Wednesday 27 April 2011

TINGKAH POLAH OBAMA SEBALKAN KAWAN DAN BAWAHAN


Barack Obama terkunci di ruang kerjanya, simbol kepresidenan jatuh saat Obama berpidato, dan sistem komputer yang ngadat hingga sebuah pesta kenegaraan kacau balau, adalah sebagian dari beberapa insiden memalukan yang dialami Barack Obama sehingga ia menyebutnya sebagai aksi-aksi "konspirasi" terhadapnya.

Namun situasi yang terjadi pada lingkungan kekuasaan Barack Obama ternyata jauh lebih serius dari sekedar indisen-insiden tersebut. Semuanya dipicu oleh tingkah polah Barack Obama yang "norak" dan "narsis" luar biasa.

Pada saat Obama melakukan kunjungan kenegaraan ke Asia akhir tahun lalu, tiba-tiba ia didesak oleh para penasihat terpercayanya untuk kembali ke Amerika. Menurut beberapa sumber terpercaya hal tersebut untuk menghentikan upaya lawan-lawan politiknya untuk melakukan pemakzulan terhadapnya. Lawan-lawan tersebut bukanlah para politisi partai Republik yang menjadi oposisi, melainkan justru rekan-rekan Obama di Partai Demokrat.

Menurut seorang "insider" Gedung Putih, para penasihat dekat Obama akhirnya mengetahui sebuah "plot" tengah dilakukan oleh para petingga partai Demokrat untuk menyingkirkan Barack Obama dari kekuasaan, setidaknya menjatuhkan kredibilitasnya di mata masyarakat sehingga tidak mungkin lagi tampil dalam pemilihan kepresidenan mendatang. Salah satu konspirasi yang dilakukan adalah "mengirimkan" Obama ke luar negeri selama mungkin.

Tanpa diketahui publik, kalangan petinggi Partai Demokrat tengah dilanda perang rahasia. Di satu sisi adalah Barack Obama dan pendukungnya dan di sisi berseberangan adalah ketua parlemen Nancy Pelosi, penasihat senior partai Demokrat James Carville, mantan ketua Komite Nasional Demokrat Howard Dean serta dua sosok di belakang layar yaitu wapres Joe Biden dan mantan presiden Bill Clinton.

Sebagian petinggi partai Demokrat menganggap Obama "tidak pantas" untuk menjabat sebagai presiden maupun sebagai tokoh partai, disebabkan tingkah polahnya yang narsis dan "norak". Mereka tidak akan melupakan apa yang dilakukan Obama dalam sebuah acara penggalangan dana yang diadakan partai di Brown University, Rhode Island, 25 Oktober tahun lalu. Para undangan rela membayar $7.500 untuk mendengarkan pidato Obama, namun yang bersangkutan tiba-tiba menghentikan pidatonya dan meninggalkan podium dengan alasan meninabobokkan putri-putrinya dan membereskan anjing piaraan kesayangannya.

Selain itu Obama juga dikelilingi oleh keluarga dan penasihatnya yang sering bertindak di luar kepatutan maupun aturan protokoler. Misalnya sang istri Michelle Obama yang pernah shopping ke Eropa menggunakan pesawat kenegaraan Air Force 1. Figur dekat Obama lainnya adalah penasihat presiden Valerie Jarrett, serta ibu mertua Obama yang numpang di Gedung Putih, Marian Robinson. Di samping itu kepemimpinan Obama tidak membawa pengaruh positif bagi partai. Di bawah kepemimpinan Obama Partai Demokrat banyak kehilangan kursi di parlemen, juga jabatan eksekutif di negara-negara bagian. Misalnya saja calon partai Demokrat Senator Caprio harus menelan kekalahan pemilihan gubernur negara bagian Rhode Island oleh seorang calon independen, karena tidak adanya dukungan dari Obama.

Beberapa waktu lalu seorang mantan pejabat Gedung Putih membeberkan borok-borok Obama di Gedung Putih di sebuah blog milik seseorang dengan nama samaran “Ulsterman.” Beberapa orang staff Gedung Putih juga pernah mengadakan pertemuan dengan wartawan, membuka aib Obama. Sebagian dari mereka mengaku pernah mengalami perlakuan kasar dari Obama. Di antara informasi yang bocor adalah bahwa Obama sering menjalani perawatan medis secara intensif, mengkonfirmasi rumor yang menyebutkan kesehatan Obama yang rapuh. Sebagaimana diketahui publik, Obama adalah mantan perokok berat dan pecandu alkohol, meski ia mengaku sudah menghentikan kebiasaan buruk tersebut.

Wapres Joe Biden dikabarkan telah mendapat desakan dari para petinggi partai Demokrat untuk memakzulkan Obama dengan menggunakan Article 25 Section 4 Konstitusi Amerika, dengan alasan ketidak mampuan mental Obama untuk mengikuti sumpah jabatannya sebagai presiden. Namun Biden enggan melakukan aksi "radikal" tersebut. Meski demikian, Biden dan para pandukungnya berharap bakal mendapatkan alasan untuk memakzulkan Obama berdasarkan tingkah laku tidak patut Obama yang terbongkar ke publik.


Ref:
"Obama Conducting ‘Reign of Terror’ Against Suspected Leakers"; Wayne Madsen Report; 11 November 2010

Iran Tuduh Amerika-Israel Dukung Bisnis Obat Terlarang


Pada akhir abad 19 dan awal abad 20, bangsa Cina "diserang" oleh wabah candu. Jutaan rakyat Cina yang memiliki etos kerja tinggi itu tiba-tiba berubah menjadi generasi pecandu candu yang menghancurkan tatanan sosial dan ekonomi bangsa Cina. Candu yang sebagian besar produksinya dari wilayah jajahan Perancis dan Inggris di kawasan Indochina itu beredar luas di Cina karena diedarkan olah para pedagang obat bius yang didukung para pejabat perwakilan pemerintah negara-negara barat di Cina. Pemerintah Cina pun marah dan menyerang kantor-kantor perwakilan barat di Cina hingga terjadilah Perang Candu di Cina. Cina kalah dan harus memberikan banyak konsesi kepada negara-negara barat, dan bangsa Cina pun semakin hancur.

Hingga kini wilayah segitiga emas di Indocina tetap menjadi tempat pemasok candu utama di dunia. Negara-negara barat tetap melindungi bisnis tersebut dengan "menanamkan" regim otoriter di Burma untuk menjaga produksi opium di segitiga emas. Itulah sebabnya pemerintah negara-negara Barat tidak mau benar-benar "menyentuh" Burma meski pemerintahnya sering melakukan tindakan melanggar HAM. Berbagai bentuk kecaman terhadap pemerintahan otoriter Burma hanyalah bentuk kamuflase belaka.

Hal yang sama terjadi di Afghanistan. Afghanistan adalah negeri penghasil opium terbesar di dunia. Pada awal awal tahun 2000-an regim aliban berhasil menghentikan produksi opium di Afghanistan. Namun setelah Amerika dan sekutu menguasai Afghanistan, produksi opium Afghanistan kembali meroket.

Sebagaimana di Indocina, Amerika pun bertindak sebagai "pelindung" produksi dan bisnis opium Afghanistan. Selain memberikan keuntungan besar, terutama untuk membiayai operasional dinas-dinas inteligen dan keuntungan para pejabat korup, opium juga menjadi senjata untuk menghancurkan negara sasaran. Sebarkan obat bius di kalangan anak muda suatu negara, maka negara itu pun hancur dari dalam. Jadi jangan heran jika jaringan bisnis obat terlarang tidak pernah bisa dihancurkan, karena memang dilindungi oleh suatu "kekuatan besar global".


IRAN TUDUH AMERIKA-ISRAEL

Mendagri Iran, Mostafa Mohammad-Najjar baru-baru ini melancarkan tuduhan bahwa dinas inteligen Amerika (CIA) dan Israel (Mossad) telah melakukan kampanye penyebaran obat-obatan terlarang di Iran.

“Agen-agen zionis Israel dan CIA di kawasan ini telah membantu para pengedar obat bius untuk menyelundupkan obat-obatan terlarang tersebut melalui perbatasan Iran-Afghanistan," kata Mohammad-Najjar, Kamis (21/4) kepada kantor berita Iran, IRNA.

“Mereka yang mengklaim sebagai pembela HAM ini telah mempromosikan industri obat-obatan secara besar-besaran dari sebelumnya hanya berupa produksi tradisional dan kemudian menyelundupkannya ke wilayah Iran,” tambah Najjar.

Menurut laporan resmi PBB tahun 2010 lalu, Afghanistan adalah produsen terbesar opium dan heroin dunia hingga sekitar 90%. Peredaran obat-obatan terlarang telah menyita banyak energi bangsa Iran untuk membasminya. Tidak kurang dari 3.700 aparat keamanan Iran telah tewas dalam menjalankan tugasnya membasmi perdagangan ilegal ini.

Dengan panjang perbatasan Iran-Afghanistan yang mencapai 560 mil, Iran menjadi salah satu wilayah transit bagi peredaran opium dan narkotik global, terutama yang kemudian beredar ke Eropa dan Asia. Iran telah mengeluarkan dana hingga $700 juta untuk menutup perbatasan kedua negara, menjadikan Iran salah satu negara yang paling serius menangangi bisnis obat terlarang di wilayahnya.

Iran telah berulangkali menuduh Amerika dan sekutunya terlibat dalam peredaran obat-obatan terlarang dari Afghanistan, suatu tuduhan yang secara akal sehat tidak bisa dibantah meski tentu saja Amerika membantahnya.

Sunday 24 April 2011

KETEGANGAN POLITIK DI IRAN


Iran adalah satu-satunya negara yang menurut saya sangat ideal. Memiliki lembaga eksekutif yang efektif di bawah kepemimpinan presiden, kekuasaan tertinggi yang menjaga pemerintahan tetap bekerja dalam "koridor" tujuan ideal jangka panjang negara dipegang oleh Dewan Revolusioner yang terdiri dari para ulama. Tidak seperti di negara-negara lain --- seperti MPR di Indonesia misalnya yang kurang efektif menjalankan fungsi kontrolnya terhadap pemerintah karena aturan-aturan yang membelenggu, Dewan Revolusioner memiliki kekuasaan penuh untuk turut campur dalam urusan pemerintahan jika memang dianggap perlu demi menjaga pemeritahan tidak "keluar jalur".

Memang dalam hal ini kebijakan ketua Dewan Revolusi sangat menentukan. Jika ia terlalu sering campur tangan, pemerintahan akan tidak efektif bekerja. Namun jika ia lepas tangan, pemerintahan bisa berjalan jauh menyimpang, paling parah adalah jika kemudian pemerintah berkhianat terhadap amanah rakyatnya dengan menjadi agen kepentingan asing.

Dalam kaitan inilah saat ini Iran mengalami ketegangan politik. Hari Rabu (20/4) lalu pemimpin tertinggi Iran yang adalah ketua Dewan Revolusi, Imam Khamenei, "mementahkan" keputusan presiden Ahmadinejad memecat menteri inteligen negara, Heydar Moslehi, yang dikeluarkan dua hari sebelumnya.

Sebagaimana diberitakan media massa Iran, Khamenei menyurati Heydar Moslehi dan para pejabatnya untuk "melanjutkan tugasnya", sekaligus menghentikan rumor mengenai nasib Moslehi serta alasan yang mengakibatkan pemberhentiannya.

Selama ini Khamenei sangat jarang melakukan "intervensi" terhadap pemerintahan, mengindikasikan kasus yang menimpa Heydar adalah sangat serius. Namun untuk mengurangi ketegangan, Khamenei, dalam sambutannya menyambut tahun baru Iran yang jatuh di bulan Maret ini memuji pemerintah atas keberhasilan ekonomi. Presiden Ahmadinejad sendiri tidak berkomentar atas keputusan yang dikeluarkan Khamenai.

Para analis menyebutkan bahwa ketegangan politik tersebut disebabkan oleh naiknya pengaruh penasihat dekat yang juga besan Presiden Ahmadinejad, Esfandiar Rahim Mashaei. Menurut media massa Iran, Mahaei-lah orang yang berperan besar dalam pemecatan Moslehi oleh Ahmadinejad.

Hari Selasa lalu (19/4) koran Sharg memuat pernyataan pers pemerintah yang menuduh Moslehi "gagal melakukan analisis yang tepat" atas berbagai peristiwa yang terjadi di kawasan Timur Tengah.

"Jika kita tidak bisa mengkaitkan berbagai peristiwa dengan rencana besar para imperalis, hal ini akan mengantarkan pada kekeliruan," kata Mashaei kepada situs berita pemerintah "Dowlat" yang dikutip Sharq.

Sharq juga mengutip pernyataan dari situs berita lainnya yang menyebutkan bahwa Mashaei mendesak Ahmadinejad untuk memecat Moslehi setelah Moslehi berencana memecat seorang pejabat inteligen yang dekat dengan Mashaei. Menurut seorang analis politik, penolakan Khamenei atas pemecatan Moslehi adalah tindakan bijaksana demi menjaga stabilitas politik yang terancam oleh sepak terjang Mashaei.

Mashaei, seorang mantan pejabat inteligen yang diangkat sebagai kepala staff kantor kepresidenan dan beberapa jabatan strategis lainnya, membuat langkah kontroversial bulan Desember tahun lalu dengan melakukan kunjungan ke Jordania, negara yang diputuskan hubungan diplomatiknya oleh Iran karena kedekatannya dengan Israel. Baru-baru ini Ahmadinejad memperingatkan bahwa Amerika dan Israel akan memecah belah Jordania demi membentuk negara Palestina yang sebagian wilayahnya diambil dari Jordania.

Dua minggu lalu Ahmadinejad tiba-tiba saja dan tanpa alasan jelas, memeberhentikan Mashaei dari jabatannya sebagai kepadala staff kepresidenan. Kemungkinan untuk meredam kemarahan kalangan konservatif yang tidak menyukai langkah-langkah Mashaei yang dianggap lebih banyak mempromosikan nilai-nilai kultural Iran dibandingkan nilai-nilai Islam. Namun Mashaei dianggap masih menjadi pejabat berpengaruh karena kedekatannya dengan Ahmadinejad sebagai besannya.


Ref:
"Iranian leader rebuffs Ahmadinejad over official’s dismissal"; Washington Post-20 April 2011; truthseeker.co.uk-21 April 2011.

Saturday 23 April 2011

PENGHANCURAN MORAL SECARA SISTEMATIS


Setahun sekali di musim panas di kota San Francicso diadakan pawai dan festival kaum gay. Bukan pawai biasa, karena manusia normal yang menyaksikan pawai tersebut dijamin akan mengalami shock berat. Di mana-mana di tempat terbuka dan di siang bolong orang-orang gay itu beramai-ramai melakukan berbagai aksi yang tidak terbayangkan: sodomi, oral seks, dan satu lagi aksi kebanggaan mereka yaitu meminum air seni langsung dari pancuran alaminya.

Empat tahun lalu saya pernah melihat rekaman video festival tersebut yang diunggah di situs Incogman milik Philip Marlowe. Dari sanalah saya percaya alasan mengapa Tuhan menghancurkan kota Sodom dan Gomorrah dan menenggelamkannya ke dalam bumi. Kota Sodom dan Gomorrah kini berada di dasar Laut Mati, tempat paling rendah di permukaan bumi.

Festival seperti itu kini telah merembet ke berbagai kota besar di Amerika dan Eropa. Dengan trend yang tidak berubah, tidak lama lagi bahkan mungkin akan merembet ke Indonesia. Semuanya berkat kampanye sistematis media massa dan politik yahudi global. Kita sudah mulai terbiasa melihat orang-orang tidak normal menjadi selebritis. Kita bahkan menganugerahkan penghargaan kepada mereka: presenter terbaik, pemain sinetron terbaik, komedian terbaik dll.

Dan ibukota dari semua kemaksiatan itu tentu saja adalah Tel Aviv, yang juga ibukota lama Israel. Penduduk Tel Aviv bahkan mendeklarasikan diri sebagai ibukota kaum homo sedunia. Di kota ini setiap tahun diadakan berbagai macam event khusus kaum homo dari seluruh dunia. Israel memiliki asosiasi orang-orang sakit moral yang disebut "Aguda" yang anggotanya kaum lesbian, gay, waria, pedhopilia dll. Organisasi turunan "Aguda" di Amerika adalah "GLBT" (GAYS, LEZBOS, BIs and Trannys). Sebentar lagi anggota asosiasi ini akan ditambah lagi dengan "B" yang lain, yaitu "Bestiality" alias orang-orang yang cenderung melakukan hubungan seks (jangan diteruskan) .......... dengan binatang.

Hanya selang beberapa hari setelah Metro TV menayangkan Oprah Wimfrey Show tentang tokoh di balik sukses tabloid fesyen "J. Crew" (kini saya tahu J maksudnya adalah jew atau yahudi), saya terkesan dengan artikel baru di blog Philip Marlowe, incogman.net tgl 16 April berjudul "The Jewy Fagging of America". Artikel ini kembali menyorot kampanye sistematis yahudi dalam menghancurkan moral masyarakat, yaitu kampanya transgenderisme (transgender yaitu perubahan jenis kelamin, orang-orang yang dengan sengaja merubah jenis kelaminnya).

Pada bagian pertama Philip menampilkan gambar pada "J. Crew" yang menunjukkan seorang anak laki-laki berambut pirang tengah bercanda dengan seorang wanita berwajah sangat yahudi (tampak jelas dari hidungnya yang panjang bengkok). Kuku jari kaki anak tersebut tampak jelas baru saja dicat warna pink menyala. Menurut Philip gambar tersebut merupakan bentuk kampanye terselubung transgenderisme yahudi.

Pada bagian selanjutnya Philip menampilkan artikel bergambar tentang Lea T, seorang fotomodel terkenal Perancis yang ternyata adalah seorang transgender, tampak dari alat kelamin yang sengaja ditutupi separo. Artikel tersebut adalah bentuk nyata kampanye transgenderisme. Sang model dengan terang-terangan menyatakan status transgendernya sembari tetap menikmati statusnya sebagai top model.

Lalu ada seorang wanita lesbian yang mengoperasi buah dadanya agar tampak seperti laki-laki.

Selain kecenderungan orang-orang yahudi untuk mengidap penyimpangan seksual, mereka sengaja menggunakannya untuk menghancurkan tatanan sosial masyarakat agar dari kehancuran itu mereka bisa menanamkan kekuasaan. Seperti biasa resepnya sederhana: buat penyakit, kemudian menawarkan obat yang membuat orang tergantung pada mereka. Sebut semua bentuk penghancuran tatanan sosial dan alam yang bersifat global, Anda akan menemukan yahudi di baliknya: bisnis senjata, obat-obatan terlarang, prostitusi dan pornografi, minuman alkohol, barang antik ilegal, organ manusia, AIDS, pemanasan global hingga terorisme. Bahkan krisis moneter dan ekonomi global adalah rekayasa mereka agar umat manusia semakin terjerat dalam hutang yang mereka berikan.

Allah berfirman dalam Al Qur'an bahwa amatlah besar kerusakan yang ditimbulkan oleh orang-orang musyrik sehingga jika kerusakan itu ditimpakan pada gunung, maka gunung itu akan meledak. Allah juga berfirman bahwa hukuman bagi orang-orang yang suka membuat kerusakan adalah memotong kaki dan tangannya silang menyilang dan mengusirnya dari negeri tempat tinggalnya.

Kini saya tahu firman itu sebagian besar darinya ditujukan untuk orang-orang yahudi.

Taufik Ismail pun Dihina dan Dilecehkan Hanung Bramantyo


(Wawancara dengan tokoh sastrawan Taufik Ismail tentang Hanung Bramantyo)



Tip buat para sineas pemula: buatlah film tentang Islam liberal, maka dijamin para produser, media massa dan tokoh-tokoh "demokrat" "liberal" akan bahu-membahu mendukung Anda dan dijamin film Anda akan lancar distribusinya, dan mungkin bahkan akan mendapatkan hadiah Piala Citra. Film Anda akan dipuja-puji di berbagai media massa sebagai karya "pencerah", "jujur" dan "revolusioner progresif". Apalagi jika karya Anda disisipi adegan-adegan yang melecehkan simbol-simbol dan nilai-nilai Islam serta menyelipkan pesan-pesan moral ajaran komunisme, seksualisme dan kekerasan. Jika beruntung Anda bahkan bisa mendapatkan penghargaan Grammy Award dan Nobel sastra.

Dan jika karya itu jadi dibuat, Anda akan mendapatkan para artis dan aktor top berbaris untuk membintangi film Anda. Namun jangan harap mereka bernama Muhammad, Ali, Hussein, dan Zainab, melainkan Miller, Sinclair, Cartwright hingga Sharon, yang pusarnya bertindik dan tubuhnya ber-tatto. Atau seorang murtad sebagaimana pemeran utama tokoh pendiri Muhammadiyah, Ahmad Dahlan, dalam film "Sang Pencerah". Atau seorang gay dan lesbian yang baru saja mendapat penghargaan Panasonic Award sebagai artis sinetron terbaik.

Hanung Bramantyo tahu benar tips tersebut, dan karenanya meraih "sukses".

Saya pernah mengomentari sepak terjang Hanung di blog ini dalam post saya berjudul "Ada Apa dengan Hanung Bramantyo". Terlalu banyak sumpah serapah ingin saya tuliskan terkait film terbarunya "?". Namun singkat saja saya berikan komentar tentangnya merujuk pada pandangan para pendiri komunis tentang orang-orang yang terbuai oleh halusinasi komunisme: "useful idiot". Atau juga "liberal idiot", yaitu orang-orang yang terbuai dengan liberalisme di segala bidang. Atau juga "orang baru melek wawasan", yaitu orang-orang yang baru saja mendapatkan "wawasan baru" yang sedikit lebih luas dan menyangka wawasan tersebut adalah "pengetahuan yang telah mencakup segalanya".

Berikut saya postingkan satu artikel menarik tentang Hanung Bramantyo yang dimuat di blog bayugumay's blog tgl 22 September 2010:


-----------

Tampaknya bangsa ini tidak kapok-kapok dengan sepak terjang kaum Komunis yang telah membunuh 100 juta manusia di 76 negara seluruh dunia selama 74 tahun kekuasaannya (1917-1991), atau 1,350 juta orang pertahun atau 3.702 orang perhari, sebagaimana disebutkan Taufiq Ismail dalam bukunya “Katastrofi Mendunia, Marxisma, Leninisma, Stalinisma, Maoisma dan Narkoba”. Sementara di Indonesia kaum Komunis telah dua kali menggerakkan kudeta (1948 dan 1965) yang akhirnya gagal total. Meski tindakannya selalu brutal dan menghalalkan segala cara, ternyata masih ada manusia Indonesia yang menjadi pengagum Komunisme bahkan berusaha memperjuangkannya melalui film-film yang selama ini dibuatnya, seperti yang dilakukan sutradara muda, Hanung Bramantyo, suami aktris Zaskia Adya Mecca, yang merupakan istri keduanya setelah ribut di Pengadilan Agama dengan istri pertama.

Adapun film garapan Hanung yang sangat kental bau Komunisnya sekaligus Sepilis (Sekularis, Pluralis dan Liberalis) serta menghina Islam adalah "Perempuan Berkalung Sorban" (PBS). --- Saking kagumnya dengan komunis, sampai-sampai ringtone hand phone Hanung bernada lagu khas Gerwani PKI, "Genjer-Genjer". Hanung juga pernah membuat film yang sangat kental bau komunisnya berjudul "Lentera Merah" yang diplesetkan menjadi "Tentara Merah".

Film yang dibintangi aktris Revalina S Temat (Annisa) tersebut diambil dari Novel PBS karya Abidah El Khaleqy. Novel PBS sebelumnya mendapat penghargaan dari The Ford Foundation, sebuah NGO yang memperjuangkan faham Sepilis dan dikendalikan kaum Zionis Yahudi AS. Film tersebut mengisahkan kebobrokan pesantren dan kiyainya. Pesantren dan kiyainya dicitrakan kotor, sumber penyakit, sangat bengis, mudah main pukul, mengekang perempuan, mengekang hak berpendapat, menempatkan perempuan pada martabat yang rendah, suka main bakar buku-buku komunisme, suka main hukuman rajam secara serampangan dan sebagainya.

Dikisahkan, seorang santriwati yang juga putri kiyai pesantren, Annisa, dan tinggal di kompleks pesantren, frustasi karena ulah suaminya yang juga anak seorang kiyai yang sering melakukan kekerasan, akhirnya memutuskan untuk kembali dalam pelukan mantan pacarnya, Khudori, seorang alumnus sebuah perguruan tinggi di Kairo, Mesir. Bahkan Annisa yang sudah kebelet, mengajak Khudori untuk melakukan adegan ranjang di sebuah kandang kuda di pesantren tersebut, padahal kandang itu penuh dengan kotoran kuda. “Zinahi aku…Zinahi aku…!”, desak Annisa kepada Khudori sambil melepaskan jilbab dan pakaiannya satu persatu. Ketika kedua insan lain jenis dan bukan suami istri tersebut sedang melakukan perzinahan, akhirnya datang rombongan santri dan suami Annisa mengerebeknya. Lalu keduanya mendapat hukuman rajam dengan dilempari batu oleh para santri. Lemparan batu baru berhenti setelah ibu Annisa berteriak sambil mengatakan, “ yang boleh melempar batu hanya orang yang tidak pernah melakukan dosa!”, padahal tidak ada orang yang tidak pernah melakukan dosa. Kata-kata dari ibu Annisa ini jelas mengutip dari cerita Kristen dari Kitab Injil, dimana dikisahkan seorang pelacur, Magdalena, dihukum rajam dengan dilempari batu. Kemudian datang Nabi Isa (Yesus) untuk menyelamatkannya dengan mengatakan, “yang boleh merajam hanya yang tidak punya dosa”. Jadi selain berbau Sepilis dan Komunis, film PBS juga beraroma Kristiani dan berusaha menghancurkan Islam lewat pintu budaya melalui film.

Jelas dengan menampilkan hukuman rajam yang sebenarnya tidak ada dalam novel aslinya, Karl “Hanung” Mark ingin mengajak masyarakat Indonesia untuk membenci syariat Islam dan pesantren, sebab sejak dulu pesantren merupakan basis terkemuka dalam melawan gerakan PKI di Indonesia. Padahal itu hanya utopia dirinya sendiri, sebab selama ini belum pernah ada satupun pesantren di Indonesia yang melakukan hukuman rajam kepada santrinya yang melakukan perzinahan. Seolah-olah pesantren merupakan negara dalam negara dengan menegakkan hukumnya sendiri. Jelas ini merupakan distorsi terhadap hukum Islam dan upaya mengadu domba umat Islam dengan pemerintah. Dengan membuat film PBS, sesungguhnya Karl “Hanung” Mark telah melakukan anarkhisme psikis, yakni melakukan penyerangan secara psikis terhadap umat Islam dan pesantren sebagai salah satu simbol Islam di Indonesia. Karena dendam terhadap pesantren yang telah berjasa menghancurkan PKI, maka Hanung menyalurkan perlawanannya lewat film PBS. Hanung dengan sengaja telah menebar virus ganas Sepilis dalam film, tujuannya untuk menimbulkan citra buruk terhadap Islam dan umatnya sambil menebalkan kantong koceknya.

Sebagaimana dalam film "Lentera Merah", dalam film PBS Karl “Hanung” Mark all-out mendukung Komunisme alias PKI isme. Terbukti dalam film PBS ada adegan pembakaran buku-buku karya Karl Mark dan sastrawan kiri Pramoedya Ananta Toer seperti "Bumi Manusia", oleh para santri di lingkungan pesantren. Padahal dalam novel aslinya, jalan cerita tersebut tidak ada sama sekali. Bahkan buku-buku karangan Pramoedya seperti "Bumi Manusia" dan "Anak Segala Bangsa" sepertinya dijadikan bacaan wajib bagi Annisa dan para santri lainnya. Hal ini menunjukkan Hanung selain pengagum Karl Mark juga pengagum Pramoedya. Padahal banyak sastrawan sekaliber Pramoedya dan karya-karyanya malah lebih bermutu seperti Buya Hamka. Mengapa Hanung tidak menjadikan buku-buku Buya Hamba sebagai bacaan wajib bagi Annisa dan para santri lainnya, justru buku sastrawan yang pernah menghuni penjara di Pulau Buru itu dijadikan bacaan wajib. Dengan demikian, sudah sangat jelas dalam film PBS terdapat motif ideologi Komunis yang dimaksudkan untuk memperjuangkan kembali tegaknya Komunisme di Indonesia meski dalam bentuk lain.

Hanung mafhum betul bahwa satu-satunya jalan untuk mengembalikan ajaran Komunisme di Indonesia adalah mendiskreditkan ajaran Islam dan umatnya, dimana sasaran pertamanya adalah pondok pesantren yang selama ini menjadi basis kaum Nahdhiyyin dengan memojokkan para kiyai NU. Adapun sasaran berikutnya adalah mendiskreditkan para pemimpin Islam di Muhammadiyah. Sebab kedua Ormas Islam ini mempunyai pengikut terbesar di Indonesia. Maka tidaklah mengherankan jika Hanung akan meluncurkan film KH Ahmad Dahlan “Sang Pencerah” tepat pada pelaksaan Muktamar Muhammadiyah ke 46 di Jogjakarta 2-8 Juli ini. Namun anehnya justru para pemimpin Muhammadiyah tidak curiga sama sekali akan sepak terjang Hanung selama ini yang selalu mendiskreditkan Islam dan para pemimpin Islam seperti dalam film PBS. Sekarang sudah terbukti, pemeran utama sebagai KH Ahmad Dahlan dalam film “Sang Pencerah” adalah Lukman Sardi, putra seorang komponis muslim dan pemain biola kawakan Idris Sardi namun sekarang telah murtad dari Islam dan menjadi Kristen. (Idris Sardi menikahi Marini, seorang artis wanita yang dikenal sebagai turunan yahudi. Sedikit banyak Marini tentu telah mempengaruhi pandangan hidup Lukman; blogger).

Bayangkan, seorang ulama besar pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan kok diperankan oleh seorang murtad, jelas ini suatu penghinaan terang-terangan terhadap Islam dan Muhammadiyah itu sendiri. Apa Ketua Umum dan 12 Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang terpilih dalam Muktamar nanti tidak malu ketika melihat pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan dilecehkan dan direndahkan pribadi dan martabatnya oleh Karl “Hanung” Mark? (Saya memaklumi kalau Muhammadiyah tidak berani menolak film "Sang Pencerah". Beberapa waktu lalu serombongan pengurus Muhammadiyah berkunjung ke Israel atas undangan sebuah LSM zionis. Mereka ikut merayakan hari suci kaum yahudi, Hanukkah, dan menyalakan menorah, tempat lilin simbol kuno bangsa yahudi; blogger).

Berikut ini wawancara Tabloid "Suara Islam" dengan sastrawan, budayawan dan penyair kawakan yang telah melahirkan banyak karya lagu Islami dari Bimbo serta putra seorang ulama besar dari Pekalongan KH Ghofar Ismail, Taufiq Ismail, seputar film "Perempuan Berkalung Sorban" (PBS).

SI: Pak Taufiq, Anda sudah menonton film "Perempuan Berkalung Sorban"? Bagaimana kesan Pak Taufiq?

TI: Belum pernah selama saya ini menonton film, berapa puluh tahun lamanya, berapa ratus judul banyaknya, kalau dihitung-hitung sejak masa kanak-kanak dulu, berapa ya, sejak 63, 64 tahun lebih yang silam, belum pernah saya merasa dihina dan dilecehkan seperti sesudah menonton film Hanung ini.

SI: Lho, kok sampai begitu, ya Pak? Dihina?

TI: Ya! Di dalam film itu, semua pesantren dan semua Kiyai jelek. Situasi pesantren kumuh, Kiyai-kiyai dengan keluarga digambarkan buruk. Kelakuan tak terpuji. Terasa fikiran utama yang mendasari pembuat film ini adalah spirit mencari cacat, membuka noda, memberi tahu penonton, ini lho yang reyot-reyot, yang sakit-sakit, yang pincang-pincang dari ummat Islam, tontonlah! Begitu.

SI: Apakah ini film pertama yang Pak Taufiq tonton, yang terkesan menghina Islam ?

TI: Tentu saja bukan yang pertama. Banyak film yang melecehkan ummat Islam, langsung tidak langsung, kentara dan tidak kentara. Tapi film-film itu dibuat di negeri lain, oleh orang-orang bukan Islam, dan memang dengan niat culas. Nah, PBS ini dibuat di dalam negeri, oleh sutradara bangsa sendiri. Ternyata niatnya sama juga. Culas. Bagaimana kita bisa tahu bahwa niatnya culas ? Kalau niat Hanung baik, misalkan terhadap yang buruk-buruk itu dia mau mengeritik secara konstruktif, maka dia akan berikan perbandingan pesantren yang rapi indah, tidak kumuh dan dia tonjolkan tokoh Kiyai yang berwibawa, yang memancarkan sinar seperti lambang Muhammadiyah. Itu tak dilakukannya.

SI: Pak Taufiq, bagaimana jalan cerita film PBS itu, yang novel aslinya ditulis Abidah El Khaliqy ?

TI: Wah, saya tidak mau jadi petugas humas Hanung itu, menjelas-jelaskan jalan cerita filmnya untuk pembaca. Buat apa? Itu bukan kerja saya. Anda sebagai wartawan, tuliskan sendiri ringkasan ceritanya. Itu tugas anda. Mengingatnya saja sudah muak saya.

SI: Sudah sedemikian tidak nyamannya perasaan Pak Taufiq ?

TI: Bukan saja tak nyaman. Muak. Mual. Anak muda ini mau menunjukkan dirinya kreatif, super-liberal, berfikiran luas, tapi dengan mendedahkan kekurangan-kekurangan dan cacat-cela ummat, yang dilakukannya dengan senang hati. Bahkan mengarang-ngarang hal yang tidak ada. Misalnya bagaimana ? Misalnya diada-adakannya adegan rajam. Di pesantren tidak ada hukuman rajam terhadap pelaku zina seperti fantasi dalam kepala Hanung itu. Kemudian tokoh Nyai, isteri Kiyai lewat dialog memberi komentar tentang hal itu dengan mengutip Injil tentang Maria Magdalena. Apa hubungannya itu? Kenapa harus diambil dari khazanah Kristen? Pengambilan khazanah Kristen bisa saja, tapi baru masuk akal kalau sebelumnya ada pendahuluan "reasoning", ada pemaparan logikanya. Ini tidak ada. Mendadak saja, "ujug-ujug", kata orang Pekalongan. Kentara betul Hanung mau tampak hebat, memperagakan luas horison pandangannya. Sok betul. Sombong.

SI: Apakah di novel aslinya ada adegan rajam itu?

TI: "Mboten wonten, Mas". Tidak ada. Di sini terjadi improvisasi sutradara. Dan ini improvisasi yang kurang ajar. Maaf keras betul kalimat saya. Maaf. Di bagian ini Hanung tidak minta permisi pada novelis Abidah El Khaliqy, tidak "amit-amit". Dia main terjang saja. Dia tidak kenal etik.

SI: Apakah penambahan jalan cerita atau improvisasi harus izin novelisnya?

TI: Tidak harus begitu. Tergantung bentuk kontrak juga. Tapi sebagai sesama seniman dalam kreasi karya bersama begini, paling tidak harus ada diskusi. Diskusi tersebut dalam hal ini tidak ada.

SI: Bagaimana Pak Taufiq tahu?

TI: Saya pernah tanya Abidah. Mereka pernah ada diskusi tentang esensi cerita, mengenai feminisme, tentang kehidupan pesantren, tetapi mengenai rajam tidak ada.

SI: Lalu… Lalu bagaimana, Pak Taufiq?

TI: Lalu dia tabrak saja, jebret, bikin adegan rajam. Lantas fantasi dusta berikutnya yang menyolok adalah adegan pembakaran buku di pesantren itu. Di novel Abidah tak ada adegan pembakaran buku. Abidah lebih logis dan tidak sok seperti Hanung.

SI: Seingat saya pembakaran buku pengarang-pengarang anti komunis dilakukan PKI dan ormas-ormasnya di tahun 1964 atau 1965, betul Pak ?
TI: Betul sekali. Nah, di pesantren itu, di kelompok santri, ada diskusi buku. Dibicarakan tentang pengarang yang tertindas, ditahan tanpa diadili, tapi tetap kreatif, tetap menulis buku. Yang dimaksud adalah Pramudya Ananta Tur. Diperlihatkan kulit buku novel "Bumi Manusia", yang dilemparkan ke dalam unggun. Adegan ini dibikin-bikin, dan bodoh betul.

SI: Maksudnya? Pertama, adegan ini dalam novel tak ada. Jadi ini keluar dari otak Hanung sendiri, tanpa permisi novelisnya. Kedua, kalau dia betul-betul anak Muhammadiyah, maka pengarang yang tertindas, ditahan tanpa diadili 2,5 tahun, tapi tetap kreatif, menulis buku, maka pengarang itu adalah Buya Hamka. Bukan Pramudya. Yang wajib disebut adalah Buya Hamka. Hanung ini, yang mengaku-ngaku anak Muhammadiyah, ternyata buta sejarah perjuangan tokoh besar Muhammadiyah ini. Karya luar biasa Buya Hamka tersebut adalah Tafsir Al Qur’an "Al-Azhar", yang dirampungkannya dalam tahanan, selesai 30 juz, dikagumi seluruh dunia Islam.

SI: Kalau begitu Hanung keliru besar, menokohkan Pram dalam hal ini ?

TI: Sangat keliru ! Tapi memang pada dasarnya dia kekiri-kirian, mode anak muda zaman kini, tidak sadar mengangkat diri sendiri jadi agen muda Palu Arit. Lagi-lagi Hanung rabun sastra: Pramudya tahun 50-an 60-an dalam karya-karyanya sinis terhadap orang sholat, benci kepada haji. Tokoh-tokoh haji dalam novel-novelnya buruk semua: mindring, kaya, bakhil, membungakan uang. Tapi di luar ini semua, menjelang meninggalnya, tanda-tanda menunjukkan Pramudya khusnul khatimah. Alhamdulillah. Mudah-mudahanlah Pram beroleh hidayah. Allah berbuat sekehendak-Nya.

SI: Kembali kepada rasa tidak nyaman Pak Taufiq tadi…

TI: Lebih dari tidak nyaman. Muak. Mual.

SI: Silakan kalimat penutup, Pak.

TI: Saya merasa dihina dan dilecehkan oleh film "Perempuan Berkalung Sorban", disutradarai Hanung Bramantyo, yang menistakan lembaga pesantren dan tokoh Kyai, waratsatul anbiya, berlindung di balik topeng kebebasan kreasi dengan sejumlah improvisasi yang bodoh dalam semangat super-liberal. Para aktivis seni Marxis-Leninis-Stalinis-Maois saja di tahun 50-an 60-an tidak ada yang bisa membuat film pelecehan pesantren dan Kiyai seperti yang dilakukan Hanung di abad 21 ini. Kalau dia sudah beredar lima dasawarsa yang lalu, maka Hanung Bramantyo bagus diusulkan mendapat Bintang Joseph Stalin atau Anugerah Dipa Nusantara Aidit.***

Thursday 21 April 2011

POLLARD DAN YAHUDI YG OVER PD


Inilah yang menjadi kelemahan orang-orang yahudi: setelah terlalu lama berkuasa menjadi terlalu PD dan menganggap remeh orang lain. Kelehaman inilah yang menjadikan kehancuran mereka sepanjang sejarah.

Saya ingin memberikan satu gambaran tentang bagaimana hal itu terjadi. Pada masa Nabi Yusuf (Joseph) di abad 18 SM, bangsa yahudi meninggalkan tanah Canaan yang dilanda bencana kemarau panjang menuju Mesir demi mencari kehidupan. Orang-orang Mesir pun menerima mereka dengan baik, menghargai mereka karena kepandaiannya dalam bercocok tanam, pengobatan, membuat kerajinan dan berdagang. Apalagi karena sebelumnya pun orang Mesir telah menghormati sosok Nabi Yusuf, orang yahudi yang oleh raja Mesir diangkat sebagai gubernur.

Namun sepeninggal Nabi Yusuf orang-orang yahudi menunjukkan watak aslinya yang tamak, tinggi hati, dan chauvanis. Dengan status sosialnya yang telah meningkat mereka menganggap remeh bangsa Mesir. Tidak hanya itu, ketamakan dan kelicikan mereka juga membuat mereka "sukses" merebut kekuasaana dan menguasai sebagian besar sumber-sumber ekonomi rakyat Mesir. Dalam kondisi seperti ini mereka lupa dengan jati dirinya, terus menindas rakyat Mesir. Maka akhirnya rakyat Mesir pun marah dan memberontak. Dan setelah berhasil merebut kekuasaannya kembali, sebagai bentuk balas dendam rakyat Mesir menjadikan orang-orang yahudi sebagai budak.

Hal seperti itu pun terus berulang di Babilonia, Persia, Romawi, Eropa, dan kini di Amerika. Datang sebagai budak dan orang-orang lemah, mereka kemudian merebut kekuasaan dan menindas orang-orang yang telah menolongnya. Kasus Jonathan Pollard juga menunjukkan betapa tinggi hatinya orang-orang yahudi kepada bangsa yang telah menolongnya.

Amerika adalah bangsa yang telah berjasa besar menolong orang-orang yahudi dari penindasan rakyat Eropa dalam Perang Dunia 2 sekaligus mewujudkan berdirinya negara Israel. Amerika pulalah yang telah menyelamatkan Israel dari kekalahan perang melawan negara-negara Arab, khususnya dalam Perang Yom Kimpur tahun 1973. Tidak hanya itu, setiap tahunnya Amerika mengucurkan dana miliaran dolar untuk membantu Israel. Namun, Tuhan dan orang-orang yang diberi-Nya informasi, mengetahui betapa orang-orang yahudi terus-menerus menjadikan Amerika sebagai sapi perahan.

Krisis moneter tahun 2007-2008 dimana triliunan dolar dana masyarakat Amerika hilang dihisap para penjahat keuangan yahudi, sebagian dari padanya mengalir ke Israel dalam bentuk pembangunan fisik besar-besaran dan timbunan harta para pejabat Israel. Dan itu hanya sebagian kecil dari bentuk kejahatan Israel dan yahudi kepada Amerika. Jonathan Pollard adalah bentuk kejahatan lainnya.

Pollard adalah seorang yahudi mata-mata Israel yang bekerja di angkatan perang Amerika. Dengan posisinya, ia berhasil mengumpulkan informasi rahasia yang sangat berharga tentang jaringan inteligen Amerika di Timur Tengah. Ia pun menyerahkan informasi tersebut kepada dinas rahasia Israel, Mossad. Dan para pejabat Mossad, yang seperti umumnya orang yahudi orientasi bisnisnya mengalahkan idealisme, alih-alih menggunakan informasi penting itu untuk kepentingan bangsa sendiri justru menjualnya kepada musuh Amerika, Uni Sovyet. Akibatnya adalah Uni Sovyet berhasil menghancurkan jaringan inteligen Amerika di Timur Tengah. Sebagian intel Amerika ditangkap dan dieksekusi, sebagian lainnya terpaksa meninggalkan posnya.

Singkat kata Pollard pun tertangkap dan dipenjara, meski untuk kejahatannya itu ia sangat-sangat pantas dihukum mati sebagai hukuman atas kematian ratusan intel Amerika dan hancurnya jaringan inteligen Amerika yang telah dibangun bertahun-tahun dengan biaya yang tidak sedikit.

Namun tanpa sedikit pun rasa bersalah, orang-orang yahudi memperlakukan Pollard sebagai pahlawan. Namanya diabadikan sebagai nama berbagai fasilitas umum di Israel. Orang-orang yahudi pun, baik orang awam, tokoh agama dan para pemimpin negara Israel serta para politisi Amerika, terus-menerus mendesak pembebasan Pollard

Publik figur yang terakhir mengumumkan tuntutan pembebasan Pollard adalah Chief Ashkenazi Rabbi Yona Metzger. Pada hari Sabtu (16/4) lalu ia membuat pernyataan, "Jika Obama ingin melanjutkan kepemimpinannya pada periode berikutnya, ia harus segera membebaskan Pollard."

Berbicara di sinagog Yeshurun di Jerussalem, Metzger menekankan bahwa dirinya bukan tengah melakukan ramalan, melainkan berdasarkan logika yang matang. "Banyak orang yahudi yang mendukung Obama kecewa dengan sikapnya yang tidak konsisten dengan beberapa sikap pejabat Amerika sebelumnya yang menganggap penahanan Pollard tidak beralasan," katanya.

Metzger menambahkan bahwa "sebelum Obama melakukan tuntutan politik pada Israel, ia harus membuktikan terlebih dahulu pernyataan-pernyataannya tentang hubungan dan tanggungjawab bersama Israel dan Amerika, yaitu dengan melepaskan Pollard".

Pada bulan Desember tahun lalu istri Pollard, Esther, mengadakan pertemuan dengan dua orang tokoh agama yahudi demi dimulainya kampanye global yahudi untuk membebaskan Pollard. Sephardi Chief Rabbi Shlomo Amar, usai pertemuan itu mengatakan akan menyurati Obama untuk membebaskan Pollard dengan alasan keberadaanya di penjara membuat nyawanya terancam. Sementara Metzger, yang tampak mencucurkan air mata (buaya) saat bertemu Esther, menyerukan kepada seluruh orang yahudi di seluruh dunia untuk mendoakan keselamatan Yonatan ben Malka, nama asli Jonathan Pollard. Ia juga menyerukan dilakukannya kampanye "banjir surat dan panggilan telepon" kepada Obama yang meminta pembebasan Pollard.

Seruan itu telah diikuti salah satunya oleh anggota Kongress Amerika, Michael Grimm, yang pada hari Minggu (17/4) atau sehari setelah pernyataan Metzger, mengirim surat kepada Obama menuntut pembebasan Pollard sebelum Hari Paskah.

"Adalah sangat jelas bahwa hukuman tersebut sangat tidak proporsional, dan menimbulkan pengadilan sesat," tulis Grimm dalam suratnya pada Obama.


Ref:
"Metzger to Obama: Release Pollard Or Lose Re-election", truthseeker.co.uk; 19 April 2011.

Wednesday 20 April 2011

KETAKUTAN SAUDI DAN REGIM-REGIM SUNNI TELUK PARSI


Hanya seminggu setelah mengecam regim Qadaffi sebagai regim ilegal karena penindasan terhadap rakyat, regim Saudi Wahabiah dan regim-regim Sunni di kawasan Teluk Parsi melakukan tindakan pelanggaran HAM dan hukum internasional secara vulgar terhadap rakyat Bahrain yang melakukan aksi-aksi demonstrasi menuntut reformasi politik. Hingga kini berbagai bentuk pelanggaran HAM terus dilakukan regim Bahrain, Saudi dan negara-negara Teluk terhadap rakyat Bahrain. Kabar terakhir mereka menangkapi para pengacara yang membela hak-hak hukum masyarakat yang ditahan dan berencana membubarkan partai-partai politik oposan.

Aksi-aksi demonstrasi politik di Bahrain mulai terjadi pada tgl 17 Februari 2011 menyusul aksi-aksi serupa yang terjadi di Tunisia dan Mesir. Meski polisi telah melakukan tindakan keras terhadap demonstran, namun aksi-aksi tersebut justru semakin membesar hingga untuk menghentikannya pada tgl 16 Maret lalu Raja Hamad bin Isa al-Khalifa menetapkan undang-undang darurat militer yang memberi kuasa militer untuk melakukan segala cara demi "melindungi keamanan kerajaan dan rakyat".

Namun langkah tersebut tidak mampu menghentikan aksi demonstrasi sehingga pada tgl 16 Maret sebanyak 1.000 pasukan bersenjata Saudi Wahabiah dan ratusan tentara negara Teluk Parsia yang tergabung dalam Persian Gulf Cooperation Council (GCC) melakukan invasi ke Bahrain demi membantu Raja Hamad. Invasi ini terjadi hanya seminggu setelah negara-negara tersebut menyatakan Qhadafi sebagai penguasa ilegal dan sehari setelah kunjungan menhan Amerika ke Bahrain. Tampak jelas bahwa sebagaimana regim-regim Saudi dan GCC, Amerika khawatir pengaruh Iran akan semakin kuat di kawasan Timur Tengah (sama seperti Iran, mayoritas penduduk Bahrain adalah pemeluk keyakinan Islam Shiah) jika aksi demonstrasi bisa menumbangkan raja. Apalagi di Bahrain berdiri markas Armada V Amerika yang bertugas mengamankan kepentingan Amerika di Teluk Persia yang merupakan jalur transportasi minyak terpenting Amerika.

Dukungan Amerika pula-lah yang menyebabkan regim Bahrain, Saudi dan GCC berani bertindak di luar batas. Tidak hanya membubarkan aksi-aksi demonstrasi dengan menggunakan peralatan tempur lengkap, berbagai media menyebutkan pasukan juga menyeret para demonstran yang tengah dirawat di rumah sakit dan kemudian menembaki mereka di jalanan.

Menjadi koloni Inggris hingga tahun 1971, Bahrain dengan ibukotanya Manama menjadi sekutu utama Amerika di Timur Tengah. Sejak tahun 1947 Amerika telah memiliki pangkalan militer di Bahrain, dan sejak tahun 1995 menjadi tempat mangkalnya markas besar Armada V angkatan laut Amerika.

Tahun lalu pemerintah menahan puluhan aktifis HAM, pemimpin agama dan tokoh-tokoh oposisi yang melakukan aksi demo menentang penggunaan kekerasan oleh aparat pemerintah dalam menangangi aksi-aksi protes oleh masyarakat dan pihak oposisi. Sebanyak 25 orang ditahan dengan tuduhan memberikan informasi sesat tentang kerajaan kepada pihak asing, sisanya ditahan dengan tuduhan percobaan kudeta. Keseluruhan sebanyak 450 orang ditangkap dalam aksi tersebut.

Sebagian besar para aktifis demonstrasi anti-pemerintah sebagaimana mayoritas penduduk Bahrain adalah penganut Shiah. Selama ini mereka mengalami marginalisasi di bidang sosial, politik maupun ekonomi akibat perlakuan diskriminatif regim penguasa yang adalah penganut Sunni. Pemerintah lebin suka menyediakan pekerjaan, terutama aparat keamanan, kepada warga asing Sunni, dan sebuah dokumen rahasia pemerintah yang terbongkar menunjukkan rencana pemerintah untuk merubah struktur demografis penduduk menjadi tidak lagi mayoritas Shiah, di antaranya memberikan kewarganegaraan kepada orang-orang Sunni dari luar negeri seperti Saudi, Yordan, Yaman, Pakistan dan Bengladesh. Inilah salah satu faktor penting yang mendorong aksi-aksi demonstrasi warga Bahrain.

Namun demikian, meski mayoritas demonstran adalah warga Shiah, tidak ada sentimen agama yang muncul dalam aksi-aksi demonstrasi tersebut. "Tidak Sunni, tidak Shiah, hanya Bahrain!" adalah slogan-slogan yang diusung para demonstran. Para tokoh oposisi yang juga berasal dari parpol-parpol beridiologi Shiah bahkan telah membuat pernyataan sikap untuk menolak campur tangan asing, termasuk Iran dan Saudi, di Bahrain, sekaligus membantah anggapan bahwa aksi-aksi demonstrasi didukung oleh Iran.

Parpol Shiah utama Bahrain, Wefaq, dalam tuntutannya pada pemerintah menuntut perubahan konstitusi tanpa mengubah bentuk kerajaan, diselenggarakannya pemilu yang demokratis, penguatan parlemen, penghentian praktik-praktik kekerasan oleh aparat keamanan, pendistribusian pekerjaan dan perumahan yang lebih adil, kebebasan pers, dan kebebasan beragama. Namun menyusul invasi Saudi yang berujung pada kerusuhan berdarah itu banyak warga Bahrain menuntut pembubaran kerajaan.

Meski memiliki parlemen yang dipilih rakyat, kekuasaan politik sebenarnya berada di Dewan Syura bentukan raja yang berhak untuk menyetujui maupun menolak rancangan undang-undang yang diajukan parlemen. Anggota-anggota Syura adalah para bangsawan pilihan raja. Ditambah aparat keamanan yang diimpor dari luar negeri yang tanpa ragu bertindak keras pada penduduk Bahrain, kerajaan memiliki kekuatan politik yang nyaris mutlak.


INVASI SAUDI

Pada tgl 14 Maret lalu aksi-aksi demonstrasi semakin membesar dengan sebagian besar distrik penting kota Manama, termasuk kawasan bisnis, dikuasai demonstran. Polisi pun dipukul mundur demonstran saat berusaha mengendalikan keadaan. Maka Saudi dan negara-negara Teluk Parsia tetangga Bahrain langsung mengirimkan pasukan untuk mengamankan kekuasaan raja.

Aksi-aksi demontrasi yang tidak terkendali sangat mengkhawatirkan Saudi dan regim-regim Sunni di kawasan Teluk Parsia akan merembet ke negeri mereka masing-masing dan menumbangkan kekuasaan mereka. Khusus regim wahabi-salafiyun Saudi, kekhawatiran terjadi karena bagian timur negeri mereka dihuni mayoritas orang-orang Shiah, yang sama dengan negeri-negeri Sunni lainnya di kawasan Teluk mendapat perlakuan tidak adil oleh pemerintah. Padahal di Iran maupun Irak sendiri yang mayoritas Shiah, perlakuan semacam itu tidak ada. Kekhawatiran itu mendorong Saudi dan regim-regim Sunni lainnya di Teluk segera mengirimkan pasukan bala bantuan.

Pengiriman pasukan oleh Saudi ke Bahrain untuk mendukung raja bukanlah yang pertama. Pada tahun 1994 hal yang sama juga terjadi saat rakyat Bahrain melakukan aksi-aksi demonstrasi menuntut keadilan. Selain bantuan pasukan dan senjata, Saudi juga memberikan bantuan dana dan minyak yang cukup besar kepada regim Sunni Bahrain.

Rodney Shakespeare, direktur LSM Committtee Against Torture yang berbasis di London mengatakan kepada televisi Iran, Press TV dalam sebuah wawancara: "Jika ada pemilu yang jujur di Saudi, 99% rakyatnya tidak akan memilih kerajaan. Itulah sebabnya mereka sangat khawatir sebuah gerakan demokrasi di negeri kecil di kawasan Teluk seperti Bahrain akan merembet ke negeri mereka."

Rodney menambahkan bahwa menyusul invasi Saudi, berbagai aksi mendukung rakyat Bahrain terjadi di negeri Saudi, terutama di kawasan-kawasan yang mayoritas berpenduduk Shiah seperti Qatif, Sawfa, Seehat, Tarut, dan Awamiya. Rodney menyebut aksi kekerasan yang dilakukan pasukan Bahrain dengan dukungan Saudi dan negera-negara Teluk sebagai suatu "pembantaian besar-besaran terhadap rakyat sipil yang terencana dan terorganisasi". Terhadap rakyat Bahrain Rodney menyebut, "mereka adalah orang-orang yang selama beberapa dekade melakukan tuntutan politik yang moderat dan dengan cara-cara tanpa kekerasan."

Kehadiran pasukan asing itu membuat regim kerajaan Sunni Bahrain semakin brutal. Pada tgl 16 Maret mereka membunuh 5 orang demonstran dan melukai ratusan lainnya saat menyerang para demonstran yang berkumpul di Lapangan Mutiara, Manama. Sehari kemudian serangan serupa dilakukan lebih keras dengan melibatkan persenjataan tempur berat seperti tank, helikopter dan senjata mesin.

Koran New York Times, mengutip seorang demonstran, menuliskan, "Mereka menghancurkan segalanya, mereka menembaki anak-anak, mereka tidak memiliki rasa kemanusiaan sama sekali. Saat kami melihat tank-tank mendekat, sebagian dari kami mendekati mereka dan berteriak: "damai, damai", namun mereka membalasnya dengan tembakan, dari jalanan, jembatan dan dari segala arah!"

Menyusul serangan ke Lapangan Mutiara, tentara juga menyerang desa Al Musala dan desa-desa lainnya di pinggir kota Manama dan mengepungnya dengan ketat. Pasukan Bahrain juga menangkapi para tokoh oposan, termasuk ketua Waad Society dan Haq Movement, dua kelompok oposisi Shiah. Tentara juga menyerbu percetakan koran milik oposisi satu-satunya, Al Wasat, dan menghentikan penerbitannya.

Pada tgl 16 Maret pasukan Saudi menunjukkan aksi biadabnya dengan menyerbu rumah sakit Manama, memukuli para dokter dan staff medis dan menyeret para korban aksi kekerasan tentara sehari sebelumnya. Dikabarkan sebagian korban ditembak di luar rumah sakit.

Namun aksi biadab tersebut tidak menyurutkan rakyat Bahrain. Sehari kemudian ribuan rakyat menggelar aksi demonstradi di depan kedubes Saudi di Manama. "Saudi tidak berhak campur tangan di sini. Masalah kita dengan pemerintah Bahrain, bukan Saudi," kata seorang demonstran pada wartawan AFP.

National Unity Rally, organisasi payung dari partai-partai oposan pada tgl 14 Maret mengeluarkan pernyataan yang mengecam campur tangan Saudi dan negara-negara Teluk dan menyebutnya sebagai "perang penghancuran terhadap rakyat sipil Bahrain".

"Ini tidak boleh terjadi bahkan di dalam peperanganan. Saya melihat mereka menembakkan senjata mematikan di depan hidung saya," kata Abdel Jalil Khalil, pemimpin partai Al Wefaq.


ISU INTERNASIONAL

Meski Amerika dan negara-negara barat diam seribu bahasa atas terjadinya aksi-aksi brutal di Bahrain, Iran dan beberapa negara lainnya yang memiliki kedekatan hubungan dengan Iran seperti Lebanon, Syria, Irak dan Turki, melakukan kecaman keras. Akibatnya terjadi krisis diplomatik antara Bahrain dan sekutu-sekutunya dengan Iran dan sekutu-sekutunya. Selain aksi saling kecam antar kedua blok, Iran dan Kuwait terlibat dalam aksi saling usir staff diplomatik. Bahrain mengusir beberapa orang Lebanon dan menghentikan operasional maskapai penerbangan Bahrain-Lebanon. Iran juga mengecam Amerika yang dianggap berperan dalam aksi kekerasan yang dilakukan aparat keamanan Bahrain dan negara-negara Teluk di Manama.


Ref:
"Saudi Rulers Try to Abort Bahraini People´s Fight for Freedom", almanar.com.lb; 21 Maret 2011.

Monday 18 April 2011

KONSTALASI POLITIK AKHIR JAMAN


Beberapa hari terakhir pikiran saya "sangat bergairah" untuk menganalisa fenomena global yang akhir-akhir ini terjadi: revolusi dan kerusuhan-kerusuhan di Timur Tengah, perang kata-kata para pemimpin dunia, dan berbagai langkah politik strategis negara-negara besar dan negara-negara stategis di Timur Tengah. Kegairahan saya bertambah besar setelah membaca beberapa artikel di beberapa blog dan situs independen, tentang "persiapan Iran menghadapi kedatangan Imam Mahdi", invasi Libya oleh sekutu sebagai tanda-tanda akhir jaman, reaksi Cina atas fenomena revolusi Timur Tengah, dan terakhir adalah artikel tentang pertentangan antara presiden Rusia Dimitri Medvedev dengan perdana menteri Vladimir Putin atas konflik yang terjadi di Libya.

Dalam kasus terakhir Israel Shamir, seorang yahudi Kristen warga Israel yang aktif menentang zionisme dalam blog-nya yang terkenal tgl 13 April lalu menuliskan artikel berjudul "Foreboding of Storm - Medvedev vs Putin", berisi tentang pertikaian terbuka antara Dimitri Medvedev dan Vladimir Putin atas krisis Libya. Disebutkan perseteruan terbuka tersebut dimulai setelah Medvedev menolak rencana kedatangan Moammar Ghadafi yang hendak pergi ke Rusia atas ijin Putin. Kemungkinan Ghadafi hendak meminta suaka atau sekedar meminta dukungan Rusia dalam masalah yang dihadapi negerinya. Selain itu Medvedev juga memerintahkan wakil Rusia di PBB untuk tidak menolak resolusi penerapan zona larangan terbang atas Libya.

Karena sikap Medvedev tersebut Putin meradang dan mengecam pedas Medvedev dan juga para pemimpin barat atas kebijakan keras mereka terhadap Libya. Ia menyebut intervensi barat sebagai "perang salib baru" dan meminta para pemimpin barat, termasuk Medvedev, untuk "bertobat" dan "meminta ampun kepada Tuhan" atas pertumpahan darah di Libya. Medvedev yang selama ini dianggap hanya sebagai "anak buah yang patuh"-nya Putin, membalas kecaman itu. "Berani-beraninya mengatakan perang salib," komentarnya atas kecaman Putin sebelumnya.

Yang menarik dari perseteruan Medvedev dengan Putin adalah bahwa fenomena revolusi di Timur Tengah telah memicu terjadinya polarisasi yang tajam di kalangan polisisi Rusia. Sebagian, dipimpin oleh Putin, melihat Amerika cs, yang tidak lain adalah ZOGs (zionist occupied goverments alias pemerintahan-pemerintahan yang dikendalikan oleh semangat zionisme yahudi) berada di balik fenomena tersebut dan tengah berupaya memperkuat posisinya atas dominasi global sekaligus mengancam kekuatan yang dianggap menjadi pesaingnya seperti Cina dan Rusia serta negara-negara independen lainnya seperti Iran. Sebagian lainnya, termasuk Medvedev, adalah fihak yang menjadi bagian dari zionisme. Fakta bahwa Medvedev telah berani secara terbuka melawan Putin menunjukkan bahwa zionisme telah melakukan konsolidasi di Rusia.

Sejak runtuhnya regim Uni Sovyet, Rusia dikuasai oleh regim ZOG dan negeri Rusia jatuh terpuruk secara ekonomi karena kekayaan negara dikuasai para "oligarch" dan "mafiya" yahudi. Putin yang sangat nasionalis berhasil mengembalikan kejayaan negara setelah menggusur kekuasaan para "oligarch" dan "mafiya". Sebagian dari mereka melarikan diri, sebagian lainnya ditangkap dan dipenjara. Namun kaum zionis dan ZOGs (zionist occupied goverments) selalu mengintai untuk kembali menancapkan pengaruhnya di Rusia atau pun merongrong kekuatan Rusia, namun Putin tetap teguh. Di antara upaya merongrong kekuatan Rusia adalah dengan menggunakan tameng gerilyawan Chechnya serta regim ZOG Georgia yang dua tahun lalu menyerang wilayah protektorat Rusia, Ossetia Selatan. Namun Putin tetap teguh.

Perlu dicatat di sini bahwa zionisme adalah bukan lagi sekedar faham yang memperjuangkan kembalinya bangsa yahudi ke Palestina, melainkan telah berkembang menjadi faham yang ingin menjadikan yahudi sebagai penguasa dunia yang milestonenya, setelah pendirian negara Israel tahun 1948 adalah pembentukan negara Israel Raya yang terbentang antara Mesir hingga Irak serta dibangunnya kembali Haikal Sulaiman. Namun berbeda dengan Haikal Sulaiman sebagaimana jaman Nabi Sulaiman yang digunakan sebagai tempat memuja Tuhan yang Esa, Haikal Sulaiman yang bakal dibangun nantinya adalah tempat memuja setan.

Sejak ditinggalkan Sulaiman ajaran, kaum yahudi memang telah banyak berubah dan didominasi oleh ajaran penyembahan berhala dan simbol-simbol materialisme lainnya. Beberapa nabi yang diturunkan Tuhan, termasuk Zakharia, Yahya (John) dan Isa (Yesus) gagal mengembalikan yahudi ke ajaran monotheisme yang murni.



KEWASPADAAN CINA

Mungkin saja Revolusi Arab yang dipicu oleh peristiwa pembakaran diri seorang pemuda di Tunisia akhir tahun lalu adalah sebuah gerakan spontan. Tapi penyebarannya hingga saat ini tidak bisa dinafikan peran inteligen ZOGs. Ketika kerusuhan baru mulai merembet ke Libya misalnya, para zionis neocon dan media massa Amerika sudah memprovokasi pemerintah Amerika untuk melakukan tindakan militer atas Libya. Seorang tokoh yahudi Perancis, Bernard-Henri Levy bahkan secara terbuka telah melakukan tekanan kepada Presiden Nicholas Sarkozy untuk melakukan aksi militer di Libya, mendorong Perancis menjadi negara pertama yang menerjunkan militernya di Libya dan negara pertama yang mengakui pemerintahan pemberontak di Benghazi.

Sikap pilih kasih juga menjadi tanda keterlibatan ZOGs. Mereka mengecam Iran dan Syria bahkan melakukan aksi militer di Pantai Gading dan Libya, namun diam seribu bahasa saat rejim Sunni Bahrain dengan bantuan militer Saudi Wahabiyah, Kuwait, Uni Emirat Arab, dan Qatar membantai rakyatnya yang mayoritas Shiah. Hingga saat ini bahkan pelanggaran berat HAM masih terus berlangsung di Bahrain yang dilakukan pemerintah terhadap rakyatnya. Misalnya saja Abdul Kareem al-Fakhrawi, pengusaha terkenal Bahrain, pada hari Selasa (12/4) tewas dalam ruang interogasi polisi. Namun salah satu pelanggaran yang paling menyayat perasaan adalah saat tentara regim Bahrain dan negara-negara pendukungnya menyerbu rumah sakit tempat para korban kerusuhan dirawat, menyeret para korban dari ranjang perawatan dan menembaki mereka di depan rumah sakit.

Sebagaimana Putin, pemerintah Cina juga telah lama melihat zionisme sebagai ancaman serius. Dari peristiwa Tragedi Tiannanmen hingga kerusuhan antar etnis di Provinsi Uighur unsur-unsur keterlibatan zionisme sangat kentara. Begitu juga dalam gerakan revolusi yang tengah melanda Timur Tengah dan Afrika.

Cina telah berulangkali menuduh negara-negara barat telah melakukan campur tangan di berbagai penjuru dunia, termasuk di Cina, dengan menggunakan isu HAM, berdasarkan laporan yang dibuat oleh organisasi dan lembaga-lembaga yang dibiayai mereka. Cina juga telah melihat bagaimana organisasi-organisasi dan LSM binaan barat telah dilengkapi dengan berbagai perlengkapan modern untuk melakukan gerakan-gerakan subversif di negara-negara sasaran.

Koran Washington Post bulan Maret lalu menurunkan laporan tentang keterlibatan departemen luar negeri Amerika membiayai perusahaan-perusahaan berbasis teknologi untuk melakukan aksi-aksi inteligen di negara Libya, Tunisia, Mesir hingga China. Disusul kemudian baru-baru ini kantor berita AFP melaporkan bahwa departemen luar negeri Amerika telah melatih ribuan pemberontak yang kemudian dikirim kembali ke negara-negara asalnya untuk melakukan aksi-aksi massa di negara-negara sasaran termasuk Tunisia, Mesir, Syria, Iran, dan China.

Beberapa aktifis "demokrasi" yang baru-baru ini menghadapi masalah hukum di Cina mendapatkan bantuan hukum dari LSM “Freedom Now” yang didirikan dan dibiayai oleh Council on Foreign Relations (CFR), LSM zionis Amerika yang sangat berpengaruh yang anggota-anggotanya termasuk para birokrat tinggi Amerika termasuk para menteri dan presiden.

Pada bulan Maret lalu blog Ugly Truth menuliskan laporan investigatif menarik berjudul “Target China” yang diantaranya menulis:

"Para kapitalis internasional yang menjalankan media massa barat akhir-akhir ini berteriak-teriak atas penahanan "aktifis HAM" Liu Xiaobo, seorang agen penting yang digunakan untuk mengakhiri pemerintahan Cina yang kuat dan aktif secara militer untuk digantikan dengan pemerintahan model barat yang lemah dijalankan oleh regim yang korup yang mudah dikendalikan. Dukungan terhadap Liu Xiaobo bahkan lebih besar dari yang dilaporkan media massa, termasuk bantuan hukum melalui “Freedom Now” binaan Council on Foreign Relations (CFR). Harus dicatat bahwa “Freedom Now” juga berperan aktif mendukung oposisi Syria yang tengah menggoyang pemerintahan Bashar Assad."

"Freedom Now", menurut Ugly Truth, juga berperan sebagai penasihat hukum aktifis HAM Cina lainnya yang ditahan, Gao Zhisheng. Gao yang keluarganya kini hidup nyaman di Amerika, telah menulis surat kepada parlemen Amerika (Congress) berisi laporan pelanggaran HAM di Cina. Para politisi Jerome Cohen, Irwin Cotler, dan David Kilgour adalah orang-orang yang aktif memimpin kampanye dukungan bagi Liu Ziaobo dan Gao Zhisheng. Ketiganya juga aktif mengkampanyekan gerakan HAM di seluruh dunia yang tujuan sebenarnya adalah menggoyang pemerintahan-pemerintahan yang ingin diganti dengan pemerintahan baru yang lebih akomodatif."

Meski tampak terhormat: menjadi "pejuang HAM dan demokrasi", namun orang-orang seperti Cohen, Cotler, Kilgour, Liu Ziaobo dan Gao Zhisheng serta orang-orang "Freedom Now" dan para patronnya di CFR yang pada akhirnya berpatron pada para kapitalis internasional yahudi adalah orang-orang paling jahat dalam sejarah kejahatan umat manusia.

Baru-bari ini kantor berita Inggris Reuters melaporkan bahwa, “Penangkapan-penangkapan yang dilakukan Cina dilandasi oleh kekhawatiran adanya konspirasi asing. ... Para pemimpin Cina percaya bahwa para pembangkang dalam negeri dan para pendukungnya di luar negeri tengah berupaya melemahkan dan pada akhirnya menumbangkan pemerintahan komunis Cina. Beberapa pernyataan terakhir dari para pejabat Cina mengumandangkan peringatan tentang konspirasi yang didukung oleh pemerintahan barat yang anti-Cina."

Menurut Reuters pemerintah Cina melihat bahwa "revolusi-revolusi warna" yang selama beberapa tahun terakhir (Revolusi Mawar, Revolusi Orange, Revolusi Cedar, Revolusi Hijau, Revolusi Kaus Merah dll) adalah hasil dari operasi inteligen barat. Revolusi yang kini melanda Timur Tengah juga tidak bisa dilepaskan dari peranan barat.

Tentu saja pemerintah Cina bukan sekedar paranoid atas suatu "teori konspirasi", pernyataan Reuters menunjukkan fakta bahwa Cina mengetahui dengan pasti apa saja di balik peristiwa-peristiwa yang terjadi di negerinya, tapi juga siapa di balik peristiwa-peristiwa tersebut.



BELARUS-SYRIA-IRAN

Baru-baru ini terjadi sebuah "serangan teroris" berupa ledakan bom di kereta api bawah tanah di kota Minsk, Belarusia. Atas peristiwa itu Presiden Belarusia, President Alexander Lukashenko, tanpa ragu menyebutnya sebagai suatu "hadiah dari luar negeri".

Lukashenko bukan tanpa dasar menyebut serangan tersebut merupakan konspirasi asing untuk mendestabilisasikan negerinya. Dengan kebijakan-kebijakan politik dan ekonominya yang anti-asing dan pro-kepentingan nasional, Lukashenko telah menjadi musuh pemerintahan-pemerintahan ZOGs serta media massa barat serta para kompradornya yang berkedok pejuang HAM dan demokrasi. Mereka semua gencar menuduh pemerintahan Lukashenko sebagai "tidak sah" setelah gagal menggantinya dengan pemerintahan yang pro-zionis barat.

Bersama Lukashenko, Putin, dan pemerintah Cina, adalah pemerintah Syria dan Iran yang mengecam konspirasi barat dalam gerakan-gerakan politik anti-pemerintah yang melanda negeri mereka. Iran, dengan pengalaman pahitnya diperintah oleh regim ZOG Shah Pahlevi, tegar menghadapi konspirasi "Revolusi Hijau" yang melanda negeri itu tahun 2009 dan baru-baru ini gagal dihidupkan kembali menyusul terjadinya revolusi Tunisia dan Mesir. Syria-pun tampaknya akan bisa mengatasi gerakan anti-pemerintahan yang akhir-akhir ini menghantam negerinya, kecuali ada intervensi langsung dari barat. Setidaknya Syria masih mendapatkan dukungan kuat tetangga-tetangganya, yaitu pemerintah Lebanon, Iran, HAMAS dan Hizbollah yang sama-sama sedang menghadapi musuh yang sama: zionis Israel. Turki yang sejak insiden Mavi Marmara menjauh dari Israel dan mendekat ke kubu Iran-Syria --- bersama Iran, Syria dan Irak, Turki baru saja menerbitkan visa bersama, membuat Amerika akan berfikir 10 x untuk menyerang Syria dengan dalih "melindungi rakyat Syria dari regim otoriter Bashar al Assad".


PENUTUP

Nabi Muhammad S.A.W meramalkan: sebelum datangnya kiamat umat Islam akan memerangi umat yahudi dan mengalahkan mereka. Pada saat itu orang-orang yahudi akan diburu seperti binatang dan harus bersembunyi di balik batu-batu dan pepohonan. Namun kala itu bahkan batu dan pepohonan akan berpihak kepada umat Islam.

Awalnya saya bingung menganalisis ramalan tersebut dengan kondisi umat Islam sekarang ini. Bahkan dengan seluruh negara Islam bergabung, tidak akan bisa mengalahkan Amerika secara militer. Kini saya tahu, dengan dukungan Cina dan Rusia umat Islam bisa mengalahkan zionis Amerika-Israel dan sekutu-sekutunya.

Dan bila saatnya pertempuran itu terjadi, umat Kristen Eropa dan Amerika yang sadar dengan kejahatan zionis, akan bangkit dan berpihak pada kaum muslim.

Wednesday 13 April 2011

PINTU NERAKA TERLALU SEMPIT UNTUK SHARON


Apa kabar Ariel "the jackal" Sharon? Telah lima tahun ia mengalami koma dan selama itu pula ia menunggu. Namun pintu neraka terlalu sempit untuknya. Atau iblis takut mendapat saingan?

Menurut laporan koran Israel Jerusalem Post baru baru ini, Ariel Sharon, "tukang jagal" kamp pengungsi Palestina Sabra-Shatilla dan orang yang yang bertanggungjawab atas kematian ribuan warga Palestina-Arab, akan segera dipindahkan dari Sheba Medical Center di Tel Hashomer, rumah sakit yang selama ini menjadi tempat perawatannya, ke "ranch" pribadinya di Negev. Demikian keterangan keluarga Sharon kepada wartawan, Kamis (7/4). Sharon yang mengalami koma sejak Januari 2006 ini akan dipindahkan ke Negev selama akhir pekan untuk menjalani penyesuaian sebelum nantinya dipindahkan secara permanen.

Sebuah ruang khusus telah dibangun untuknya dengan segala perlengkapan medis yang dibutuhkan untuk menopang hidup Sharon. Ia akan mendapatkan pengawasan medis secara penuh 24 jam sehari sebagaiman di rumah sakit. Keluarga Sharon berharap kepindahannya ke ranch di Negev akan membantu pemulihan fisiknya meski para dokter sudah kehilangan harapan Sharon akan bisa sadar kembali.

Tuesday 12 April 2011

SANG TERPILIH (27)


Kapolri baru Timbul Prahoro merasa bagai mendapat durian runtuh setelah seorang anak buahnya di pedalaman Pulau Selebes menjadi buah bibir masyarakat setelah rekaman video dirinya yang tengah menyanyi india menjadi video paling banyak dilihat di situs internet youdube!

"Ini bisa menjadi pengalih perhatian yang efektif," demikian pikir Timbul.

Timbul pun langsung memanggil Briptu AB Normal ke markas besar kepolisian negara untuk mendapatkan briefing langsung darinya. Kepada AB Normal Timbul memberikannya tugas mulia: menjadi badut, ngamen di sana-sini sembari tetap mengenakan seragam kepolisian negara.

Yah, Timbul memang tengah dilanda stress yang luar biasa karena tekanan publik untuk memecahkan beberapa kasus besar. Bukan karena kemampuan aparatnya yang lemah untuk memecahkan kasus-kasus itu, melainkan karena kendala politis yang dihadapinya terkait kasus-kasus itu. Jika ia mengungkap kasus ini, tidak saja karier dan keamanan jiwanya yang terancam, konstelasi politik negeri ini juga akan goyah karena kasus-kasus tersebut terkait dengan banyak figur penting negeri ini, termasuk pendahulunya, Karso Dhemit, Wapres Budiloyo maupun Presiden Subagyo sendiri. Timbul tentu tidak bisa lupa dengan nasib mantan ketua komisi pemberantasan korupsi yang kariernya berakhir di penjara setelah berani memenjarakan besan Subagyo dan berupaya membongkar korupsi di komisi pemilihan umum yang bisa membongkar kecurangan lembaga tersebut dalam pemilu terakhir yang dimenangkan Subagyo.

Kasus pertama adalah skandal Bank Centurion yang sudah setahun lebih proses hukumnya berhenti tanpa kejelasan. Kasus kedua adalah kasus Mafia Pajak. Dalam kedua kasus ini tentu saja ia pun dapat bagian, tapi tentu saja hanya "recehan" karena saat peristiwa itu terjadi ia belum menjadi kepala kepolisian negara. Lagipula ia tidak tahu bahwa "recehan" yang ia terima itu ada kaitannya dengan kedua kasus tersebut. Oleh karenanya pada mulanya ia berniat membongkar tuntas kasus-kasus tersebut. Namun begitu mengetahui hal yang sebenarnya, ia langsung mengurungkan niatnya. Maka untuk selanjutnya ia lebih dipusingkan pada mencari cara untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari kasus-kasus tersebut. Dan Briptu AB Normal adalah solusi yang tepat, untuk sementara tentunya.

Selain AB Normal yang kini menjadi bahan pemberitaan masyarakat, masyarakat tengah tertarik perhatiannya pada masalah pembangunan gedung parlemen yang sangat kontroversial. Kontroversial dalam hal ini adalah menyangkut biaya yang dibutuhkan untuk pembangunannya yang sangat fantastis, serta kepatutan pemberian fasilitas super mewah bagi pejabat publik di tengah-tengah rakyat Indungsia yang tengah dilanda berbagai kesulitan hidup, mulai dari bencana alam yang terus mengguncang, masalah-masalah sosial yang sebagian daripadanya justru direkayasa inteligen pemerintah sendiri, pertumbuhan ekonomi yang lambat, dan tingkat korupsi para pejabat yang justru semakin meningkat.

Tarik ulur pembangunan gedung ini menunjukkan dengan gemblang mental oportunis para anggota parlemen Indungsia. Awalnya mereka semua setuju dengan rencana pembangunan tersebut. Namun setelah banyak diprotes masyarakat, sebagian anggota parlemen berbalik menentangnya, berlagak seolah-olah sebagai pejuang pembela hak-hak rakyat. Namun karena "kontrak bawah tangan" sudah ditandatangani, termasuk uang muka komisi yang diterima para pemimpin parlemen, rencana tersebut tetap jalan terus. Ketua parlemen bahkan dengan gagah berani mengecam para pengkritik rencana pembangunan gedung tersebut.

Subagyo sendiri menunjukkan jatidirinya yang lemah. Berusaha mencitrakan diri berpihak pada rakyat dengan melakukan pernyataan menolak pembangunan gedung parlemen, justru tampak sebagai seorang pemimpin yang tidak berwibawa. Karena bahkan partainya sendiri di parlemen, termasuk ketua parlemen yang tidak lain adalah anggota partainya, tetap ngotot meneruskan rencana pembangunan gedung.

MENGAPA AMERIKA TIDAK MENGADILI OTAK TRAGEDI WTC 2001


Keterangan gambar: foto Khalid asli (kiri) dan sang tersangka (kanan)


Bagi rakyat Amerika, terutama keluarga korban Tragedi WTC 2001, pengadilan atas otak pelaku serangan teroris tersebut adalah sesuatu yang sangat penting. Peristiwa tersebut adalah peristiwa terorisme terbesar sepanjang sejarah manusia yang telah menelan korban nyawa ribuan orang, tentu saja harus mendapatkan pengadilan yang fair demi terpenuhinya prinsip keadilan yang menjadi tuntutan dasar sebuah masyarakat, bangsa dan peradaban manusia.

Namun pemerintahan presiden Barack "mambo dumbo" Obama Soetoro mengabaikan hal yang sangat mendasar tersebut. Pada tgl 4 April lalu Jaksa Agung Amerika, Eric Holder, mengumumkan bahwa tersangka otak pelaku serangan teroris WTC 2011, Khalid Sheikh Mohammed (KSM) dan 4 tersangka teroris lainnya tidak akan diadili di pengadilan, melainkan hanya menjalani "pengadilan" militer di kamp tahanan militer di Guantanamo, Kuba.

Dengan kata lain Holder sebenarnya telah mengatakan bahwa pemerintah Amerika telah membatalkan tuntutan terhadap tersangka. Hal yang sangat mengejutkan mengingat setelah 10 tahun peristiwa tragedi besar tersebut pemerintah Amerika tidak mampu menghadirkan tersangka pelaku di pengadilan. Namun yang lebih menakjubkan lagi adalah alasan yang digunakan Holder untuk membatalkan tuduhan terhadap tersangka adalah: "pemerintah tidak memiliki dana untuk membawa tersangka dari Kuba ke Amerika".

Busyet, ini baru sebuah skandal besar yang bahkan menyaingi tragedi WTC itu sendiri. Namun karena Amerika dipenuhi oleh orang-orang "liberal idiot" pengagum Barack Obama, Tom Cruise, Oprah Wimfrey dan semacamnya, hal itu tidak menjadi masalah.

Lucunya hal keputusan Holder tersebut mendapat dukungan penuh Walikota New York, tempat terjadinya Tragedi WTC 2001. Lagi-lagi alasannya sama, agar pemerintah kota New York tidak perlu mengeluarkan sepersen uang pun.

"I happen to think that it's probably more appropriate to do it in a secure area with a military tribunal. While we would have provided the security if we had to here in New York City, you know — being spared the expense is good for us," komentar walikota New York, Michael Bloomberg atas pengumuman yang dilakukan Holder.

Namun tidak hanya pemerintahan Barack Obama dan pemda New York yang turut andil dalam skandal pengadilan tersebut, parlemen juga. Hal ini mengingat parlemenlah yang telah mengeluarkan undang-undang "aneh" Ike Skelton National Defense Authorization Act for Fiscal Year 2011 (H.R.6523). Undang-undang tersebut "melarang penggunaan dana pemerintah untuk membawa tersangka dari US Naval Station, Guantanamo Bay, Cuba, ke Amerika Serikat, bahkan untuk keperluan pengadilan."

"Sebuah konspirasi besar" adalah satu kesimpulan yang tidak mungkin meleset dari kebenaran atas semua hal tersebut di atas. Namun orang-orang zionis yang mengendalikan pemerintahan dan rakyat Amerika memiliki alasan kuat untuk melakukan hal itu. Membawa tersangka ke pengadilan membuka kemungkinan akan terbongkarnya kedok zionis sebagai dalang sebenarnya Tragedi WTC 2001, juga dalang dari semua isu terorisme yang saat ini menghantui masyarakat dunia termasuk Indonesia.

Indonesia? Ya benar, karena Khalid Sheikh Muhammed disebut-sebut terlibat juga dalam peristiwa Bom Bali I tahun 2002. Sebagaimana disebut dalam program "BBC Profile", Khalid adalah perancang utama serangan tersebut serta sejumlah serangan teroris internasional lainnya.


IDENTITAS PALSU

Alasan menghindari pengadilan terbuka atas Khalid Sheikh Muhammed dan kawan-kawan adalah karena tersangka bukanlah Khalid Sheikh Muhammed sebenarnya, dan juga bukan otak serangan terorisme sebenarnya.

Khalid Sheikh Muhammed yang sebenarnya adalah figur yang cerdas, bukan manusia idiot sebagaimana Khalid yang disangkakan sebagaimana gambar di atas. David E. Klett, profesor di bidang thermodinamika adalah dosen yang pernah mengajar Khalid Sheikh Mohammed selama bertahun-tahun. Saat ditunjukkan gambar Khalid sebagai tersangka teroris ia membantahnya. "Saya tidak mengenal wajah itu. Saya tidak pernah melihat wajah itu," katanya kepada wartawan penyidik independen Christopher Bollyn.

Khalid adalah kambing hitam dari perang kotor ilegal yang disebut "perang melawan terorisme" yang diusung Amerika dan para zionis yahudi serta antek-anteknya. Tujuan akhirnya adalah menghancurkan negara-negara Islam yang menjadi penghalang Israel dalam mewujudkan ambisinya membangun negara Israel Raya yang meliputi Mesir hingga Irak yang harus terbentuk sebelum kedatangan "Sang Messiah".


Ref:
"Why did the U.S. drop charges against "Mastermind of 9/11"?"; Christopher Bollyn; bollyn.com; 6 April 2011

Monday 11 April 2011

Britney Spears dan "Perbudakan Pikiran" Dunia Bintang (2)


Mickey Mouse Club adalah satu dari beberapa program Disneyland yang ditujukan untuk merekrut dan membina calon-calon bintang sejak masih anak-anak. Tujuan utamanya tentu saja menjadikan bintang-bintang itu sebagai mesin uang, namun sekaligus juga menjadi mesin propaganda agenda rahasia mereka: memanipulasi persepsi publik untuk kepentingan kekuasaan.

Dalam berbagai buku tentang okultisme dan esoterikisme, Walt Disney sebagai seorang pribadi maupun lembaga bisnis dianggap sebagai penganut dan aktifis okultisme sejak tahun 1030-an. Walt Disney sering bekerjasama dengan dinas inteligen Amerika dalam berbagai kesempatan, terutama dalam produksi film-film propaganda. Walt Disney bahkan pernah terlibat langsung dalam beberapa proyek rahasia CIA.

Menurut beberapa sumber Disney merupakan bagian dari proyek rahasia MK-ULTRA Program, yaitu proyek untuk memanipulasi pikiran orang untuk kepentingan inteligen.

“Walt Diensy mengetahui bagaimana FBI dan CIA bekerja sama melakukan program "kontrol pikiran" terhadap anak-anak. Karena Disney dan Disneyland memainkan peran penting dalam program ini, hubungan antara Disney dengan FBI dan CIA sengaja disembunyikan dari publik. Namun di bawah itu semua terdapat sebuah rahasia besar," tulis Fritz Springmeier dalam bukunya "Deeper Insights Into the Illuminati Formula."

“Disneyland California selama bertahun-tahun telah menjadi tempat ritual penyembahan setan yang dilakukan Illuminati. Disneyland telah dijadikan laboratorium pengembangan program "kontrol pikiran". Kebanyakan dari film-film produksi Disneyland digunakan sebagai alat program tersebut. Program "Peter Pan" bisa menggunakan kapal. Program "luar angkasa" menggunakan roket dan benda-benda angkasa. Program "setan" bisa menggunakan biara dan istana. Banyak dari program-program kaca diproduksi di Disneyland dan Disneyworld. Ada juga program "Gunung ajaib" dan program yang menggunakan "Boneka-boneka di seluruh dunia" serta tema-tema lagunya. Program-program "Wizard of Oz" dan "Cinderella" juga dilakukan di Disneyland dengan menggunakan kostums. Anak-anak yang belum pandai berbicara dibawa ke Disneyland untuk membuat mereka siap dengan skenario yang dibuat,” tambah Fritz Springmeier dalam bukunya "The Illuminati Formula to Create a Mind Control Slave".

Salah satu tokoh kartun yang menjadi ikon program "kontrol pikiran" adalah Mickey Mouse dengan telinga lebarnya yang terkenal. Dan pada tahun 1955 tokoh fiktif ini menjadi nyata dengan dibentuknya Mickey Mouse Club yang kegiatan-kegiatannya disiarkan di televisi di jam-jam anak sekolah berkumpul di rumah, 5 hari seminggu. Dalam setiap episodenya sebanyak 24 anak-anak yang disebut "Mouseketeers" diundang untuk bermain-main dengan Mickey sekaligus menerima "kontrol pikiran".

Artis populer adalah alat yang efektif bagi Illumninati untuk mempromosikan program-program rahasianya. "Saya percaya bahwa Britney Spears dan beberapa penyanyi lain telah diperalat mereka untuk menyanyikan lirik-lirik lagu yang mereka sukai. Pada kenyataannya kebanyakan para penyanyi pop top berasal dari keluarga “Mickey Mouse club” dan saya percaya mereka telah mendapat tawaran sebelumnya untuk menjadi bintang dengan imbalan terlibat dalam program "kontrol pikiran" mereka," kata seorang mantan programmer yang menjadi anggota Illuminati Programmer/Trainer.”

Pada tahun 1998 Spears menandatangani kontrak dengan Jive Records dan mengeluarkan solo album pertamanya "…Baby One More Time". Sebagaimana kasus pada bintang-bintang populer ABG lainnya, image Spears difokuskan pada sosok perpaduan antara "anak-anak tak berdosa" dengan "seksualitas". Dalam album solo tersebut pun Britney menyanyikan lirik yang "seksi". Dalam video klipnya Britney muncul sebagai pelajar sekolah katholik yang konservatif yang melantunkan lirik: baby hit me one more time.

Foto-foto promosi album tersebut memperkuat image yang dibangun, keluguan anak-anak dan seksualitas, plus simbol boneka manusia yang menunjukkan adanya perubahan kepribadian sang bintang karena program "kontrol pikiran".

Tentang foto album tersebut Britney Speras mengaku bahwa dalam pemotretan tersebut dirinya mendapatkan "perlakuan yang agak nakal" dari fotograper Dave Lachapelle yang juga menjadi fotografer banyak bintang populer lainnya.

He came in and did the photos and totally tricked me. They were really cool but I didn’t really know what the hell I was doing. And, to be totally honest with you, at the time I was 16, so I really didn’t," kata Britney Spears.

"Saya kembali ke tempat tidur dan saya mengenakan sweater saya dan ia nampak menyukainya dan mengatakan: "buka sedikit sweater itu". Segalanya kemudian menjadikan saya merasa seperti boneka dan dalam pikiran saya yang naif saya merasa ia mengatakan, "ini dia boneka saya"," tambah Spears.


TATOO

Tato adalah salah satu simbol penting dalam program "kontrol pikiran" Monarch. Seseorang yang ditato dengan simbol-simbol tertentu menunjukkan pribadi yang telah menjadi "budak".

"Satu catatan perlu dibuat bahwa agen-agen inteligen Amerika men-tatoo korban-korban yang dijeratnya dengan simbol-simbol kupu-kupu, burung biru, mawar dan sebagainya, sebagai penanda," tulis Fritz Springmeier.

Setelah menelurkan dua album, yang pertama dengan lirik terkenalnya " .. I'm not that innocent" menjadi ".. I'm a slave for you", Britney tumbuh menjadi artis yang telah matang dan ia harus menjalani tahap lebih lanjut: "ujian". Dan untuk itu mula-mula ia harus menjalani upacara inisiasi yang seperti biasanya dilakukan dalam event Video Music Award MTV, tahun 2003. Kala itu ia bersama sesama mantan Mousekeeter Christina Aguilera menjalani inisiasi yang dilakukan oleh Sang Dewi, Madonna.

Dalam acara itu ia melakukan adegan "ciuman lesbian" bersama Madonna, kemudian menyerahkan mahkota kepada Madonna yang kemudian menyerahkannya kepada Christina Aguilera, menandakan kekuatan, kekuasaan dan pamor Britney akan berpindah ke Christina. Dan benar, tidak lama kemudian karier Britney pun berantakan sebagaimana kehidupan pribadi dan rumah tangganya, sementara Christina Aguilera justru semakin menanjak kepopulerannya.


(Bersambung)

Friday 8 April 2011

CINA BANGUN MEGACITY TERBESAR DI DUNIA


Baru-baru ini presiden SBY mewacanakan untuk mengembangan wilayah Jakarta menjadi megacity dengan nama Greater Jakarta, mencontoh proyek serupa di Inggris dengan Greater Londo-nya, dan Jepang dengan Greater Tokyo-nya. Namun tentu saja seperti biasa SBY hanya bisa berwacana, karena tidak ada rencana kongkrit untuk mewujudkannya. Dijamin hingga masa pemerintahannya berakhir hal itu tinggal sebuah wacana belaka. Mungkin bahkan rencana proyek pembangunan jembatan Jawa Sumatra yang jauh lebih matang pun hanya tinggal wacana.

Namun berbeda dengan SBY, pemerintah Cina terkenal dengan keseriusannya mengembangkan infrastruktur demi mendorong pertumbuhan ekonominya. Pengembangan jaringan kereta api supercepat sepanjang 25.000 km adalah salah satu dari beberapa contoh kongkrit yang membelalakkan mata negara-negara maju sekalipun. Dan kini Cina kembali membuat dunia terkagum-kagum dengan rencananya membangun megacity terbesar dunia di yang akan menampung 42 juta penduduk dengan ukuran 26 x luas Greater London.

Rencana akhir proyek tersebut telah selesai, berupa penggabungan 9 kota di kawasan Cina Selatan menjadi satu kawasan industri dan pemukiman modern yang akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru menyaingi megacity Beijing dan Shanghai yang telah lebih dahulu maju.

Proyek seluas 16.000 km persegi ini dijadwalkan akan selesai dalam waktu 6 tahun ke depan. Proyek dengan julukan "Menjadikan Delta Sungai Mutiara Sebagai 1 Kota" ini akan menggabungkan 2 kota besar Guangzhou dan Shenzhen dengan 7 kota lainnya yang lebih kecil, yaitu Foshan, Dongguan, Zhongshan, Zhuhai, Jiangmen, Huizhou dan Zhaoqing. Jalur kereta api cepat sepanjang 5.000 km dan jalan tol akan dibangun untuk menghubungkan kota-kota tersebut, plus sarana-sarana publik, infrastruktur energi, air bersih dan telekomunikasi modern.

Konsultan senior proyek, Ma Xiangming menjelaskan tentang proyek tersebut, "Idenya adalah ketiks kota-kota terintegrasi, penduduk bisa berpindah kemana saja ia suka dengan mendapatkan fasilitas kesehatan dan fasilitas-fasilitas publik lainnya."

Ma Xiangming yang juga menjadi ahli perencanaan pembangunan di Guangdong Rural and Urban Planning Institute, mengatakan bahwa megacity yang akan dibangunnya akan jauh mengalahkan Greater London dan Greater Tokyo karena di megacity yang akan dibangun "tidak ada lagi satu jantung kota," karena semuanya menjadi jantung kota.

Kepada Daily Telegraph yang mewawancarainya ia menambahkan, ‘Ini akan mendorong perkembangan industri dan penyerapan tenaga kerja di wilayah (Cina Selatan), dan sarana-sarana publik bisa didistribusikan secara merata."

Menurut Ma, dengan pembangunan megacity tersebut akan meningkatkan efisiensi dengan tarif telepon akan menurun hingga 85% sebagaimana juga harga tiket sarana-sarana transportasi massal, sementara fasilitas publik seperti pendidikan dan kesehatan akan meningkat kualitas dan kuantitasnya.

"Penduduk bisa memilih dimana akan mendapatkan layanan publik yang diinginkan seperti rumah sakit dan sekolah, dengan menggunakan internet," tambah Ma.

Menurut Ma, satu-satunya masalah yang dihadapi adalah masalah pemberian nama. "Kita tidak bisa hanya memberinya nama berdasar nama kota-kota yang tergabung," katanya sembari tertawa.

Untuk mengatasi permasalahan polusi, para perencana proyek akan mengatasinya dengan "kebijakan terpadu" yang akan menyeragamkan harga minyak dan listrik.

Dengan lebih dari 2 triliun dolar cadangan devisa yang dimilikinya, pemerintah Cina bisa menggelontorkan dana pembangunan yang tidak bisa dilakukan pemerintah negara-negara lain di dunia, termasuk negara-negara maju yang justru lebih banyak menanggung hutang. Tidak heran jika Cina kini telah berubah menjadi raksasa ekonomi dunia. Pada tahun 2020 diperkirakan Cina bakal mengalahkan Amerika dalam hal GNP dan menjadi negara terbesar di dunia secara ekonomi.

Setiap tahunnya rata-rata Cina membangun 20 kota baru, menjadikan Cina sebagai fenomena urbanisasi terbesar sepanjang sejarah. Investasi infratruktur yang telah dianggarkan untuk 5 tahun ke depan mencapai $950 miliar dan dalam periode tersebut sebanyak 350 juta penduduk pedesaan Cina akan berubah menjadi penduduk kota.



Ref:
"Largest city in the world: China to build metropolis twice the size of Wales"; Daily Mail; 25 Januar1 2011, dalam truthseeker.co.uk; 5 April 2011.

F..K YOU CITIBANK!


"Anda datang ke sini bukan untuk berbisnis, melainkan untuk merampok! ... Anda membunuh dan menipu nasabah! ... Anda merusak dunia perbankan yang telah didirikan para pendiri bangsa ini!"

Demikian teriakan Yusron Wahid, seorang anggota DPR kepada para pimpinan Citibank Indonesia dalam acara dengar pendapat antara DPR dengan Citibank dan Polri beberapa hari lalu, setelah Citibank ngotot untuk tidak mengaku bersalah dan meminta ma'af kepada masyarakat Indonesia setelah jelas-jelas telah melakukan kejahatan berupa pembunuhan dan penipuan nasabah.

Setidaknya saya merasa cukup puas, ada seseorang anggota DPR yang berani mencaci maki Citibank setelah pemerintah dan para politisi tidak melakukan reaksi yang patut atas kejahatan yang sungguh keterlaluan dan tidak beradab yang dilakukan Citibank: membunuh nasabahnya di kantornya, dan tanpa pernah menyatakan penyesalan dan permintaan ma'af kepada keluarga korban. Terlebih lagi pada saat yang hampir bersamaan Citibank membiarkan praktik penipuan terjadi di kantornya yang dilakukan salah seorang pejabatnya, Melinda Dee.

Di negara lain, setidaknya di Venezuela atau bahkan mungkin Malaysia kasus yang dilakukan Citibank bisa membuat ijin operasional mereka dicabut dan mereka diusir keluar. Tapi di Indonesia, dengan para pemimpinnya yang telah "terbeli" oleh kepentingan yahudi kapitalis internasional, Citibank tentu saja tenang-tenang saja.

Saya tidak kaget jika para eksekutif Citibank bersikap sombong dan pongah dengan tidak mau mengaku bersalah dan meminta ma'af, karena memang demikian watak mereka. Kita bisa berkaca pada kasus Amerika pada waktu krisis keuangan global tahun 2008 lalu. Setelah bersama-sama dengan para eksekutif perbankan Amerika lainnya berkonspirasi melakukan perampokan dana-dana masyarakat, mereka sengaja membangkrutkan diri agar mendapatkan dana talangan pemerintah. Namun setelah mendapatkan dana talangan yang nilainya ratusan miliar dolar Amerika (ribuan triliun rupiah), mereka tidak menggunakannya untuk menyehatkan banknya atau mengganti dana masyarakat yang hilang, namun justru membagikannya kepada para eksekutif sendiri. Padahal dana talangan yang diberikan pemerintah berasal dari tanggungan masyarakat yang baru saja menderita karena ulah mereka.

F..k you Citibank!