Friday, 25 March 2011

QADAFI, YAHUDI DAN ROTHSCHILDS


Bukti-bukti di atas mengindikasikan dekatnya hubungan Qadafi, penguasa sumber minyak terbesar di Afrika, dengan keluarga Rothschild dan Israel. Digabungkan dengan berita-berita tentang ke-yahudian Qadafi, sungguh masuk akal.

Lalu gabungkan lagi dengan sifat-sifat pengecut dan keji Qadafi, yang juga sangat tipikal yahudi:

"Pesawat-pesawat tempur membomi rakyat sipil di jalanan kota Tripoli, ini tindakan kekerasan yang keterlaluan," kata Dubes Libya di India, Ali al-Essawi tgl 22 Februari 2011.

Untuk mempertahankan kekuasaannya, Qadafi tidak segan-segan membayar ribuan tentara bayaran dari Afrika yang dipasok oleh perusahaan jasa keamanan Israel dan Mossad. Berbeda dengan tentara reguler Libya yang segan menembaki rakyatnya sendiri, "pasukan asing" itu tidak demikian halnya.

Perlu kita ketahui bahwa keluarga Rothschild, patron kaum yahudi internasional, de facto adalah pendiri negara Israel dengan segala aparatusnya, terutama dinas inteligennya, Mossad. Keluarga Rothschild juga menguasai bisnis minyak global sementara Libya adalah produsen minyak terbesar di Afrika dengan jumlah produksi 1,5 juta barrel sehari yang sebagian besar diekspor ke Eropa.

Keluarga Qadafi dikabarkan telah melakukan investasi senilai $500 juta ke perusahaan pelaku praktik "pencucian uang" milik yahudi Allen Stanford. Dua tahun lalu praktik ilegal ini terbongkar dengan kerugian yang diderita para investor mencapai $8 miliar. Peruahaan Allen Stanford yang berbasis operasi di Antigua dan Houston menjadi kasir bagi para pejabat Mossad. Perusahaan-perusahaan yang mendapat kucuran dana dari Stanford adalah perusahaan fiktif yang terkait dengan Mossad. Yair Shamir, putra pemimpin pemimpin Israel yang juga mantan teroris yahudi Yitzak Shamir, adalah salah satu penerima dana gelap Stanford. --- Ingat dengan perusahaan-perusahaan asing fiktif penerima kucuran dana dari Bank Century? Kalau serius ditelusuri pasti akan bermuara pada Mossad.

Yair Shamir adalah presdir dari perusahaan investasi Catalyst Fund, perusahaan milik Mossad yang menerima puluhan dolar dari praktik "pencucian uang" Allen Stanford.

Qadafi menginvestasikan $500 juta dananya ke perusahaan Stanford hanya 3 minggu sebelum perusahaan itu dinyatakan bangkrut dengan meninggalkan kerugian senilai $8 miliar atau setara sekitar Rp 70 triliun yang dialami oleh para investornya, kecuali para investor Mossad tentunya yang justru mendapatkan keuntungan berlimpah. Stanford Bank adalah perusahaan yang didirikan untuk mendanai operasional Mossad dan menjadi kasir bagi para pejabatnya. Salah satu sumber keuangan yang dikelolanya berasal dari bisnis obat-obatan terlarang. Anehnya Qadafi tidak pernah mengajukan tuntutan atas kerugian yang dialaminya senilai $500 juta. Tentu ada hal-hal yang buruk yang disembunyikannya. Tentunya ia tidak ingin hubungannya dengan Mossad terbongkar.

Qadafi juga memiliki hubungan bisnis dengan keluarga Rothschild melakui putranya, Saif. Sebagaimana dilaporkan koran Inggris Daily Mail tgl 24 Februari sbb:

"Persahabatan antara Nat Rothchild (39 th), salah seorang anggota keluarga yahudi Eropa yang paling berpengaruh, dengan putra Qadafi, Saif, sangat jelas. Qadafi merampas seluruh kekayaan orang yahudi di Libya saat mulai berkuasa. Seluruh hutang negara kepada yahudi dihapuskan dan kepindahan mereka ke luar negeri juga dilarang. Namun pada tahun 2004, tahun di mana PM Tony Blair berkunjung ke Libya, Qadafi mengumumkan untuk mempertimbangkan ganti rugi kepada orang-orang yahudi. Disebut-sebut Saif-lah yang berada di belakang keputusan itu. Sebuah bingkisan untuk Nat Rothschild."

Baru-baru ini koran Inggris, Daily Telegraph, menulis artikel berjudul "Harta curian Qadafi teronggok di London" yang menunjukkan hubungan khusus antara keluarga Qadafi dengan keluarga Rothschild. Tulisnya:

"This was painfully revealed when Saif, a supposed friend of the West, spoke on Libyan television this week. Saif took the awkward manner of an international plutocrat, forced only by circumstances out of his usual exalted milieu of Blairs, Deripaskas, Mandelsons and Rothschilds, to address Libya's "little people"...Swinging London is but one hub of Gadhafi Inc. - a useful networking site where the Rothschilds were able to point Saif Gadhafi to investment opportunities in marina complexes in Montenegro."


Sementara koran Inggris lainnya, The Observer mengupas lebih detil mengenai hubungan Qadafi-Rothschild":

"Saif adalah kenalan dari Lord Mandelson dan bertemu dengan mantan menteri dari Partai Buruh itu di Villa Corfu milik Jacob Rothschild, seminggu sebelum pengumuman pelepasan tersangka pengeboman Lockerbie, Abdelbaset al-Megrahi, dari penjara Skotlandia. Keduanya bertemu lagi saat bertamu di kediaman Lord Rothschild di Buckinghamshire.

Putra Lord Rothschild, Nat, juga teman dekat dari Mandelson, pernah mengadakan pesta di New York pada tahun 2008 yang dihadiri Saif. Sebagai balasan Saif mengundang Nat Rothschild pada pesta ulang tahunnya yang ke 37 di Montenegro, dimana Nat memiliki sebuah resort mewah."

Salah satu anggota senior keluarga Rothchild, Victor Rothschild (3rd Baron Rothschild) bekerja untuk dinas inteligen Inggris selama Perang Dunia II. Victor sempat menjadi tersangka mata-mata Uni Sovyet yang membuatnya harus menjalani penyidikan polisi tahun 1986.

Kemudian fakta lain berbicara, mantan perdana menteri Inggris, Tony Blair, diam-diam bekerja sebagai penasihat politik Qadafi. Hal ini sudah dikonfirmasi oleh seorang pejabat tinggi Libya yang mengakui Qadafi beberapa kali melakukan kontak dengan Blair terkait masalah pemberontakan yang melanda Libya, meminta nasihat-nasihatnya sebagai seorang diplomat dan politisi senior internasional. Koran Daily Mail pun pernah menulis:

"Tony Blair terbang ke Libya untuk mengadakan pembicaraan rahasia dengan Qadafi, hanya beberapa hari setelah ia membantah telah menjadi penasihat diktator tersebut. Blair diperlakukan sebagai "saudara" Qadafi, seorang pejabat senior Libya mengungkapkan. Pejabat itu mengatakan bahwa Blair telah memberikan Qadafi sebuah "nasihat yang sangat berharga.

.... meski pemerintah Inggris secara resmi menyalahkan Qadafi dalam peledakan pesawat Pan Am 103 di atas Lockerbie. "Tidak ada, bagaimanapun juga, sesuatu yang meyakinkan tentang hal itu (tindakan pemerintah Inggris)".

Kalau memang Qadafi terlibat dalam peristiwa teror tersebut, mengapa Blair, bahkan saat masih menjadi perdana menteri, berkunjung ke Libya. Namun bukan hanya Blair, Silvio Berlusconi, perdana menteri gaek Italia yang baru tersandung kasus seks ilegal, dan juga tidak boleh dilupakan, presiden Perancis Nicholas Sarkozi. Kedua pemimpin itu menyambut hangat kedatangan Qadafi di Italia dan Perancis dengan sambutan yang "berlebihan" yang membuat kalangan oposisi di negara-negara tersebut mengkritik keduanya habis-habisan. Khusus untuk Sarkozy, keluarga Qadafi telah membuka rahasia antara mereka bahwa Sarkozy telah mendapat kucuran dana dari Qadafi selama masa kampanyenya menjadi presiden Perancis.

Victor Ostrovsky, mantan agen Mossad dalam bukunya yang terkenal "By Way of Deception" menuliskan bahwa agen-agen Mossad di Tripoli telah mengirimkan pesan-pesan yang tampak seperti dikirim oleh pemerintah Libya. Pesan-pesan tersebut ditangkap oleh inteligen Amerika yang menjadikannya alat informasi untuk menyerang Libya. Jika laporan itu benar, maka jelaslah sudah bahwa Mossad telah melakukan penetrasi yang sangat luas di dalam pemerintahan Qadafi.



Ref:
"Libya Intervention Update"; Christopher Bollyn; bollyn.com; 20 Maret 2011.

No comments: