Friday 30 January 2009

BBC YANG TIDAK LAGI INDEPENDEN


Dibanding media massa Amerika yang nyaris 100% hanya menjadi corong kepentingan pemerintah dan kapitalis Yahudi, media massa Eropa relatif lebih independent meski tidak 100% bebas dari pengaruh lobi Yahudi.

Salah satu media massa yang dihormati karena integritasnya adalah BBC (British Broadcasting Company), kantor berita terkemuka asal Inggris. Namun saat ini BBC tengah mengalami krisis kepercayaan dari masyarakat yang mengancam reputasi dan eksistensinya. Penyebabnya karena BBC menolak menyiarkan iklan penggalangan dana untuk Gaza yang diorganisir oleh Disasters Emergency Comitee (DEC), sebuah LSM yang membawahi sejumlah LSM kemanusiaan terkemuka seperti Palang Merah dan Save the Children. Penolakan tersebut memicu protes keras masyarakat tidak hanya di Inggris namun juga masyarakat lain di luar negeri.

Tidak ada orang dengan akal yang dimilikinya terkecuali orang-orang Yahudi Israel, menolak fakta terjadinya kejahatan kemanusiaan yang luar biasa di Gaza. 1.300 warga sipil tewas, sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak. Ribuan orang luka-luka, ribuan orang kehilangan rumah, sarana sosial dan infrastuktur vital yang hancur, dan kerugian lainnya yang tidak bisa disebutkan karena serangan biadab Israel atas Gaza. Namun CEO BBC, Mark Thompson, berpendapat lain. Iklan penggalangan dana DEC merupakan tindakan yang "tidak adil" terhadap Israel. Ia juga beranggapan penggalangan dana yang diorganisir DEC tidak akan efektif untuk memperbaiki kondisi Gaza. Padahal BBC telah menggalang dana untuk korban perang di Kongo dan Burma beberapa waktu lalu.

Penolakan BBC untuk berpartisipasi pada program penggalangan dana bagi masyarakat Gaza sementara mereka berpartisipasi dalam kegiatan yang sama untuk rakyat Kongo dan Burma, mau tidak mau membuat orang mencari motif apa yang mendasari penolakan tersebut.

Setidaknya dua orang anggota Dewan Direktur: Mark Thomson sang CEO dan Marcus Ambrose Paul Agius sang Direktur Senior Non-Eksekutif, adalah para pembela zionisme. Istri Mark adalah seorang Yahudi. Mark Thomson dikenal memiliki hubungan dekat dengan para pemimpin Israel. Misalnya saja ia pernah bertemu empat mata dengan Perdana Menteri Israel Ariel Sharon di Israel tahun 2005. Ini adalah hal tabu yang dijauhi para wartawan bertemu secara pribadi dengan tokoh politik, apalagi yang kontroversial seperti Ariel Sharon.

Seorang tokoh masyarakat Inggris, Tony Benn, mengomentari kasus BBC mengatakan, "Saya tidak pernah berfikir akan hidup untuk menyaksikan BBC menolak menyiarkan iklan kemanusiaan. Namun saya tahu kenapa, yaitu karena Livni (Perdana Menteri Israel) mengatakan tidak ada krisis kemanusiaan di Gaza. Maka BBC pun menganggap tidak ada krisis kemanusiaan di Gaza dan menolak penggalangan dana."

Sekarang kita lihat profil Marcus Agius. Wikipedia, situs ensiklopedi maya terbesar yang oleh para bloger independen dan para aktivis kulit putih sering diejek sebagai Kikepedia (Kike adalah panggilan jelek untuk orang Yahudi) secara gamblang menyebutkan jati dirinya. Ia adalah warga Inggris berdarah Yahudi. Mantan pedagang saham dan valas dan eksekutif perusahaan-perusahaan keuangan raksasa seperti Barclays dan Lazard Investment Bank serta BAA Limited. Namun fakta-fakta itu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan fakta bahwa ia adalah suami dari seorang wanita anggota keluarga Rothschild, keluarga Yahudi paling terkenal, kaya dan berpengaruh di dunia.

Tindakan kontroversi BBC dengan menolak penggalangan dana Gaza hanya kasus terakhir yang membuat BBC di bawah pimpinan Mark Thomson semakin jatuh kredibilitasnya. Oleh para pakar BBC saat ini dianggap tidak bisa mengimbangi reputasi yang selama ini telah terbangun. Tony Palmer, seorang pembuat film terkenal bahkan menyamakan pengangkatan Mark Thomson sebagai CEO BBC adalah sebagai "sebuah bencana".

No comments: