Friday, 18 March 2011

PERANG RAHASIA IRAN-ISRAEL YANG TENGAH BERLANGSUNG


Israel terlibat sebuah perang melawan Iran, Selasa (15/3) lalu. Tidak ada tentara Iran yang terlibat dan tanpa sebutir peluru pun ditembakkan, namun apa yang terjadi adalah sebuah perang rahasia yang sangat menentukan. Hari itu Israel menangkap kapal penyelundup senjata canggih Iran yang akan dikirimkan kepada sekutunya, gerilyawan Hamas di Gaza.

Sebagaimana ditulis dalam artikel berjudul "Analysis: Israel’s shadow war against Iran" di situs JPost.com tgl 16 Maret lalu, saat para anggota pasukan komando Israel mendekati kapal kargo "Victoria" yang berlayar 320 km sebalah barat Israel, di kegelapan malam, mereka tidak mengetahui sama sekali apa yang akan mereka serang. Pada detik-detik terakhir komando "serang" baru diberikan oleh perdana menteri Benjamin Netanyahu.

Kapal yang diserang adalah kapal kargo milik perusahaan Jerman dengan menggunakan bendera Liberia. Tentu saja operasi semacam itu mengandung resiko politik tinggi. Tidak heran jika pada saat itu para pejabat tinggi Israel terus berjaga-jaga untuk mengontak pejabat Jerman dan Liberia jika ditemukan kondisi yang tidak diinginkan.

Ketika pasukan komando masuk ke dalam kapal, tidak ada perlawanan sama sekali dari awak kapal. Mereka pun langsung melakukan pencarian ke seluruh muatan kapal untuk menemukan benda mencurigakan yang mereka cari, yaitu benda yang dimuat di pelabuhan Latakia dengan tujuan Alexandria, Mesir. Beberapa hari sebelumnya Latakia menjadi pelabuhan bagi dua kapal perang Iran yang berlayar menuju Syria untuk melakukan latihan militer dengan Syria.

Pada satu sudut komando menemukan sebuah kontainer yang digembok sangat kuat, mencurigakan untuk pengiriman barang-barang tekstil yang dimuat di manifest. Di dalamnya, mereka menemukan benda yang mereka cari, yang ternyata lebih berharga dari yang mereka harapkan, peluru-peluru kendali anti-kapal C-704 di samping sejumlah besar bom-bom artileri dan mortar.

Secara kuantitas pengiriman tersebut masih jauh lebih kecil dibandingkan pengiriman senjata yang berhasil ditangkap Israel dalam kapal kargo "Francop" tahun 2009, namun secara kualitas jauh lebih berharga. Missil c-704 adalah buatan Cina yang digunakan oleh militer Iran dengan nama "Nasr". Sebagaimana misil-misil anti-pesawat, misil seperti itu sangat ditakuti Israel karena mengancam keunggulan mutlak laut-udara mereka atas Hamas dan Hizbollah yang memungkinkan mereka bebas melakukan aksi-aksi militernya.

Penangkapan tersebut merupakan bagian dari perang rahasia Iran-Israel yang jauh lebih besar. Selama bertahun-tahun Iran, melalui operasi "penyelundupan" berhasil mengembangkan persenjataan Hamas dan Hizbollah. Jika pada saat Israel menginvasi Gaza tahun 2009 lalu Hamas belum mempunyai roket yang bisa menjangkau Tel Aviv, kini Hamas telah mempunyainya. Namun bukti kesuksesan Iran adalah keberhasilan Hizbollah menghancurkan militer Israel dalam Perang Lebanon tahun 2006. Dalam perang tersebut gerilyawan Hizbollah, selain sukses menghancurkan puluhan tank Israel juga berhasil melumpuhkan sebuah kapal perang Israel dengan menggunakan missil C-704. Ini adalah kali pertama sebuah kapal perang Israel berhasil dilumpuhkan oleh musuh-musuhnya dan menjadi pukulan psikologis yang hebat bagi Israel.

Berdasarkan data awal yang diperoleh dinas inteligennya, Israel sejak lama mencurigai bakal adanya pengiriman senjata di kapal "Victoria". Namun kepastian hal itu baru diperoleh setelah senjata yang dimaksud berhasil dibongkar komandonya.

Bagi Iran dan sekutunya, penangkapan "Victoria" merupakan pukulan telak, namun tidak akan menghentikan Iran. Pengiriman-pengiriman lainnya tetap berhasil mencapai sasaran.

Rute yang dilalui "Victoria" di perairan Laut Mediterania antara Turki dan Mesir melalui perairan Syria, Lebanon, Israel, Gaza dan Mesir, adalah rute yang mendapat pengawasan ketat Israel selain rute di Laut Merah yang menghubungkan Teluk Aden dengan Laut Mediterania melalui Terusan Suez. Dalam kasus "Victoria" kapal tersebut bertolak dari Syria menuju Turki di sebelah utara dengan maksud mengelabuhi Israel yang berada di Selatan Syria. Selanjutnya dari Turki kapal tersebut berbalik arah menuju Mesir.

Pengiriman senjata melalui laut melalui menandakan Iran melakukan "diversifikasi" untuk menghindari penjagaan Israel dan Mesir dalam upayanya menembus Gaza untus untuk membantu Hamas. Selama ini Iran lebih banyak melakukan pengiriman melalui darat. Bulan lalu militer Mesir menggagalkan konvoi pengiriman senjata yang mencoba melintasi perbatasan Sudan-Mesir.


IRAN TERUS KEMBANGKAN SENJATA CANGGIH

Sementara itu dalam waktu yang tidak terlalu jauh dengan insiden "Victoria" Iran mengumumkan keberhasilannya program-program persenjataannya. Pada tgl 5 Maret Iran mengumumkan keberhasilan mengembangkan senjata artileri canggih
self-propelled Howitzer 155mm. Dilanjutkan tgl 14 Maret Iran mengumumkan dimulainya produksi massal kapal super-cepat berpeluru kendali.

Sebagaimana ditulis kantor berita Iran FARS, jenis altileri baru ini baru bisa dikembangkan oleh 6 negara selain Iran. Menhan Iran Brigadir General Ahmad Vahidi dalam sambutannya saat peluncuran senjata tersebut mengatakan senjata tersebut memiliki keunggulan dalam akurasi maupun kecepatan menembak, mudah dimobilisasi, lebih mudah perawatannya serta lebih murah dibandingkan produksi negara lain.

Sementara itu pada tgl 14 Maret angkatan laut Iran, Islamic Revolution Guards Corps (IRGC) Naval Force, mengumumkan program produksi massal kapal super cepat berpeluru kendali yang dimulai sejak tgl 21 Maret 2011.

“Kapal-kapal ini akan mulai diproduksi pada bulan Maret 2011 hingga Maret 2012, berdasarkan jadwal yang telah dibuat," kata Komandan AL Iran Laksmana Fadavi kepada media massa Iran, FNA. Ia menyatakan kepuasannya dengan perkembangan program tersebut.

Menurutnya AL Iran telah berhasil menempatkan beberapa senjata yang sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan seperti torpedo dan peluru kendali. Kapal supercepat tersebut merupakan pengembangan dari speedboat Bladerunner 51 buatan Inggris, berbobot 16 ton, panjang 15,5 meter dan mampu berlari dengan kecepatan 65 knot. Fadavi berjanji akan meningkatkan kecepatan kapal tersebut hingga 80-85 knot dalam kondisi penuh persenjataan.

Sebelumnya Menhan Brigjen Vahidi mengatakan bahwa armada kapal cepat akan menjadi jantung pertahanan AL Iran karena memiliki efisiensi tinggi untuk menghadapi kapal-kapal perang Amerika.

Pada bulan Agustus tahun lalu Iran telah meluncurkan belasan kapal supercepat yang terdiri dari beberapa type yaitu Zolfaqar, Tareq, Ashoura dan Zoljanah. AL Iran juga mengumumkan kesiapan mereka untuk meluncurkan kapa-kapal selamnya menghadapi konflik yang mungkin akan terjadi di Teluk Parsi.

Sejak meluncurkan program pengembangan senjata buatan sendiri pada tahun 1992 menyusul empargo senjata yang dikenakan Amerika dan sekutu-sekutunya, Iran telah berhasil mengembangkan berbagai peralatan militer canggih seperti tank, panser pengangkut pasukan, peluru kendali hingga pesawat tempur.

2 comments:

taufan said...

Indonesia kapaaaannnnnnn.......????

taufan said...

Indonesia kapaaaannnnnnn.......????
mampu seperti Iran...