Sunday 29 May 2011

KUDETA DI "TAHTA SUCI"


Didirikan oleh Santo Petrus dan Paulus pada masa awal kekristenan, Gereja Romawi (Vatican) berkembang menjadi sebuah instusi terkuat di dunia selama beratus-ratus tahun. Sebagian pakar sejarah setuju bahwa Yesus sendiri telah turut memberkati gereja ini dan pernah berkunjung ke Roma berdasarkan surat yang ditulis Paulus: "Sang Firman Tuhan tidak di/ter-tahan".

Kekuatan pengaruh institusi ini bisa dilihat dari seruan Paus Urbanus II untuk "membebaskan" Jerussalem dari tangan orang-orang muslim di abad XI. Raja-raja dan bangsawan dari seluruh Eropa berbondong-bondong memenuhi seruan itu hingga terkumpullan sejumlah besar pasukan yang kemudian menyerang Jerussalem hingga terjadi Perang Salib yang berlangsung selama dua abad. Satu demi satu raja-raja dan bangsawan berangkat ke medan perang memenuhi panggilan tersebut. Sebagian dari mereka, termasuk raja-raja besar seperti Richard Lionheart dari Inggris, Frederick Barbarossa dari Jerman dan Philips II dari Perancis harus menebus nyawa mereka demi menepati kesetiaan pada pemimpin Gereja Romawi, gugur di medan perang atau di perjalanan yang meletihkan. Philips II meninggal terseret arus sungai.

Tidak ada sesuatu yang paling ditakuti seluruh manusia di Eropa pada masa lalu kecuali hukuman "excomunication" atau "pengasingan" oleh Sri Paus pemimpin Gereja Vatican. Jika seseorang mendapat hukuman itu, tidak peduli betapa kuatnya orang itu, ia akan mati dalam kesengsaraan. Dengan hukuman itu, bahkan orang-orang terdekat akan meninggalkannya sendirian.

Pada tahun 1955 Presiden Peron dari Argentina berupaya meng-goal-kan undang-undang berbau liberal, yaitu dengan membolehkan perceraian. Menentang nilai-nilai moral Katholik yang menjadi sandaran hidup mayoritas masyarakat Amerika Latin, Paus Pius XII pun menjatuhkan hukuman "pengasingan" kepada Peron. Akibatnya rakyat Argentina marah pada Peron dan menyingkirkannya dari kursi kekuasaan. Nilai-nilai moral Katholik pun dipulihkan kembali.

Namun kini nilai-nilai moral Katholik telah tersingkir di negara-negara yang secara tradisi adalah pemeluknya yang taat, khususnya Amerika Latin dan Eropa Timur, digantikan dengan berbagai penyakit sosial: aborsi, pornografi, perceraian, homoseksual dan penyimpangan seksual, dll. Argentina sendiri kini termasuk negara yang melegalkan perkawinan sesama jenis.

Sementara gereja Katholik kini hanya menjadi bahan cemohan, terutama karena banyaknya publikasi mengenai kasus penyimpangan seksual para pemuka agamanya. Di samping itu Gereja Vatikan sendiri meninggalkan tradisi-tradisi ritual dan simbol-simbol lamanya. Sejak tahun 1969 misalnya upacara tirual "Mass" telah ditinggalkan dan digantikan ritual model baru. Dan alih-alih mengenakan simbo salib, Paus kini lebih menyukai simbol salib terbalik atau salib bengkok serta --- jangan kaget --- : simbol negara Israel bintang Daud.

Semuanya terjadi sejak tahun 1958, tahun terjadinya sebuah kudeta kekuasaan atas tahta Gereja Vatikan.

Pada tgl 26 Oktober 1956 asap putih keluar dari Sistine Chapel menandakan telah terpilihnya paus baru pengganti Paus Pius XII yang meninggal 3 minggu sebelumnya. Ribuan orang yang menyaksikan peristiwa itu berharap dengan keyakinan penuh bahwa Kardinal Giuseppe Siri dari Genoa telah terpilih sebagai paus baru dan akan muncul dari balkon. Sebagian media massa pun sempat menyebutkan terpilihnya Siri sebagai paus baru ke seluruh dunia. Namun tiba-tiba Vatikan mengumumkan bahwa telah terjadi kesalahan dalam peristiwa keluar asap putih tersebut, dan baru 2 hari kemudian keluarlah paus baru dari balkon. Namun bukannya Kardinal Siri, melainkan Kardinal Angelo Roncalli yang selanjutnya menjadi Paus John XXIII.

Peristiwa antara keluarnya asap putih di Sistene Chapel tgl 26 Oktober hingga keluarnya Angelo Roncalli dari balkon merupakan drama yang sangat kritis.

Menurut seorang konsultan kepolisian federal Amerika FBI, Paul Williams dalam bukunya "The Vatican Exposed" file-file FBI menyebutkan bahwa pada tgl 26 Oktober telah terpilih paus baru, yaitu Kardinal Siri yang kemudian bergelar Paus Gregory XVII. Sementara mantan penasihat kepausan, pendeta Malachi Martin memberikan kesaksian bahwa Kardinal Siri terpilih dengan suara mayoritas. Namun keputusan tersebut ditolak oleh Kardinal Perancis dan kemudian, setelah melalui intrik-intrik yang keras, Angelo Roncalli berhasil menyingkirkan Siri.

Malachi Martin dalam sebuah wawancara yang diadakan pada akhir dekade 1990-an mengatakan bahwa Siri akhirnya merelakan jabatan Paus yang semestinya disandangnya direbut Roncalli karena takut nyawanya terancam.

Sementara itu pendeta Charles-Roux menyatakan bahwa segera setelah Siri terpilih, sebuah ancaman serius dilancarkan oleh Dekan College of Cardinals. Siri pun menyingkir. Ia menyadari, jika pun ia mengklaim dan menerobos keluar balkon, ia tetap akan tersingkir. Dengan memilih diam, ia "dibiarkan" hidup hingga meninggal secara wajar pada tahun 1989 meski secara tersirat ia pernah mengakui sebagai paus.



PRESEDEN SEJARAH

Sepanjang sejarah Gereja Roma telah berulangkali mengalami kudeta. Setidaknya telah 40 kali Gereja Roma mengalami peristiwa seperti itu.
Pada satu masa Innocent II yang terpilih sebagai paus diusir pergi oleh musuhnya, Anacletus II. Anacletus II memerintah sebagai paus selama 8 tahun hingga meninggalnya. Selanjutnya Innocent II berhasil merebut kembali kursi kepausan dan mengeluarkan kutukan kepada Anacletus regim kepausan yang dipimpinnya.

Pada masa yang lainnya, dunia Katholik terpecah 2 dan dipimpin oleh 2 orang paus yang bermusuhan. Tentu saja di antara para paus yang bersaing tersebut terdapat satu paus yang "benar" dan satu lainnya yang "jahat". Demikian pula dengan kasus Kardinal Siri dan paus yang mengkudetanya.


PARA PENGKUDETA SIRI

Dua orang yang paling berperan dalam kudeta kepausan terhadap Siri adalah Angelo Roncilli (Paus John XXIII) dan Giovani Montini (Paus Paul VI). Keduanyalah paus-paus yang jahat.

Paus John XXIII adalah anggota organisasi rahasia mason yang dikutuk para paus pendahulu karena praktik penyembahan berhala. Kiprahnya dalam organisasi mason ditulis secara detil oleh Pier Carpi dalam bukunya “The Prophecies of John XXIII”.

Organisasi mason adalah turunan dari panganut kepercayaan pagan (penyembah berhala) yahudi yang jejaknya bisa ditelusuri hingga jaman Musa. Didasari pada semangat chauvinisme yang tinggi dari bangsa yahudi, kepercayaan tersebut terpelihara rapi meski tertutupi oleh kerahasiaan sangat tinggi. Selama beratus-ratus tahun, organisasi ini mengincar Gereja Roma sebagai sasaran utama untuk diinfiltrasi. Sebaliknya Gereja Roma yang menganggap gerakan mason adalah musuh kekristenan sebenarnya, melakukan perlawanan sengit. Saking ketatnya persaingan antara keduanya menjadikan sejarah Eropa pada hakikatnya adalah panggung pertempuran kedua institusi. Kemenangan pertama mason adalah keberhasilan memecah dunia kekristenan menjadi dua ajaran utama: Katholik dan Protestan. Meski Martin Luther akhirnya menyadari telah tertipu oleh orang-orang yahudi yang mendanai gerakan Protestan-nya, gelombang perpecahan telah digulirkan dan tidak bisa dicegah lagi. Sejak itu Eropa terjerumus dalam permusuhan dan peperangan antar kerajaan dan menjadi sasaran empuk gerakan mason.

Saya ingin memberi gambaran singkat tentang bagaimana gerakan mason menanamkan perpecahan dan merebut kekuasaan, di Inggris. Setelah diusir oleh Raja Inggris pada abad 12, orang-orang yahudi melalui organisasi-organisasi mason melakukan infiltrasi di kalangan bangsawan dan agamawan Inggris. Awalnya mereka membentuk kelompok agama (ordo) Jesuit dengan menekankan ajaran baru untuk kembali pada nilai-nilai yahudi yang disamarkan pada semangat kekristenan awal (Kristen Yahudi). Isu awal yang diangkat adalah hari sabat. Ordo Jesuit menuntut agar hari suci Kristen diganti dari Minggu menjadi hari Sabtu dengan anggapan hari Minggu adalah hari sucinya kaum penyembah berhala Roma. Isu ini kemudian menjadi isu panas hingga memecah Inggris menjadi dua kelompok: pendukung hari Sabtu dan pendukung hari Minggu. (Mirip seperti jaman Romawi dimana seluruh negeri terpecah menjadi 2 kelompok: pendukung partai biru dan partai hijau yang keduanya berawal dari fanatisme sempit pada kelompok gladiator gerbang warna biru dan kelompok gladiator gerbang warna hijau). Demikian hebatnya perpecahan ini hingga ujung-ujungnya Inggris terjerembab dalam Perang Sipil antara pendukung raja melawan pendukung parlemen, mengantarkan raja ke altar hukuman mati dan menghancurkan institusi kerajaan dan sekaligus Inggris sebagai satu bangsa besar.

Kembali ke Vatican, segera setelah pengangkatannya, Roncilli langsung mengangkat Montini (nantinya menjadi Paus Paul VI menggantikan Roncilli) sebagai Kardinal dan mengadakan Sidang Kedua Dewan Vatican yang menghasilkan dua keputusan paling menghancurkan institusi Gereja Roma. Tidak lama kemudian ia pun menerima kunjungan putri dan menantu pemimpin Uni Sovyet, Nikita Khrushchev. Padahal regim komunis yahudi Uni Sovyet adalah pihak yang bertanggungjawab atas pembantaian puluhan juta warga Katholik Rusia sejak Revolusi Bolshevik tahun 1917.

Pertemuan tersebut mendapatkan publikasi besar dan berhasil menarik dukungan masyarakat bagi Partai Komunis Italia. Rocilli juga mulai merubah ritual "Mass" dan dilanjutkan oleh penerusnya Paul VI yang menghancurkan sama sekali ritual suci yang telah bertahan ratusan tahun itu.


PARA PAUS YANG ANTI-KRISTUS

Dalam sebuah upacara keagamaan di Jerussalem tahun 2000, Paus Paulus II membuat para pakar kakristenan terkejut. Secara demonstratif ia menggunakan simbol salib terbalik dalam upacara tersebut. Padahal salib terbalik adalah simbol dari anti-Kristus, gerakan mason yang terus-menerus berupaya menghancurkan kekristenan. Paulus II juga menggunakan salib bengkok sebagai tongkatnya. Salib bengkok juga simbol anti-Kristus.

Hal yang tidak jauh berbeda dilakukan Paus Benedict XVI yang saat ini tengah berkuasa. Secara terbuka ia mengenakan simbol pagan Bintang Daud yang kini menjadi simbol negara Israel. Simbol ini sebenarnya kurang populer di kalangan rokhaniwan yahudi yang lebih menyukai simbol "menorah". Simbol bintang Daud hanya digunakan oleh keluarga Rothschild, penganut paganisme yahudi (mason). Dan karena Rothschild adalah arsitek utama negara Israel, simbol ini kemudian digunakan sebagai simbol negara tersebut.

Kudeta Gereja Roma oleh panganut pagan yahudi telah dikupas banyak oleh Bella Dodd, kader komunis wanita yahudi terkenal pada tahun 1950-an yang didepak dari gerakan komunisme karena membongkar kejahatan komunisme dan kaitannya dengan Gereja Roma dalam buku "School of Darkness".

Menurut pengakuan Dodd, komunisme adalah "kebohongan" yang diciptakan oleh para kapitalis internasional yahudi untuk digunakan sebagai alat menguasai dunia. Dodd juga menyebutkan bahwa gerakan komunis telah menginfiltrasi Gereja Roma dengan memasukkan calon-calon pendeta gay sejak tahun 1930-an untuk menghancurkan Gereja Roma. Kini kita tahu, kasus-kasus pendeta pelaku pelecehan seksual dan pedhopilia adalah hasil infiltrasi komunis yahudi.



Ref:
"How the Catholic Church Was Hijacked"; Thomas Carter for Henry Makow.com, dalam incogman.net; 21 April 2011

Historical Precedents: http://www.youtube.com/watch?v=rQBP9HmZDGk

October 1958: http://www.youtube.com/watch?v=qikkoocqgUE

The Chosen Candidate: http://www.youtube.com/watch?v=giVuud52ijY

The 1958 Conclave: http://www.youtube.com/watch?v=ZQp00j4H3Kg

Who was John XXIII?: http://www.youtube.com/watch?v=WOgD0Yyoqts

The 1963 Conclave: http://www.youtube.com/watch?v=HCBNwhnHius

Who was Paul VI?: http://www.youtube.com/watch?v=FeEkSJukLaw

The Destruction of the Mass: http://www.youtube.com/watch?v=vdIDIOwjGN4

Year of Two Conclaves: http://www.youtube.com/watch?v=cvUWfaXG9lk

Cardinal Siri Confronted: http://www.youtube.com/watch?v=iGk14Fau41U

Conclusion: http://www.youtube.com/watch?v=R8wdrmFxSBQ

The Underground Church: http://www.youtube.com/watch?v=nTPZZLvFANo

KEKHAWATIRAN REGIM-REGIM OPORTUNIS ARAB


Tumbangnya diktator Ben Ali dan Husni Mubarak dari kekuasaan tanpa pembelaan sedikut pun dari "patron" mereka selama ini, Amerika, membuat regim-regim oportunis pendukung Amerika-Israel seperti Jordania dan Arab Saudi "ketar-ketir".

Bagaimana tidak, Husni Mubarak telah melakukan segalanya untuk mendukung politik Amerika-Israel, termasuk turut memblokade Jalur Gaza dan bersama Israel melakukan pembantaian sistematis diam-diam terhadap rakyat Palestina di sana. Namun tatkala usia-nya sudah uzur dan rakyat Mesir menyeretnya dari kursi kekuasaan dan menuntutnya karena tindakan kediktatorannya di masa lalu, Amerika diam membisu. Tidak heran jika Raja Jordania dan Saudi Wahabiah pun ketakutan nasibnya akan seperti Mubarak atah bahkan lebih buruk lagi.

Baru-baru ini Pangeran Bandar al Faisal, anggota keluarga kerajaan Saudi paling berpengaruh setelah raja, mengadakan kunjungan rahasia ke Pakistan. Para analis politik menyebutkan kunjungan tersebut dimaksudkan untuk menjalin dukungan Pakistan di tengah kekhawatiran bahwa Amerika suatu saat mungkin akan meninggalkan rejim Saudi dan membiarkannya berhadapan langsung dengan Iran yang ditakutinya. Pakistan, negara mayoritas Islam Sunni terbesar dengan kakuatan nuklirnya diharapkan Saudi bisa mengimbangi ancaman Iran.

Pada bulan Januari lalu bahkan seorang pangeran Saudi, Turki bin Abdul Aziz Al Saud telah memperingatkan keluarga kerajaan Saudi untuk meninggalkan negeri mereka sebelum terjadi kudeta militer atau aksi demonstrasi menentang kekuasaan mereka.

Dalam sebuah surat yang dipublikasikan oleh kantor berita Wagze, pangeran yang tinggal di Kairo, Mesir, itu mengingatkan nasib regim-regim otoriter Arab yang malang, seperti Saddam Hussein dan Shah Reza Pahlevi. Ia menyerukan keluarga kerajaan Sduai untuk pergi sebelum "rakyat memotong leher mereka di jalanan".

Menurut Turki, keluarga kerajaan Saudi tidak mampu lagi mengendalikan rakyatnya dengan alasan landasan moral dan agama yang selama ini menjadi sandaran kekuasaan regim Saudi sudah tidak sesuai lagi dengan kenyataan, sehingga rakyat menganggap kebijakan regim sebagai bentuk "intervensi urusan pribadi masyarakat dan pengekangan kebebasan rakyat".

"Jika kita bijaksana, kita harus meninggalkan negeri itu untuk rakyat, yang kebenciannya kepada kita semakin meningkat," kata Turki. "Lakukan sekarang sebelum terlambat, saat kekayaan kita masih bisa menjamin kita tinggal dimana pun di dunia, dari Swiss, Kanada, atau Australia. Kita tidak boleh kembali selama kita masih bisa hidup selamat di pengasingan. Kita harus membawa seluruh keluarga kita secepatnya," tambahnya.

Mengenai dukungan barat yang selama ini menjadi penjamin keamanan regim Saudi, ia mengatakan, "Jangan bertindak bodoh dengan mempercayai Amerika, Inggris dan Israel, karena mereka pun tidak akan selamat dari kehancuran. Satu-satunya jalan adalah pergi dan tidak kembali lagi. Marilah kita pergi sebelum pintu itu tertutup."

Kekhawatiran juga ditunjukkan oleh Raja Jordania Abdullah II. Menurut berita yang dilansir koran Israel, Maa'riv, Abdullah II menyampaikan keberatannya atas kebijakan Amerika atas Hosni Mubarak serta kakhawatirannya hal serupa akan dialami dirinya. Hal itu disampaikan Abdullah II kepada delegasi organisasi-organisasi yahudi Amerika di Washington baru baru ini.


Ref:
"Abdallah II Worried about Washington’s Call for his Departure"; almanar.com.lb; 21 Mei 2011

"Fears of Uprising in Saudi Arabia, Prince Warns Royals to Flee", pakalertpress.com; 30 Januari 2011



Catatan blogger:

Untuk melegitimasi kekuasaan mereka, raja-raja Saudi Wahabiah dan Jordania mengklaim diri sebagai keturunan Nabi Muhammad. Namun berbeda dengan kaum Shiah yang memegang tradisi kuat menghormati keluarga Nabi Muhammad, klaim mereka tidak memiliki dasar yang kuat. Sementara tradisi Shiah yang mengistimewakan keturunan Nabi yang telah bertahan selama berabad-abad jauh lebih bisa dipercaya. Sebagai contoh, orang-orang Shiah membedakan keluarga keturunan Nabi dengan orang kebanyakan dalam hal pakaian, misalnya. Secara turun-temurun orang-orang Shiah juga menyisihkan sebagian harta yang diusahakannya (khumus) kepada anggota keluarga keturunan Nabi yang telah ditetapkan untuk menerima khumus. Kebiasaan ini sebenarnya telah dilakukan sejak jaman khulafaur rasyidin, bahkan terkadang penerima khumus tersebut diangkat langsung oleh para khalifah. Namun sayang fakta sejarah ini seperti ditutup-tutupi untuk menghilangkan jejak keaslian ajaran Shiah.

Monday 23 May 2011

DI AMBANG PERANG DUNIA 3


Masyarakat dunia tidak pernah menyangka bahwa peristiwa pembunuhan seorang pangeran Austria di Sarajevo tahun 1914 akan berujung pada perang maha besar, sedemikian besar sehingga disebut sebagai Perang Dunia I. Demikian juga ketika terjadi ketegangan di perbatasan Polandia-Jerman tahun 1939 yang berujung pada Perang Dunia II.

Masyarakat dunia pun kini tidak menyadari bahwa konflik bersenjata di perbatasan Pakistan-Afghanistan akan menggiring dunia pada perang yang mungkin jauh lebih besar dibanding perang-perang sebelumnya. Padahal sebagaimana Perang Dunia I dan II, momentum ke arah perang besar sudah tampak jelas.

Baru-baru ini pemerintah Cina mengeluarkan ultimatum keras kepada Amerika bahwa setiap serangan terhadap Pakistan akan dianggap sebagai serangan terhadap Cina, dan karena itu perang besar Amerika-Cina tidak akan terhindarkan.

Any Attack on Pakistan would be construed as an attack on China,” demikian pernyataan jubir kemenlu Cina Jiang Yu dalam konperensi pers yang diadakan di Beijing, 19 Mei lalu. Peringatan semacam ini baru diterima Amerika sejak Uni Sovyet mengancam Amerika dalam Krisis Berlin tahun 1958. Peringatan ini sebenarnya juga telah diberikan delegasi Cina tgl 9 Mei lalu dalam acara pertemuan ekonomi delegasi pejabat tinggi Cina dengan Amerika di Washington. Delegasi Cina dipimpin oleh Wakil PM Wang Qishan.

Peringatan Cina ini tentu bukan gertakan sambal belaka karena Cina didukung oleh kekuatan militer yang cukup untuk menggentarkan Amerika dengan 2 juta tentara reguler dan rudal-rudal nuklirnya, termasuk 66 rudal ICBM (rudal balistik antar benua), plus 118 rudal nuklir jarak menengah, 36 rudal nuklir yang diluncurkan dari kapal selam, dan sejumlah besar senjata konvensional lainnya.

Peringatan Cina tampaknya merupakan puncak dari kejengkelannya atas ulah Amerika yang selalu memojokkannya dengan isu-isu HAM, campur tangan masalah Cina-Thaiwan, dan berusaha menjegalnya menjadi negara ekonomi terbesar di dunia. Terakhir Amerika menggusur investasi besar Cina di Libya lewat aksi militer NATO.

Sementara bagi Pakistan, dukungan Cina merupakan langkah terakhir setelah kedaulatan nasionalnya terus-menerus diobok-obok Amerika dan semakin memuncak paska serangan Amerika atas kediaman Osama bin Laden dengan kekhawatiran bahwa Amerika dan India akan menyerang Pakistan untuk menghancurkan negara Islam terbesar dan satu-satunya yang memiliki senjata nuklir itu.

“Jika Amerika dan India terus memojokkan kami, Pakistan bisa berpaling pada Cina dan berkata: jangan dikira kami sendirian, kami juga punya pendukung superpower di belakang kami," kata Talat Masood, seorang mantan jendral dan analis politik Pakistan kepada kantor berita AFP 15 Mei lalu.

Ultimatum Cina muncul dalam kunjungan PM Pakistan, Gilani, di Beijing, yang mana pemerintah Cina berjanji mengirimkan 50 pesawat tempur canggih JF-17, segera dan gratis. Cina juga bersedia segera membangun pangkalan AL di Pakistan. Sebelum mengakhiri kinjungannya, PM Gilanya menyatakan, "Kami bangga memiliki Cina sebagai teman paling baik dan terpercaya. Dan Cina akan selalu mendapatkan Pakistan untuk mendampinginya sepanjang waktu. Persahabatan ini lebih dalam dari samudra dan lebih tinggi dari puncak Himalaya dan menjadi dasar dari hubungan kedua negara."

Hubungan Pakistan-Amerika adalah laksana bara dalam sekam setelah kampanye perang melawan terorisme Amerika di perbatasan Pakistan-Afghanistan. Hampir setiap hari Amerika melakukan serangan udara di Pakistan membunuhi rakyat sipil Pakistan. Bagi para pemimpin Pakistan, terlebih lagi para tentaranya, semua itu dirasakan bagai cambukan yang setiap saat mereka rasakan di punggung. Namun pemerintah Pakistan tidak berdaya, bahkan meski telah mendapatkan dukungan politik dari parlemen untuk mendesak Amerika menghentikan aksi-aksi militernya. Tidak lain karena di sisi perbatasan yang lain, India mengancam dengan kekuatan militernya yang menakutkan. India juga menjadi ancaman serius, terlebih setelah aksi teror Mumbai yang oleh Amerika dan India dituduhkan sebagai aksi teroris asal Pakistan, meski para analis kritis menemukan kaitan CIA dan Mossad dalam aksi tersebut. Pakistan tidak akan berdaya menghadapi Amerika dan India sekaligus.

Ancaman itu semakin dirasakan kuat oleh Pakistan paska serangan militer Amerika atas sosok yang diklaim Amerika sebagai Osama bin Laden, tgl 1 Mei lalu. Selain menjadi tamparan bagi Pakistan karena Amerika melakukan aksi militer di Pakistan tanpa koordinasi dengan Pakistan, Pakistan juga melihat serangan tersebut akan dijadikan alasan Amerika melakukan aksi militer lebih besar dengan dalih Pakistan tidak mampu mengendalikan terorisme. Tanpa buang waktu, Pakistan melakukan pendekatan ke Cina.



PAKISTAN AKAN GUNAKAN KEKUATAN PENUH UNTUK BELA DIRI

Ultimatum Cina tersebut merupakan serangan puncak balik yang diterima Amerika setelah ancaman PM Gilani yang dikeluarkan di depan parlemen Pakistan tidak lama setelah serangan Amerika tgl 1 Mei lalu: "Kita tidak akan biarkan orang melakukan kesalahan perhitungan. Setiap serangan atas asset-asset strategis Pakistan, secara tersembunyi maupun terang-terangan, akan mendapatkan balasan setimpal. Tidak seorangpun bisa menganggap remeh kekuatan kita untuk mempertahankan tanah air yang suci."

Bahkan bagi Amerika dan regim ZOG (zionist occupied goverment)-nya, peringatan negara nuklir seperti Pakistan tentu adalah sangat serius.

Kekuatan penuh yang dimaksud PM Gilani tentu saja termasuk senjata nuklir Pakistan, senjata pamungkas yang selama ini digunakan sebagai daya tangkal Pakistan atas ancaman musuh bebuyutan sekaligus tetangganya, India.

Aktifitas militer Amerika di Afghanistan dan kini di Pakistan tidak bisa menyembunyikan maksud utama Amerika, yaitu menghancurkan Pakistan sebagai jembatan penghubung poros oposisi global Amerika, Iran-Cina, sekaligus mengambil alih senjata nuklirnya.

Menurut laporan Fox News tahun 2009 silam, "Amerika memiliki rencana detil untuk menginfiltrasi Pakistan dan mengamankan persenjataan nuklirnya jika negera itu terancam jatuh ke dalam kekuasaan Taliban, Al Qaida, atau oragnisasi Islam ekstrim lainnya.” Menurut Fox News rencana ini dikembangkan oleh Jendral Stanley McChrystal saat menjadi komandan Joint Special Operations Command (JSOC) di Fort Bragg, North Carolina. JSOC adalah komando yang terlibat dalam serangan terhadap markas Osama bin Laden tgl 1 Mei lalu, terdiri dari beberapa satuan komando elit Army Delta Force, Navy SEALs dan satuan khusus inteligen teknologi tinggi Task Force Orange.

“Beberapa satuan kecil yang mampu menguasai fasilitas-fasilitas nuklir Pakistan, melumpuhkannya, dan selanjutnya mengirimkannya ke wilayah yang aman," kata sumber Fox News.

Menurut laporan surat kabar Inggris, Sunday Express, Obama telah menyetujui operasi rahasia atas pangkalan-pangkalan nuklir Pakistan dan telah menyiapkan diri untuk melakukan operasi militer yang lebih agresif.

"Pasukan Amerika akan diterjunkan di Pakistan jika fasilitas-fasilitas nuklir negeri itu mendapat ancaman dari teroris sebagai aksi balasan atas kematian Osama bin Laden. Rencana itu akan diaktifkan meski tanpa persetujuan pemerintah Pakistan sehingga mendapat tantangan dari para pejabat Pakistan. Barack Obama akan memerintahkan pasukan untuk diterjunkan untuk melindungi fasilitas-fasilitas nuklir. Aksi ini termasuk akan melibatkan satuan udara Sargodha HQ yang diperkuat dengan skadron F-16 bersenjata nuklir dan setidaknya 80 rudal balistik."

Menurut seorang pejabat keamanan Amerika yang menjadi sumber Sunday Express, “Rencana ini telah mendapat persetujuan presiden Barack Obama dan presiden telah menunjukkan kemauannya untuk menerjunkan pasukan di Pakistan jika dirasakan perlu."

Para analis menyatakan bahwa aksi militer atas "Osama bin Laden" lalu telah menyalakan alarm bahaya di kalangan politisi dan militer Pakistan dan dianggap sebagai sebuah aksi yang telah lama direncanakan untuk menjadi dalih peningkatan operasi militer Amerika di Pakistan. Menurut New York Times, Obama menyadari betul bahwa aksi tersebut kemungkinan akan mendapat perlawanan dari militer dan aparat keamanan Pakistan sehingga memerintahkan digunakan kekuatan penuh agar tidak sampai gagal, meski satu helikopter yang terlibat dalam operasi tersebut tertembak jatuh.


TEMBAKAN SUDAH DIMUNTAHKAN

Bagaimana pun juga tembakan sudah ditembakkan dalam dalam drama perang Amerika-Pakistan, yaitu saat sebuah helikopter Amerika melanggar wilayah Wazirian Pakistan yang memicu kontak senjata dengan pasukan penjaga perbatasan Pakistan tgl 17 Mei lalu. Dalam aksi tersebut 2 orang personil militer Pakistan di area perbatasan Datta Khel terluka.

Tiga hari kemudian, kemungkinan sebuah aksi balasan Pakistan, terjadi serangan bom mobil atas konvoi konsulat Amerika di Peshawar meski tidak menelan jiwa personil Amerika. Dalam aksi lainnya inteligen Pakistan, dengan menggunakan tangan televisi lokal, membongkar jaringan CIA di Islamabad dan memaksa CIA menghentikan operasinya dan mengungsikan personilnya.


AMERIKA BERKUKUH LAKUKAN AKSI MILITER DI PAKISTAN

Pada tgl 19 Mei lalu utusan khusus Amerika di Afghanistan-Pakistan, Marc Grossman, dengan arogan dan mengabaikan suara-suara tuntutan penghentian operasi militer Amerika di Pakistan menolak tuntutan tersebut. Sebaliknya dengan congkak ia mengatakan bahwa para pejabat Pakistan "tidak pernah menghargai perbatasannya sendiri dalam beberapa tahun terakhir".

Untuk menambah ketegangan semakin meningkat, India tengah merencanakan latihan militer yang bisa ditafsirkan sebagai aksi provokasi terhadap Pakistan. Dengan nama sandi operasi “Vijayee Bhava” (Jadilah Pemenang), latihan itu akan digelar di Gurun Thar di sebelah utara Rajastan. Latihan bertema perang biologi-atom-kimia ini melibatkan Korp Lapis Baja II India. Latihan militer ini disebut-sebut ditujukan untuk persiapan menghadapi skenario perang frontal dengan Pakistan dimana diharapkan India bisa memotong Pakistan menjadi dua melalui tiga operasi militer simultan.


OPERASI INTELIGEN AMERIKA-INDIA-ISRAEL

Salah satu pintu masuk penting bagi aksi militer Amerika atas Pakistan adalah aksi terorisme yang dituduhkan dilakukan oleh teroris Taliban, Al Qaida atau organisasi Islam ekstrim lainnya.

Menurut media-media massa Pakistan dinas inteligen Amerika (CIA), India (Research and Analysis Wing) dan Israel (Mossad) telah membentuk organisasi Taliban versi baru. Salah satu laporan media massa Pakistan menyebutkan, "Agen-agen rahasia CIA telah menginfiltrasi Taliban dan jaringan Al-Qaeda dan membentuk organisasi baru Tehrik-e-Taliban Pakistan (TTP) dengan misi mengacak-acak Pakistan.”

Mantan komandan dinas inteligen Pakistan, Inter-Service Intelligence (ISI), Brigjen purnawirawan Aslam Ghuman menyatakan kepada media Pakistan, "Selama kunjungan saya ke Amerika, saya melihat adanya aktifitas inteligen Mossad bersama-sama RAW di bawah pengawasan langsung CIA, merencanakan operasi intelegen untuk mendestabilisasi Pakistan dengan ongkos apapun."

Menurut media yang sama, inteligen Rusia telah menginformasikan kepada Pakistan bahwa Raymond Davis, warga Amerika yang beberapa waktu lalu terlibat aksi bersenjata dan dideportasi keluar Pakistan (lihat artikel lain dalam blog ini) adalah agen CIA yang telah menyediakan senjata kimia-biologi hingga nuklir kepada Al Qaida yang akan digunakan untuk menyerang asset-asset Amerika dan Pakistan dituduh sebagai pendukung aksi tersebut.



AMERIKA TETAPKAN SASARAN BERIKUT

Belum lama ini Amerika mensinyalir kalau pemimpi Al Qaida pengganti Osama, Saif al-Adel, bersembunyi di Wazirian, wilayah Pakistan yang dihuni oleh orang-orang yang teguh menjalankan kehidupan agama Islam. Selama ini Wazirian pula yang menjadi target utama serangan-serangan udara Amerika atas Pakistan. Presiden Barack Obama juga telah memberikan ancaman bahwa operasi militer seperti tgl 1 Mei lalu akan dilakukan lagi oleh Amerika.

Di sisi lain panglima militer Pakistan Jendral Kayani mengingatkan bahwa operasi militer seperti tgl 1 Mei tidak boleh diulangi lagi oleh Amerika seraya mengumumkan akan mengurangi jumlah personil Amerika di Pakistan.

Menurut kalkulasi inteligen Pakistan, ISI, jumlah personil CIA di Pakistan mencapai 7,000 personil, sebagian dari mereka tidak diketahui keberadaannya oleh aparat keamanan Pakistan. Sebagai langkah balasan, Amerika mengintensifkan aksi militer dengan menggunakan pesawat tak berawak seraya mendeskreditkan pribadi Jendral Kayani dengan menyebutkan bahwa serangan-serangan tersebut adalah atas permintaan Kayani.

Sejak Obama memegang kekuasaan, Amerika dan CIA-nya telah mengintensifkan operasi pesawat tak berawak, membunuhi rakyat sipil dengan maksud menciptakan kerusuhan sipil antara rakyat dan pemerintah yang berujung pada pecahnya Pakistan dalam beberapa negara kecil berdasarkan etnis di Punjab, Sind, Baluchistan, dan Pushtunistan.

Sejak tgl 1 Mei lalu tercatat 6 serangan pesawat tak berawak Amerika yang menewaskan 42 warga sipil Pakistan. Sebagai balasan, parlemen Pakistan pada tgl 14 Mei lalu menyerukan penghentian operasi militer Amerika dan meminta pemerintah untuk memutuskan jalur suplai NATO antara Pakistan-Afghanistan. Jika ini dilakukan maka tidak bisa dihindari NATO pun akan turut "menyerang" Pakistan.


AMERIKA MANFAATKAN TALIBAN

Pada bulan Februari lalu secara mengejutkan Amerika melakukan pendekatan kepada Taliban, rejim yang diperanginya sejak tahun 2001 dan yang dianggap turut bertanggungjawab dalam aksi teroris WTC 2001. Tidak lain adalah untuk memanfaatkan Taliban dalam petualangan melawan Pakistan.

Langkah ini terjadi setelah pendahulu Grossman, Helbrooke, yang terkenal keras terhadap Taliban meninggal secara mendadak. Tidak mengherankan jika kemudian Grossman dijuluki “Mr.Reconciliation.” Sebaliknya Amerika berusaha keras untuk membunuh pemimpin ekstrim lainnya, Haqqani, yang oleh Pakistan justru dijadikan sekutu.


KETERLIBATAN RUSIA


Jika terlibat dalam konflik di Pakistan, maka kemungkinan besar Rusia pun akan berdiri di samping Cina.

Seperti Cina, Rusia pun terus mengalami provokasi oleh Amerika. Provokasi paling telanjang adalah keterlibatan Amerika dalam agresi Georgia atas Ossetia Selatan, negeri protektorat Rusia, tahun 2008. Dan jika Cina kehilangan Libya, Rusia kini terancam kehilangan sekutu kuatnya di kawasan Laut Tengah, Syria, setelah keterlibatan Amerika dalam aksi-aksi demonstrasi di Syria akhir-akhir ini.

Dan bukan tanpa alasan kuat jika Rusia akan mendukung Cina melawan Amerika. Kedua negara adalah tulangpunggung forum kerjasama Shanghai Cooperation Organization yang beranggotakan negara-negara Asia Tengah. Presiden Cina Hu Jintao menyebut hubungan kedua negara sebagai “obvious strategic ingredient.”

Pemerintah Rusia sendiri telah menunjukkan oposisi yang tegas atas aksi militer NATO di Libya dan campur tangan asing di Syria, membuat Amerika mengekang diri dari aksi yang keras terhadap regim penguasa Syria. Presiden Medvedev minggu ini mengecam kebijakan-kebijakan Barack Obama telah memicu terjadinya Perang Dingin baru, merujuk pada hubungan antara Amerika dan sekutunya dengan Uni Sovyet dan sekutunya antara dekade 1950-an hingga 1980-an.

Seorang politisi terkenal Rusia, Vladimir Zhirinovsky, dalam sebuah acara diskusi di televisi Rusia baru-baru ini menyatakan bahwa Rusia memiliki banyak sumber daya ekonomi, alam dan senjata untuk mengalahkan Amerika. "Dengan Amerika di dalamnya, kita bisa menghancurkan setiap bagian bumi dalam waktu 15 menit," kata Zhirinovsky. Ia merujuk pada senjata rekayasa iklim HAARP yang dimiliki Rusia.

“Tanpa ledakan, tanpa sorotan cahaya, bukan semacam senjata laser, bukan cahaya. Senjata yang tenang dan seluruh benua akan dibuat tertidur selamanya," katanya.


Ref:
"US, Pakistan Near Open War; Chinese Ultimatum Warns Washington Against Attack"; Webster Tarpley; Tarpley.net; 20 Mei 2011


"Secret Weather Weapons Can Kill Millions, Warns Top Russian Politician"; Paul Joseph Watson; thetruthseeker.co.uk; 17 Mei 2011



CATATAN BLOGGER:


Dengan perang melawan Pakistan atau melawan Iran, zionis yahudi akan menciptakan Perang Dunia III. Motif pertama adalah sebagai pengalihan perhatian global atas krisis Palestina dimana Israel telah sampai pada satu titik untuk mengembalikan wilayah pendudukan atau perang. Motif kedua juga pengalihan isu atas sentimen anti-semit yang akhir-akhir ini merebak di seluruh dunia karena kesadaran masyarakat global atas kejahatan yahudi. Motif ketiga adalah mental unik orang-orang yahudi yang melihat dunia terlalu sepi tanpa perang. Dan setelah berbagai peperangan yang terjadi selama ini, kini mereka menunggu terjadinya perang terbesar sepanjang sejarah manusia, perang penghabisan, yaitu perang nuklir.

Jika Amerika menyerang Pakistan dan Cina mewujudkan ancamannya untuk membela Pakistan, mungkin saja perang akan terjadi dalam skala terbatas: Amerika menyerang Pakistan dan India menyerbu Kashmir, sementara Cina hanya mengirimkan persenjataan dan penasihat militer ke Pakistan. Dan setelah beberapa hari, minggu atau bulan, terjadi gencatan senjata dan posisi kembali ke "status quo".

Namun perang bisa juga meluas tak terkendali: Amerika, NATO dan India menginvasi Pakistan. Cina dan Rusia mengirimkan pasukan dan persenjataan ke Pakistan. Cina menginvasi India yang mendapat bantuan Australia dan negara-negara Commenwealt. Israel dengan bantuan NATO dan Amerika menyerang Iran, Lebanon dan Palestina dihadapi Hizbollah, Hamas, Syria dan Lebanon dan Palestina serta Rusia dan kemungkinan bantuan rahasia dari Turki. Amerika menginvasi Iran yang mendapat bantuan Irak dan Rusia. Iran meroket Israel dan mengirimkan persenjataan ke Palestina. Muncul gerakan jihad di negara-negara Arab untuk membebaskan Palestina.

Terjadi perang besar di 3 front: Palestina, Iran dan Pakistan yang selanjutnya merembes ke seluruh dunia. Korut, Cina dan Rusia menyerang Korsel dan Jepang yang didukung Amerika dan negara-negara barat. Medan perang juga mungkin terjadi di Georgia dan kawasan sekitar Laut Mati serta Semenanjung Balkan antara Serbia-Montenegro-Rusia melawan NATO, Amerika, Kosovo, dan Bosnia. Cina menginvasi Thaiwan. Gerakan jihad meluas hingga memaksa negara-negara Islam moderat seperti Indonesia pun mengirimkan sukarelawan ke Palestina, Pakistan maupun Iran.

Bahkan sebelum sampai pada tahap ini mungkin senjata nuklir sudah meletus.

Konstitusi Amerika mewajibkan persetujuan Congress untuk setiap aksi militer atas negara asing. Presiden Obama mengabaikan kewajiban itu saat menyerang Libya. Hal yang sama pun dilakukan di Pakistan, bahkan seandainya terjadi Perang Dunia III sekalipun karena Amerika adalah "zionis occupied goverment".

Sunday 22 May 2011

KEMENANGAN PALESTINA DALAM JANGKAUAN


Tuhan memuliakan bangsa Palestina dengan darah dan air mata, dan kelak, tidak lama lagi, bangsa Palestina akan muncul sebagai bangsa yang berjaya.

Itulah visi saya (blogger) tentang bangsa Palestina, dan juga visi sebagian besar rakyat Palestina. Selama 63 tahun tertindas dan terusir dari negerinya sendiri, ternista, terhina dan dikhinanati saudara-saudaranya sendiri sesama bangsa Arab, rakyat Palestina tidak pernah kehilangan harapan untuk kembali ke negerinya.

Dan kini, harapan tersebut semakin kuat tanpa bisa dibendung. Fatah dan Hamas, dua partai terbesar yang mewakili dua kelompok rakyat Palestina yang berbeda: yang oportunis dan yang idealis, telah bersatu. Opini global pun pun sudah sampai pada satu titik yang tidak mungkin lagi berubah: rakyat Palestina sudah saatnya mendapatkan hak menjadi sebuah negara berdaulat. Harapan rakyat Palestina itu kini hanya mempunyai 1 penghalang: Israel.

Beberapa hari lalu presiden Amerika, sekutu paling setiap Israel, menyatakan bahwa bangsa Palestina berhak untuk memiliki negara dengan perbatasan sebelum Perang Arab-Israel 1967. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu langsung terbang ke Amerika untuk mengklarifikasi pernyataan presiden Amerika tersebut sekaligus menegaskan tekad Israel untuk tidak mengembalikan wilayah yang diduduki paska perang tahun 1967. Namun presiden Barack Obama tidak mungkin menelan ludahnya yang sudah dikeluarkan.

Para pemimpin dan rakyat Israel boleh saja berkukuh bahwa Israel tidak akan memberikan wilayah yang diduduki sejak tahun 1967: seluruh Tepi Barat dan Jerussalem, namun akal sehat manusia paling sederhana sekalipun menegaskan bahwa wilayah-wilayah itu harus dikembalikan kepada rakyat Palestina.

"Para politisi mereka mengatakan kepada rakyatnya (Palestina) bahwa harapan itu akan terpenuhi. Para pemimpin agama mereka menjanjikan pertolongan Tuhan-nya. Para pendukung asing menyediakan bendera-bendera dan bus-bus. Mereka berangkat dengan misi yang penuh optimistis bahwa proyek zionisme pasti akan runtuh. Hanya butuh satu dorongan kecil dan seluruh tanah Israel, dari Jordania hingga Laut Tengah, akan menjadi milik Palestina.

Saya mempunyai berita untukmu saudara-saudara sepupu (rakyat Palestina). Itu tidak akan pernah terjadi. 63 tahun telah berlalu sejak perang, kini saatnya merengkuh impian lain," tulis kolumnis Israel, Nahun Barnea, menyambut hari kemerdekaan Israel yang diperingati bangsa Palestina sebagai Hari Malapetaka (Nakba Day) 16 Mei lalu.

Barnea belum juga memahami realitas. Pendapatnya, sebagaimana Netanyahu, para pemimpin dan sebagian besar rakyat Israel adalah salah besar. Apalagi pendapat para ulama kaum salafiyun Saudi Wahabiah yang menginginkan rakyat Palestina meninggalkan negerinya dan pindah ke negara-negara tetangganya (pendapat paling aneh sepanjang peradaban manusia). Bahkan pemimpin Palestina paling oportunis sekaliber Mahmoud Abbas dalam peringatan Nakba Day lalu mengatakan, "tidak akan pernah ada pemimpin Palestina yang bisa mengabaikan hak rakyat Palestina untuk kembali. Kembali ke tanah air bukanlah sekedar slogan, Palestina adalah milik kami."

Saat ini perjuangan rakyat Palestina adalah medan perang utama perjuangan umat manusia untuk meraih dunia yang lebih baik. Dengan revolusi Arab yang tengah bergejolak, dunia melihat dengan kagum perjuangan rakyat Arab menyingkirkan penindasan, sekaligus membuka tabir sejelas-jelasnya tentang bangsa Israel sebagai ancaman terbesar perdamaian dunia.

Kini hak-hak rakyat Palestina telah menjadi isu utama masyarakat dunia meski para zionis terus mencoba mengalihkan perhatian dunia dengan peperangan-peperangan, krisis ekonomi dan bahkan mungkin hingga bencana-bencana alam dengan menggunakan teknologi HAARP (High Frequency Active Auroral Research Program). Namun dunia, sebagaimana presiden Barack Obama, telah sampai pada satu titik yang tidak mungkin lagi berubah arah, untuk mengembalikan hak-hak rakyat Palestina yang dirampas Israel.



Ref:

"Israel’s Doomed Fate"; Gilad Atzmon; gilad.co.uk; 17 Mei 2011

Friday 20 May 2011

FBI: TIDAK ADA BUKTI KETERLIBATAN OSAMA


Pada tgl 6 Juni 2006 lalu "Muckraker Report" menuliskan laporan editornya Ed Haas berjudul “FBI says, ‘No hard evidence connecting bin Laden to 9/11.’”

Dalam artikel tersebut Ed Haas mempertanyakan keotentikan rekaman videotape yang dikeluarkan pemerintah Amerika tgl 13 Desember 2001 yang dikenal sebagai "video pengakuan Osama bin Laden" tentang keterlibatannya dalam tragedi WTC 2001. Selama seminggu lebih media massa di seluruh dunia berulang-ulang mempublikasikan rekaman tersebut, menjustifikasi tuduhan Presiden George W Bush tentang Osama bin Laden sebagai pelaku serangan terorisme yang dikeluarkan hanya beberapa jam setelah peristiwa tragedi tersebut tanpa melalui penyidikan terlebih dahulu.

Faktanya adalah Congress Amerika tidak pernah memerintahkan dibentuknya komisi penyidik independen untuk menyingkap serangan teroris tersebut. Selain itu para tersangka hingga kini juga tidak pernah dihadirkan di depan persidangan dan hanya menjalani penahanan di penjara Guantanamo.

Keraguan Ed Haas mengenai keaslian rekaman video tersebut karena Osama tampak berbeda dengan gambarnya beberapa tahun sebelumnya. Lebih jauh dari pada itu Ed Hass mempertanyakan tidak adanya uji otentifikasi terhadap rekaman videotape "pengakuan Osama" tersebut.

Muckraker Report (MR), telah mengajukan petisi Freedom of Information Act kepada FBI, CIA, Departemen Pertahanan dan CENTCOM (komando tertinggi Amerika di Timur Tengah), meminta keterangan tentang otentitas rekaman videotape tersebut besarta latar belakang yang mendasari ditemukannya rekaman tersebut.

Keempat lembaga dengan reputasi besar tersebut tidak bisa memenuhi permintaan MR. Dengan kata lain tidak ada dokumen yang bisa menjamin otentitas rekaman videotape tersebut. CIA justru memberi penjelasan yang membingungkan. Menurut CIA fakta mengenai keberadaan atau ketidakberadaan rekaman videotape yang diminta MR adalah "dokumen rahasia", "sumber inteligen" dan "metode informasi" yang dilindungi oleh UU CIA untuk tidak boleh dibuka kepada siapapun.

Jika videotape tersebut otentik, hal itu menjadi dasar kuat bagi FBI untuk menjadikan Osama bin Laden sebagai tersangka dan namanya dimasukkan dalam "Daftar Pencarian Orang". Hal yang justru tidak pernah dilakukan FBI (Osama bin Laden tidak pernah menjadi DPO FBI).

Pada tgl 5 Juni 2006, Ed Haas menghubungi markas besar FBI untuk menanyakan mengapa Bin Laden tidak masuk dalam daftar 10 DPO terbesar FBI, meski disebut-sebut sebagai otak serangan WTC 2001.

Rex Tomb, Chief of Investigative Publicity FBI menjawab pertanyaan Haas: “Alasan mengapa Osama tidak termasuk dalam daftar DPO terkait WTC 9-11 adalah karena FBI tidak menemukan bukti kuat yang mengkaitkan Osama dengan Tragedi WTC 9-11.” Lebih jauh bahkan Tomb menambahkan bahwa, "Bin Laden tidak pernah menjadi tersangka terkait dengan Tragedi WTC 9-11.”

Ketika ditanyakan tentang proses hukum FBI dalam menangani suatu kasus, Tomb menjawab, “FBI mengumpulkan bukti-bukti. Setelah bukti dianggap cukup, FBI menyerahkan ke Kejaksaan Agung (Department of Justice). Selanjutnya Kejaksaan Agung melakukan kajian apakah kasus tersebut layak untuk dilanjutkan ke pengadilan federal. Dalam peristiwa serangan teroris terhadap kantor kedubes Amerika di Afrika tahun 1998, Osama bin Laden didakwa dan disidang oleh sidang federal. Namun untuk kasus WTC 9-11 FBI tidak menemukan bukti kuat.

Jika FBI tidak menemukan bukti cukup untuk mendakwa Osama, mengapa pemerintah Amerika menyerang Afghanistan dengan alasan untuk menangkap Osama bin Laden? Melalui media massa, Presiden George W Bush menyatakan Osama bin Laden sebagai "musuh masyarakat nomor 1" dan menjadikannya alasan untuk menyerang Afghanistan. Kemudian, setelah bertahun-tahun FBI menyatakan tidak ada bukti keterlibatan Osama dengan Tragedi WTC.

Saat pemerintah Amerika merilis rekaman videotape "pengakuan Osama" tahun 2001, Menhan Amerika Donald Rumsfeld mengatakan, "tidak ada keraguan sedikit pun tentang tanggungjawab bin Laden atas serangan WTC, bahkan sebelum rekaman video ini ditemukan.

Dalam satu siaran di televisi CNN, Walikota New York Rudy Giuliani mengatakan, "rekaman ini menghilangkan sama sekali keraguan bahwa kampanye militer Amerika atas bin Laden dan kawan-kawannya lebih dari cukup legitimasinya."

Senator Richard Shelby bahkan mengatakan, "Saya tidak mengerti mengapa mereka masih meragukan keterlibatan Osama setelah melihat rekaman ini. Rekaman tersebut merupakan sangat penting untuk memberitahu seluruh masyarakat dunia tentang keterlibatan Osama bin Laden."

What the f..k you US goverment. Shame on you American people for being govern by liars and thugs.

JANGAN ADA LAGI ADA KECELAKAAN UNTUK ANAK SEKOLAH


Hari ini saya kembali menyaksikan pemandangan yang menyesakkan dada, yaitu kecelakaan lalu-lintas yang dialami oleh seorang anak sekolah. Memiliki anak-anak yang setiap hari berangkat sekolah dengan seragam putihnya, tentu saja pemandangan seorang anak sekolah yang mengalami kecelakaan lalu-lintas sangat meresahkan saya.

Saya bersyukur bahwa sampai saat ini anak-anak saya tidak pernah mengalami kecelakaan seperti itu. Tapi tentu saja tidak ada jaminan hal itu berlaku selamanya. Apalagi melihat trend angkutan umum di Indonesia, khususnya di kota tempat saya tinggal, justru semakin buruk dengan jumlah kendaraan umum yang tidak terkendali. Jalan tempat saya melihat kecelakaan lalu-lintas tersebut di atas, 5 tahun yang lalu adalah jalan yang sangat sepi. Tapi kini jalan ini berubah sangat ramai, bahkan merupakan jalur yang mengalami kemacetan pada hari-hari sibuk.

Entah berapa anak sekolah yang setiap hari menjadi korban kecelakaan lalu-lintas saat berangkat atau pulang sekolah. Tapi saya yakin, dengan belasan juta anak sekolah yang setiap hari lalu-lalang di jalanan menuju dan meninggalkan sekolahnya, angka itu mencapai ribuan kecelakaan setiap hari.

Sungguh menyakitkan rasanya, bangsa besar yang sudah merdeka 60 tahun lebih ini tidak bisa menyediakan sistem angkutan massal yang aman, cepat dan murah. Padahal tidak ada susahnya sama sekali bagi pemerintah untuk menyediakan kebutuhan tersebut. Saya berani katakan dengan kapasitas saya sebagai warganegara biasa, bukan pakar transporatasi, bahwa sama sekali tidak ada kesulitannya bagi pemerintah. Yang sulit adalah kemauan politik dan kemauan menahan diri dari tindakan korupsi.

Singkat saja. Jika pemerintah melakukan pembatasan kendaraan bermotor diiringi pembangunan sistem transportasi massal yang mudah, cepat dan aman, otomatis jumlah kendaraan bermotor akan berkurang sehingga secara otomatis pula mengurangi angka kecelakaan. Dengan Rp 1.000 triliun lebih dana yang dikelola pemerintah setiap tahun, tidak ada kesulitan untuk menyediakan sarana transportasi massal yang baik, asal pemerintah mau mengetatkan ikat pinggang mengurangi nafsu hidup bermewah-mewah, termasuk menunda pembangunan gedung DPR hingga Rp 777 miliar dan gedung-gedung mewah lainnya, termasuk juga nafsu jalan-jalan ke luar negeri dengan uang rakyat. Apalagi jika pemberantasan korupsi serius dilakukan, pemborosan bisa dialihkan untuk melakukan pembangunan yang bermanfaat dan penerimaan negara bisa lebih ditingkatkan lagi beberapa kali lipat.

Tidak ada urgensinya sama sekali membangun gedung-gedung pemerintah super mewah seperti Bank Indonesia, Departemen Keuangan, Mahkamah Konstitusi dan gedung baru DPR yang dananya didapat dari hutang luar negeri dan harus ditanggung oleh rakyat. Mungkin saja pembangunan gedung-gedung itu bukan berasal dari dana pinjaman dan murni dari pendapatan pemerintah. Tapi ingat, karena pemborosan-pemborosan itu APBN menjadi defisit dan harus dibiayai dengan hutang. Apalagi jika dilihat banyaknya simbol-simbol yang menunjukkan keberadaan "asing" di gedung-gedung super mewah itu seperti piramid (Mahkamah Konstitusi, gedung DPR yang baru juga akan memiliki bangunan berbentuk piramid, bukan stupa yang masih memiliki akar sejarah Indonesia) dan bintang daud (Departemen Keuangan) serta keberadaan kantor LSM asing di gedung DPR.

Wahai para pejabat pengambil keputusan. Kelak ribuan orang anak sekolah korban kecelakaan itu, bersama orang tua dan saudara kerabat mereka akan menuntut Anda di hadapan Tuhan.

Tuesday 17 May 2011

SANG TERPILIH (28)


Pada saat menjelang pemilihan presiden pertama kalinya, penasihat komunikasi politik Subagyo menyarankannya membuat nama singkatan agar mudah diingat dan menambah popularitas. Ini dipicu oleh saingan Subagyo, Junaidi Kallaf, yang telah menyingkat namanya menjadi JK, dan menjadi singkatan yang populer. Pada awalnya Subagyo memilih singkatan SBG, sesuai dengan namanya. Namun karena takut diplesetkan menjadi "Super Bego", penasihatnya menyarankan singkatan SBY.

Namun, bahkan setelah diganti menjadi SBY, orang-orang yang tidak menyukai Subagyo, terutama orang-orang dari dua media massa milik Junaidi Kallaf, tetap memplesetkan singkatan namanya menjadi "Super Begyo".

Kurang ajar memang orang-orang itu, demikian pikir Subagyo. Bukankah dari semua presiden yang pernah memimpin Indungsia hanya dirinyalah yang memiliki gelar doktor ekonomi? Lagipula ia juga seorang jendral bintang 4.

Di mata Subagyo, JK itu memang selalu menjadi saingan yang menjengkelkannya. Ia tidak pernah lupa dengan caranya memperolok-olok dirinya dengan kesukaannya memakai jas tebal di setiap acara kenegaraannya. Menurut JK, hanya di Indungsia-lah, sebuah negara tropis, yang para pejabatnya suka memakain jas. Mental inlander, demikian sindir JK, seraya mengingatkan bahwa kebiasaan memakai jas itu telah mengakibatkan terjadinya pemborosan BBM karena penggunaan AC yang berlebihan. Sindiran JK itu membuat Subagyo tampak seperti orang "super begyo".

Subagyo harus mengakui bahwa JK itu sangat cerdas, tipikal dengan latar belakangnya sebagai pengusaha sukses. Beberapa tahun lalu, saat mereka berdua bersama-sama Budiloyo dan Sri Mulyati masih menjadi menteri, JK pernah terlibat perdebatan dengan Budiloyo dan Sri Mulyati perihal pembangunan sebuah bandara internasional di Indungsia timur.

"Menurut ketentuan Bank Dunia Pak ..," kata Budiloyo.

"Persetan dengan Bank Dunia, kita yang mau mbangun kok mereka yang repot," sergah JK.

"Tapi pak, kalau kita melanggar .," kata Sri Mulyati.

"Anda berdua kok seperti humasnya Bank Dunia dan IMF saja. Jika kita harus mengikuti kemauan mereka, sampai 20 tahun kita tidak akan pernah bisa membangun bandara internasional di Indungsia timur. Saya jamin, tenaga-tenaga ahli kita bisa membangun bandara internasional dengan biaya jauh lebih murah," kata JK.

JK benar. Kini di Indungsia timur telah berdiri bandara internasional yang megah hasil karya anak-anak negeri sendiri, yang dibiayai dengan jauh lebih murah dibanding proyek-proyek Bank Dunia maupu IMF. Namun JK tidak pernah tahu bahwa sebagai "humas" Bank Dunia dan IMF, Boediloyo, Sri Mulyati mendapat fee sebesar 1% dari tiap dolar pinjaman yang diberikan kepada Indungsia. Sebagai presiden, Subagyo tentu mendapat fee yang lebih besar. Dengan tambahan hutang sebesar Rp 400 triliun selama Subagyo menjadi presiden, Boediloyo dan Sri Mulyati telah mendapatkan fee sebesar Rp 4 triliun yang disimpan di rekening bank di Swiss.

JK baru saja kembali mengejek Subagyo karena kasus jatuhnya sebuah pesawat "twin otter" meskapai penerbangan milik pemerintah yang dibeli dari Cina. Menurut JK, adalah tindakan "super begyo", demikian tulis koran milik JK, membeli produk luar negeri jika di dalam negeri sendiri bisa membuat produk yang sama, bahkan lebih baik. JK merujuk pada pesawat sejenis buatan industri penerbangan nasional yang memiliki reputasi cukup baik di dunia internasional. Menurut JK, dengan menggunakan pesawat buatan dalam negeri berarti terjadi penghematan devisa, penyerapan tenaga kerja lokal, serta pergerakan perekonomian.

Namun Subagyo memutuskan membeli pesawat Cina karena 2 alasan. Pertama tentu saja karena fee yang diterimanya lebih besar, dan yang kedua, yang lebih penting, adalah adanya "letter of intent" IMF yang melarang pemerintah Indungsia membantu pengembangan industri strategis dalam negeri sebagaimana juga larangan mengembangkan jaringan kereta api. Dengan kata lain baik Bank Dunia dan IMF tidak menginginkan terjadinya efisiensi dan efektifitas pembangunan yang ujung-ujungnya adalah agar Indungsia terus tergantung pada modal asing.

Akhir-akhir ini popularitas Subagyo anjlok ke dasar. Berbagai masalah datang silih berganti dan tidak pernah bisa diselesaikannya dengan jelas. Selain karena kelemahan mental Subagyo, "organisasi" memang sengaja membuat Indungsia menjadi negara gagal. Tujuan jangka panjangnya adalah agar tidak ada resistensi berupa rasa nasionalisme di tengah rakyat Indungsia, atas rencana menjadikan Indungsia sebagai bagian dari "negara super" ASEAN. Dan Subagyo adalah agen provokator yang ideal untuk mewujudkan rencana itu.

Saya Muak dengan 63 Tahun Pendudukan Israel


Saya muak dengan dinding pemisah
Saya muak dengan gardu penjagaan di antara kota-kota Palestina
Saya muak dengan pemukim ilegal Israel dan pemukiman ilegalnya
Saya muak dengan bahasa yahudi di kartu identitas saya
Saya muak dengan orang-orang yang tidak mengetahui banyak tentang sejarah namun tahu banyak tentang sejarah yahudi
Saya muak dengan orang-orang yang mengabaikan hak rakyat Palestina untuk kembali ke tanah airnya
Saya muak dengan Hukum Kembali Bangsa yahudi
Saya muak dengan Perjanjian Oslo yang mana tidak ada orang di sini yang mau mengimplementasikannya
Saya muak dengan Otoritas Palestina yang tidak memiliki orotitas apapun
Saya muak melihat orang tua saya dipermalukan di gardu penjagaan oleh orang-orang seusia saya dan lebih muda lagi
Saya muak dengan teman-teman asing saya yang telah berbohong untuk berkunjung, yang diinterogasi, digeledah dan terkadang diusir pergi
Saya muak dengan orang-orang yang tidak memahami apa arti "pendudukan" yang sebenarnya
Saya muak karena mengalami ketakutan sepanjang hidup
Saya muak dengan penyakit Post-Traumatic Stress Disorder yang telah menjadi hal biasa di Palestina
Saya muak dengan PBB yang sama sekali tidak efektif
Saya muak dengan Hukum Kemanusiaan Internasional tidak diterapkan kepada negara Israel
Saya muak berjuang mempertahankan hak-hak dasar manusia bagi Palestina atau bersikap kritis terhadap Israel dianggap sebagai "anti semit"
Saya muak dengan kenyataan bahwa orang-orang tidak menyangka bahwa saya adalah yahudi.
Saya muak mendengar keluhan Israel tentang diskriminasi saat negara Israel didirikan atas dasar prinsip negara berdasar ras tertentu
Saya muak hidup pada saat dimana tindakan rasial (di Palestina) dianggap sebagai hal wajar
Saya muak terus-menerus diperlakukan sebagai seorang tersangka
Saya muak dengan media massa yang menggambarkan kita dan kondisi kita
Saya muak melihat seluruh dunia begitu peduli dengan Gilad Shalit (tentara Israel yang ditawan pejuang Palestina) pada saat Israel menahan lebih dari 700.000 warga Palestina di penjara
Saya muak mencoba mempertahankan diri, teman-teman dan rakyat jelata dan kemudian dicap sebagai teroris
Saya muak dengan fakta bahwa kemanapun saya pergi (di Palestina) saya melihat didinding pemisah, pemukiman yahudi dan tentara Israel
Saya muak dengan
63
tahun
pendudukan Israel


Dari: "I’m Sick of 63 Years of Israeli Occupation"; Gilad Atzmon;
Gilad.co.uk; 15 Mei 2011

"Keadilan" untuk John Demjanjuk


"John Demjanjuk Bersalah atas Pembunuhan di Kamp Maut Nazi" menjadi headline di BBC beberapa hari lalu. Judul serupa menjadi berita utama media-media massa di berbagai penjuru dunia, termasuk Indonesia tentunya.

“Pengadilan Jerman menemukan bukti bahwa John Demjanjuk bersalah karena turut berperan dalam pembantaian 28.000 yahudi di sebuah kamp tawanan maut Nazi,” demikian bunyi "leading" berita BBC.

Namun pada berita selanjutnya terdapat sebuah kejanggalan: "Tidak ada bukti nyata yang menunjukkan bahwa ia melakukan kejahatan tertentu." Tulis BBC.

Hal itu memang benar. Tidak ada bukti. Tidak ada saksi yang menyebutkan telah melihat Demjanjuk menyakiti orang. Satu-satunya bukti yang mendakwa Demjanjuk berada di kamp tawanan Sobibor datang dari dinas rahasia Uni Sovyet yang telah dibubarkan, KGB.

Bukti pertama KGB adalah apa yang disebut "pengkuan" seseorang bernama Ignat Danilchenko, yang mengaku kenal dengan Demjanjuk di Sobibor. Bukti kedua adalah ID buatan Uni Sovyet dari kamp Trawniki.

Ada banyak masalah dengan kedua "bukti" tersebut. Pertama Danilchenko telah meninggal 25 tahun lalu. Tidak ada aparat keamanan barat yang pernah mewawancarainya dan Uni Sovyet (kini Rusia) menolak menyerahkan file-file tentang Danilchenko. Keberadaannya masih menjadi misteri hingga saat ini.

Bagaimana mungkin seorang tentara Uni Sovyet seperti Demjanjuk yang menjadi pengkhianat dengan memihak Jerman bisa selamat dari regim Joseph Stalin setelah operasi rahasia "Operasi Keelhaul" yang telah menewaskan sebagian besar tawanan perang Uni Sovyet atau mengirimkan mereka ke kamp kerja paksa? "Operasi Keelhaul" adalah konspirasi rahasia antara komandan sekutu keturunan yahudi Swedia, Jendral Eisenhower dan pemimpin Sovyet Joseph Stalin, untuk menyerahkan tawanan sekutu ke tangan Uni Sovyet untuk menjalani pembantaian sistematis. Stalin, sebagaimana mayoritas pemimpin tertinggi Sovyet, adalah yahudi. Demikian juga komandan kepercayaan Stalin di Ukraina saat terjadi Holodomor, Kaganovich.

Mengenai ID card dari Trawniki, baru sebulan lalu diketahui adanya sebuah dokumen tahun 1985 yang tersimpan di Arsip Nasional di College Park, Md berupa penelitian FBI cabang Cleveland yang menyimpulkan ID card tersebut adalah palsu buatan KGB.

Dokumen tersebut, tidak pernah diumumkan ke publik, dibuat tidak lama setelah Demjanjuk baru saja dideportasi ke Israel untuk menjalani sidang sebagai “Ivan the Terrible,” pembunuh dari Treblinka. Pengadilan yang terbukti kemudian sebagai pengadilan sesat.

Lahir di Ukraina tahun 1920, Demjanjuk menjadi salah satu saksi hidup peristiwa Holodomor, bencana kelaparan di Ukraina antara tahun 1932-1933 yang menewaskan antara 5 dan 9 juta orang. Peristiwa “forgotten Holocaust” itu adalah sebuah praktik pembersihan etnis oleh kaum komunis yahudi terhadap rakyat Ukraina yang mayoritas adalah penganut Katholik yang taat.


Ref:
"The Persecution of John Demjanjuk"; Patrick Buchanan; Buchanan.org; 13 Mei 2011


Catatan blogger:
Beberapa dekade lalu Demjanjuk dijatuhi hukuman mati oleh pengadilan di Israel karena tuduhan telah melakukan pembunuhan massal atas orang-orang yahudi pada masa Perang Dunia 2. Ia disangka sebagai Ivan "The Terrible", pembunuh keji yang "konon" telah membantai ribuan orang yahudi. Namun pengacara Demjanjuk asal Amerika, beberapa saat terakhir menjelang eksekusi berhasil membuktikan bahwa ia bukanlah Ivan, sehingga kemudian dilepaskan kembali.

Namun orang-orang zionis, di Israel maupun Amerika, tidak ingin aib terus menempel di muka mereka karena terbukti melakukan pengadilan sesat. Mereka menyimpan dendam kesumat kepada Demjanjuk. Maka dengan pengaruh kekuasaannya mereka kembali menjerat Demjanjuk dengan tuduhan penjahat kemanusiaan. Dalam usia 90 tahun dan sakit-sakitan, ia diseret dari rumahnya di Amerika dan diterbangkan ke Jerman untuk dijatuhi hukuman 5 tahun meski tidak ada bukti.

Selain dendam, pengadilan atas Demjanjuk menjadi alat efektif lain untuk menyegarkan kembali histeria massal tentang peristiwa "holocoust" yang mulai kehilangan kredibilitasnya.

Sunday 15 May 2011

PARADOKS EKONOMI LIBERAL AMERIKA


Apa yang akan Anda lakukan jika Anda mendapatkan kredit tanpa bunga senilai Rp 1 triliun? Tidak perlu repot-repot, Anda cukup mendepositokan uang itu dan Anda akan mendapat untung, katakanlah 8% darinya, atau sekitar Rp 80 miliar, setahun. Setelah beberapa tahun, dengan tanpa bekerja, kekayaan Anda sudah cukup untuk menghidupi Anda dan keturunan Anda beberapa generasi.

Lalu bagaimana jika Anda mendapatkan kredit tanpa bunga sebesar Rp 20.000 triliun? Silahkan hitung sendiri keuntungan Anda dan pikirkan apa yang Anda bisa dapatkan dengan keuntungan itu.

Dan "kredit" nyaris tanpa bunga senilai Rp 20.000 triliun itu-lah yang didapatkan oleh bank raksasa Amerika, Citigroup --- perusahaan induk dari Citibank yang baru saja membunuh seorang nasabah dan menipu beberapa nasabah lainnya di Indonesia dan menolak meminta ma'af, dari bank sentral Amerika paska krisis keuangan tahun 2008 lalu. Keuntungan dari kredit tanpa bunga itu kemudian dibagi-bagikan kepada pemilik saham, eksekutif dan karyawan, dengan nilai yang sangat fantastis tentu saja. Sementara di sisi lain jutaan warga Amerika kehilangan pekerjaan dan harta benda mereka karena krisis keuangan tersebut. Sebagian dari mereka, kalangan kelas menengah yang baru saja kehilangan pekerjaan dan harga bendanya itu kini tinggal di perkampugan-perkampungan tenda di pinggir-pinggir kota di seluruh Amerika.

Itulah sekelumit dari drama kehidupan yang mewarnai rakyat Amerika akhir-akhir ini, akibat pemerintahan yang telah berubah menjadi ZOG (zionist occupied goverment). "What a f--k way of life in America". Dan dalam skala yang lebih kecil Indonesia pun mengalami paradoks kehidupan seperti itu, dalam kasus Bank Century, kasus BLBI dll, dan saya jamin akan terus berulang.

Para anggota parlemen Amerika kini terbengong-bengong dengan "paradoks ekonomi liberal" yang terjadi di Amerika, paska dibolehkannya Congress mendapatkan data-data transaksi yang dilakukan Bank Sentral setelah hampir satu abad menjadi bagian misteri bank sentral.

Dana "bailout" triliunan dolar yang dikeluarkan bank sentral pada saat krisis keuangan global tahun 2008 lalu ternyata mengalir tak terkendali. Alih-alih menyehatkan perekonomian Amerika, sebagian dari dana tersebut mengalir ke bank-bank di Mexico, Bahrain, Jerman, Pulau Cayman, dan perusahaan mobil Jepang, dan tentu saja ke kantong para pemilik dan eksekutif perbankan dan jasa keuangan.

Citigroup sebagaimana telah disebut, dan Morgan Stanley mendapat lebih dari $2 triliun, Goldman Sach sebesar $800 miliar, dan bank-bank serta perusahaan Amerika lainnya dengan jumlah bervariasi. Semua dana "bailout" itu memang dikeluarkan oleh bank sentral, tapi harus dikembaliken oleh pemerintah dengan tambahan bunga. Pemerintah sendiri selanjutnya membebankannya kepada seluruh rakyat Amerika melalui pajak.

Banjir uang tersebut tentu saja menjadi rejeki nomplok para bankir Amerika. Ratusan juta hingga miliaran dolar pun masuk ke kantong pribadi para bankir tersebut, berupa pembagian keuntungan maupun bonus. Sekali lagi ratusan hingga miliaran dolar masuk ke kantong pribadi. Silakan dikalikan sekitar 9.000 untuk mendapatkan nilainya dalam rupiahnya. Namun itu semua tidak cukup. Keluarga para bankir tersebut pun mendapat bagian dari "bailout" yang dikeluarkan bank sentral dan pemerintah.

Adalah Waterfall, sebuah perusahaan tidak terlalu besar yang mendapat talangan alias "bailout" senilai $220 juta. Sangat kecil dibandingkan yang diperoleh Morgan Stanley meski tetap saja sangat besar nilainya, sekitar Rp 2 triliun lebih. Tapi tunggu dulu, perusahaan itu dimiliki oleh Christy Mack dan Susan Karches.

Christy adalah istri dari John Mack, presdir Morgan Stanley. Sedangkan Susan adalah mantan istri dari Peter Karches, sahabat karib Macks yang juga menjadi eksekutif puncak Morgan Stanley. Kedua wanita itu tidak memiliki track record sebagai pengusaha yang serius kecuali aktif di beberapa yayasan.

Nama teknis program talangan yang diterima Waterfall adalah TALF, Term Asset-Backed Securities Loan Facility. Namun definisi sebenarnya adalah: “giving already stinking rich people gobs of money for no fucking reason at all” alias "menyiramkan uang kepada orang-orang kaya dari pajak yang dibayarkan rakyat miskin".

Ada satu cerita menarik saat gubernur bank sentral Amerika Ben "Shalom" Bernanke menjawab pertanyaan anggota Congress dalam suatu acara dengar pendapat tentang program "bailout". Saat itu belum ada UU yang mengharuskan bank sentral membuka informasi kepada Congress. Saat ditanya debitur mana saja yang telah menerima "bailout" yang baru dikeluarkan bank sentral sebesar $500 miliar. Bernanke menjawab "lupa".

"God damned! $500 miliar dan Anda tidak tahu siapa saja yang menerima dana itu!"

Setelah terus didesak, Bernanke berkukuh menyembunyikan nama perusahaan penerima "bailout" dengan alasan "dampak sistemik" --- sebagaimana Sri Mulyani saat membela diri soal "bailout" Bank Century beberapa waktu lalu. Tentu saja Bernanke, sebagaimana Sri Mulyani, berbohong.

Pada Agustus 2009 John Mack melakukan langkah mengejutkan saat menjadi CEO Morgan Stanley. Meski ia bergaji relatif kecil menurut ukuran seorang CEO bank raksasa, yaitu "hanya" $800,000 atau sekitar Rp 7,5 triliun setahun, Mack membeli properti super mewah seharga $13,5 juta atau sekitar Rp 130 miliar. Properti itu berupa rumah mewah berumur 107 tahun di Upper East Side, New York, yang dilengkapi dengan garasi berkapasitas 12 mobil. Pembelian itu dilakukan saat Amerika dilanda krisis keuangan.

John dan Christy Mack adalah pasangan menarik. John, seorang keturunan Lebanon, berwajah dan bertubuh jelek. Ia dijuluki “Mack sang Pisau” karena kegemarannya memecat pegawainya. Christy Mack bertubuh kurus. Tanpa pengalaman menjadi seorang pengusaha, ia aktif di dunia pengobatan alternatif dan menjadi seorang master Reiki, pengobatan alternatif Jepang. Yang menarik lainnya dari Christy adalah bahwa saudara perempuannya menikah dengan Charlie Rose, seorang "penjahat keuangan" Amerika yang cukup terkenal.

Adalah menarik, mengapa pemerintah dan Bank Sentral Amerika mau mengalirkan dana tak ternilai kepada pasangan itu.

Hanya 2 bulan sebelum Mack membeli property mewah di New York tersebut di atas, sang istri bersama rekannya Susan, mengajukan permohonan dana talangan untuk perusahaan Waterfall. Dengan mudah bank sentral menggelontorkan $220 juta kepada mereka yang sebagian besar di antaranya digunakan untuk membeli beberapa produk "loans" dan "mortgage". "Loans" tersebut di-setting sedemikian rupa sehingga Christy dan Susan dijamin mendapatkan 100% keuntungan yang diperolah dan hanya menanggung 10% kerugian jika terjadi, 90% sisanya ditanggung pemerintah.

Kita melihat praktik-praktik kejahatan kecil dan raksasa dalam "bailout" di atas, dari Waterfall sekelas $220 juta hingga Citigroup dan Morgan Stanley yang $2 triliun. Semua terjadi secara bertahap. Jika sebuah praktik kejahatan kecil dibiarkan, bahkan didukung dengan bailout, maka selanjutnya nilai kejahatannya akan terus bertambah.

“Free money for shit (kotoran),” kata Barry Ritholtz, penulis buku "Bailout Nation" tentang "bailout".

Inilah program "bailout" yang dikeluarkan pemerintahan Barack Obama dan Bernanke, juga Sri Mulyani dan Boediono dalam kasus Bank Century. Alih-alih menyelamatkan perekonomian karena perusahaan-perusahaan bangkrut, pengangguran melonjak dan orang-orang kehilangan rumah dan barang-barang kredit yang cicilannya gagal bayar, atau menyelamatkan nasabah yang dananya raib dirampok pemilik bank, triliunan dana talangan itu justru mengalir ke kantong orang-orang yang telah menyebabkan terjadinya krisis.


Ref:
"The Real Housewives of Wall Street"; Matt Taibbi; Rolling Stone Magazine; dalam thetruthseeker.co.uk; 28 April 2011

Palestina dan Arab "Serbu" Gaza


Peringati "Hari Bencana Palestina"


Israel menyambut tgl 15 Mei sebagai Hari Kemerdekaan. Namun rakyat Palestina menyebutnya sebagai "Hari Bencana" atau Nakba.

63 tahun telah berlalu sejak "Hari Bencana" dimulai tahun 1948 setelah Israel merampas negeri Palestina. Dalam pernyataannya menyambut hari itu, Presiden Israel, Shimon Perez, dengan bangga menyebut Israel sebagai “negara demokratis dimana seluruh rakyat mendapatkan kesamaan hak, tanpa melihat agama dan ras."

Namun saat Israel mempersiapkan diri hari bersejarah tersebut, rakyat Palestina di Gaza serta beberapa peserta dari negara-negara Arab tengah mempersiapkan diri untuk melakukan pawai akbar menuju wilayah bekas negeri mereka yang telah dirampas Israel, yang selama ini menjadi daerah terlarang bagi mereka untuk memasukinya.

Para peserta pawai tersebut selain Palestina juga berasal dari negara-negara Arab lain seperti Mesir, Lebanon, Syria, Yordan. Mereka bermaksud "mengepung" pemukiman yahudi di wilayah pendudukan di Gaza.

Pimpinan kampanye pawai akbar tersebut, Dr. Issam Odwan mengatakan bahwa perkembangan politik di Timur Tengah akhir-akhir ini, terutama dengan tumbangnya regim Hosni Mubarak di Mesir dan Bin Ali di Tunisia, akan banyak membantu gerakan pembebasan Palestina.

Dalam wawancara dengan situs Al Manar, Dr. Odwan menyambut seruan pawai akbar di Mesir menuju pintu perbatasan Gaza di Rafah, yang juga akan dilaksanakan tgl 15 Mei. Menurutnya aksi tersebut akan memberikan dukungan moral bagi rakyat Palestina.

"Dua pawai akan diselenggarakan. Yang pertama berangkat dari Gaza selatan yang akan bertemu di perbatasan Rafah dengan pawai dari Mesir. Yang kedua berlangsung di Gaza utara di perbatasan Beit Hanoun yang memisahkan Gaza dengan wilayah pendudukan," kata Odwan.

Pihak keamanan Israel telah mempersiapkan pengamanan ketat atas aksi pawai tersebut, namun para personil militer diperingatkan untuk tidak menggunakan senjata apinya kecuali keadaan yang sangat memaksa, demi menghindari kerusuhan. Namun mereka akan menindak keras peserta pawai yang mencoba menerobos kawat berduri.

Menurut Odwan pawai tersebut tidak dimaksudkan sebagai aksi bunuh diri, karena peserta akan berhenti 1 km dari perbatasan. Adapun tujuannya adalah untuk menekankan kembali hak rakyat Palestina untuk kembali ke wilayahnya yang diduduki Israel sekaligus mengganggu entitas zionisme.

"Israel akan berfikir dua kali untuk bertindak keras, karena akan tiap eskalasi bisa mengubah pawai ini menjadi revolusi," kata jubir panitia pawai meyakinkan.



ANGGOTA PARLEMEN EROPA AKAN TEROBOS GAZA

Sementara itu dalam misi Palestina terpisah, beberapa orang anggota parlemen Uni Eropa hampir dipastikan akan turut berpartisipasi dalam misi kemanusiaan "Gaza Flotilla" (armada kecil kapal ke Gaza) yang rencananya akan berangkat bulan Juni mendatang. Hal ini disampaikan panitia misi "nekad" tersebut dalam konperensi pers yang difasilitasi parlemen Uni Eropa di Strasbourg, Selasa (10/5).

Dalam konperensi pers tersebut panitia meyakinkan kembali rencana penerobosan blokade Gaza oleh Israel untuk memberikan bantuan kemanusiaan bagi penduduk Palestina yang oleh pemerintah Israel dianggap sebagai "provokasi politik".

"Flotilla diharapkan akan mencapai perairan Gaza pada minggu ketiga bulan Juni," kata panitia asal Yunani, Vangelis Pissias.

Misi kali ini merupakan susulan dari misi sebelumnya tahun lalu yang berbuah aksi penyerbuan keji tentara Israel pada kapal "Mavi Marmara" yang menewaskan 9 aktifis warga Turki dan seorang warga Amerika.

Panitia menyebutkan beberapa anggota parlemen Uni Eropa telah berjanji untuk turut serta dalam misi ini sekaligus diharapkan bisa memberikan jaminan keamanan bagi para aktifis lainnya yang turut berpartisipasi.

Flotilla yang akan berangkat nanti akan membawa perlengkapan pendidikan, kesehatan, dan material bangunan yang sangat dibutuhakan rakyat Gaza yang diblokade Israel selama bertahun-tahun.

"Masyarakat sipil memiliki tanggungjawab saat para politisi enggan melakukan sesuatu," kata Manuel Tapialthe, panitia asal Spanyol.

"Misi ini akan lebih berarti dari sebuah bantuan kemanusiaan biasa. Bersama kita menyerukan agar dunia menjadi tempat yang lebih baik, hak-ha dan keadilan untuk semuanya," tambah Claude Leostic dari Perancis seraya menambahkan bahwa blokade yang dilakukan Israel adalah tindakan ilegal.

Sementara itu dalam konperensi terpisah yang diadakan diplomat Israel di Strasbourg, dubes Israel untuk Uni Eropa, Ran Curiel, membela Israel dalam kebijakannya atas Gaza seraya menyebutkan Israel baru saja menangkap kapal kargo milik perusahaan Jerman yang membawa persenjataan yang akan dikirimkan ke Palestina. Ia menyerukan panitia flotilla agar membawa material yang hendak dikirim melalui jalur yang diijinkan Israel.

"Dalam pandangan kami, misi flotilla ini merupakan sebuah provokasi, karena tidak ada urgensinya sebuah flotilla memberikan bantuan ke Gaza. Anda bisa memasuki Gaza melalui beberapa jalur normal," kata Curiel.

Saat ditanya apakah para aktifis terancam keselamatannya sebagaimana peristiwa Mavi Marmara, Curiel menolaknya.


Sumber: almanar.com.lb

Ahmadinejad Menyerah, Ketegangan Masih Terasa


Ahmadinejad akhirnya menyerah pada tekanan politik yang diterimanya akibat membangkang pada Pemimpin Tertinggi Iran, Ayotollah Ali Khamenei, dengan menerima kembali menteri inteligen yang dipecatnya pada pertemuan kabinet hari Minggu (8/5).

Setelah Imam Khamenei mengangkat kembali menteri inteligen Heydar Moslehi yang dipecat Ahmadinejad bulan April lalu, memerlukan waktu tiga minggu lebih hingga kedua pejabat eksekutif tersebut bertemu kembali dalam sidang kabinet. Ahmadinejad sempat walkout dari sidang kabinet selama 10 hari. Pada sidang kabinet pertama yang diikuti Ahmadinejad, Minggu (1/5), Ahmadinejad menyatakan kesetiaannya pada Pemimpin Tertinggi, namun Moslehi absen. Pada sidang berikutnya, Rabu (4/5) dikabarkan Ahmadinejad menolak kedatangan Moslehi dan memerintahkannya pergi.

Sikap membangkang yang diperlihatkan Ahmadinejad atas keputusan Ali Khamenei tentu saja menimbulkan ketegangan politik serius di Iran, karena dianggap sebagai pelanggaran politik yang sangat serius. Para ulama, anggota parlemen hingga tokoh-tokoh militer Iran pun mengecam Ahmadinejad. Sebanyak 90 anggota parlemen telah mengajukan petisi untuk memakzulkan Ahmadinejad, sementara polisi dan militer menangkap beberapa pendukung Ahmadinejad. Dikabarkan Khamenei pada hari Kamis (5/5) telah memanggil Ahmadinejad dan mengultimatum untuk menerima pengangkatan kembali Moslehi atau mengundurkan diri. Menyusul ultimatum tersebut beredar desas-desus Khamenei telah memerintahkan komandan Tentara Pengawal Revolusi untuk melakukan kudeta terhadap Ahmadinejad.

"Rapublik Rakyat Iran tidak akan bisa bertahan tanpa adanya peran Pemimpin Tertinggi," kata komandan Pengawal Revolusi Mohammad Ali Jafari kepada pers Iran, menanggapi ketegangan politik di Iran sekaligus menyatakan dukungannya pada Ali Khamenei.

Konstitusi Iran memang agak unik. Selain pembagian kekuasaan eksekutif, legislatif dan yudikatif dengan presiden sebagai kepala pemerintahan (eksekutif) yang dipilih secara demokratis, masih terdapat lembaga tertinggi Dewan Revolusi yang terdiri dari para ulama Shiah dan dipimpin oleh Pemimpin Tertinggi yang saat ini dipegang oleh Ali Khamenei. Konstitusi Iran mewajibkan seluruh pejabat, termasuk presiden, wajib tunduk pada Pemimpin Tertinggi. Tidak hanya itu, militer, polisi dan inteligen juga bertanggungjawab langsung kepada Pemimpin Tertinggi, bukan kepada presiden. Selain itu, meski konstitusi menetapkan presiden berkuasa penuh atas pengangkatan dan pemberhentian menteri, beberapa pos penting termasuk menlu dan menteri inteligen, secara konvensi diduduki oleh pejabat yang ditunjuk Pemimpin Tertinggi.

“Semua pejabat negara, dari yang tertinggi hingga yang terendah harus menyadari bahwa legitimasi agama dan politik mereka tergantung pada kepatuhan mereka pada Pemimpin Tertinggi," kata kepala Mahkamah Agung Iran, Ayatollah Sadegh Amoli Larijani, kepada surat kabar lokal "Mehr" minggu lalu mengomentari perselisihan Ahmadinejad dengan Khamenei.

Kini, dengan kembalinya Moslehi pada jabatannya, ketegangan politik belum benar-benar hilang. Tidak lain karena masih bercokolnya Esfandiar Rahim Mashaei pada jabatannya meski beberapa pendukung setianya telah ditangkap. Ia adalah penasihat terdekat Ahmadinejad sekaligus besan Ahmadinejad. Ia lah yang dituding sebagai biang dari ketegangan politik Iran akhir-akhir ini, termasuk masalah pemecatan Moslehi tanpa restu Khamenei.

Mashaee dianggap berpandangan sekuler dan berusaha memarginalkan peran ulama dalam kekuasaan politik. Lebih jauh ia bahkan dituding sebagai pelaku praktik kebathinan dan bid'ah yang diterapkannya dalam tugas-tugasnya. Beberapa waktu lalu Ahmadinejad, diduga karena pengaruh Mashaee, memecat menteri luar negeri tanpa restu Khamenei, namun Khamenei masih menahan diri. Namun tatkala Ahmadinejad kembali memecat menteri strategis tanpa restu Pemimpin Tertinggi, Khamenei bereaksi tegas dengan menganulir pemecatan tersebut yang berujung pada pembangkangan Ahmadinejad yang memicu ketegangan politik Iran.

Minggu lalu beberapa pendukung dekat Ahmadinejad-Mashaei ditangkap aparat keamanan. Di antara mereka adalah imam masjid Jamkara di kompleks kepresidenan serta seorang yang dituduh ahli kebathinan. Beberapa wartawan koran yang baru diterbitkan Mashaei juga ditangkap. Meski belum ada kepastian, Mashaei juga dikabarkan termasuk di antara mereka yang ditangkap.

Kini publik Iran tengah menanti-nanti apa yang akan terjadi selanjutnya, terutama dengan nasib Mashaei.

Setelah pertemuan kabinet hari Minggu lalu (8/5), Moslehi membuat pernyataan pers yang mengejutkan dengan mengatakan bahwa Osama bin Laden telah lama meninggal karena penyakit, menolak klaim Amerika bahwa Osama tewas ditembak pasukan Amerika beberapa hari lalu.

"Ia (Osama) meninggal beberapa tahun lalu karena penyakit. Kami memiliki informasi sebenarnya yang bisa membuktikan hal ini," kata Moslehi kepada wartawan.

Tuesday 10 May 2011

IRAN MEMANAS, KHAMENEI ULTIMATUM AHMADINEJAD


Perseteruan antara presiden Ahmadinejad dan Pemimpin Tertinggi Iran, Ali Khamenei, semakin memanas setelah Khamenei mengultimatum Ahmadinejad dan menangkapi para pembantu dekat Ahmadinejad. Ultimatum yang diberikan Khamenei memberi dua pilihan bagi Ahmadinejad, mematuhi Khamenai atau mengundurkan diri.

Seorang anggota parlemen yang dikenal sebagai "penasihat spiritual" Ahmadinejad, Morteza Agha-Tehrani, menginformasikan para pendukungnya, Jumat (6/5), bahwa Ahmadinejad telah bertemu Ali Khamenei dimana dalam pertemuan tersebut Khamenei mengultimatum Ahmadinejad agar mematuhi perintah Khamenei untuk membatalkan pemecatan menteri urusan inteligen Heydar Moslehi, atau dirinya mengundurkan diri sebagai presiden. Menurut Tehrani Ahmadinejad akan menolak ultimatum tersebut, keputusan yang diperkirakan akan membuat situasi politik semakin memanas.

Meski secara konstitusi Khamenai tidak berhak mencampuri urusan pemerintahan, namun konvensi Iran mewajibkan semua pejabat pemerintah untuk tunduk kepada Pemimpin Tertinggi. Pemimpin Tertingi juga menjadi komandan tertinggi militer Iran, membuat presiden tidak memiliki kekuatan riel untuk melawan Pemimpin Tertinggi. Konflik antara kepala pemerintahan dengan Pemimpin Tertinggi juga pernah terjadi paska Revolusi Iran dimana Presiden Abdulhasan Banisadr berselisih dengan Ayatollah Khomeini. Kala itu Banisadr dipaksa mengundurkan diri dan mengasingkan diri ke luar negeri.

Perselisihan antara Khamenei dengan Ahmadinejad dipicu oleh beberapa tindakan Ahmadinejad yang dianggap sebagai upaya menyingkirkan pengaruh para ulama yang tergabung dalam Dewan Tertinggi Revolusi yang dipimpin Khamenei. Iran adalah satu-satunya negara di dunia yang pemerintahannya dipimpin oleh seorang presiden yang dipilih secara demokratis, namun memiliki lembaga tertinggi yang terdiri dari para ulama yang memiliki kekuasaan lebih besar, termasuk mengangkat dan memberhentikan presiden.

Meski tidak terlibat dalam urusan pemerintahan, namun sudah menjadi rahasia umum bahwa beberapa portofolio strategis dalam pemerintahan, seperti menlu dan menteri urusan inteligen, adalah hak dari Pemimpin Tertinggi. Beberapa waktu lalu Ahmadinejad memecat menteri luar negeri tanpa seijin Khamenei. Puncaknya adalah setelah Ahmadinejad memecat menteri urusan inteligen Heydar Moslehi. Khamenei bereaksi keras dengan memerintahkan Moslehi untuk tetap pada posnya. Ahmadinejad pun membalas dengan melakukan walkout dalam sidang-sidang kabinet yang dihadiri Moslehi.

Setelah 11 hari walkout, Ahmadinejad akhirnya mengikuti sidang kabinet pada tgl 1 Mei lalu. Kala itu Moslehi tidak hadir. Dalam sidang kabinet kedua, Rabu (4/5), dikabarkan Ahmadinejad "mengusir" Moslehi. Ahmadinejad dikabarkan juga absen dalam pertemuan keagamaan yang secara rutin diadakan di kediaman Khamenei setiap minggu.

Tindakan Ahmadinejad melawan Pemimpin Tertinggi tidak urung mengundang kecaman dari para pendukung Khamenei. Beberapa ulama menuduh Ahmadinejad telah melakukan tindakan yang melanggar agama. Lebih dari 90 anggota parlemen, lebih dari syarat konstitusi, juga telah menandatangani petisi untuk memanggil Ahmadinejad ke parlemen yang bisa berujung pada pamakzulan terhadapnya.

Para pendukung Khamenei menuduh Ahmadinejad dipengaruhi oleh "orang-orang yang menyimpang" di sekelilingnya, terutama kepala staff kepresidenan yang juga besan Ahmadinejad, Esfandiar Rahim Mashaei. Mashaei pulalah yang dituduh menjadi penyebab pemecatan Moslehi oleh Ahmadinejad agar diganti dengan Moslehi atau orang lain di bawah pengaruh Mashaei. Mashaei, mantan pejabat inteligen, dianggap berpandangan sekuler. Pada akhir tahun lalu secara kontroversial ia mengadakan kunjungan ke Jordania, negeri yang dianggap musuh Iran karena bersahabat dengan Israel.

Namun tuduhan kepada Mashaei dan orang-orang dekatnya berkembang lebih jauh lagi. Ia dianggap telah melakukan praktik-praktik bid'ah (keyakinan agama yang menyimpang) berupa menggunakan pengaruh jin dan kekuatan ghaib dalam menjalankan tugas kenegaraan.

Pada hari Kamis (5/5) Komandan Pasukan Pengawal Revolusi Mohammad Ali Jafari "menyindir" orang-orang di sekeliling Ahmadinejad dengan mengatakan, "Orang-orang kami tidak mempercayai jin, peri dan setan.... dan kami tidak akan membiarkan penyimpangan."


PENANGKAPAN "ORANG-ORANG" AHMADINEJAD

Jafari tidak main-main dengan pernyataannya. Dalam beberapa hari terakhir beberapa orang yang dianggap dengan Ahmadinejad dan Mashaei telah ditangkap dengan tuduhan melakukan praktik-praktik bid'ah dan musrik (mempercayai kekuatan di luar Tuhan).

"Ayandeh", sebuah situs berita Iran, mendeskripsikan salah seorang yang ditangkap, Abbas Ghaffari, sebagai “orang dengan keahlian khusus di bidang metafisik dan dunia ghaib".

Ahmadinejad sendiri dikenal terobsesi dengan hal-hal yang berbau metafisik. Ia-lah yang belum lama ini mendukung dibuatnya film dokumenter tentang kedatangan Imam Mahdi.

Para ulama yang dekat dengan Khamenei menganggap kedatangan Imam Mahdi tidak bisa diramalkan. Mereka menuduh orang-orang dekat Ahmadinejad, terutama Mashaei, bertanggungjawab atas peredaran film "bid'ah" tersebut.

Ahmadinejad seringkali menyebut kedatangan Imam Mahdi dalam pidato-pidatonya. Pada tahun 2009 lalu ia berpidato bahwa Amerika berupaya "mencegah kedatangan Imam Mahdi".

Sejak Ahmadinejad kembali ke kantornya setelah walkout, setidaknya 25 orang telah ditahan. Salah satu dari mereka adalah
Abbas Amirifar yang merupakan pejabat Kepala Panitia Kebudayaan serta beberapa jurnalis koran "Haft-e-Sobh" yang baru diluncurkan oleh Mashaei.

Pada hari Sabtu (7/5), seorang komandan Pasukan Pengawal Revolusi, Mojtaba Zolnour, menyatakan, "Hari ini Mashaei adalah presiden yang sesungguhnya. Ahmadinejad telah melakukan aksi bunuh diri dengan memberi kepercayaan kepada Mashaei.”


Ref:
"Iran’s supreme leader tells Ahmadinejad: accept minister or quit"; guardain.co.uk - 6 Mei dalam thetruthseeker.co.uk - 7 Mei 2011


Catatan blogger:
Saya merasa sulit menentukan siapa pemeran antagonis dalam perseteruan Khamenei dan Ahmadinejad ini. Rasanya baru kemarin Khamenei dan Ahmadinejad serta para pendukung Republik Islam Iran dengan sistem politiknya sekarang yang diraih paska Revolusi Iran, bahu-membahu membendung upaya makar para agen provokator zionis berkedok kaum moderat-liberal melalui aksi-aksi demontrasi menolak kemenangan Ahmadinejad dalam pemilihan presiden.

Beberapa waktu lalu beredar rumor tentang latar belakang Ahmadinejad sebagai keturunan yahudi. Ditambah perhatian besar media massa barat atas sosoknya, membuat saya sempat tergoda untuk menganggap Ahmadinejad sebagai agen provokator zionis yahudi. Dibanding Khamenei yang seorang ulama besar dan keturunan ahlul bait (keluarga Nabi Muhammad), saya cenderung memihak pada Khamenei.

Namun Ahmadinejad tidak bisa diabaikan begitu saja peran yang telah ia mainkan selama ini sebagai "benteng" yang berhasil membendung pengaruh zionisme kapitalis Israel-Amerika di Timur Tengah. Kontribusinya pada rakyat Palestina dan Lebanon dalam melawan zionisme Israel-Amerika sangatlah besar. Kemenangan Hizbollah atas Israel dalam perang tahun 2006 juga berkat dukungan nyata Ahmadinejad terhadap Hizbollah.

Untuk sementara saya menganggap apa yang terjadi antara Khamenei dan Ahmadinejad adalah sebuah dinamika politik yang wajar. Dan saya harap hal itu bisa memberi sintesa positif bagi Iran, seperti amandemen konstitusi yang mengatur jelas peran Pemimpin Tertinggi dalam pemerintahan sehingga tidak lagi muncul kekisruhan politik yang justru akan dimanfaatkan oleh zionis untuk menghancurkan Iran dan menjadikan rakyat Iran sebagai "jajahan" kaum zionis sebagaimana sebagian besar negara Islam lainnya.

IRAN PROTES LOGO OLIMPIADE LONDON 2012


Iran memprotes logo Olimpiade London 2012 sebagai simbol rasisme dan zionisme. Iran bahkan menuduh logo tersebut dirancang oleh organisasi freemason.

"Kami akan mengajukan protes atas hal itu. Kami juga akan menyurati Dewan Olimpiade Asia (Asian Olympic Council) dan mendesaknya untuk menindaklanjuti masalah ini," kata ketua Komite Olimpiade Iran, Bahram Afsharzadeh kepada kantor berita Iran, ISNA, beberapa waktu lalu.

Sejauh ini baru Iran yang secara resmi mengajukan protes atas simbol Olimpiade London 2012 yang dengan jelas menunjukkan pada kata "ZION", bahasa Ibrani (yahudi) yang artinya adalah Jerussalem. Iran adalah negara yang tidak mengakui Israel dan menjadikan kebijakan luar negeri yang anti-zionisme sebagai prinsipnya.

Beberapa negara, terutama negara-negara muslim, juga telah menyampaikan keberatannya meski tidak secara resmi, segera setelah logo tersebut dirilis. Namun hal itu ditolak oleh Komite Olimpiade Inggris dan Komite Olimpiade Internasional yang membantah intepretasi "ZION" pada logo yang mereka buat.

"Ini adalah yang pertama kali dalam sejarah Olimpiade. Para zionis menggunakan pengaruhnya atas Inggris, dan menurut informasi yang kami peroleh logo tersebut didisain oleh organisasi zionis yang terkait dengan freemason," tambah Afsharzadeh. (MOSCOW, February 28 (RIA Novosti))