Saturday 11 May 2013

HIZBOLLAH SIAP TERIMA SENJATA PAMUNGKAS DARI SYRIA

BANTU SYRIA BEBASKAN GOLAN


Pemimpin Hizbollah Sayyed Hassan Nasrallah pada hari Kamis (9/5) membuat pernyataan mengejutkan. Dalam pernyataannya yang disiarkan di televisi Lebanon, Nasrallah mengatakan bahwa kelompoknya siap menerima "senjata pamungkas" yang ditawarkan Syria kepadanya dan membantu Syria membebaskan Dataran Golan yang diduduki Israel.

"Kami, para pejuang, menyatakan bahwa kami siap menerima setiap senjata pamungkas, dan kami siap untuk memiliki dan melindunginya dan menggunakannya untuk mengalahkan agresi terhadap rakyat, tanah dan tempat-tempat suci kami," kata Nasrallah pada peringatan HUT radio Al Nour media resmi pertama milik Hizbollah. Namun Nasrallah tidak menyebutkan nama "senjata pamungkas" yang dimaksud.

Nasrallah memuji kepemimpinan di Syria yang telah membuktikan ketangguhannya menghadapi pertempuran melawan plot zionis melalui pemikiran yang strategik. Ia menekankah pada keberhasilan "poros perlawanan" menggagalkan berbagai konspirasi yang dilancarkan musuh dengan sikap hati-hati dan sabar.

Menurut Hizbollah serangan terakhir Israel atas sasaran militer Syria baru-baru ini menunjukkan tujuan utama Israel untuk melemahkan kemampuan Syria yang terbukti unggul atas kekuatan pemberontak dan untuk menggertak rakyat Syria untuk menghentikan dukungan mereka pada "perlawanan".

Namun Nasrallah menekankan bahwa keberhasilan Syria menggagalkan agresi yang dilancarkan zionis internasional telah membuka pintu bagi munculnya gerakan perlawanan anti-Israel di Dataran Golan.

"Katakan kepada saya satu negara Arab saja, atau satu di antara para pendukung Arab Spring, yang berani menawarkan kepada para pejuang Lebanon dan Palestina satu roket atau satu butir peluru (untuk melawan Israel)," kata Nasrallah.

Nasrallah menegaskan bahwa Syria selama ini telah menjadi penyalur senjata dari Iran kepada para pejuang Lebanon dan Palestina.

"Semua orang mengetahui apa saja yang telah diberikan Syria kepada gerakan perjuangan, khususnya di Lebanon dan Palestina. Sama seperti saat Syria berdiri di samping para pejuang Lebanon, kami para pejuang Lebanon menyatakan bahwa kami akan berdiri di samping rakyat Syria untuk membebaskan Dataran Golan.”

Mengenai perundingan Amerika dan Rusia tentang solusi politik Syria, Nasrallah mengatakan, "adalah memalukan menganggap Amerika sebagai penyelamat Syria." Ia menambahkan bahwa negara-negara Arab telah "mendaki reruntuhan Syria" dengan memberikan apa yang diinginkan Amerika dengan anggapan bahwa Iran bakal terkepung.

Sebagaimana dalam setiap kesempatan pidato politknya, Nasrallah tidak pernah meninggalkan isu tentang Palestina. Dalam kesempatan ini Nasrallah mengkritik negara-negara Arab yang memperlakukan Palestina seperti sebuah entitas masa lalu, namun mereka tidak memiliki keberanian untuk menyatakannya secara terbuka.

“Bagi mereka yang ingin mempertahankan Masjid Al Aqsa dan tempat-tempat suci Kristen, dan mereka yang ingin mengembalikan Al Quds (Jerussalem) kepada rakyat Palestina dan ummat, perjuangan bersenjata adalah satu-satunya cara yang tepat. Pilihannya bukanlah Liga Arab atau PBB, melainkan perjuangan," tekan Nasrallah.

"Hari ini, bahaya yang mengancam Palestina adalah wilayah dan identitas mereka," kata Nasrallah merujuk pada rencana Liga Arab untuk mengakui negara Israel dengan wilayah-wilayah yang didudukinya.

"Sayang kita (Arab) adalah bangsa yang banyak menghabiskan kesempatan.... Rakyat Palestina berharap bahwa Arab Spring (revolusi Arab) akan semakin membuat bangsa Arab lebih perhatian terhadap nasib mereka. Namun pemandangan para menlu negara-negara Arab membuat kompromi dengan Israel dengan perantaraan Amerika mengindikasikan bahwa nasib rakyat Palestina tengah dalam bahaya," tambah Nasrallah.

"Sayangnya ada orang-orang yang percaya bahwa tujuan itu tidak penting. Bukan membebaskan Al Aqsa, melainkan bagaimana menyeret Syria dan Irak ke dalam peperangan dan mendorong Lebanon ke jurang kehancuran," kata Nasrallah.

"Negara-negara Arab menolak untuk memberikan roti untuk orang-orang Muslim Sunni Somalia yang sekarat karena lapar, atau membantu para pengungsi Syria di Lebanon, atau memberikan bantuan nyata bagi penduduk Palestina di Jerussalem untuk tetap bisa tinggal di kotanya, namun mereka bersedia membayar kompensasi untuk orang-orang yahudi," kata Nasrallah.

Sayyed Nasrallah mengungkapkan bahwa apa yang diperlukan dari pemerintahan negara-negara Arab adalah "pengakuan resmi Arab atas sifat negara yahudi Israel yang mengancam aspek budaya, kemanusiaan, ekonomi, keamanan dan demografis".
Memuji sikap Parlemen Yordania atas penolakannya terhadap eksistensi negara Israel, Sayyed Nasrallah mengingatkan kepada rakyat Palestina bahwa pendukung sejati mereka adalah pihak-pihak yang telah menjadi pendukung setia mereka selama bertahun-tahun. Ia juga mengingatkan bahwa rakyat Palestina, yang sebagian tinggal sebagai pengungsi di Syria, akan mendapatkan keuntungan dari tercapainya penyelesaian politik Syria sekaligus mencegah mereka jatuh ke kekuasaan kaum takfiri (ekstremis), Amerika atau Israel.

Nasrallah juga mengingatkan suara-suara di antara rakyat Palestina yang mengatakan "tidak ada yang mendukung kita lebih baik daripada dukungan President Bashar al-Assad." Berbeda dengan negara-negara Arab lain yang memperlakukan pengungsi Palestina sebagai warga kelas dua tanpa properti dan pekerjaan tetap, Presiden Bashar dan pendahulunya, Hafez al Assad, memperlakukan pengungsi selayaknya warga sendiri. Mereka diberi hak untuk memiliki properti dan pekerjaan.

Dalam kesempatan tersebut Nasrallah juga mengecam sikap sebagian media Arab yang meninggalkan prinsip kejujuran dalam laporan-laporannya.

"Berdasarkan pengalaman kami, kejujuran merupakan kekuatan utama dalam perang psikologi melawan musuh," katanya.

"Media massa perjuangan telah membantu ketahanan negara, menunjukkan kebenaran dan mempertahankan perjuangan terhadap berbagai tuduhan terorisme dan subordinasi. Media perjuangan akan tetap menjalankan tugas jihadnya bersama semua fasilitas perjuangan lainnya menuju ke arah kemenangan," tambahnya.



REF:
"S. Nasrallah: We Support Syrian Resistance, We’ll Receive Game-Changing Arms"; Almanar.com.lb; 9 Mei 2013

No comments: