Thursday 31 December 2015

Skandal Baru Hantam Erdogan

Indonesian Free Press -- "Bukti-bukti semakin banyak melawan Presiden Turki Erdogan dan keluarganya terkait keterlibatan mereka dalam kolaborasi kotor dengan Daesh (ISIS), namun secara mengejutkan baik Amerika maupun Uni Eropa mempermasalahkan hal itu," tulis kantor berita Inggris Reuters, baru-baru ini.

"Keluarga Recep Tayyip Erdogan telah bertransformasi menjadi 'gurita pemakan daging' yang telah membelit ekonomi dan politik Turki, tulis jurnalis independen dan analis daria Republik Cheko, Martin Berger," tambah Reuters, mengutip laporan Berger di majalah New Eastern Outlook terbaru, terkait dengan kolaborasi Erdogan dengan kelompok ISIS.

Berger, dalam laporan itu juga menunjuk pada Sumeyye Erdogan, putri Erdogan, yang memimpin klinik rahasia di Provinsi Konya, yang beroperasi merawat anggota-anggota ISIS yang terluka, kemudian mengirim kembali ke Suriah.

"Atas sepengetahuan Erdogan, inteligen Turki melatih anggota-anggota militan di sebuah pangkalan rahasia di Provinsi Konya di dekat perbatasan Suriah," tulis Berger dalam laporannya itu.

Tuesday 29 December 2015

Cina Melibatkan Diri dalam Konflik Suriah?

Indonesian Free Press -- Pemerintah Cina baru-baru ini mengundang pemerintah Suriah dan kelompok-kelompok oposisi untuk berunding mencari solusi damai atas konflik berkepanjangan di Suriah yang telah berjalan empat tahun lebih. Ini memberi sinyal tegas bahwa Cina, setelah selama ini mengambil jarak terhadap masalah konflik di Timur Tengah, mulai berperan aktif.

Ini juga mengisyaratkan, khususnya kepada Amerika, bahwa Cina mulai mengambil sikap politik luar negeri yang lebih tegas dan 'agresif' untuk mengimbangi dominasi politik luar negeri Amerika, menyusul Rusia yang terlebih dahulu 'unjuk gigi' dengan melancarkan operasi militer di Suriah.

"Jika barat masih ngotot menuntut Bashar al Assad turun sebagai syarat penyelesaian krisis, maka kampanye anti-terorisme akan berantakan," tulis pejabat luar negeri Cina, Jia Xiudong, di media milik Partai Komunis, People's Daily, minggu ini.

Terkait masalah ini, Cina, mendukung resolusi DK PBB 2254 bagi penyelesaian krisis Suriah. Cina juga telah mengajukan proposal penyelesaian konflik yang mencakup gencatan senjata, perundingan perdamaian, bantuan kemanusiaan, pemberantasan terorisme dan rekonstruksi ekonomi.

Monday 28 December 2015

Pengusaha Pemburu Rente Insya Allah Bukan Prabowo

Indonesian Free Press -- Ada ada saja ulah para kecebong untuk me-'legitimasi' kekeliruan mereka memilih 'presiden KW'.

Beberapa waktu lalu mereka rame-rame bikin status di facebook yang menyebutkan bahwa mereka tidak menyesal pilih 'presiden KW' karena (menurup hawa nafsu mereka sendiri) Prabowo belum tentu labih baik dalam memimpin negara ini. Kemudian, ketika terbongkar kongkalikong 'presiden KW' dalam kasus 'papa minta saham', mereka menyebarkan kabar bohong tentang 'jokowi keras kepala', yang mengesankan 'presiden KW' seorang yang berintegritas tinggi sehingga tidak bergeming ketika diancam untuk membagikan saham Freeport. Padahal 'presiden KW' lah yang berdasar pengakuan menteri ESDM terindikasi meminta saham Freeport. Selain itu, tidak pernah ada seorang pun yang mengancam presiden KW dalam kasus ini.

Lalu, masih terkait kasus 'papa minta saham', ada lagi tulisan seorang kecebong yang beredar di dunia maya yang berusaha menciptakan opini publik bahwa Prabowo Subiyanto dan para pendukungnya adalah kelompok pengusaha pemburu rente yang harus dibuang ke tong sampah pada kesempatan pertama. Di sisi lain, ia memuji 'presiden KW' dan para pendukungnya sebagai orang-orang yang jujur dan pekerja keras.

Bagaimana bisa ia menuduh Prabowo Subianto, yang sejak pensiun sebagai perwira militer tahun 1998 lalu tidak pernah menduduki sebuah jabatan publik, dijauhi oleh para pejabat aktif dan dimusuhi media massa serta para aktifis, menjadi pengusaha pemburu rente yang hidup dari fasilitas pemerintah? Yang dialami Prabowo berkebalikan dari itu semua, ia justru mengalami stigmasi buruk dan mendapatkan fitnah tiada henti. Fasilitas sedikit saja yang ia dapatkan dari pemerintah, tentu media massa akan menghakiminya habis-habisan. Tentu semua itu berkebalikan dengan Jokowi yang mendapatkan dukungan media massa dengan sangat massif sehingga mampu membentuk opini publik tentang seseorang yang tidak diketahui jejak rekamnya menjadi publik figur yang sangat sempurna.

Lagi, Wartawan Anti-Teroris ISIS Tewas di Turki. Aksi Erdogan?

Indonesian Free Press -- Seorang pembuat film dokumenter yang dikenal anti terhadap kelompok teroris ISIS tewas dibunuh di Turki, hari Minggu (27 Desember).

"Pembuat film Naji Jerf, ayah dari dua orang anak, dibunuh hari ini di Gaziantep, di perbatasan Suriahon dengan pistol berperedam suara," tulis kantor berita Perancis AFP, Minggu (27 Desember), mengutip 'kicauan' RBSS di 'Twitter'.

RBSS adalah sebuah kelompok jurnalis yang mendedikasikan diri mengungkapkan kejahatan kelompok teroris di Raqa, ibukota kelompok ISIS di timur laut Suriah. Jerf tengah bekerja untuk kelompok ini saat tewas dibunuh. Jerf juga menjadi editor di majalah Suriah Hentah yang melaporkan kehidupan sehari-hari warga Suriah.

Seorang rekan Jerf mengatakan kepada AFP bahwa ia dan keluarganya tengah berencana pergi ke Perancis setelah mendapatkan visa negara itu minggu ini.

Media Turki melaporkan bahwa pria berumur 37 tahun itu tengah memproduksi film dokumenter tentang aksi-aksi keji yang dilakukan kelompok ISIS.

Sunday 27 December 2015

Suriah Gunakan Robot Rusia untuk Membasmi Gerombolan Teroris

Indonesian Free Press -- Pasukan Suriah menggunakan robot-robot yang dipasok oleh Rusia dalam operasi pembasmian gerombolan teroris. Demikian kantor berita Sputnik News melaporkan baru-baru ini.

Dalam pertempuran di Provinsi Latakia di barat-laut Suriah, pasukan Suriah (SAA) menggunakan enam robot “Platform-M” dan empat robot “Argo” untuk merebut menara strategis setinggi 754 meter milik perusahaan telekomunikasi “Syriatel”.

Robot-robot itu berfungsi terutama untuk mendeteksi sumber-sumber tembakan para teroris untuk kemudian dihancurkan dengan tembakan artileri SAA.

Bersama-sama dengan penggunaan senjata-senjata canggih lainnya seperti  rudal jelajah Kalibr yang ditembakkan dari kapal perang dan kapal selam, rudal-rudal jelajah yang ditembakkan pesawat pembom jarak jauh, penggunaan robot-robot itu semakin mengukuhkan bahwa Rusia tengah mengujicoba senjata-senjata canggihnya di Suriah.

Sementara itu dikabarkan negosiasi untuk 'mengusir' ribuan gerombolan teroris dan keluarganya di pinggiran Damaskus dan memindahkan mereka ke markas ISIS di Raqqah pada hari Sabtu mengalami penundaan,  setelah para teroris itu marah karena komandan kelompok teroris Jeish al-Islam tewas oleh serangan SAA.

Saturday 26 December 2015

Amerika Evakuasi Komandan ISIS dan Israel dari Ramadi

Indonesian Free Press -- Masih ingat dengan kabar tertangkapnya seorang perwira Israel oleh milisi-milisi Shiah Irak beberapa waktu lalu? (Silakan baca di sini)

Kini kembali muncul kabar bahwa Amerika mengevakuasi beberapa perwira Israel bersama-sama sejumlah komandan kelompok teroris ISIS dari kota Ramadi menjelang kajatuhan kota itu ke pasukan pemerintah dan milisi pendukung pemerintah Irak, baru-baru ini.

"Seorang komandan pasukan milisi sukarela (Hashd al-Shaabi) membuka informasi tentang sebuah 'plot' Amerika untuk mengevakuasi para pemimpin ISIL dari kota Ramadi, pada saat pasukan Irak dan milisi rakyat tengah menyelesaikan pertempuran atas kelompok teroris itu," tulis media Iran Fars News Agency (FNA), 24 Desember lalu.

Menurut laporan itu sempat terjadi hambatan dalam operasi pembebasan kota Ramadi dan Fallujah, karena campur tangan Amerika. Demikian ungkap komandan batalion milisi Imam Khamenei, Haidar al-Hosseini al-Ardavi, kepada FNA hari Kamis (24 Desember).

“Tampak bahwa Amerika hendak mengevakuasi para komandan teroris itu secara diam-diam dengan helikopter dari Ramadi ke tempat-tempat lain yang tidak diketahui," tambah komandan tersebut.

Rusia akan Kirimkan Rudal-Rudal S-300 ke Iran awal 2016

Indonesian Free Press -- Rusia dikabarkan akan mengirimkan sistem pertahanan udara S-300 ke Iran awal tahun 2016. Kantor berita Rusia TASS melaporkan, Jumat (25 Desember).

“Proses pengiriman resimen pertama sistem pertahanan udara S-300PMU-2 direncanakan dimulai pada bulan Januari dan akan selesai bulan Februari 2016," tulis TASS mengutip keterangan sumber terpercaya kantor berita itu di Rusia.

Menurut laporan itu, setelah pengiriman pertama, resimen kedua akan mulai dikirimkan pada bulan Agustus hingga September 2016.

"Dengan demikian Rusia akan memenuhi kewajibannya," kata sumber tersebut.

Iran memesan sistem pertahanan udara canggih itu pada tahun 2007 dengan nilai $800 juta. Namun pada tahun 2010 Presiden Medvedev membatalkan kontrak tersebut secara sepihak, setelah PBB melarang penjualan senjata tersebut. Pada bulan April 2015, Presiden Vladimir Putin mencabut pelarangan penjualan itu menyusul keberhasilan pembicaraan program nuklir Iran dengan negara-negara maju.

Friday 25 December 2015

Ribuan Teroris yang Terkepung, Terusir dari Pinggiran Damaskus

Indonesian Free Press -- Ribuan teroris dan keluarganya yang selama ini membangun basis di wilayah pinggiran Damascus akhirnya berhasil diusir dari kekuasaannya, setelah PBB turun tangan menyelamatkan mereka dari kepungan pasukan Suriah.

"Sebuah kesepakatan berhasil dicapai, dimana 4.000 militan dan warga sipil, termasuk anggota Al-Nusra dan Daesh, akan meninggalkan wilayah itu pada hari Sabtu (26 Desember), seorang pejabat yang terlibat dalam perundingan mengatakan. Mereka akan dipindahkan ke Raqa," demikian tulis situs Arab News, Sabtu (26 Desember).

Qadam, Hajar Al-Aswad dan kamp pengungsi Palestina Yarmuk adalah wilayah dimana para teroris dan keluarganya itu akan pergi.

Setelah para teroris dan keluarganya itu pergi pemerintah segera mengaktifkan fungsi-fungsi pemerintah dan segala fasilitas sosial.

"Barang-barang kebutuhan sehari-hari akan diamankan," kata pejabat itu.

Itu akan menjadi hari pertama aktifnya pasar di wilayah itu setelah dua setengah tahun akibat konflik berkepanjangan.

Pemerintah Irak Canangkan Pembebasan Mosul setelah Ramadi

Indonesian Free Press -- Pemerintah Irak bertekad akan segera membebaskan kota Mosul, setelah keberhasilan membebaskan kota Ramadi, ibukota Provinsi Anbar, dari kelompok teroris ISIS.

"Pembebasan kota Mosul akan bisa dicapai dengan kerjasama dan persatuan seluruh rakyat Irak, setelah kemenangan di Ramadi,” kata Perdana Menteri Haider al Abadi dalam sebuah pidato pada hari Jumat (25 Desember).

Pidato itu disampaikan pada saat militer dan milisi Irak pro-pemerintah melakukan pembersihan para teroris ISIS di wilayah al-Karmah, 48 km sebelah barat kota Baghdad dan wilayah-wilayah sekitarnya menyusul pertempuran hebat.

Sehari sebelumnya pasukan Irak dan milisi pendukungnya berhasil membebaskan pusat kota Ramadi dari pendudukan ISIS, setelah sebelumnya menguasai wilayah pinggiran kota. Dalam operasi ini seorang pemimpin ISIS bernama Abu Bakr berhasil ditangkap.

Militer Irak juga berhasil merebut kota Albu Faraj yang terletak 120 km sebelah barat Baghdad, membersihkan bangunan-bangunan yang dijadikan perangkap dan menjinakkan bom-bom jalanan. Hal yang sama dilakukan militer dan milisi di kota Karmah.

Semua kota itu berada di Provinsi Anbar yang mayoritas dihuni warga Sunni. Hal ini menjadi hambatan tersendiri bagi pemerintah, karena khawatir kehadiran milisi-milisi yang umumnya orang Shiah dalam operasi pembebasan di Anbar, akan memicu ketegangan sektarian.

Mengapa Rusia Diam soal Serangan Israel yang Tewaskan Komandan Hizbollah?

Indonesian Free Press -- Pada hari Sabtu lalu (19 Desember) Israel melancarkan serangan udara yang menewaskan komandan Hizbollah Samir Kuntar, di kediamannya di pinggiran Damaskus. Hal ini sontak memunculkan pertanyaan publik dunia tentang keampuhan sistem persenjataan S-400 yang dipasang Rusia di Suriah. Sebagian lagi mencurigai Rusia telah 'main mata' dengan Israel dengan membiarkan serangan itu terjadi.

Dengan kualifikasi teknis yang dimilikinya memang tidak masuk akal bahwa S-400 yang memiliki daya jangkau hingga 400 km dan mampu menembak jatuh rudal ballistik yang bergerak dengan kecepatan hipersonik, serta kebal terhadap segala bentuk serangan elektronik, tampak tidak berdaya ketika pesawat-pesawat tempur Israel menerobos Suriah.

Pada hari itu pula saya telah menulis status di Facebook bahwa ada dua kemungkinan tentang mengapa hal itu terjadi. Pertama adalah Israel berhasil menemukan senjata elektronik baru yang mampu membungkam S-400, dan kemungkinan kedua adalah kemungkinan Rusia 'bermain mata' dengan Israel dengan membiarkan serangan itu terjadi.

Rusia sendiri menunjukkan sikap yang kurang wajar terkait insiden itu. Ketika ditanya wartawan tentang insiden itu, Jubir Kepresidenan Rusia, Dmitry Peskov, menjawab:

Thursday 24 December 2015

Turki di Ambang Perang Saudara

Indonesian Free Press -- Apa yang kau cari, Erdogan? Dua tahun sudah orang-orang Kurdi sudah meletakkan senjatanya dan menjalani proses asimilasi politik di Turki, mengikuti pemilu dan terlibat dalam proses politik Turki dengan damai. Namun tiba-tiba saja, seiring kegagalan petualanganmu di Suriah, engkau menciptakan perang saudara dengan menyerang orang-orang Kurdi di negaramu hingga ke negara tetanggamu Irak dan Suriah.

"Ini adalah perang saudara dan pemerintah Turki telah mendeklarasikan perang kepada negara Kurdi!" Demikian 'cuitan' Wakil Komandan Milisi Kurdi di Turki (PKK), Karayilan, di akun Tweeter baru-baru ini.

Puluhan pejuang Kurdi dan pasukan Turki tewas dalam pertempuran di wilayah Tenggara Turki minggu ini, dan bayang-bayang perang sipil semakin kentara dari hari ke hari. Apalagi ditambah dengan retorika perang oleh para pejabat Turki.

"Operasi-operasi militer yang dijalankan Tentara Turki, 'gendarmerie' dan polisi akan berlanjut di wilayah ini, dengan intensitas tinggi hingga keamanana bisa ditegakkan," kata kepala staff militer Turki.

Lebih dari 100 pejuang PKK telah tewas dalam pertempuran minggu ini di Provinsi Sirnak, demikian laporan-laporan media Turki. Dalam operasi militer besar-besaran yang dilancarkan Turki pada hari Selasa (15 Desember) 2 tentara tewas dan 23 lainnya terluka.

Cina Ujicoba Rudal Ballistik di Atas Kereta Api

Indonesian Free Press -- Inteligen Amerika mendeteksi adanya ujicoba peluncuran rudal ballistik Cina dari atas kereta api. Rudal tersebut diluncurkan pada tanggal 5 Desember di barat Cina. Demikian seperti dilansir Sputnik News, Selasa (22/12).

Cina diketahui telah mengembangkan sistem persenjataan itu sejak tahun 1982. Namun ujicoba terakhir dianggap sebagai kemajuan baru dalam pengembangan persenjataan nuklir Cina. Rudal yang diluncurkan dalam sistem baru itu adalah jenis DF-41.

Sistem persenjataan ini memiliki kelebihan tersendiri, yaitu mudah disembunyikan sehingga lebih sulit untuk dihancurkan oleh musuh. Dengan jaringan kereta api Cina yang sangat luas dan lalu-lintas yang sibuk, rudal-rudal itu tentu sangat sulit untuk diketahui. Apalagi bila disamarkan dengan kereta api biasa.

Menurut laporan itu, Cina telah mengembangkan jalur dan terowongan kereta api pendukung sistem persenjataan ini di wilayah tengah Cina.

Selain Cina, Rusia diketahui telah lebih dahulu memiliki sistem persenjataan ini. Rusia telah memiliki rudal-rudal ballistik SS-24 yang ditempatkan di atas kereta api. Dalam Perang Dunia II Jerman juga memiliki senjata yang hampir sama, hanya kala itu berbentuk meriam raksasa.

Wednesday 23 December 2015

Israel: Pembalasan Hizbollah Hanya Menunggu Waktu

Indonesian Free Press -- Tanggal 28 Januari Hizbollah menembakkan rudal ke pasukan Israel yang tengah berpatroli di dekat perbatasan Lebanon, menewaskan dua tentara dan melukai tujuh orang lainnya.

Itu adalah 'serangan balasan' yang dilakukan Hizbollah setelah Israel menyerang pasukan Hizbollah di dekat perbatasan Golan, Suriah, sepuluh hari sebelumnya yang menewaskan beberapa anggota Hizbollah dan seorang perwira Iran.

Hizbollah tidak pernah membiarkan serangan terhadap pasukannya oleh Israel tidak dibalas. Maka setelah Israel membunuh pahlawan Hizbollah, Samir Kuntar, di Damaskus tanggal 19 Desember, semua pihak menunggu realisasi pembalasan Hizbollah, termasuk media-media massa Israel.
 
Yediot Ahronot menyebutkan bahwa berdasarkan apa yang biasa dilakukan Hizbollah, pembalasan atas kematian Kuntar hanyalah menunggu waktu. Media Israel ini bahkan memperkirakan Hizbollah bakal melakukan serangan darat terhadap Israel di wilayah pendudukan Palestina utara.

Ynet menyebutkan bahwa kekuatan militer Israel di perbatasan tidak akan bisa mencegah serangan balasan Hizbollah, mengingat bahwa Hizbollah telah menjadi kekuatan militer yang bisa bertempur dengan gigih.

Sementara itu Jerusalem Post menyebutkan bahwa alasan Israel membunuh Kuntar adalah kekhawatiran Israel bahwa Kuntar tengah membangun jaringan kekuatan anti-Israel di Golan, Suriah, yang ditulangpunggungi oleh pasukan Hezbollah dan pasukan khusus Iran Islamic Revolution Guards Corps (IRGC) Quds Force.

Monday 21 December 2015

Kecut dengan Senjata Rusia di Suriah, Armada F-15 Amerika Tinggalkan Turki

Indonesian Free Press -- Sebanyak 12 pesawat F-15 Amerika yang ditempatkan di pangkalan udara Incirlik, Turki, meninggalkan pangkalan itu ke pangkalan udara Lakenheath, Inggris, Rabu lalu (17 Desember).

Komando Amerika di Eropa (EUCOM) mengatkan pemindahan itu tidak mempengaruhi kemampuan Amerika dan Turki dalam mempertahankan kedaulatan Turki sebagai anggota NATO, serta kampanye memerangi kelompok teroris ISIL.

Amerika menggelar pesawat-pesawat F-15 di Incirlik sejak November lalu atas permintaan Turki dengan alasan memperkuat pertahanan udara Turki dari ancaman Suriah sekaligus untuk melakukan misi udara melawan kelompok ISIS. Sejumlah pengamat inteligen menyebutkan pesawat-pesawat tempur itu terlibat memberikan pengawalan terhadap pesawat-pesawat F-16 Turki saat menembak jatuh pesawat SU-24 Rusia tanggal 24 November lalu.

"Selama penempatan pesawat-pesawat itu telah disepakati bahwa semua misi-misi patroli udara dilakukan oleh pilot-pilot Amerika dengan pesawat-pesawat Amerika," kata EUCOM tentang kerjasama itu.

"Penempatan ini tidak hanya untuk memenui permintaan negara sekutu, namun sekaligus menjadi 'latihan' bagi kemampuan Amerika untuk menggelar kekuatan udara dalam waktu singkat, ke Turki, jika dibutuhkan," tambah EUCOM.

Rusia Pamerkan Kapal Jelajah Moskva ke Wartawan-Wartawan Asing

Indonesian Free Press -- Rusia memamerkan kapal perang terbesarnya, penjelajah rudal 'Moskva' yang tengah berlabuh di pelabuhan Latakia, Suriah, baru-baru ini. Demikian seperti dilaporkan media Rusia RIA Novosti (Sputnik News), Jumat (18 Desember).

Mereka yang mengunjungi kapal tersebut adalah para wartawan dari Sky News, CNN, AFP, Xinhua dan media-media terkemuka dunia lainnya. Mereka ditemani oleh Jubir Kemenhan Rusia Igor Konashenkov.

"Di dalam kapal, para jurnalis itu bahkan bisa menikmati jamuan, dimana mereka dijamu dengan masakan tradisional makaroni 'fleet-style'. Banyak di antara mereka, termasuk koresponden Sky News, John Sparks, diliputi dengan keterharuan," tulis RIA.

"Saya terkejut dengan segala keterbukaan atas semua hal yang terjadi," kata Spark seperti dikutip RIA.

Hal yang sama diungkapkan oleh Boris Anzov dari media Bulgaria  Mediamost, yang menghargai undangan Kemenhan Rusia mengunjungi kapal perang Moskva.

"Adalah hal yang sangat menyenangkan bagi kami untuk bisa berada di kapal ini, karena telah lama kami penasaran dengan keberadaan kapal ini. Adalah lebih mudah bekerjasama dengan militer Rusia dibandingkan dengan militer negara-negara barat. Kami bisa berdiskusi dengan militer Rusia dari dasar hati yang dalam," kata Anzov.

Turki: Israel adalah Sahabat

Indonesian Free Press -- Boleh saja sejumlah orang mengelu-elukan pemimpin Turki, Tayyep Erdogan, sebagai 'Pelindung Palestina', 'Pejuang Islam' dan sebagainya. Tapi faktanya adalah Erdogan bersahabat dengan Israel penindas bangsa Palestina. Maka sebenarnyalah Erdogan adalah 'Pengkhianat Palestina dan Umat Islam Dunia'.

Adanya hubungan diplomatik, keamanan dan ekonomi dengan Israel serta keanggotaan Turki di organisasi pelindung zionis NATO telah membuktikan 'pengkhianatan' Turki. Tapi pengakuan juru bicara partai penguasa Partai Keadilan dan Kesejahteraan Turki (AKP) adalah pengakuan yang jujur. Ia menyebut Israel sebagai 'sahabat Turki', pada saat Israel menindas rakyat Palestina.

“Tidak ada keraguan bahwa pemerintah Israel dan rakyatnya adalah sahabat-sahabat Turki," kata jubir AKP Omer Celik di hadapan wartawan, Minggu (20 Desember).

Lebih jauh Celik menyebutkan bahwa kedua pemerintahan tengah menyelesaikan draft dokumen kerjasama bilateral, yang meredup setelah insiden pembantaian sembilan warga Turki oleh tentara Israel di atas kapal Mavi Marmara tahun 2010 lalu. Baru-baru ini kedua negara sepakat untuk memperbaiki kembali hubungannya, demikian pernyataan pejabat kedua negara minggu lalu.

Sunday 20 December 2015

4 Pesawat Tempur Rusia akan Kawal Bashar al Assad Terbang ke Iran

Indonesian Free Press -- Empat pesawat tempur Rusia akan mengawal pesawat kepresidenan Suriah Bashar al Assad dalam penerbangan muhibah ke Iran akhir tahun ini atau awal tahun depan. Kantor berita Fars News Agency (FNA) melaporkan hari ini (20 Desember).

Menurut laporan itu Rusia telah memberitahukan koalisi pimpinan Amerika tentang penerbangan itu, dengan peringatan bahwa setiap pesawat asing yang mendekati pesawat kepresidenan, akan ditembak jatuh.

"Empat pesawat tempur strategis Rusia akan mengawal pesawat yang membawa presiden Suriah dalam kunjungannya ke Iran," tulis media Lebanese al-Diyar, Minggu (20 Desember) seperti dikutip FNA.

Laporan itu menyebutkan Presiden Bashar al Assad akan melalui wilayah Irak sebelum mendarat di Teheran.

"Koalisi pimpinan Amerika telah diberi peringatan untuk tidak mendekat demi mencegah pertempuran udara," tulis laporan itu.

Sumber-sumber laporan itu menyebutkan bahwa Bashar al Assad akan berkunjung ke Iran pada akhir Desember tahun ini atau awal Januari tahun depan.

Saturday 19 December 2015

Serangan Udara Israel di Damaskus, Komandan Hizbollah Syahid

Indonesian Free Press -- Israel hari ini (20 Desember) dikabarkan melakukan serangan udara ke wilayah sekitar Damaskus, Suriah. Serangan ini menewaskan seorang komandan Hizbollah, Samir Quntar. Demikian kantor berita Iran Press TV melaporkan.

Menurut laporan media-media Suriah, Samir Quntar tewas dalam serangan yang diduga kuat sengaja ditargetkan ke tempat tinggalnya di kawasan Jaramana yang terletak 10 kilometer dari ibukota Damaskus. Sejumlah warga Suriah dikabarkan juga tewas dalam serangan itu.

Belum ada keterangan dari Hizbollah, pemerintah Suriah ataupun Israel, meski Israel biasanya tidak memberikan keterangan apapun dalam setiap aksinya yang melanggar kedaulatan Suriah yang secara teknis masih terlibat perang dengannya. Namun saudara Quntar dilaporkan telah mengkonfirmasi syahidnya Quntar melalui akun 'Facebook' pada hari Minggu (20 Desember), meski ia tidak menjelaskan penyebabnya.

"Dengan bangga kami menyatakan duka cita atas syahidnya pemimpin (Hizbollah) Samir Quntar dan kami mendapatkan kehormatan menjadi keluarga seorang martir," tulis Bassam Quntar dalama statusnya di Facebook.

Gabungan Hizbullah dan Divisi Mekanik IV Suriah Tidak Terkalahkan di Medan Perang Suriah

Indonesian Free Press -- Pasukan infantri dan kavaleri merupakan kombinasi paling ideal dalam sebuah pertempuran.

Setelah dilakukan pemboman terhadap sebuah wilayah yang hendak direbut,  pasukan infantri dan kavaleri menjadi penanggungjawab terakhir dalam pertemuran. Pasukan infantri-lah yang akan merebut posisi-posisi musuh dan menancapkan bendera kemenangan, namun untuk melakukan itu mereka memerlukan 'perlindungan' kendaraan lapis baja yang sekaligus mampu menembakkan senjata artileri dari meriam-meriamnya. Sebaliknya, pasukan infantri juga menjadi pelindung pasukan kavaleri dari serangan-serangan jarak dekat yang tidak bisa dihadapi mereka.

Kombinasi ideal ini ditunjukkan oleh pasukan infantri Hizbollah dan kavaleri Divisi Mekanik IV Suriah di medan perang Suriah, seperti tulisan yang kami copas dari situs Islamtimes.com, 20 Desember 2015 di bawah ini. Sekedar catatan, sejak keterlibatan Rusia dalam konflik Suriah, Divisi Mekanik IV Suriah kini telah diperkuat dengan tank-tank modern Rusia T-90, membuat daya hancur mereka semakin tinggi. Ditambah profesionalisme Hizbollah yang nyaris tiada dua di dunia, membuat kombinasi mereka menjadi kekuatan maut di Suriah.

Rudal Ballistik Yaman Tewaskan Sedikitnya 180 Prajurit Saudi

Indonesian Free Press -- Setidaknya 180 pasukan koalisi pimpinan Saudi tewas dalam serangan rudal ballistik Yaman terhadap pangkalan militer koalisi Saudi di Provinsi Ma'rib, Yaman, Jumat malam (18 Desember). Demikian seperti dilaporkan media berbahasa Arab Al-Masisrah yang dikutip kantor berita Iran Press TV, Sabtu (19 Desember).

Serangan rudal ballistik itu disebut-sebut sebagai aksi balasan setelah  koalisi Saudi melanggar gencatan senjata dengan menyerang dan menduduki dua kota di Yaman.

Militer Yaman yang didukung gerakan Ansarullah-Houthi, meluncurkan rudal ballistik buatan Rusia 'Tochka' terhadap pangkalan militer Saudi yang ditempati oleh sejumlah besar pasukan Saudi dan koalisi asing pimpinannya. Sebelumnya sumber yang sama menyebutkan jumlah korban 'hanya' 120 personil.

Sebelumnya Yaman dilaporkan juga telah menembakkan dua rudal ballistik buatan Iran 'Qaher 1' ke wilayah Najran, Saudi Arabia, namun gagal mengenai sasaran atau ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Saudi.

Ini adalah ke-sekian kalinya rudal-rudal ballistik Yaman menimbulkan kehancuran hebat bagi pasukan koalisi pimpinan Saudi. Bulan September lalu hampir 100 personil militer koalisi Saudi tewas karena tembakan rudal yang sama.

Meski tercapai gencatan senjata, Selasa (15 Desember), Saudi terus melancarkan serangan militernya ke Yaman. Pasukan pendukung mantan presiden Abd Rabbuh Mansur Hadi yang pro-Saudi bahkan menyerang dan menduduki dua kota di Yaman, memanfaatkan kelengahan pasukan Yaman.

Diblokir Uni Eropa dan Turki, Pesawat-Pesawat Pembom Strategis Rusia Tembakkan 20 Rudal Jelajah ke Suriah

Indonesian Free Press -- Meski diblokir oleh Uni Eropa dan Turki, pesawat-pesawat pembom strategis jarak jauh Rusia berhasil menembakkan setidaknya 20 rudal jelajah ke posisi-posisi teroris ISIS dan pemberontak Suriah.

Seperti dilaporkan Sputnik News, pesawat-pesawat pembom strategis Rusia telah melakukan 145 serangan udara terhadap posisi-posisi ISIS di Suriah sejak Rusia menggelar operasi militer di Suriah tanggal 30 September lalu. Demikian pernyataan komandan Unit Penerbangan Jarak Jauh AU Rusia Mayjend Anatoly Konovalov, baru-baru ini.

"Kami telah melakukan sekitar 145 sorti serangan udara, menjatuhkan 1.500 bom dan menembakkan sekitar 20 rudal jelajah udara," kata Anatoly Konovalov.

Dalam misi tersebut Rusia mengerahkan pesawat pembom supersonik Tu-95MS yang dilengkapi dengan rudal jelajah jarak jauh Raduga Kh-101. Sebelumnya Rusia juga telah melancarkan serangan rudal jelajah Kalibr yang ditembakkan oleh kapal-kapal perang di Laut Kaspia dan kapal selam di Laut Mediterania.

Friday 18 December 2015

Alhamdulillah, Indonesia Tolak Bergabung Koalisi Internasional Anti-Teroris Pimpinan Saudi

Indonesian Free Press -- Pemerintah Indonesia membantah keras klaim pemerintah Arab Saudi yang menyebut bahwa Indonesia sebagai salah satu negara Islam yang mendukung pembentukan koalisi militer untuk memerangi terorisme. Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menegaskan Indonesia tak pernah memberikan pernyataan dukungan dalam bentuk apapun terkait pembentukan koalisi tersebut.

Retno menceritakan, sejak Jumat (11 Desember) hingga Senin malam (14 Desember) ia dihubungi berkali-kali via telepon oleh Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jabier. Indonesia hendak diajak terlibat dalam pembentukan International Center for Countering Terorisme.

“Kalau mereka bilang mensupport, mensupport dari segi mana? Mereka berkali-kali menghubungi, dan memang begitu faktanya. Namun saya selalu tegaskan, bahwa Indonesia terlebih dahulu memerlukan penjelasan tentang modalitas, konsep, dan kerangka acuan inisiatif tersebut,” jelas Retno.

Sementara itu, Menlu Arab Saudi berjanji hanya akan memberikan penjelasan setelah koalisi itu terbentuk. Maka, janji itu pun ditolak Retno.

Kepada Menlu Arab Saudi, Retno menjelaskan bahwa Indonesia telah memiliki Pusat Kerjasama Penegakan Hukum Jakarta (JCLEC). JCLEC memiliki pelatihan kontra-terorisme dan telah melatih lebih dari 18.000 polisi militer dari 70 negara.

“Mengapa Arab Saudi tidak menyinergikan saja inisiatifnya itu dengan badan yang sudah ada?”

“Ternyata yang dibentuk Arab Saudi adalah aliansi militer. Kalau seperti itu, malah semakin jauh dari posisi luar negeri kita yang bebas aktif. Indonesia tidak akan pernah terlibat dalam aliansi militer dengan negara lain,“ kata Retno lagi seperti dilaporkan LiputanIslam.

Jendral Ternama Iran Kembali Bertemu Putin di Moscow

Indonesian Free Press -- Komandan pasukan elit Iran, Jendral Qassem Soleimani, kembali bertemu Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow minggu lalu. Hal ini mencerminkan semakin kuatnya koalisi Rusia-Iran, khususnya dalam menghadapi konflik Suriah. Demikian kantor berita Inggris Reuters melaporkan, Rabu (16 Desember).

Jendral Qassem Soleimani, komandan pasukan Quds Force yang merupakan bagian dari pasukan Garda Revolusi, pada bulan Juli lalu juga diketahui telah bertemu Putin di Moskow. Diduga kuat keduanya membicarakan rencana intervensi Rusia dan Iran di Suriah untuk mendukung pemerintahan Bashar al-Assad. Dua bulan kemudian Rusia melancarakan serangan udaranya di Suriah sementara Iran diketahui mengirim ratusan pasukan khususnya ke negara yang dilanda konflik sejak tahun 2011 itu.

Media-media yang pro-Rusia dan Iran baru-baru ini melaporkan bahwa Jendral Soleimani memimpin operasi penyelamatan pilot Rusia yang ditembak jatuh oleh Turki pada 24 November lalu.

Jendral berusia 58 tahun ini sangat dihormati di Iran, karena keberhasilannya membangun pasukan khusus Quds Force menjadi pasukan yang sangat profesional untuk operasi militer lintas batas dan rahasia. Ia terlibat dalam hampir semua konflik di Timur Tengah. Dari membantu organisasi Hizbollah di Lebanon dan Hamas di Gaza, hingga mengorganisir perlawanan warga Shiah Irak melawan pendudukan pasukan Amerika dan ISIS. Dan kini ia diketahui aktif di Suriah.

Sumber-sumber menyebutkan bahwa ia memiliki keistimewaan dengan bertanggungjawab langsung kepada pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei.

Shiah Nigeria dan Azerbeijan pun Jadi Korban Regim Penindas

Indonesian Free Press -- Pembantaian besar-besaran ini dipicu oleh sebuah peristiwa sepele. Pada hari Sabtu petang (12 Desember) konvoi kendaraan militer Kepala Staff Militer Nigeria, Letjend Yusuf Tukur Buratai, terganggu oleh massa yang tengah mempersiapkan acara Maulid Nabi yang diperingati oleh orang-orang Shiah di kota Zara. Marah oleh gangguan itu, tentara pun menembaki orang-orang yang berkerumun dan menewaskan belasan orang.

Namun itu semua belum seberapa. Beberapa jam kemudian hingga Minggu dini hari (13 Desember) militer melancarkan serangan yang lebih hebat ke kompleks kediaman ulama Shiah Sheikh Ibraheem Zakzaky yang tengah dipadati oleh puluhan ribu orang. Akibatnya ratusan orang pun meregang nyawa. Sejumlah sumber menyebut angka korban yang tewas akibat tragedi itu mencapai lebih dari 1.000 orang.

Di antara yang tewas itu adalah istri Sheikh Zakzaky, Zeenatudeen Ibraheem, dan wakil Sheikh Zakzaky di organisasi Islamic Movement, Muhammad Mahmud Turi. Juga turut meninggal dalam serangan itu adalah putra Sheikh Zakzaky, Sayyid Alih, pembantu dekat Sheikh Zakzaky, Dr. Mustapha Sa’id, dan Jubir Islamic Movement Ibrahim Usman.

Thursday 17 December 2015

Oposisi Suriah Bantu Rusia Serang Teroris

Indonesian Free Press -- Kelompok-kelompok oposisi Suriah dikabarkan telah menjalin kerjasama dengan Rusia dengan menyediakan informasi keberadaan kelompok-kelompok teroris untuk diserang Rusia.

Seperti dilaporkan kantor berita Rusia Sputnik dengan mengutip keterangan Dephan Rusia pada tanggal 15 Desember lalu, militer Rusia telah menjalin 'hubungan yang konstan' dengan kelompok-kelompok oposisi Suriah untuk bersama-sama menyerang kelompok ISIS. Kelompok-kelompok oposisi itu memberikan data posisi para pemberontak untuk diserang pesawat-pesawat tempur Rusia.

"Kontak telah dijalin dan secara terus-menerus bertambah baik. Kelompok-kelompok oposisi memberikan kepada komando Angkatan Udara Rusia posisi para teroris untuk diserang," kata Jubir Dephan Rusia Letjend Sergey Rudskoy kepada para wartawan, Selasa (15 Desember).

Kelompok-kelompok pemberontak 'moderat' itu juga turut membantu gerak maju pasukan pemerintah Suriah ke wilayah-wilayah yang dikuasai ISIS, tambah Rudskoy.

Wednesday 16 December 2015

Rusia Juga Menuduh Turki Turut Perdagangkan Heroin Milik ISIS

Indonesian Free Press -- Rusia kembali menampar muka Presiden Turki Reccep Erdogan dengan menuduh Turki memperdagangkan heroin milik kelompok teroris ISIS.

Seperti dilaporkan Russia Today, Rabu (16 Desember), Kepala Badan Anti-Narkoba Rusia (FKSN) Viktor Ivanov menyebutkan bahwa ISIS menggunakan wilayah Turki untuk menyelundupkan heroin menuju negara-negara Eropa dan Semenanjung Balkan. Nilai bisnis haram tersebut menurut Ivanov mencapai $150 miliar, sebagiannya dinikmati oleh Turki.

"Memperdagangkan obat-obatan ilegal merupakan salah satu sumber dana utama ISIS. .. Uang itu masuk ke kantong para penjahat dan merusak negara-negara yang dilalui, dan Turki tentu adalah salah satu negara itu," kata Ivanov kepada wartawan.

Pada bulan Juli lalu Ivanov mengatakan dalam konperensi internasional anti-narkoba di Gambia bahwa pendapatan dari perdagangan ilegel obat-obatan internasional mencapai $500 miliar yang penikmatnya di antaranya adalah kelompok-kelompok teroris seperti Boko Haram, ISIS dll. ISIS sendiri diperkirakan menerima $1 miliar per-tahun dari bisnis ilegal ini. Mereka memperdagangkan heroin asal Afghanistan melalui wilayah kekuasaan mereka.

Tuesday 15 December 2015

Takfiri-Zionis Lancarkan Propaganda untuk Perkuat Moral Pemberontak Suriah

Indonesian Free Press -- Beberapa hari terakhir ini media-media Israel dan barat serta media-media Arab gencar memberitakan tentang 'penarikan pasukan khusus Iran dari Suriah'.

Sebagai contoh, International Business Times menulis berita berjudul 'Iran Retreating Syria? Iranian Military Scaling Back Presence, Western Officials Say'. Media Israel Haaretz menulis 'Report: U.S. Officials Say Iran Pulling Out Ground Troops ...'. Selanjutnya media Arab GulfNews.com menulis 'Iranian troops abandoning Syria's Al Assad'.

Hal ini pun diikuti oleh media takfiri-zionis seperti Era Muslim yang menulis berita berjudul 'Kalah Terus, Diam-Diam Iran Mulai Tarik Pasukan Elit Garda Revolusi Dari Suriah'.

Curiga dengan ramainya pemberitaan tersebut sebagai bagian dari perang psikologis blok Amerika-zionis internasional, Gordon Duff, wartawan senior dan pengamat inteligen situs berita Veterans Today menemui sejumlah pejabat inteligen dan militer Iran di Suriah. Dari pertemuan-pertemuan itu ia mendapatkan informasi yang kemudian dituliskannya dalam sebuah laporan di Veterans Today berjudul 'Iran Doublesdown on Syrian War Amid Withdrawal Hoax' pada tanggal 14 Desember lalu.

Putra Gaddafi Ditahan di Lebanon Terkait Hilangnya Pemimpin Syiah Musa Sadr

Indonesian Free Press -- Putra mantan pemimpin Libya Moammar Gaddafi, Hannibal, kini ditahan oleh para penyidik Lebanon di Beirut untuk dimintai keterangannya terkait kasus hilangnya pemimpin Syiah Lebanon, Sayyed Musa Sadr yang diduga diculik dan dibunuh oleh Moammar Gaddafi pada tahun 1978 lalu.

Media Lebanon The Daily Star melaporkan, Selasa (15 Desember) bahwa Hannibal menjalani pemeriksaan di bawah pengawasan Jaksa Zaher Hamadeh yang menyelidiki kasus hilangnya Musa Sadr dan para pengikutnya. Hannibal dianggap mengetahui penculikan tersebut dan keberadaan terakhir Sayyed Musa Sadr.

Sayyed Musa Sadr dan dua orang temannya, Sheikh Mohammad Yaacoub dan jurnalis Abbas Badreddine dinyatakan hilang pada tanggal 31 Agustus 1978, setelah bertemu dengan Moammar Gaddafi atas undangan pemimpin Libya itu. Diduga kuat mereka ditangkap atas perintah Gaddafi karena mengganggu hubungan Gaddafi dengan kelompok pejuang Palestina PLO, yang kala itu menduduki wilayah Lebanon Selatan setelah diusir dari Yordania pada tahun 1973. Beberapa laporan menyebutkan bahwa Sayyed Musa Sadr terlibat perselisihan dengan PLO, yang merupakan sekutu kuat Libya kala itu, perihal tindakan-tindakan PLO terhadap kaum Syiah Lebanon yang tidak simpatik.

Monday 14 December 2015

Dimana Para Ulama Pembela Jokowi?

Indonesian Free Press -- Selama pilpres kemarin saya saya sering terlibat 'perselisihan' dengan teman-teman 'pecinta ahlul bait' karena perbedaan pilihan capres. Saya memilih Prabowo Subiyanto sementara sebagian besar teman-teman yang mengaku 'pecinta ahlul bait' itu memilih Jokowi.

Bagi saya tidak masalah adanya perbedaan pilihan tersebut. Namun saya sangat menyayangkan bahwa teman-teman 'pecinta ahlul bait' membawa-bawa 'bendera' ahlul bait dalam urusan ini. Sebagian dari mereka bahkan mengklaim Jokowi sebagai seorang keturunan 'ahlul bait' meski tanpa bukti-bukti yang valid.

Bagi saya 'ahlul bait' terlalu suci untuk disandingkan dengan Jokowi, yang bagi saya sudah jelas bukan pribadi yang berakhlak baik. Ia telah berbohong tentang jabatan Walikota dan Gubernur dengan meninggalkan tanggungjawabnya bagitu saja demi memenuhi hasrat berkuasanya yang besar. Fenomena kemunculannya yang tidak wajar juga sudah menjadi tanda yang sangat jelas bagi saya bahwa ia dikendalikan 'penguasa jahat di balik layar' sebagaimana menjadi perhatian saya di blog ini. Apalagi dengan tindakannya yang suka mengacung-ngacungkan simbol 'el diablo sign' atau 'tanduk setan', cukup sudah bagi saya untuk tidak begitu menyukainya.

Sunday 13 December 2015

Saudi Kelabakan Cari Jalan Keluar dari Yaman

Indonesian Free Press -- Sembilan bulan sudah Saudi Arabia dan koalisi Arab yang dipimpinnya, termasuk Mesir dan Sudan, melancarkan serangan gencar ke Yaman dengan tujuan mendudukkan kembali mantan presiden Mansour Hadi ke tampuk kekuasaan. Sudah lebih dari 2.000 prajuritnya tewas dan lebih dari Rp1.000 triliun dihabiskan Saudi Arabia untuk mewujudkan ambisinya itu, namun semuanya jauh dari harapan. Sebaliknya, Saudi kini terancam oleh invasi pasukan Yaman yang telah menduduki sebagian wilayah perbatasan kedua negara.

Menurut Ali al-Ahmed, Direktur Institute for the [Persian] Gulf Affairs (IGA) yang berbasis di Washington, Amerika. Saudi Arabia kini tengah berusaha keras untuk meninggalkan konflik Yaman, tanpa harus kehilangan muka. Hal inilah yang menyebabkan disepakatinya gencatan senjata yang akan dimulai pada tanggal 14 Desember dan diikuti dengan perundangan damai yang digelar di Genewa atas inisiatif PBB.

Padahal selama ini Saudi selalu mengabaikan seruan masyarakat internasional untuk mengakhiri aksi barbarnya di Yaman yang telah menewaskan ribuan warga sipil tak berdosa dan menghancurkan infrastruktur Yaman.

Saturday 12 December 2015

Suriah dan Fenomena 'The Empire Strikes Back'

Indonesian Free Press -- 'The Empire Strikes Back' adalah judul salah satu sekuel film fenomenal Star War.

Namun di dunia nyata 'The Empire Strikes Back' merupakan fenomena sejarah yang terus terjadi berulang-ulang. Dalam setiap perjuangan menentang ketidak adilan, kekuatan status quo yang merasa terancam akan berusaha menggagalkan perjuangan dengan melakukan serangan balik. Dalam sejarah Islam hal ini tampak pada peristiwa Perang Uhud, dimana kaum musrik Quraisy Makkah menyerang orang-orang Muslim di sebuah tempat bernama Bukit Uhud setelah sebelumnya mereka kalah dalam Perang Badar. Peristiwa ini juga terjadi dalam Perang Sipil Amerika tahun 1862 ketika pasukan Konfederasi menginvasi wilayah Maryland dan hampir menduduki ibukota Washington. Adapun dalam Perang Dunia II 'fenomena' yang sama terjadi dalam Perang Kursk di Rusia dan Perang Bulge di Belgia ketika pasukan Jerman melancarkan serangan balik di front timur dan barat.

Ketika Rusia mulai melancarkan operasi militernya di Suriah pada tanggal 30 Oktober lalu, Rusia secara efektif menghancurkan rencana zionis internasional untuk menggulingkan pemerintahan Bashar al Assad dan memecah belah Suriah menjadi beberapa negara sektarian yang lemah, sekaligus menghancurkan blok perlawanan anti-Israel yang dimotori Suriah dan Iran serta Hizbollah dan kelompok-kelompok perjuangan Palestina.

Friday 11 December 2015

Abaikan Perjanjian Nuklir, Iran Terus Kembangkan Kekuatan Militer

Indonesian Free Press -- Di bawah perjanjian nuklir dengan negara-negara maju yang tertuang dalam Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) yang ditandatangani di Wina pada 14 Juli lalu, Iran dilarang mengembangkan senjata ballistik selama 8 tahun dan dilarang membeli senjata konvensional dari negara lain selama 5 tahun. Namun, dalam beberapa waktu terakhir Iran tampak mengabaikan hal ini.

Pertama adalah pembelian sistem pertahanan udara S-300 Rusia. Pembelian senjata yang kontraknya ditandatangani tahun 2007 ini telah dibekukan oleh Rusia tahun 2010 lalu, namun sejak bulan April lalu setelah dicairkan kembali oleh Presiden Rusia Vladimir Putin, setelah Iran mencapai kesepakatan dasar dengan negara-negara maju tentang program nuklirnya. Kini pembelian senjata itu telah mulai direalisasikan.

Kedua adalah ujicoba rudal-rudal ballistik Iran yang terus berlangsung. Terakhkir seperti dilaporkan IFP adalah peluncuran rudal .Ghadr-110 pada tanggal 21 November lalu. (Lihat di sini).

Ketiga adalah rencana Iran membeli tank-tank utama modern Rusia T-90.

Wednesday 9 December 2015

Hizbollah Tewaskan 9 Militan Al-Nusra

Indonesian Free Press -- Kelompok Hizbollah menewaskan sembilan anggota kelompok teroris Al Nusra dan seorang komandannya dalam sebuah serangan di dekat kota Arsal, di dekat perbatasan Suriah.

Situs berita al-Manar melaporkan, Rabu (9 Desember) bahwa para pejuang Hizbollah menyerang konvoi kelompok al-Nusra Front yang tengah berjalan di jalan raya di luar kota Arsal, Lebanon. Kota itu sendiri berjarak sekitar 124 kilometer di sebelah timur laut ibukota Lebanon, Beirut.

"Para pejuang Hizbollah membidik konvoi Al-Nusra Front yang membawa komandannya, Abu Firas al-Jubbeh... setelah sebelumnya mengamati dengan seksama pergerakan konvoi itu," tulis Al Manar.

Dalam serangan itu Jubbeh langsung tewas bersama tiga pengawalnya. Lima orang anggota Al Nusra lainnya tewas ditembak ketika berusaha menolong Jubbeh. Tembak-menembak juga melibatkana tentara Lebanon yang juga mengincar kelompok al-Nusra di wilayah itu.


Al Nusra adalah organisasi di bawah Al Qaida yang menjadi bagian dalam pemberontakan di Suriah yang telah berlangsung sejak tahun 2011 dan menelan nyawa lebih dari 200 ribu warga Suriah.

Iran Luncurkan Rudal Ballistik Pembawa Nuklir

Indonesian Free Press -- Iran berhasil meluncurkan rudal ballistik jarak menengah Ghadr-110 dalam ujicoba yang dilakukan di dekat Teluk Oman. Demikian laporan Fox News, Senin (7 Desember).

Para pejabat inteligen Amerika menyebutkan ujicoba itu dilangsungkan pada 21 November lalu di dekat kota pelabuhan Chabahar di provinsi Balochistan yang berbatasan dengan Pakistan dan di pinggiran Teluk Oman.

Rudal Ghadr-110 memiliki jangkauan hingga 2.000 km dan dipercaya mampu membawa hululedak nuklir. Rudal itu merupakan pengembangan dari rudal  Shahab 3, dan mirip dengan rudal presisi tinggi yang diujicoba pada 10 Oktober lalu yang mengundang kecaman sejumlah anggota Dewan Keamanan PBB.

"Amerika sangat khawatir dengan peluncuran rudal ballistik Iran baru-baru ini," kata Samantha Power, Dubes AS untuk PBB, usai peluncuran pada tanggal 10 Oktober lalu.

Tuesday 8 December 2015

Penembakan Pesawat Tempur Rusia Blunder Besar Erdogan

Indonesian Free Press -- Tanggal 24 November lalu dunia dikejutkan oleh peristiwa penembakan pesawat tempur Rusia jenis SU-24 oleh pesawat tempur Turki di perbatasan negara itu dengan Suriah.

Dalam peristiwa itu pilot pesawat Rusia itu tewas ditembak pemberontak Suriah saat bergelantung di bawah parasutnya, sedangkan co-pilotnya berhasil diselamatkan oleh pasukan khusus Suriah yang bekerjasama dengan pasukan khusus Hizbollah di bawah komando jendral legendaris Iran, Soleiman.

Turki beralasan penembakan itu disebabkan pesawat Rusia tersebut telah melanggar wilayah udara Turki dan dianggap mengancam keamanan Turki. Klaim tersebut dibantah Rusia maupun Suriah yang menganggap pesawat tersebut tidak melanggar wilayah udara Turki, apalagi melakukan ancaman keamanan terhadap Turki.

Rusia bereaksi keras atas insiden tersebut. Presiden Vladimir Putin menyebut aksi itu sebagai aksi 'menikam dari belakang oleh kaki tangan teroris'. Dan seiring kengototan Turki yang menolak meminta ma'af, Rusia melakukan sejumlah aksi balasan yang 'cepat, tepat dan tegas'. Hanya beberapa jam setelah insiden itu Putin memerintahkan pengiriman sistem pertahanan udara paling canggih di dunia S-400 di Latakia, Suriah. Ini masih ditambah dengan kehadiran kapal perang terbesar Rusia 'Moskva' yang dilengkapi sistem pertahanan udara S-300 di lepas pantai Latakia.

Monday 7 December 2015

“Papa Minta Saham” Mengungkap Kecurangan di Pilpres 2014

Indonesian Free Press -- Isi lengkap rekaman pembicaraan antara Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, Ketua DPR RI, Setya Novanto dan pengusaha M Riza Chalid ternyata juga berisi tentang kecurangan pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) di Pilpres 2014 lalu.

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) dari Fraksi Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad, sebagaimana dilaporkan situs  Pojoksulsel.com, Kamis (3 Desember).

Menurut Dasco Ahmad isi lengkap pembicaraan tidak hanya tentang pencatutan nama presiden dan wakil presiden oleh Setya Novanto, tetapi juga persoalan lain yang lebih dahsyat.

“Ini kalau dibuka tidak hanya masalah etik, tapi akan lebih dahsyat, akan ditemukan kecurangan pilpres yang bisa berujung impeachment,” kata Dasco.

Dia menegaskan, beberapa pembicaraan terkait kecurangan Pilpres 2014 oleh Jokowi-JK antara lain pemalsuan dana kampanye, sumbangan kampanye liar, pembelian suara pemilih di Papua lewat sistem noken, dan pengerahan Binmas kepolisian untuk mengarahkan pilihan masyarakat.

Iran Juga akan Bangun Pangkalan Udara dan Armada Tempur di Suriah

Indonesian Free Press -- Menyusul kabar tentang rencana Rusia membangun pangkalan udara baru di Suriah, media Kuwait Al-Rai melaporkan bahwa Iran juga bakal membangun pangkalan udara di Suriah yang diperkuat dengan dua skuadron tempur SU-25 yang dikenal sebagai pesawat serbu darat.

Mengutip laporan itu media Israel Jerusalem Post pada hari Minggu (6 Desember) menyebutkan bahwa skuadron tempur Iran itu akan ditempatkan di pangkalan udara Tiyas (T4) di dekat kota Homs, berdekatan dengan pangkalan udara Al-Shayrat yang akan digunakan sebagai pangkalan udara baru Rusia. (Lihat laporannya di sini)

Sementara itu media 'Lebanese NOW' yang juga melaporkan tentang pangkalan udara Rusia, melaporkan, "Partisipasi Iran (di Suriah) akan bertambah besar dengan adanya persiapan bagi kedatangan dua armada udara Iran."

Laporan itu berdasar keterangan sumber-sumber terpercaya koalisi Rusia, Iran, Irak, Suriah dan Hezbollah yang membangun ruang komando di Damaskus dan Baghdad. Menurut laporan itu Iran dan Rusia telah sepakat bahwa Rusia akan bertanggungjawab atas pemeliharaan dan perbaikan pesawat-pesawat Iran yang merupakan pesawat buatan Rusia. Rusia juga menyediakan persenjataan dan sistem peluncuran bagi pesawat-pesawat tempur Iran.

Sunday 6 December 2015

Rusia akan Bangun Pangkalan Udara Baru di Suriah

Indonesian Free Press -- Rusia dikabarkan akan membangun pangkalan udara kedua di Suriah untuk menambah daya serangnya terhadap kelompok-kelompok pemberontak Suriah. Pangkalan udara ini berada di dekat kota Homs, yaitu pangkalan udara Shaayrat. Demikian laporan Business Insider tanggal 3 Desember lalu, dengan mengutip sejumlah sumber terpercaya di Suriah, .

Pangkalan udara baru ini dipercaya akan menampung helikopter-helikopter serang selain pesawat tempur. Rusia dikabarkan juga bakal mengirim helikopter tempur terbaiknya ke Suriah, Kamov Ka-52 'Alligator' dan Mil Mi-28N 'Night Hunter'.

"Fase persiapan bagi pangkalan udara Shaayrat telah hampir selesai. Ini akan disiapkan untuk menjadi pangkalan udara Rusia," kata sumber laporan itu seperti dilaporkan Business Insider.

Hal ini juga dibenarkan oleh kelompok pemantau konflik Suriah, Syrian Observatory for Human Rights (SOHR), yang mengatakan kepada AFP bahwa Rusia akan meningkatkan pangkalan udaranya untuk melakukan operasi udara di wilayah tengah dan timur Suriah.

'Rusia tengah membangun landasan-landasan pacu baru di pangkalan udara Shaayrat dan memperkuat wilayah di sekelilingnya untuk segera digunakan dalam operasi-operasi militer di wilayah Homs dan sekitarnya," kata Rami Abdel Rahman, pimpinan SOHR kepada AFP.