Friday 24 January 2014

PBB Desak Myanmar Selidiki Pembunuhan Warga Rohingya

Komisi HAM PBB menyatakan kegeramannya atas aksi pembunuhan massal terhadap etnis Rohingya dan mendesak pemerintah Myanmar untuk melakukan penyelidikan atas pembantaian terhadap terakhir terhadap warga Rohingya yang menelan nyawa 48 orang setelah orang-orang ekstremis Budha menyerang Desa Du Chee Yar Tan di Barat Myanmar beberapa hari lalu.

“Saya menyesalkan hilangnya nyawa orang-orang di Du Chee Yar Tan dan mendesak pemerintah untuk melakukan penyelidikan penuh, segera dan imparsial dan memastikan bahwa para korban dan keluarganya mendapatkan keadilan,” kata Komisioner HAM PBB Navi Pillay, Kamis (23/1).

“Dengan merespon insiden-insiden tersebut dengan cepat dan serius, pemerintah Myanmar memiliki kesempatan untuk menunjukkan transparansi dan akuntabilitasnya, yang akan memperkuat demokrasi dan penegakan hukum di Myanmar,” tambahnya.

Ketegangan kembali melanda kawasan Provinsi Rakhine di barat Myanmar yang mayoritas dihuni oleh etnis muslim Rohingya, ketika pendeta-pendeta ekstremis Budha memprovokasi warga untuk mengusir orang-orang Rohingya. Pemerintah Myanmar sendiri membiarkan provokasi itu terjadi hingga berujung pada kerusuhan massal yang menelan puluhan korban. Pemerintah Myanmar menganggap warga Rohingya sebagai “bukan warga negara” dan menganggap mereka sebagai imigran illegal meski mereka dan nenek moyang mereka sudah hidup ratusan tahun di Myanmar atau jauh sebelum terbentuknya negara Myanmar saat ini. Meski telah mendapatkan berbagai desakan dari berbagai pihak untuk memberikan stasus kewarganegaraan kepada orang-orang Rohingya, pemerintah Myanmar menolaknya.

Dan ironisnya, dalam keadaan tragedi kemanusiaan yang luar biasa ini pemerintah Myanmar justru mendapatkan pengakuan diplomatik di dunia internasional. Baru-baru ini Myanmar dipercaya menjadi tuan rumah pesta olahraga SEA Games. Presiden SBY pun telah berkunjung ke negara tersebut namun tanpa memberikan tuntutan pengakhiran ketidak-adilan terhadap warga Rohingya dan tindakan hukum terhadap para pelaku pelanggaran HAM. Lebih dari itu, tokoh demokrasi dan HAM dunia asal Myamnar, Aung San Su Kyi pun diam membisu dan seolah-olah membenarkan berbagai tindak kekerasan terhadap warga Rohingya.

Ratusan bahkan mungkin ribuan warga Rohingya diyakini telah tewas akibat aksi-aksi kekerasan yang dilakukan para ekstremis Budha yang mendapat perlindungan aparat keamanan Myanmar atas warga Rohingya dalam beberapa tahun terakhir ini.(CA/press tv)


Keterangan: tulisan asli terdapat pada situs liputanislam.com tgl 24 Januari 2014

No comments: