Tuesday 9 March 2010

Pembantaian Vinnitsa


Kita pernah menyinggung tentang peristiwa "Pembantaian Hutan Kathyn", yaitu pembantaian puluhan ribu perwira angkatan perang Polandia oleh tentara komunis yahudi Uni Sovyet di hutan Kathyn pada awal Perang Dunia II. Kini kita akan menyinggung tentang peristiwa "Pembantaian Vinnitsa", yaitu peristiwa pembantaian rakyat kota Vinnitsa, Ukrainia, oleh manusia-manusia yang sama, yaitu orang-orang komunis yahudi Uni Sovyet.

Sebagaimana pembantaian di Kathyn, peristiwa pembantaian di Vinnitsa ini tidak pernah diungkap oleh media massa dan para penguasa yang notabene telah jatuh dalam genggaman yahudi, namun bagaimanapun juga kebenaran pasti akan terungkap juga, terutama setelah tumbangnya regim Uni Sovyet.

Rangkaian peristiwa pembantaian di Vinnitsa ini dimulai tahun 1943. Pada saat itu pasukan Jerman berhasil membebaskan Ukrainia dari cengkeraman pasukan Uni Sovyet setelah melakukan sebuah operasi militer besar-besaran yang diberi sandi Operasi Barbarossa pada tahun 1941. Di kota Vinnitsa, sebuah daerah pedesaan berpenduduk 100.000 jiwa, pasukan Jerman mendapat informasi dari masyarakat setempat tentang keberadaan suatu kuburan massal berisi mayat ribuan penduduk Vinnitsa yang dibantai oleh polisi rahasia Uni Sovyet pada tahun 1938. Pasukan Jerman pun mengadakan penyelidikan dan dalam waktu tidak terlalu lama menemukan 95 kuburan massal yang berisi 9.439 mayat. Hampir semuanya dalam kondisi terikat tangannya di belakang punggung. Sebagian besar korban wanita dalam kondisi telanjang dan semuan korban tertembak di bagian kepala, ciri khas gaya eksekusi polisi rahasia Uni Sovyet.

Jerman selanjutnya membentuk tim ahli forensik internasional untuk meneliti keberadaan kuburan massal tersebut, termasuk ahli-ahli pathologi dari Belgia, Perancis, Belanda, dan Swedia serta negara-negara sekutu Jerman lainnya. Sebanyak 1670 sampel mayat kemudian diteliti secara detil. 679 dari mayat tersebut kemudian berhasil diketahui identitasnya. Selain itu Jerman juga memprediksi masih terdapat sekitar 3.000 mayat lain yang belum bisa dievakuasi. Sebagaimana diperkirakan hasil penelitian menyatakan bahwa mayat-mayat tersebut dibunuh pada tahun 1938. Para anggota keluarga korban pembantaian itu memberikan kesaksian bahwa para korban sebelumnya ditangkap oleh polisi rahasia Uni Sovyet, NKVD, antara tahun 1937-1938. Para korban yang kebanyakan adalah petani dan buruh sebenarnya tidak terkait dengan kegiatan politik apapun dan tidak pernah terlibat masalah kriminal. Namun NKVD menuduh mereka sebagai "musuh masyarakat".

Dengan melalui investigasi yang efektif Jerman akhirnya berhasil menarik kesimpulan bahwa NKVD telah melakukan pembantaian massal secara acak terhadap penduduk Ukrainia. Perlu difahami mayoritas penduduk Ukrainia, sebagaimana penduduk Rusia, Polandia dan Eropa Timur umumnya adalah para penganut Katholik yang taat. Mereka selama berabad-abad terlibat pertikaian sistematis dengan kaum Yahudi dan berhasil "mengekang" kaum yahudi di ghetto-ghetto. Namun dengan menggunakan bendera sosialisme dan komunisme, yahudi berhasil menghancurkan kekuatan katholik Eropa. Bagi yang belum mengerti hubungan antara komunisme dan yahudi perlu mengetahui bahwa faham ini didirikan oleh Karl Marx dan Engels, dua orang filsuf yahudi. Para pemimpin partai komunis Rusia, Bolshevik, sebagian besar adalah yahudi. Para pemimpin tertingginya, seperti Lenin, Stalin, Trotsky, adalah yahudi. Dalam menjalankan gerakan komunismenya mereka mendapatkan bantuan dana yang melimpah dari para kapitalis yahudi Amerika dan Inggris.

Beberapa orang saksi mengatakan, para agen NKVD menunjukkan kebencian yang sangat besar kepada penduduk Ukrainia. Seringkali mereka berkatan: "Hai anjing. Kamu sudah hidup terlalu lama," sebelum melakukan penangkapan. Penduduk yang pernah terlibat masalah dengan orang-orang yahudi adalah korban pertama penangkapan.


BUKAN YANG PERTAMA BAGI UKRAINIA

Pembantaian Vinnitsa bukanlah peristiwa mengerikan pertama yang dialami oleh penduduk Ukrainia yang religius. Setelah Revolusi Bolshevik tahun 1917 yang mendudukkan kaum komunis yahudi di kursi kekuasaan tertinggi Rusia dengan menumbangkan Tsar Nicholas II, panduduk Rusia dan Ukrainia yang sadar berusaha menumbangkan komunisme dan melancarkan peperangan yang dikenal sebagai Perang Sipil. Namun upaya tersebut gagal. Kaum komunis menduduki Ukrainia tahun 1921 dan membantai warganya dengan kejam sampai tahun 1928.

Saat itu Ukrainia adalah basis bagi para Kulak, yaitu para petani merdeka dan para pemilik tanah kecil. Dengan mental independen tersebut, kaum komunis membenci mereka. Untuk menghancurkan para kulaks, kaum komunis mengirimkan Lazar Moiseivich Kaganovich, seorang yahudi yang selanjutnya dikenal sebagai “Butcher of Ukraine.” Kaganovich, memulai program kolektifasi lahan-lahan pertanian pada tahun 1929 dengan merampas hak milik petani untuk dikuasai pemerintah. Namun upaya paling sistematis dan keji untuk menghancurkan kulak adalah dengan "menciptakan" kelaparan terhadap para petani yang selama ribuan tahun dilimpahi oleh hasil pertanian. Kaum komunis merampas seluruh hasil pertanian untuk membuat penduduk Ukrainia kelaparan. Selama tahun 1933-1934 sebanyak 7 juta penduduk Ukrainia tewas kelaparan.

Pembantaian Vinnitsa tahun 1937-1938 adalah upaya berikutnya untuk menghancurkan sisa-sisa perlawanan rakyat Ukrainia. Tugas ini dilakukan oleh NKVD, aparatus komunis Uni Sovyet yang paling yahudi. Komisaris NKVD pada masa itu adalah yahudi Genrikh Yagoda, yang mempekerjakan orang-orang yahudi di semua level, sisanya para penjahat dan maniak. Selama tahun-tahun itu sebanyak 30.000 penduduk Vinnetsa ditangkap oleh NKVD. Mereka ditampung dalam penjara yang berkapasitas maksimal 2.000 orang.

Pada tahun 1938, hampir setiap malam beberapa tahanan digelandang keluar pada malam hari untuk menjalani eksekusi. Cara eksekusi tersebut sungguh sadis dan kurang patut untuk dijelaskan disini. Hanya saja para yahudi komunis itu membuat lelucon mengenai pembantaian tersebut, yaitu istilah “mokrii rabota” atau “pekerjaan basah”. Basah di sini adalah darah.

Sebenarnya bukannya tidak pernah peristiwa Pembantaian Vinnetsa itu ditulis oleh sejarahwan. Sejarahwan Alexander Solzhenitsyn sudah menulis peristiwa ini dalam sebuah buku "Gulag Archipelago". Namun buku-buku yang menuliskan peristiwa itu ditulis dalam bahasa Ukrainia dan Jerman dan dicetak terbatas. Penulis dan penerbit di Amerika, Inggris dan Eropa Barat tentu saja takut menerbitkan buku yang tidak memenuhi kriteria "politically correct" apalagi yang anti-semit karena akan menghancurkan hidup mereka.

No comments: