Monday 29 July 2013

DOMINASI YAHUDI MEREDUP DI EROPA, JUGA AMERIKA

Dominasi yahudi jahat penyembah berhala di segala aspek kehidupan manusia niscaya akan membuat orang "tercerahkan" akan menangis berputus asa. Sistem ekonomi dimana kita hidup yang diliputi oleh praktik ribawi, media massa dan hiburan yang kita tonton, hingga para politisi yang kita pilih, semuanya berada di bawah "kendali" mereka.

Namun semua itu ada batasnya. Saat kejatuhan tiba, semua aspek kehidupan akan menjadi musuh para yahudi jahat itu. Sebagaimana digambarkan oleh hadits Rosulullah Muhammad S.A.W yang menyebutkan bahwa suatu saat "batu dan pohon" pun akan memusuhi mereka. Atau dalam hadits lainnya tentang kematian Dajjal (anti-christ) di tangan Nabi Isa (Yesus), yang meleleh seperti lilin terkena api.

Dan tanda-tanda itu sebenarnya sudah tampak bertahun-tahun lalu. Dimulai dari tumbangnya regim Shah Pahlevi pro-zionis oleh gerakan Revolusi Islam Iran tahun 1979, terusirnya Israel dari Lebanon tahun 2000 dan kegagalan mereka menguasai kembali Lebanon tahun 2006, dan kegagalan menumbangkan pemerintahan Syria yang anti-Israel setelah Presiden Barak Obama secara mengejutkan berani menolak tekanan Israel untuk menyerang Syria dan Iran.

Sampai 10 tahun yang lalu orang-orang yahudi itu tidak akan segan untuk membunuh seorang presiden Amerika, sebagaimana mereka lakukan terhadap John F. Kennedy yang menurut Michael Collins Piper dalam bukunya Final Judgement disebabkan karena Kennedy menghalangi program nuklir Israel, atau Abraham Lincoln yang dibunuh karena bermaksud menerbitkan uang pemerintah dan meninggalkan uang kertas buatan bankir yahudi, atau terhadap 2 atau 3 presiden lainnya yang tewas dibunuh saat menjabat sebagai presiden Amerika. Namun dengan sebagian besar rakyat Amerika yang kini sadar bahwa "teori konspirasi" memang benar ada, mereka berfikir seribu kali untuk melakukannya lagi untuk tidak melihat fenomena "Arab Springs" bangkit di Amerika.

Ide tentang "membunuh Barack Obama" sama sekali bukan sekedar halusinasi. Pemilik dan penerbit koran Atlanta Jewish Times berdarah yahudi, Andrew Adler, secara terbuka bahkan menulis tentang ide tersebut di media miliknya. Menurut Adler, Israel seharusnya mengirimkan tim pembunuh Mossad untuk melakukannya. Alih-alih ditangkap dan dijatuhi hukuman mati karena kejahatan yang sangat serius itu, Adler hanya mengundurkan diri dari jabatan di koran miliknya.

Tentang penolakan Obama terhadap tekanan yahudi meski Obama merupakan antek mereka, Mark Glen dalam blognya yang terkenal, The Ugly Truth menyebutnya sebagai "pelacur yang menolak untuk bunuh diri". Obama tidak sendirian, jajaran militer di bawahnya adalah yang paling mengerti bahwa melibatkan di dalam perang di Syria atau terhadap Iran, setelah kegagalan menyakitkan di Afghanistan dan Irak, juga menganggap intervensi militer atas Syria dan Iran merupakan tindakan bunuh diri.

Dan "fenomena" penolakan terhadap dominasi yahudi kini tampak jelas di Eropa setelah beberapa negara menolak dengan tegas praktik jagal hewan cara yahudi  yang disebut "kosher".

Sementara Uni Eropa baru saja mengeluarkan larangan pemberian bantuan terhadap lembaga-lembaga Israel yang beroperasi di wilayah Palestina yang diduduki, Polandia mengeluarkan larangan praktik "kosher" pada tgl 12 Juli lalu.

Polandia bukan negara Eropa pertama yang melarang praktik itu. Norwegia, Swiss, Latvia, Swedia dan Islandia adalah negara Eropa lainnya yang melarang praktik itu. Pada tahun 2011 parlemen Belanda juga melarang praktik itu, meski kemudian dibatalkan oleh Senat.

Namun itu belum semuanya. Uni Eropa juga mengeluarkan aturan kepada negara-negara anggotanya untuk hanya menjalin hubungan dengan Israel berdasar satu kondisi yang tidak menyenangkan Israel, yaitu pengakuan Israel bahwa pendudukan mereka atas wilayah Palestina paska perang tahun 1967 adalah illegal.

Menurut laporan Times of Israel baru-baru ini, PM Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa dirinya kini mengalami kesulitan menjalin komunikasi dengan elemen-elemen ekstrem dalam pemerintahan koalisi yang dipimpinnya akibat kebijakan Uni Eropa tersebut. Laporan yang sama juga menyebutkan bahwa menteri Economi dan Perdagangan Naftali Bennett mengatakan, "Uni Eropa telah mentorpedo perundingan (Palestina-Israel) tersebut.

Sementara menteri perumahan Uri Ariel menuduh langkah Uni Eropa akan bisa menimbulkan "kerusakan terhadap proses perundingan Palestina-Israel".



REF:
"Jewish Supremacists on Retreat in Poland and EU"; thetruthseeker.co.uk; 18 Juli 2013

No comments: