, sikap politik Vladimir Putin, terutama dengan kegigihannya melawan dominasi AS dan sekutu-sekutunya, tidak lain adalah bersumber dari pandangan-pandangan Dugin. Demikian Michael Synder dalam artikelnya.

Dugin percaya bahwa "Tata Dunia Baru" yang dipimpin Amerika saat ini adalah satu rezim "kerajaan anti-Tuhan" yang cepat atau lambat akan berkonflik dengan Rusia hingga berhasil dihancurkan.

Pandangannya tentang tata dunia masa depan adalah bahwa dunia akan terpolarisasi menjadi 3 kutub: kutub Eurasia yang dipimpin oleh Rusia dengan beranggotakan negara-negara di kawasan Eropa Tengah dan Asia, kutub World Island yang didominasi oleh Amerika dan Eropa Barat serta kutub Rimland, yaitu negera-negara di luar kedua kutub di atas.

Sunday 29 June 2014

Toyota dan Invasi Kembali AS ke Irak

Di sebagian kalangan masyarakat media sosial dunia saat ini muncul gerakan “boikot Toyota”.

Gerakan yang sejauh ini belum muncul sebagai sebuah gerakan nyata besar-besaran itu dipicu oleh keresahan masyarakat oleh fenomena “invasi Toyota” di Irak, yaitu penggunaan ratusan kendaraan Toyota oleh kelompok militan teroris terafiliasi Al Qaida, ISIS, dalam offensif mereka merebut kota Mosul dan beberapa kota lainnya di Irak baru-baru ini.

Keberadaan mobil-mobil Toyota itu sangat mencolok mata. Dalam kondisi baru, seragam dengan warna putih sebagaimana kendaraan misi perdamaian PBB, keberadaan mobil-mobil itu menimbulkan pertanyaan tentang asal-usulnya.

Bukankah ISIS itu kelompok teroris yang beroperasi diam-diam dan selalu dikejar-kejar aparat penegak keamanan di seluruh dunia? Bagaimana mereka mendapatkan ratusan Toyota mulus itu?

Pertanyaan ini bisa dijelaskan oleh sebuah kesimpulan analisis bahwa Amerika tengah melakukan invasi kembali atas Irak dengan menggunakan ISIS sebagai kedoknya.

Bahkan dengan ribuan pasukan Toyota itu seharusnya ISIS tidak bisa mengalahkan tank-tank pasukan Irak, apalagi dengan mudah, sebagaimana saat mereka mengalahkan pasukan Irak di kota-kota besar Mosul, Kirkuk dan Tikrit. Senapan mesin di bak belakang Toyota-Toyota itu tidak akan melukai tank-tank Irak, apalagi menghancurkannya.

Namun yang terjadi adalah pasukan Irak mengalami kebingungan karena sistem komunikasi mereka kacau balau. Akibatnya, puluhan ribu pasukan Irak memilih melarikan diri dari posnya daripada melawan serangan ISIS.

Monday 23 June 2014

MOHON MA'AF

SALAM
Teman-teman pengunjung setia blog ini. Mohon ma'af jika selama beberapa bulan ini tidak ada kabar perkembangan blog ini. Karena suatu keadaan yang tidak bisa saya jelaskan di sini, maka saya meninggalkan aktifitas ngeblog.

Bukan sengaja saya membuat kecewa teman-teman pengunjung blog dengan tidak meninggalkan pesan apapun. Namun sungguh, karena kesedihan saya harus berhenti dari aktifitas ngeblog, maka saya tidak bisa menuliskan pesan apapun.

Mohon do'a restunya agar saya bisa kembali aktif ngeblog lagi.

Terima kasih atas atensinya selama ini.

Bila AS Bermaksud Jerumuskan Iran di Irak

Medan, Juni 2014 -- Sudah sangat jelas motif di balik invasi kelompok militan wahabi ISIS di Irak. Pertama adalah memecah belah Irak menjadi 3 negara berdasarkan etnis-agama Shiah, Sunni dan Kurdi, dan kedua adalah menjerumuskan Iran dalam perang tak berkesudahan yang menggerogoti kekuatan Iran.

Motif pertama terlihat jelas dengan tindakan ISIS yang meninggalkan kota Kirkuk begitu saja dan memberikannya kepada kelompok milisi bersenjata Kurdi. Dengan dikuasainya kota minyak Kirkuk oleh milisi bersenjata Kurdi maka membuat peluang terbentuknya negara merdeka Kurdi di Irak utara semakin besar, setelah sebelumnya telah terbentuk wilayah otonomi Kurdi.

Adapun motif kedua terlihat dari “sikap manisnya” AS terhadap Iran setelah invasi ISIS, sementara selama ini AS seolah tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan untuk memusuhi Iran.

Setelah jatuhnya Mosul dan Tikrit dan ISIL pun mendekati Baghdad, secara tiba-tiba Menlu AS John Kerry menyatakan bahwa “AS membuka kesempatan untuk bekerjasama dengan Iran dalam upaya mencegah kejatuhan pemerintah Irak”.

Tidak hanya itu, Inggris, sekutu terpercaya AS pun tiba-tiba mengumumkan akan membuka kembali kantor kedubesnya di Iran setelah bertahun-tahun tutup. Menlu Inggris William Hague menyebutkan bahwa rencana itu mencerminkan “hubungan hangat” antara Iran dengan negara-negara barat atas kriris di Irak.

Sementara itu New York Times (NYT) melaporkan bahwa negara-negara barat dan Iran tengah mencari “kepentingan-kepentingan keamanan bersama” di Irak. Lebih jauh NYT mengklaim bahwa barat dan Iran memiliki musuh yang sama di Irak, yaitu Islamic State of Iraq and Syria (ISIS).

Saturday 15 February 2014

Mengapa Saudi Membenci Iran?

Sebut saja, misalnya, para pajabat Saudi yang secara terbuka menyatakan dukungannya terhadap sanksi ekonomi dan politik yang dilakukan negara-negara barat terhadap Iran.

Para pejabat Saudi bahkan secara terang-terangan menyatakan bahwa sasaran utama mereka dalam melibatkan diri dalam konflik di Suriah bukanlah pemerintahan Bashar al Assad, melainkan Iran yang merupakan sekutu stategis Suriah.

Dalam satu wawancara dengan media Amerika New York Times pada bulan Desember 2013 lalu, Dubes Saudi untuk Inggris Mohammed bin Nawaf bin Abdulaziz al Saud bahkan secara membabi buta dan tanpa disertai bukti apapun menuduh Iran telah “mendanai dan melatih milisia-milisia Irak, teroris Hizbollah Lebanon, dan para militan Bahrain dan Yaman.”

Hal ini tentu sangat ironis, mengingat bahwa Saudi Arabia-lah yang telah dikenal luas sebagai pendukung kelompok-kelompok teroris seperti al-Qaeda, Jabhat al Nusra, dan ISIS, sebagaimana juga diktator Al Khalifa di Bahrain.

Kekalahan dan Ketakutan Arab Saudi

Dalam pidato Sayyid Hassan Nasrallah di bulan September 2013, Sekjen Hizbullah tersebut menyerukan kepada Arab Saudi, Turki dan negara-negara Teluk yang mendukung pemberontak di Suriah untuk merubah sikap mereka. Telah hampir tiga tahun perang berkecamuk di Suriah dan sudah lebih dari seratus ribu nyawa melayang, solusi damai harus segera diupayakan sebelum terlambat.

“I call on Saudi Arabia, Turkey, and other Gulf states to revise your stance. You won’t reach anywhere by relying on a military victory. Put this hatred (for Hezbollah) aside and think with your minds. Think about your interests, the interests of the region, the survival of the region.”

“For two and a half years, they used everything in their disposal to control Syria and they failed. Of course [Hezbollah] are foreigners, we are not Syrian, but [what about] the tens of thousands of foreign fighters who you brought from all over the world? Are they occupying Syria?”

“Saya serukan kepada kalian wahai Arab Saudi, Turki, dan negara-negara  Teluk agar kalian merubah sikap. Anda tidak akan mendapatkan apa-apa dengan mengandalkan kekuatan militer. Lupakan sejenak kebencian Anda kepada Hizbullah dan berpikirlah dengan jernih. Pertimbangkanlah tentang kepentingan dan kestabilan kawasan.”

“Telah dua setengah tahun lebih berlalu mereka menggunakan segala sesuatu untuk mengontrol Suriah dan mereka gagal.  Memang, kami Hizbullah adalah tentara asing, kami bukan berasal dari Suriah, lalu bagimana halnya dengan puluhan ribu pejuang asing yang Anda kirimkan dari seluruh dunia? Apakah mereka penduduk Suriah?”

Bila Saudi Tinggalkan “Prajuritnya” di Suriah

Perubahan signifikan dirasakan oleh “gerakan” terorisme internasional setelah Amerika memutuskan meninggalkan mereka. Kelompok utama Sunni Lebanon, Al Muqtabal, yang selama ini bahu-membahu bersama mereka memerangi Hizbollah, memilih bergabung bersama Hizbollah dalam pemerintahan mendatang. Militer Lebanon pun kini lebih berani bertindak terhadap tokoh-tokoh ektremis, seperti penangkapan Madjid al Madjid, pimpinan kelompok Brigade Al Azzam yang diduga telah melakukan serangan bom terhadap kedubes Iran di Beirut bulan November tahun lalu.

Lalu tiba-tiba, militer Turki yang tadinya bersahabat dengan mereka di medan perang Suriah pun turut memerangi mereka bersama milisi-milisi Kurdi. Selanjutnya mereka pun menyaksikan beberapa kelompok pemberontak Suriah yang dibantu Amerika, Turki, Qatar dan negara-negara barat membentuk koalisi bersama untuk memerangi mereka. Disusul kemudian dengan “lari”-nya Pangeran Bandar bin Sultan dari medan peperangan dan “bersembunyi” di Amerika.

Namun yang paling mengejutkan mereka adalah pengumuman pemerintah Saudi Arabia yang melarang warganya terlibat dalam  peperangan di luar negeri dan mengancam mereka dengan hukuman berat jika kembali ke tanah air.

Ada hal menarik tentang pengumuman pemerintah Saudi tgl 3 Februari tersebut. Sebelumnya, di awal bulan, media-media Amerika termasuk “Wall Street Journal” dan “New York Times” mengabarkan tentang “rencana” kunjungan Presiden Barack Obama ke Saudi Arabia. Namun kedubes Amerika di Saudi segera membantah laporan-laporan tersebut.

Wednesday 5 February 2014

Mau Tak Mau, Israel Merayu Turki

Begitu terpampang foto Erdogan yang sowan ke Teheran dan diterima dengan sangat hangat, sontak seluruh dunia mulai berbisik -bisik. Ada pihak yang kesal karena bertamunya Erdogan ke negeri yang mayoritas penduduknya adalah muslim Syiah seolah  meruntuhkan skenario konflik Sunni – Syiah yang sedang dikampanyekan secara masif.

Selama ini Erdogan, oleh sebagian kaum muslim terutama dari sebagian kelompok Sunni, sosoknya  dianggap sebaga pemimpin ideal. Media Islam mainstrem seperti Voa Isalm dan Suara Islam pun tidak ketinggalan untuk menobatkan Erdogan sebagai pemimpin sejati dunia Islam. Dalam artikelnya  Voa Islam menulis;

Dunia Islam memiliki pemimpin sejati, yaitu Perdana Menteri Turki dan Pemimpin Partai AKP (Partai Keadilan dan Pembangunan), Recep Tayyib Erdogan (Rajab Tayib Erdogan). Bukan Raja Arab Saudi, Abdullah. Erdogan memiliki perhatian yang sangat luar biasa terhadap nasib dan kondisi kaum Muslimin di seluruh dunia. Sekalipun, Turki sebagai negara sekuler, sebagaimana dalam konstitusinya, tetapi Turki dan Erdogan memiliki perhatian dan kepedulian yang sangat luar biasa terhadap kaum Muslimin di seluruh dunia. Bukan seperti para raja, perdana menteri, dan pangeran di negara-negara Arab. Begitu agungnya jiwa Erdogan sebagai pemimpin yang memiliki perhatian dan keprihatinan atas nasib yang dialami oleh saudaranya di Mesir.

Ribuan Warga Palestina Mendekam di Penjara Israel

Sebanyak 4.800 warga Palestina masih mendekam di tahanan-tahanan Israel, termasuk wanita dan anak-anak. Demikian keterangan seorang pejabat Palestina baru-baru ini.

Pada hari Selasa (4/2) pejabat tinggi Kementrian Urusan Tahanan Abdul-Nasser Ferwana, mengungkapkan bahwa Israel menahan 4.800 warga Palestina di 17 penjara dan pusat-pusat penahanan dan interogasi lainnya.

“Saat ini kami memiliki 4.800 warga Palestina yang ditahan (Israel). Sebagian dari mereka ditangkap selama gerakan Intifada II. Mereka ditahan di 17 penjara dan pusat-pusat penahanan. ADa juga 17 tahanan wanita yang dipenjara, dengan tahanan terlama adalah Lina al-Jarbouni. Ia dipenjara sejak 12 tahun yang lalu dengan hukuman yang harus dijalani selama 17 tahun.

Pejabat Palestina itu juga menyebutkan bahwa tentara Israel telah menculik dan menahan lebih dari 10 ribu anak-anak sejak mulainya gerakan Intifada II pada bulan SEptember 2000.

Saturday 1 February 2014

Hizbollah, Iran dan Ancamannya bagi Israel

Berbagai sumber menyebutkan bahwa beberapa komponen rudal anti-kapal canggih telah diselundupkan ke Lebanon melalui Suriah, bagian demi bagian, untuk menghindari pengawasan inteligen Israel. Sementara berbagai senjata canggih yang bisa menghancurkan pesawat, kapal hingga pangkalan-pangkalan militer Israel telah tersimpan di gudang-gudang rahasia milik Hizbollah di Suriah. Setidaknya, demikian keyakinan para pejabat keamanan Israel dan Amerika.

Saat senjata-senjata itu sampai di tangan Hizbollah, maka Israel akan semakin kesulitan untuk menundukan musuh bebuyutannya itu dalam perang yang terjadi di masa mendatang.

Iran berkepentingan untuk meningkatkan daya tempur Hizbollah untuk membuat Israel berfikir 2 kali sebelum memutuskan menyerang Lebanon, Iran, atau sekutu-sekutu Iran lainnya. Bantuan senjata kepada Hizbollah berarti juga memperkuat kedudukan sekutu Iran Presiden Suriah Bashar al Assad dan sekaligus mengamankan jalur suplai antara Iran dan Hizbollah di Lebanon.

Ghadaffi, Antara Cinta dan Cerca

Ghadaffi telah berpulang. Pemerintahannya pun tumbang dan tinggallah kini Libya yang carut marut penuh luka. Kondisi perekonomian, keamanan, dan politik di Libya telah hancur lebur. Khilafah yang di idam– idamkan akan segera tegak dan memberi rahmat pada semesta alam setelah tumbangnya Ghadaffi hanya tinggal angan– angan. Satu persatu penyesalan pun datang, terutama bagi mereka yang pernah ikut mendukung penggulingan Ghadaffi.

Meskipun begitu, sosok Ghadaffi belum lepas dari pemberitaan media. Sosoknya yang nyentrik, disebut sebut diktator dan bertindak kejam kepada lawan politiknya. Dikecam juga karena menjadi penguasa Libya selama 42 tahun tanpa adanya ‘penyegaran’. Terlepas dari semua itu, ada fakta yang tidak terbantah selama Ghadaffi menjadi pemimpin Libya yaitu mampu membawa Libya menjadi negara yang maju dan rakyatnya sejahtera. Hanya saja, sebagian rakyat Libya pernah silau dengan yang namanya demokrasi ala Barat yang kebetulan tidak ada di Libya, dan kini, demokrasi yang mereka perjuangkan tersebut tidaklah memberi manfaat apapun.

Dan kini, nama Ghadaffi mulai santer lagi terdengar. Bukan lantaran penentangannya kepada Barat, bukan pula karena sumbangsihnya untuk Libya, namun karena ada sisi gelap Ghadaffi yang diekspos ke media. Dikabarkan, Ghadaffi semasa menjabat adalah seorang yang maniak seks dan seringkali memperkosa gadis muda yang dia suka. Setiap kali tertarik kepada seorang gadis, Ghadaffi hanya tinggal tunjuk dan kemudian pengawalnya yang akan menyelesaikan urusannya. Gadis  yang ditunjuk akan dipaksa untuk melayani hasrat Ghadaffi setelah terlebih dahulu diperiksa dokter yang memang ditugaskan khusus untuk itu. Seorang gadis yang konon pernah diperkosa selama tujuh tahun lamanya angkat bicara mengenai tabiat Ghadaffi yang sangat buruk. Gadis itu, menurut pengakuannya berhasil lolos dari penjara bawah tanah Ghadaffi dan berkicau ke media. Selain memperkosa, Ghadaffi juga dituduh menyiapkan dokter yang akan mengaborsi gadis- gadis korbannya tersebut jika sampai hamil.

Monday 27 January 2014

Libya, Nasi Sudah Menjadi Bubur

Tulisan dibawah ini adalah terjemahan dari sebuah artikel milik seorang rakyat Libya, seseorang yang telah merasakan getirnya dampak daripada demokrasi dan kebebasan di Libya. Semoga bisa diambil pelajaran untuk kita ke depan dalam menyikapi segala bentuk pemberontakan yang mengatasnamakan agama ataupun kebebasan:

Pembaca yang terhormat ,
Saya bukan jurnalis, dan  tidak memiliki pengalaman dalam menulis.  Saya rakyat  Libya lahir dan dibesarkan di ibukota Libya dan  cinta saya kepada negara amatlah besar. Saya ingin megajak Anda melihat antara fakta dan fiksi tentang Libya. Kebenaran, tidaklah selalu terasa nyaman. Kami rakyat Libya mungkin tidak memiliki sesuatu yang bernama demokrasi dan kebebasan bicara ala barat, tapi kami adalah warga negara yang teramat bangga, independent, karena pemerintah Jamahiriya berhasil membawa kami keluar dari kemiskinan dan kolonialisasi barat. Sampai hari invansi militer atas Libya yang diberlabel ‘kemanusiaan’ , kami adalah rakyat yang berpendidikan, kami diperhatikan negara, listrik, air, pendidikan, kesehatan, semuanya gratis.

Setiap keluarga memiliki rumah mereka sendiri. Jika Anda belum bekerja, maka  pemerintah menanggung Anda !
Secara pribadi saya tidak pernah ditanggung oleh pemerintah,  sebaliknya keluarga saya dan saya tidak punya hubungan dengan pemerintah , kami melalui masa-masa sulit, tapi kami bertahan dan tidak pernah meninggalkan negara kami. Kami tidak pernah menempuh jalan untuk menjadi ex-patriot. Kami di Libya berjuang  menyelesaikan masalah dan kemenangan kami  sejalan ditandai dengan Demokrasi Jamahiriya dan Komite Sosial .

Pangeran Saudi yang Mengundang Tawa di Davos

Pengeran Turki al Faisal, mantan kepala inteligen Saudi Arabia dan salah satu tokoh penting dinasti penguasa Saudi Arabia, mengundang tawa para undangan Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss. Dalam forum diskusi yang diikutinya, hari Sabtu (25/1), ia meminta anggota parlemen Rusia untuk mempercayai pernyataannya bahwa Saudi telah menghentikan bantuannya kepada para teroris di Suriah.

“Anda tidak percaya? Cobalah untuk percaya!” kata Pangeran Turki kepada anggota parlemen Rusia Alexey Pushkov. Kontan saja perkataan tersebut mengundang ketawa tamu-tamu undangan lainnya yang meyakini pernyataan sang pangeran sebagai omong kosong belaka.

Peristiwa itu berawal ketika Pangeran Turki mendesak Rusia untuk menghentikan pengiriman bantuan kepada pemeritah Suriah. Alexey Pushkov yang duduk tidak jauh dari Pangeran Turki langsung membalas:

“Sudahkan Saudi menghentikan bantuannya kepada pemberontak?”

Friday 24 January 2014

PBB Desak Myanmar Selidiki Pembunuhan Warga Rohingya

Komisi HAM PBB menyatakan kegeramannya atas aksi pembunuhan massal terhadap etnis Rohingya dan mendesak pemerintah Myanmar untuk melakukan penyelidikan atas pembantaian terhadap terakhir terhadap warga Rohingya yang menelan nyawa 48 orang setelah orang-orang ekstremis Budha menyerang Desa Du Chee Yar Tan di Barat Myanmar beberapa hari lalu.

“Saya menyesalkan hilangnya nyawa orang-orang di Du Chee Yar Tan dan mendesak pemerintah untuk melakukan penyelidikan penuh, segera dan imparsial dan memastikan bahwa para korban dan keluarganya mendapatkan keadilan,” kata Komisioner HAM PBB Navi Pillay, Kamis (23/1).

“Dengan merespon insiden-insiden tersebut dengan cepat dan serius, pemerintah Myanmar memiliki kesempatan untuk menunjukkan transparansi dan akuntabilitasnya, yang akan memperkuat demokrasi dan penegakan hukum di Myanmar,” tambahnya.

Turki Tingkatkan Perdagangan dengan Iran

Menurut Yildiz impor gas alam dan minyak mentah Turki dari Iran pada tahun 2013 lalu telah mencapai angka $7,6 miliar atau setara sekitar Rp 80 triliun. Saat ini Turki berencana untuk meningkatkan jumlah tersebut berdasarkan rencana yang logis dan legal.

Yildiz juga menyebutkan bahwa kesepakatan program nuklir Iran dengan negara-negara barat dan Cina serta Rusia akan memberikan dampak yang sangat positif, karena “Iran adalah tetangga yang bersahabat,” kata Yildiz tentang Iran.

Pada tgl 12 Januari negara-negara anggota tetap DK PBB (Amerika, Inggris, Perancis, Rusia, Cina) plus Jerman berhasil mencapai kesepakatan tentang implementasi dari kesepakatan dalam perundingan program nuklir Iran yang diadakan di Geneewa tgl 24 November lalu. Di antara implementasi tersebut adalah pencabutan sebagian sanksi-sanksi ekonomi terhadap Iran.

Amerika Harus Bekerjasama dengan Suriah Perangi Wahabisme

Kantor berita ISNA melaporkan penasihat presiden Suriah Assad Batsina Shaaban, dalam wawancaranya dengan CNN, mengatakan bahwa Amerika harus bekerjasama dengan Suriah untuk menumpas wahabisme, karena wahabisme merupakan ancaman bagi dunia.

”Kami berharap semua negara berupaya mewujudkan kepentingan rakyat Suriah dan tidak mendukung terorisme. Wahabisme bukan hanya bahaya bagi Suriah, tapi juga bagi semua penduduk dunia. Kami tidak ingin Bin Laden baru muncul,” kata Shaaban.

Menanggapi tuntutan menlu Amerika John Kerry agar Assad mundur, Shaaban berkata, ”Kami balik bertanya. Apakah Kerry berhak menuduh Assad tak bisa menyelamatkan Suriah? Mungkinkah kami menuntut presiden Anda mundur karena tak bisa menyelamatkan negaranya? Berhak-kah Kerry menuntut semacam ini? Atau rakyat Suriah-lah yang mesti memilih presiden mereka sendiri?”

Saat ditanya apakah Suriah sekarang adalah negara demokratis, Shaaban menukas, ”Anda pikir sekarang ada demokrasi sejati di Amerika? Suriah menderita karena terorisme, namun kami tak pernah campur tangan dalam masalah negara-negara lain seperti Saudi, Turki, dan Amerika.”

Wednesday 22 January 2014

Iran Menuntut Arab Saudi atas Terorisme

Iran berniat untuk mengajukan tuntutan hukum terhadap Saudi Arabia terkait dengan serangan-serangan teroris terhadap warga Iran di berbagai tempat akhir-akhir ini. Demikian keterangan pers yang disampaikan jubir kemenlu Iran hari Selasa (21/1).

“Kami akan mengajukan tuntutan hukum ke organisasi-organisasi internasional. Kajian awal dari langkah tersebut telah dibuat,” kata jubir kemenlu Iran Marzieh Afkham dalam konperensi pers yang digelar di Teheran.

Marzieh Afkham mengatakan bahwa pemerintah Iran kini tengah mengumpulkan dokumen dan data-data yang dibutuhkan untuk mengajukan tuntutan tersebut, mencakup insiden serangan-serangan teroris terhadap warga Iran di Lebanon dan Yaman berdasarkan kerangka kerja yang sesuai hukum dan transparansi.

“Menyudul serangan teroris terhadap kedubes Iran di Lebanon, langkah hukum awal telah dilakukan. Kami bekerjasama dengan pemerintah Lebanon untuk mengumpulkan detil-detilnya untuk menyediakan dokumen-dokumen yang akurat dan otentik. Proses yang sama kini tengah dilakukan dalam kasus di Yaman,” tambah Marzieh Afkham.

Petualangan Pangeran Bandar Sudah Berakhir

Informasi menarik yang disampaikan oleh Dubes Amerika untuk Suriah John Ford dalam pertemuannya dengan tokoh-tokoh oposisi Suriah dari kelompok Syrian National Coalition (SNC) yang digelar di Istanbul Turki baru-baru ini. Pangeran Bandar bin Sultan, tokoh di balik berbagai aksi kekerasan yang melanda Timur Tengah saat ini, tengah berlibur panjang di Amerika untuk menghilangkan stress. Namun lebih dari itu, Bandar juga sudah disingkirkan dari kekuasaan.

Menurut Ford kepada para tokoh SNC seperti Loay Safi, Anass al-Abdeh, Haitham al-Maleh, Burhan Ghalioun, Najeeb al-Ghadban and Maher Noaimi, petualangan Bandar kini telah berakhir dan perannya sebagai penentu kebijakan di Timur Tengah telah diambil alih oleh sebuan panitia kecil beranggotakan 3 anggota kerajaan Saudi, Abdulaziz Khoja, Abdulaziz Bin Abdullah Al Saud dan Muqren Bin Abdullah Al Saud. Bandar dianggap gagal mengendalikan kelompok-kelompok teroris yang kini merajalela di berbagai wilayah konflik di Timur Tengah.

“Rencana Bandar atas konflik Suriah yang dimulai tahun 2012 telah menciptakan bencana di Suriah dan kawasan. Ia telah menjadikana Suriah sebagai markas kekuatan Al Qaida yang tidak bisa dihadapi Amerika,” kata Ford.

Saturday 18 January 2014

Cina Kembangkan Program Rudal Hipersonik

Cina akhirnya membenarkan adanya program pembuatan roket hipersonik, namun membantah jika program tersebut ditujukan untuk kepentingan militer.

Hal tersebut disampaikan oleh menhan Cina, menanggapi berbagai laporan yang menyebutkan bahwa Cina baru saja melakukan ujicoba roket pembawa nuklir yang mampu terbang dengan kecepatan hipersonik (di atas 5 kali kecepatan suara).

“Berbagai ujicoba penelitian yang telah direncanakan dilakukan di wilayah kami dan itu adalah wajar. Ujicoba ini tidak ditujukan kepada negara manapun sasaran tertentu,” kata Menhan Cina sebagaimana dikutip oleh kantor berita Inggris Reuters hari Rabu (15/1).

Pernyataan tersebut sekaligus mengkonfirmasi laporan media Amereika Washington Free Beacon dua hari sebelumnya (13/1) yang menyebutkan keterangan pejabat-pejabat Dephan Amerika yang mengungkapkan bahwa Amerika telah mendeteksi sebuah obyek berkecepatan hipersonik yang melintasi wilayah Cina pada tgl 9 Januari lalu. Pejabat-pejabat tersebut menyebutkan bahwa roket berkecepatan sangat tinggi itu ditujukan untuk menembakkan senjata nuklir ke wilayah Amerika dengan menembus sistem pertahanannya.

Parlemen Eropa Tolak Penghormatan untuk Sharon

Para anggota parlemen Eropa menolak mengheningkan cipta selama semenit untuk kematian Ariel Sharon. Mengutip situs berita Palestina Press, dilaporkan bahwa parlemen Eropa menyebut kebiadaban Sharon membantai rakyat Palestina sebagai alasan penolakan tersebut.

Dalam rapat pembukaan parlemen yang berlangsung di Prancis, seorang anggota parlemen partai liberal radikal meminta agar hadirin mengheningkan cipta selama semenit untuk menghormati Ariel Sharon. Permintaan ini kontan membuat marah wakil Republik Cheko. Ia berkata bahwa permintaan ini tak bisa diterima karena Sharon bertanggung jawab atas pembantaian ribuan orang Palestina. Perdebatan verbal ini membuat Martin Schulz, Ketua Parlemen Eropa, memutuskan untuk menolak mengheningkan cipta selama semenit bagi Sharon.

Para petinggi zionis, khususnya Sharon, dibenci begitu rupa hingga para anggota parlemen Eropa sekalipun enggan mengheningkan cipta untuknya. Menarik diketahui bahwa setelah Sharon dikuburkan, harian Israel, Maariv, baru-baru ini menulis bahwa berlawanan dengan harapan para pejabat tinggi Israel, ribuan warga Israel memboikot upacara penguburan ini.

Friday 17 January 2014

TURKI DAN IRAK TANGKAPI PIMPINAN AL QAIDA

Aparat keamanan Turki berhasil menangkap beberapa pucuk pimpinan Al Qaida, termasuk panglima tertinggi kedua di kawasan Timur Tengah, Ebrahim Shan. Demikian laporan media-media massa Turki, Rabu (15/1).

Ebrahim Shan ditangkap aparat keamanan Turki hari Selasa (14/1) dalam satu rangkaian operasi anti-terorisme yang dilancarkan Turki di 6 kota di Turki, demikian tulis media Turki "Ceyhan". Dalam operasi tersebut aparat keamanan melakukan berbagai penggerebegan di kota-kota Istanbul, Van, Gaziantep, Vikilees, Kayseri dan Ezine.

Setidaknya sebanyak 3 orang ditangkap dalam operasi yang dilakukan di Istanbul, sementara seorang lainnya ditahan di kota Kayseri.

Sementara itu dalam satu rangkaian operasi sejenis yang dilakukan aparat keamanan Irak minggu ini, aparat keamanan setempat berhasil menangkap sejumlah pimpinan Al Qaida di provinsi al Anbar yang berbatasan dengan Syria.

Di antara tokoh Al Qaida yang ditangkap di Irak adalah warga Yordania Maher Al-Jarshi, penasihat militer kelompok teroris Islamic State of Iraq and the Levant (ISIL). Ia ditangkap saat berusaha menyusup ke wilayah konflik di Al-Anbar dari Syria, pada hari Selasa (14/1).

Buku Terbitan MUI Dibedah Secara Rahasia dan Eksklusif

Oleh Dewi
liputanislam.com; 16 Januari 2014


Sebuah even unik terjadi pada tanggal 14 Januari 2014 lalu, tepat di hari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Buku terbitan MUI yang berjudul  “Mengenal dan Mewaspadai Penyimpangan Syiah di Indonesia” (MMPSI), yang diterbitkan November 2013 lalu, dibedah oleh beberapa narasumber. Acara yang berlangsung di Masjid al-Muhajirin, Cilebut, Bogor, itu berlangsung secara rahasia dan eksklusif.

Sejak awal, pembawa acara membacakan peraturan yang intinya menunjukkan bahwa isi acara ini tidak boleh sampai bocor ke pihak di luar peserta acara bedah buku. Pembawa acara melarang peserta meliput, merekam, atau mengambil gambar sepanjang acara berlangsung. Kemudian, pada sesi tanya jawab, segala bentuk pertanyaan hanya boleh diajukan dalam bentuk pertanyaan tertulis. “Bedah buku ini dimaksudkan untuk membina masyarakat, khususnya keluarga, agar selamat dari ajaran Syiah,” ungkap Ustadz Trisugianto dalam kata sambutannya selaku Ketua DKM sekaligus mewakili Panitia.

cilebut4Hadir sebagai pembicara dalam acara ini adalah Ustadz Jazuli, Lc (narasumber di Radio Rodja), dan Ustadz Irfan Hilmi, Lc yang diperkenalkan sebagai wakil MUI Pusat. Ustadz Jazuli menyatakan bahwa Syiah adalah golongan yang tidak selamat. Sementara itu Ustadz Irfan Hilmi menegakan bahwa ribuan santri Indonesia  yang dikirim ke Iran kerjanya hanya makan, minum, dan tidur. Mereka tidak belajar, melainkan hanya dicuci otak. “Sepulang dari sana, mereka menyebarkan paham Syiah dan akan menjadi bom waktu karena bermaksud  mendirikan Negara Syiah (di Indonesia).”

Monday 13 January 2014

ARIEL SHARON TINGGALKAN HUTANG KEADILAN

Ariel Sharon, pemimpin senior Israel yang bertanggungjawab atas kejahatan kemanusiaan Tragedi Pembantaian Kamp Sabra-Shatilla tahun 1982 dan kejahatan-kejahatan lainnya, meninggal dengan meninggalkan hutang keadilan. Demikian keterangan lembaga HAM Human Rights Watch (HRW).

"Adalah menyedihkan bahwa Sharon telah pergi tanpa menghadapi keadilan atas peranannya di Sabra dan Shatilla dan pelanggaran-pelanggaran lainnya,” kata Sarah Leah Whitson, Direktur HRW untuk kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara baru-baru ini.

Selain Sabra dan Shatilla, Sharon juga dianggap bertanggungjawab atas pengembangan pemukiman-pemukiman ilegal yahudi di wilayah pendudukan meski ia sempat memerintahkan penghentian pembangunan pemukiman-pemukiman ilegal tahun 2005.

Menurut Whitson, kepergian Sharon menunjukkan bahwa kekebalan hukum yang dimilikinya tidak memberikan dampak positif bagi perdamaian Palestina-Israel.

Berdasarkan hasil penyidikan yang diadakan pemerintah Israel atas desakan dunia internasional menyangkut insiden Shabra dan Shatilla, Sharon dinyatakan bertanggungjawab secara pribadi (“personal responsibility”)  atas insiden tersebut dengan mengirimkan milisi-milisi Falangis (Kristen) ke kedua kamp yang berada di bawah pengawasan Israel saat invasi Israel terhadap Lebanon tahun 1982. Setelah masuk ke dalam kamp, milisi-milisi itu kemudian melakukan pembantaian massal terhadap para pengungsi Palestina antara tgl 16-18 September 1982. Menurut Israel korban pembantian tersebut mencapai 700-800 orang, namun sumber-sumber lain memperkirakan mencapai ribuan orang. Sebagian korban adalah wanita dan anak-anak hingga bayi dengan kondisi tubuh termutilasi. Itu semua belum termasuk ribuan rakyat Lebanon dan Palestina lain yang tewas akibat serangan Israel tahun 1982.

Sunday 12 January 2014

Klub Sepakbola Chili Bikin Marah Israel

Sebuah klub sepakbola di negara Chili telah membuat Israel geram karena memakai seragam baru yang menunjukkan dukungannya kepada rakyat Palestina.

Pakaian seragam baru yang membuat marah Israel tersebut bergambar peta wilayah Palestina sebelum dicaplok Israel pada tahun 1948. Pemerintah Israel dikabarkan telah melancarkan protes dan menuntut gambar tersebut diganti. Demikian laporan media-media Chili baru-baru ini.

Sebenarnya bukan hanya gambar seragam yang menunjukkan dukungan kepada Palestina, nama klub itu sendiri sudah menunjukkannya, yaitu “Deportivo Palestino”, klub Divisi I yang didirikan pada tahun 1920 oleh para imigran dari Palestina.

Suratkabar Chili “La Nacion” melaporkan hari Selasa (7/1) bahwa menlu Israel telah mengontak kedubes Israel di Chili untuk menyampaikan keberatan Israel atas langkah yang dilakukan klub sepakbola pro-Palestina tersebut.

Menurut keterangan kedubes Israel di Chili, wakil menlu Israel untuk urusan Amerika Latin, Itzhak Shoham, menyebut tindakan klub tersebut sebagai “provokasi yang menolak eksistensi negara Israel”.

Friday 10 January 2014

HACKER "PERLAWANAN" OBRAK-ABRIK ISRAEL

Mungkin ini ada kaitannya dengan pernyataan seorang pejabat tinggi Iran beberapa waktu lalu yang mengatakan bahwa "Iran telah menjadi superpower dunia siber". Sekelompok "hacker", yang diperkirakan didukung oleh Iran, berhasil mengobrak-abrik situs-situs penting Israel, termasuk menguasai server-server penting milik otoritas penerbangan Israel (Israeli Aviation Authority) selama berbulan-bulan tanpa bisa dihentikan.

Sekelompok hacker yang menamakan diri Islamic Cyber Resistance Group (ICRG), pada hari Rabu (8/1) mengumumkan keberhasilan mereka mendobrak dan menguasai selama berbulan-bulan situs penting Israel Aviation Authority (IAA), iaa.gov.il, memasuki LAN-nya dan mengambil data-data penting milik IAA yang mencakup peta penerbangan, rencana penerbangan, dll.

Kelompok hacker ini sebelumnya telah menjadi perhatian besar dunia siber setelah berhasil melakukan serangan siber terhadap situs-situs penting milik Tentara Israel, Tentara Saudi dan perusahaan-perusahaan milik keluarga Bin Laden.

"The Islamic Cyber Resistance Group dengan bangga menambahkan kesuksesannya dan membuka   akses LAN milik Israeli aviation organization, sebagai langkah untuk meruntuhkan legenda palsu tentang keamanan Israel dan kekuatannya yang tidak terkalahkan," tulis kelompok ini dalam situsnya.

MUJAHILIN SYRIA KINI KETAKUTAN

Apa yang terjadi di Syria kini pasti tidak pernah terbayangkan oleh siapapun. Siapa menyangka regim Bashar al Assad bisa bertahan setelah bertahun-tahun digempur beramai-ramai oleh Israel, Amerika, Eropa, Turki, dan beberapa negara barat Arab. Dan siapa menyangka bahwa musuh-musuh Syria kini terpecah belah dan saling berperang satu sama lain.

Setelah pertempuran-pertempuran antara kelompok Free Syrian Army (FSA) melawan kelompok Al Nusra dan kelompok Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), dilanjutkan dengan perselisihan antara Al Nusra dengan ISIS, kini dunia menyaksikan terjadinya perang besar-besaran antara kelompok Islamic Front yang didukung FSA dan Al Nusra melawan ISIS dan kelompok-kelompok teroris terkait Al Qaida.

Dalam tiga hari pertempuran saja Islamic Front berhasil merebut 3 pos militer penting yang dikontrol ISIS di Atma, Atareb, dan Sheikh Said di Aleppo. Pos-pos penting ISIS lainnya di Maskana, Hayan, dan utara Aleppo juga mendapat gempuran hebat dari Islamic Front dimana kelompok terakhir ini kini tengah melakukan kepungan ketat terhadap posisi-posisi ISIL di Idlib. Islamic Front juga tengah menggepung kantong-kantong pertahanan ISIS di kota Raqaa.

Islamic Front adalah gabungan dari beberapa kelompok pemberontak yang dibentuk oleh kekuatan-kekuatan asing untuk menjembatani kepentingan Amerika, Eropa, Turki dan Saudi yang saling bertentangan di Syria. Sebagaimana diketahui setelah Amerika membatalkan rencana menyerang Syria bulan September lalu, telah terjadi perubahan kebijakan Amerika dalam menyikapi konflik di Syria. Khawatir dengan perkembangan kelompok-kelompok teroris yang tidak terkendali yang justru mengancam kepentingan politik Amerika dan sekutu-sekutunya di kawasan, dibentuklah kelompok Islamic Front ini dengan tugas utama memerangi kelompok-kelompok teroris seperti ISIL selain memerangi regim Bashar al Assad.

Thursday 9 January 2014

BILA IRAN TURKI SALING MENDEKATI

Apa alasan PM Turki Tayyep Erdogan menuduh "kekuatan asing" berada di belakang kasus penyidikan korupsi terhadap kroni-kroninya, hingga membuatnya melakukan perlawanan keras dengan memecat ratusan pejabat kepolisian terkait dengan penyidikan tersebut?

Erdogan tentunya tidak asal ngomong. Direktur Bank BUMN yang ditangkap aparat kepolisian adalah pejabat yang memfasilitasi pembayaran penjualan minyak Iran ke Turki di tengah-tengah sanksi ekonomi yang diterapkan Amerika dan Eropa terhadap Iran. Sementara seorang pengusaha yang ditangkap terkait kasus tersebut adalah seorang perantara perdagangan "rahasia" Turki dan Iran yang ternyata nilainya luar biasa besar. Bagi Erdogan dan kolega-koleganya, kasus penyidikan tersebut didorong oleh kepentingan Amerika dan Eropa yang tidak menyukai Erdogan yang telah mengibuli Amerika dan Eropa dengan tetap menjalin hubungan ekonomi dengan Iran.

Apalagi dengan adanya upaya sistematis untuk memarginalkan Ikhwanul Muslimin (gerakan ini merupakan akar idiologis partai Keadilan yang dipimpin Erdogan) yang dilakukan Amerika bersama sekutunya, Saudi, Erdogan tidak melihat faktor lain selain "kekuatan asing" sebagai dalang krisis politik yang kini dialami Erdogan menyusul kasus penyidikan terhadap kroni-kroni dekatnya itu.

TENTARA BAYARAN ASING KAWAL PENGUASA UNI EMIRAT ARAB

Kita sudah mengetahui, sebagaimana telah ditulis di blog ini, bahwa penguasa Saudi Arabia telah membayar tentara bayaran asing dari perusahaan "G4S" yang berbasis di Inggris untuk mengamankan pelaksanaan ibadah haji sejak tahun 2010. "G4S" yang juga terlibat dalam penindasan terhadap rakyat Palestina di wilayah-wilayah pendudukan itu ternyata juga menjadi pasukan pengawal sarana-sarana vital di banyak negara Arab lainnya. Kini muncul kabar para penguasa Uni Emirat Arab telah membayar tentara bayaran Amerika untuk menjadi pengawal pribadi mereka.

Media Iran Fars News baru-baru ini melaporkan para penguasa Uni Emirat Arab telah menyewa perusahaan jasa keamanan Amerika, "Academi" (dahulu Blackwater), untuk menjadi pengawal pribadi dan istana-istana mereka.

“Putra Mahkota Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan dan sejumlah pangeran serta ulama Uni Emirat Arab telah menyewa Blackwater untuk melindungi istana-istana mereka,” tulis Fars News mengutip keterangan seorang sumber yang dipercaya.

Blackwater diketahui banyak merekrut bekas personil aparat keamanan dan pasukan komando Amerika untuk menjalankan operasinya di berbagai negara, terutama di Timur Tengah. Keberadaan mereka sempat menjadi isu panas di Irak, ketika Amerika menuntut pemerintahan Nuri Al Maliki untuk memberi kekebalan hukum terhadap anggota-anggota Blackwater yang telah banyak terlibat dalam aksi-aksi kejahatan kemanusiaan. Namun al Maliki menolaknya.

Tuesday 7 January 2014

Fakta Jokowi... Antara Cerita Fiksi Dan Penghargaan Imitasi Untuk Genjot Pencitraan

Dicopas dari:
radennuh; suaranews.com; 8 Januari 2014



Ketika pilkada DKI putaran kedua berlangsung pada Juli 2012 lalu, sempat muncul berita mengagetkan mengenai fakta sebenarnya kondisi hidup dan tingkat kesejahteraan rakyat Kota Solo, yang jaun berbeda dengan pemberitaan hasil rekayasa tim sukses Jokowi. Fakta kemiskinan yang membelenggu sebagian rakyat Solo ditutupi dengan cerita – cerita fiksi dan penghargaan imitasi untuk menggenjot citra Jokowi.

Sokongan dana kampanye yang luar biasa besar, berasal dari berbagai kalangan terutama komunitas cina dan konglomerasi cina, mampu menutupi semua kondisi mengenaskan dan kenyataan sebenarnya seputar kinerja buruk Jokowi selaku walikota Solo dan kemiskinan yang menjerat warga Solo.

Namun kini, sesuai pengakuan Walikota Solo FX Hadi Rudyatmo sendiri yang banyak dimuat media lokal, kenyataan pahit derita rakyat miskin Solo selama dipimpin Jokowi kurang lebih 7 tahun mulai mencuat ke permukaan.

Kota Surakarta di Jawa Tengah yang dikenal dengan nama Solo akan memerlukan 2 dekade untuk menghapuskan kemiskinan dengan keterbatasannya khususnya sejak jumah penduduk yag berada di bawah garis keiskinan telah meningkat dalam kurun waktu 4 tahun terakhir, menurut penjelasan seorang pejabat setempat.

Sekretaris Wilayah Tim Koordinasi untuk Penghapusan Kemiskinan (TKPKD) Shemmy Samuel Rory menyatakan untuk tahun 2010 saja terdapat 125 ribu rakyat yang berada di bawah garis kemiskinan dari jumlah penduduk 500 ribu. Angka ini meningkat terus menjadi 130 ribu (2011), 133 ribu (2012) dan 163 ribu (2013).

“Surakarta memerlukan waktu penuh satu generasi untuk menghapuskan kemiskinan,” demikian Shemmy.

TERORIS LEBANON PERWIRA INTELIGEN SAUDI?

Majid al Majid, tersangka teroris pembom kedubes Iran di Beirut yang meninggal di tahanan hari Sabtu (4/1) lalu kemungkinan adalah seorang perwira inteligen Saudi Arabia. Demikian laporan media-media Lebanon dan Iran, Senin kemarin (6/1).

Meski tidak ada konfirmasi tentang laporan tersebut dari pemerintah Saudi, sangat kuat indikasinya bahwa laporan-laporan tersebut benar. Informasi yang berhasil diperoleh aparat inteligen Lebanon (Majid ditangkap oleh inteligen militer, bukan oleh aparat kepolisian ataupun Dinas Inteligen (Information Branch) yang memiliki kedekatan dengan Saudi Arabia) menyebutkan bahwa Majid merupakan sosok yang penting kedudukannya di antara para teroris. Ia pernah aktif di berbagai wilayah konflik seperti Irak, Syria, Lebanon, Afghanistan dan Pakistan dan memiliki kontak langsung dengan para pemimpin Al Qaida.

Al-Majid adalah pemimpin kelompok Abdullah Azzam Brigades yang terkait dengan kelompok Al Qaida. Ia ditangkap oleh inteligen militer Lebanon saat hendak menjalani perawatan medis hari Kamis (2/1), namun 2 hari kemudian ia dinyatakan tewas akibat penyakit yang dideritanya di tahanan militer. Pada tahun 2009 ia pernah dijatuhi hukuman penjara seumur hidup dalam sidang "in absentia" pengadilan Lebanon karena terlibat aksi kerusuhan berdarah di sebuah kamp pengungsi Palestina yang menewaskan 400 orang termasuk aparat keamanan. Ia dianggap bertanggungjawab atas serangan-serangan teroris yang melanda Lebanon beberapa waktu terakhir, terutama serangan bom bunuh diri terhadap kantor kedubes Iran di Beirut bulan November 2013 yang menewaskan 25 orang. Ia juga diduga terlibat dalam pembunuhan komandan Hizbollah Hassan al-Laqqis dalam waktu yang berdekatan.

PRESIDEN LEBANON "KEDER" UNTUK SINGKIRKAN HIZBOLLAH

Masih ada orang-orang "waras" di Lebanon yang membuat Lebanon untuk sementara selamat dari rencana jahat untuk menghancur-leburkan negeri itu demi kepentingan zionis internasional. Dan orang-orang waras itu adalah Patriah (pemimpin tertinggi umat Kristen Lebanon) Bechara Boutros al-Rai dan Walid Jumblatt (pemimpin kaum Druze, satu sekte dalam Islam yang mencampurkan ajaran Islam dengan Kristen, banyak terdapat di Lebanon dan Syria serta Israel).

Kedua tokoh tersebut menunjukkan sikap tegas menolak rencana Presiden Lebanon Michel Suleiman untuk membentuk pemerintahan eksklusif yang tidak melibatkan kelompok-kelompok Shiah, Hizbollah dan Gerakan Amal. Akibat penolakan tersebut, keputusan presiden yang bisa memicu perang saudara itu pun batal diumumkan hari ini (7/1).

Mungkin bagi pembaca akan sedikit bingung, mengapa hanya karena tanpa keterlibatan Hizbollah dan Amal, Lebanon bisa terlibat dalam perang saudara? Bukankah sudah sewajarnya di dalam satu negara terdapat satu kelompok yang menguasai pemerintahan dan kelompok lainnya menjadi oposisi?

Lebanon memang istimewa. Rakyatnya terbagi dalam beberapa kelompok agama dan kelompok politik dengan fanatisme kelompok masing-masing yang sangat kuat. Itulah sebabnya di Lebanon sering terjadi perselisihan antar kelompok yang sangat merugikan seluruh rakyat. Untuk mengatasi hal tersebut maka rakyat Lebanon mengembangkan sistem politik yang berbeda dengan negara-negara lain. Selain berdasarkan wilayah, pemilu di Lebanon juga berdasarkan pada kelompok etnis dengan pembagian kekuasaan yang telah ditetapkan. Misalnya saja jabatan Presiden dan Panglima AB menjadi jatahnya kelompok Kristen, Perdana Menteri dan kepala inteligen jatahnya kelompok Islam Suni, dan Ketua Parlemen jatahnya kelompok Shiah. Selanjutnya untuk masing-masing kelompok agama mendapat jatah kursi parlemen dalam jumlah tertentu. Selain itu, sejak tahun 2008 atau paska terjadinya "kudeta" oleh Hizbollah terhadap perdana menteri Fuad Siniora, semua kelompok sepakat untuk membentuk pemerintahan persatuan yang melibatkan 2 kubu yang berlawanan: kubu "Perlawanan" yang anti-Amerika/Saudi dan kubu anti-"Perlawanan" yang pro-Amerika/Saudi.

Monday 6 January 2014

IRAN SIAP BANTU IRAK TUMPAS PEMBERONTAKAN TERORIS DI ANBAR

Iran menyatakan kesiapannya membantu Irak dalam upayanya menumpas pemberontakan para teroris yang saat ini telah menduduki kota Falujjah dan kota Ramadi, 2 kota di Provinsi Anbar yang dilanda kerusuhan hebat dalam beberapa hari terakhir.

Pernyataan kesiapan Iran tersebut disampaikan oleh Wakil Kastaf Angkatan Bersenjata Iran Brigjen Mohammad Hejazi, di Teheran, Minggu (5/1), menanggapi berbagai laporan media yang menyebutkan bahwa Iran telah membantu pemerintah Irak untuk menumpas pemberontakan di Anbar, provinsi terbesar Irak yang berbatasan dengan Syria dan Jordania.

"Belum ada diskusi tentang operasi bersama antara Iran dan Irak melawan para teroris takfiri, namun jika pemerintah Irak membutuhkan peralatan dan konsultasi, kami akan membantu mereka," kata Hejazi.

Beberapa media Irak sebelumnya menyebutkan bahwa Iran dan Amerika telah mengirimkan tentaranya untuk membantu penumpasan pemberontak kelompok-kelompok takfiri yang berafiliasi dengan Al Qaida.
Kerusuhan di Anbar bermula setelah aparat keamanan Irak membubarkan aksi duduk para pendemo anti pemerintah di Ramadi pada tgl 30 Desember lalu, yang oleh pemerintah dituduh telah menjadi markas kelompok-kelompok Al Qaida. Dalam aksi pembersihan terpisah yang dilakukan sebelumnya, aparat keamanan juga menangkap beberapa politisi oposisi pendukung aksi demonstrasi dan menghancurkan beberapa markas teroris takfiri di Anbar.

KEMATIAN TERSANGKA PEMBOMAN KEDUBES IRAN UNDANG TANDA TANYA

Tersangka utama pemboman kedubes Iran di Lebanon bulan November lalu akhirnya dinyatakan meninggal dunia di dalam tahanan. Pengumuman kematian tersangka pemimpin kelompok teroris Abdullah Azzam Brigades asal Saudi bernama Majid al-Majid tersebut disampaikan oleh militer Lebanon, Sabtu (4/1).

Menurut pengumuman tersebut, tersangka meninggal di rumah sakit militer di Beirut akibat "kesehatannya yang memburuk". Sebelumnya ia ditangkap oleh inteligen militer Lebanon pada hari Kamis (2/1).

Tidak ada kasus penangkapan yang lebih menghebohkan sekaligus misterius dari penangkapan terahadap Majid al-Majid karena keterlibatannya dalam serangan teroris yang menewaskan 25 orang termasuk seorang pejabat diplomat Iran 2 bulan lalu. 2 negara yang "berkepentingan" dengan kasus ini, Iran dan Saudi, langsung bereaksi cepat terhadap kasus ini. Kedua negara meminta pemerintah Lebanon untuk dilibatkan dalam penyidikan terhadap Majid.

Sunday 5 January 2014

PEMBOMAN VOLGOGRAD, TITIK BALIK PERANG TERORISME?

Apa arti Volgograd (dahulu bernama Stalingrad, diambil dari nama pemimpin Uni Sovyet, Joseph Stalin) bagi bangsa Rusia?

Volgograd merupakan pusat dari wilayah penghasil pangan terbesar bagi Rusia, dataran sungai Volga. Volga juga pintu masuk wilayah Kaukasus yang kaya mineral dan energi selain juga pusat jaringan komunikasi dan transportasi di wilayah selatan Rusia. Namun lebih dari itu Volgograd bagi rakyat Rusia memiliki makna sejarah yang tidak bisa dibandingkan dengan apapun.

Di sinilah tempat terjadinya titik balik Perang Dunia II setelah tentara dan rakyat Rusia berhasil memukul mundur serangan besar-besaran tentara Nazi Jerman dan sekutu-sekutunya. Kala itu, ratusan ribu tentara Jerman dan sekutu-sekutunya (Rumania, Hongaria dan Italia) yang didukung ribuan tank Jerman yang tidak pernah kalah dalam berbagai pertempuran, terjebak dalam perang kota yang meletihkan sebelum akhirnya menyerah setelah terkepung beberapa bulan dan pasukan penyelamat yang dikirim Hitler gagal membebaskan mereka.

Mungkin karena itulah musuh-musuh Rusia menjadikan Volgograd sebagai serangan teroris, untuk memberikan pukulan psikologis yang sangat keras bagi Rusia dan akhirnya membuat Rusia mengikuti keinginan mereka. Namun mereka tentu tidak menduga bahwa serangan terhadap Volgograd justru akan membangunkan beruang tidur. Karena sebagaimana kakek-kakek mereka yang bangkit melawan agresor Jerman, rakyat dan para pemimpin Rusia pun akan bangkit untuk memburu para teroris dan dalangnya.

ROHINGYA, ANTARA BANGLADESH DAN BURMA

40 tahun sudah Bangladesh merdeka, namun sampai sejauh ini masih terpuruk sebagai salah satu negara paling miskin di dunia. Dan bukannya berfikir bagaimana memajukan negara dan memakmurkan rakyatnya, para pemimpin negeri ini justru sibuk menghancurkan negeri sendiri.

Tanpa alasan jelas, pemerintah Bangladesh tiba-tiba saja membentuk pengadilan kejahatan perang kemerdekaan yang terjadi tahun 1970-an lalu, menjebloskan beberapa tokoh oposisi ke penjara hingga tiang gantungan, dan memicu kembali terjadinya perang saudara. Inilah satu lagi regim Islam yang telah menghancurkan nilai-nilai kemanusiaan, dan karenanya pada dasarnya telah menjadi musuh Islam.

Catatan kejahatan kemanusiaan regim Bangladesh juga terjadi atas perlakukan mereka terhadap para pengungsi Rohingnya dari Burma, yang nenek moyangnya sebenarnya juga berasal dari Bangladesh juga.

Sampai saat ini telah ribuan warga muslim Rohingya tewas dan ratusan ribu lainnya terusir dari kampung halaman mereka akibat aksi-aksi kerusuhan di  Burma. Sebagian dari mereka menjadi pengungsi, namun sebagian besar lainnya tidak memiliki kejelasan status. Sebagaiman dilaporkan "Salem-News.com" bulan Oktober 2012 lalu:

Saturday 4 January 2014

MENGAPA PEMERINTAH TEGA NAIKKAN HARGA LPG?

Apa hubungannya harga LPG internasional dengan harga domestik?

LPG adalah produk yang sepenuhnya dieksploitasi dan diproduksi di dalam negeri. Jadi tidak ada hubungannya sama sekali. Beda misalnya jika LPG itu diimpor.

Tapi inilah alasan pemerintah (Pertamina adalah perusahaan milik pemerintah) menaikkan harga LPG 12 kg dari Rp 80 ribu/tabung menjadi Rp 120 ribu sampai Rp 130.000/tabung: karena harga pasar internasional LPG naik, maka LPG domestik harus dinaikan juga karena kalau tidak Pertamina merugi.

Lho, bukankah mustinya Pertamina justru mendapat "durian runtuh" dengan adanya kenaikan harga LPG internasional, karena biaya produksi tidak bertambah namun pendapatan justru meningkat drastis karena sebagian besar LPG Indonesia dijual ke luar negeri? "Durian runtuh" karena kenaikan harga minyak dunia di masa pemerintahan Orde Baru (1973) telah membawa keberkahan luar biasa berupa pembangunan yang sangat pesat. Namun "durian runtuh" dalam "orde reformasi" kok justru membawa kesengsaraan rakyat? Bukankah ini adalah kegilaan?

Saya sudah mengingatkan dalam blog ini sejak tahun 2009 yaitu setelah SBY memberikan pidato kemenangan pada pemilu tahun itu: bersiap-siaplah mengalami hal-hal yang buruk. Dan kenaikan harga LPG yang tidak masuk akal ini semakin membuktikan kebenaran peringatan itu setelah hal-hal "tidak masuk akal" lainnya seperti kenaikan harga BBM, TDL, skandal Bank Century, skandal Hambalang, spionase Australia, terorisme dan kejahatan narkoba yang tidak meredup meski pemerintah telah menggelontorkan Rp triliunan APBN yang didapatkan dari berhutang.

HIZBOLLAH KEMBALI MENDAPAT SERANGAN BOM

(TETAP SERUKAN PERSATUAN)

Hizbollah kembali mendapatkan serangan bom. Pada hari Kamis (2/1), kawasan Dahiyeh di Beirut Selatan yang merupakan basis pendukung kelompok ini mengalami serangan bom bunuh diri yang menewaskan 4 orang dan melukai puluhan orang lainnya. Namun Hizbollah tetap berbesar hati dengan menyerukan persatuan nasional daripada mengeluarkan tuduhan penuh kebencian kepada lawan-lawan politiknya.

Ledakan tersebut merupakan yang ke-empat yang terjadi di Dahiyeh sejak pertengahan tahun lalu. Terjadi di Jalan Al-Arid di perkampungan Haret Hreik yang padat penduduk, pelaku pemboman tampak membidikkan sasarannya pada kerumunan penduduk untuk menimbulkan korban yang banyak. Belum ada pihak yang mengaku bertanggungjawab atas serangan tersebut, namun sebagai serangan-serangan sebelumnya tampaknya dilakukan oleh kelompok-kelompok takfiri yang terkait dengan Al Qaida yang mendapat perlindungan politik dari kelompok Al Muqtabal (Gerakan Masa Depan) yang dikenal juga sebagai kepanjangan tangan kepentingan Saudi Arabia.

Serangan-serangan bom tersebut diduga kuat terkait dengan keterlibatan Hizbollah dalam konflik di Syria sebagaimana dinyatakan para para pelaku pemboman-pemboman sebelumnya. Sebagaimana diketahui sejak bulan Mei 2013 Hizbollah mulai terlibat dalam konflik Syria dengan mendukung pemerintah Bashar al Assad dalam pertempuran Al Qusayr yang berhasil dimenangkannya. Sejak itulah serangan-serangan bom itu terjadi.

Thursday 2 January 2014

PUTIN PERINTAHKAN PENGHANCURAN SAUDI?

Sebuah memo (seharusnya) rahasia dari Federal Security Services (FSB) kini beredar di media-media Rusia dan dengan cepat kabarnya telah beredar ke seluruh dunia. Memo yang ditandatangani Direktur FSB Alexander Bortnikov itu konon menyebutkan bahwa Presiden Vladimir Putin telah memerintahkan penghancuran Saudi Arabia sebagai balasan atas 2 aksi terorisme yang terjadi di Volgograd baru-baru ini.

Tidak dijelaskan bagaimana Rusia akan merealisasikan perintah Putin tersebut, namun sebagaimana pernah dituliskan di blog ini bulan Agustus lalu Rusia telah lama memiliki rencana serangan udara besar-besaran terhadap Saudi Arabia yang merupakan sekutu utama Amerika di Timur Tengah. Selain itu rudal-rudal balistik jarak jauh serta rudal jelajah yang diluncurkan dari kapal perang dan kapal selam juga bisa menjadi senjata yang mematikan bagi Saudi.

Ini adalah memo kedua yang bocor ke publik tentang rencana serangan Rusia terhadap Saudi Arabia setelah memo sejenis bulan Agustus lalu. Saat itu dikabarkan Putin marah terhadap kepala inteligen Saudi, Pangeran Bandar bin Sultan, yang telah mengancam Rusia dengan serangan teroris jika tidak menghentikan dukungannya terhadap Syria. Sebagaimana diberitakan oleh media Inggris Telegraph News Service, kala itu Pangeran Bandar mengatakan kepada Putin:

"Saya bisa memberikan jaminan kepada Anda perlindungan keamanan pesta Olimpiade Musim Dingin tahun depan (2014). Kelompok-kelompok Chechnya yang mengancam keamanan even itu ada di bawah kendali kami."

SAUDI BERENCANA BELI SENJATA ISRAEL

Saudi dikabarkan telah merencanakan untuk membeli senjata langsung dari Israel. Selain untuk menghadapi kemungkinan adanya kerusuhan di dalam negeri, senjata-senjata itu juga akan dikirimkan ke Syria.

"Aparat inteligen Saudi telah memberikan informasi-informasi penting dan sensitif kepada Israel, khususnya terkait dengan situasi yang berkembang di kawasan saat ini, dan Saudi telah menandatangani sejumlah kontrak pembelian senjata dari Israel," tulis media Palestina Al-Manar hari Rabu (1/1), mengutip keterangan yang diberikan seorang pejabat yang tidak disebutkan namanya.

Sebelumnya beberapa laporan di media-media Israel telah banyak menyebutk adanya kerjasama antara Saudi dengan Israel di berbagai bidang. Bulan lalu analis politik dari lembaga kajian Amerika "Foreign Politic", David Kenner, menuliskan laporannya yang menyebutkan bahwa Saudi Arabia baru saja menandatangani pembelian senjata besar-besaran dari Amerika berupa rudal-rudal anti-tank yang oleh media-media Amerika disebut-sebut akan dikirimkan ke Syria.

"Tidak ada yang berfikir ada negara yang akan menyerang Saudi dengan tank-tank, namun Saudi telah membeli sejumlah besar rudal anti-tank sehingga para analis memperkirakan pembelian itu ada kaitannya dengan pemberontakan di Syria," tulis Kenner dalam laporannya pertengahan Desember lalu.

PEMIMPIN AL QAEDA PEMBOM KEDUBES IRAN TERTANGKAP

Aparat keamanan Lebanon telah menangkap seorang pemimpin kelompok Al Qaida yang diduga kuat menjadi pelaku serangan bom terhadap kantor kedubes Iran di Lebanon yang menewaskan 23 orang bulan November lalu. Demikian pernyataan menhan Lebanon Fayez Ghosn hari Rabu lalu (1/1).

Menurut keterangan Ghosn tersangka yang ditangkap bernama Majid al-Majid, pemimpin (Amir) dari Brigade Abdullah Azzam dan berkewarganegaraan Saudi. Ia ditangkap oleh aparat inteligen militer di Beirut. Namun Ghosn tidak menyebutkan kapan penangkapan itu terjadi.

“Ia telah dicari oleh otoritas Lebanon dan sekarang tengah menjalani interogasi di tempat rahasia," tambah Menhan Lebanon.

Pemerintah Saudi Arabia telah mengkonfirmasi Majid sebagai warganegaranya. Ia termasuk dalam daftar 85 orang yang dicari oleh pemerintah Saudi. Brigade Azzam sendiri termasuk dalam daftar organisasi teroris pemerintah Amerika pada tahun 2012. Kelompok ini pernah mengklaim sebagai pelaku serangan roket terhadap Israel yang ditembakkan dari Lebanon. Kelompok ini didirikan tahun 2009 and dan dipercaya memiliki beberapa cabang di Lebanon dan Semenanjung Arab. Menurut beberapa media online kalangan Islamis Majid telah menjadi pemimpin Brigade Azzam sejak tahun 2012.

Wednesday 1 January 2014

SELAMAT MENJELANG PERANG SAUDARA JILID 2 LEBANON!

"Pembunuhan Shatah juga membuka pintu bagi pembunuhan-pembunuhan, bentrokan-bentrokan dan ledakan-ledakan bom berikutnya. Sangat jelas ada rencana untuk mengubah Lebanon menjadi arena konflik regional dan internasional yang tidak terselesaikan di Syria".

Demikian tulisan di media Lebanon Al Akhbar tgl 30 Desember 2013 tentang pemboman yang menewaskan mantan menteri keuangan Mohammad Shatah di Beirut, 27 Desember lalu. Kondisi sebenarnya yang terjadi tidak jauh dari kekhawatiran tersebut.

Media-media Lebanon, terutama dari blok "Perlawanan" yang pro Hizbollah dan anti-Israel/Saudi/Amerika/Perancis, telah "mengingatkan" bahaya yang ditimbulkan oleh adanya kesepakatan antara Raja Saudi, Presiden Perancis dan Presiden Lebanon pemberian bantuan senjata kepada militer Lebanon yang tujuan sebenarnya adalah untuk digunakan menyerang Hizbollah. Pada saat yang bersamaan Presiden Lebanon Michael Suleiman juga siap melaksanakan kebijakan provokatif, yaitu membentuk pemerintahan tanpa partisipasi Hizbollah, yang hampir bisa dipastikan akan memicu perang saudara antara kubu "Perlawanan" melawan kubu "anti-Perlawanan". Itu semua terkait dengan Deklarasi Tripoli November lalu yang dikeluarkan oleh blok anti-Hizbollah, yang menyerukan boikot politik terhadap Hizbollah.

Ya, sebuah plot memang tengah dirancang untuk menghancurkan Hizbollah sebagai balasan atas keterlibatannya dalam konflik Syria sehingga menggagalkan "proyek Syria". Dan sampai sejauh ini Suleiman telah menunjukkan konsistensinya dengan rencana tersebut. Plot yang dipimpin Saudi ini memperkirakan Hizbollah akan kerepotan harus berperang di 3 front sekaligus: Israel, Syria dan Lebanon, sehingga terpaksa akan menarik pasukannya dari Syria. Dan pembunuhan Shatah menjadi amunisi baru untuk memojokkan Hizbollah.