Sunday 12 June 2016

Mengapa Isyu Komunis Harus Disikapi Serius

Indonesian Free Press -- Mari kita bayangkan negara ini (Indonesia), dengan kondisi berikut: orang-orang keluarga eks PKI menduduki jabatan-jabatan penting di negara ini hingga menjadi selebritis terkenal. Sebaliknya Pak Soeharto, para ulama dan tokoh-tokoh yang terlibat dalam penumpasan PKI, justru menjadi pesakitan, yaitu orang-orang yang dianggap bersalah dan dijauhi dalam pergaulan. Kemudian, suara-suara anti agama (Islam) dan pro-komunisme sangat mendominasi dunia informasi, sementara suara-suara dengan spirit agama (Islam) sangat jarang terlihat.

Bulan puasa Ramadhan tidak lagi terasa khusyuk, karena pemerintah justru mendorong rumah-rumah makan dan tempat-tempat maksiat untuk terus buka 24 jam. Sementara orang-orang yang berusaha menjaga kesucian Ramadhan dengan merazia tempat-tempat maksiat justru ditangkapi dan dipenjara dengan tuduhan 'hate crime' dan dicap sebagai orang-orang yang 'intoleran', 'hater', 'tidak demokratis', dll.

Pada tahap selanjutnya umat Islam menjadi tidak berdaya karena tersandera dengan cap-cap 'intoleran', 'hater', 'tidak demokratis' tersebut, sehingga ketika Israel membom Ka'bah pun umat Islam INdonesia tidak mampu untuk sekedar memprotesnya. Sama seperti orang-orang Kristen Eropa yang tidak berdaya dijajah oleh zionis yahudi.

Itulah kondisi yang hendak diciptakan di INdonesia oleh para zionis dan dan antek-anteknya di INdonesia yang kini telah menguasai segala aspek kehidupan di Indonesia, terutama di birokrasi sipil maupun militer, dunia usaha, media massa, dan civil society.

INi bukan bentuk ketakutan yang berlebihan, karena faktanya rakyat Eropa dan Amerika yang awalnya sangat religius Kristen, kini menjadi masyarakat tanpa daya, sehingga ketika Gereja Natifity di Jerussalem yang suci, dibom oleh Israel, tidak ada satupun suara protes yang keluar dari mulut orang-orang Kristen Eropa dan Amerika.

Terkait dengan isyu komunisme, hal ini identik dengan isyu anti-semit yang diluncurkan oleh para zionis di Eropa dan Amerika dan sukses menyandera rakyat Kristen Eropa dan Amerika. Bersamaan dengan kampanye liberalisme yang sangat massif, isyu anti-semit sukses melumpuhkan semangat keagamaan rakyat Eropa dan Amerika, mengubah mereka menjadi robot-robot komsumtif dan hedonis tanpa jiwa.

Maka isyu kebangkitan komunisme harus disikapi dengan serius, namun juga bijaksana. Karena kalau gegabah, justru bisa menjadi legitimasi untuk menyandera ummat Islam.

Isyu kebangkitan komunisme sebenarnya sengaja ditiupkan oleh agen-agen zionisme yang aktif di civil society, media massa, birokrasi, BUMN, untuk menguji sekuat apa respon anti-komunisme rakyat Indonesia. Ketika dianggap rakyat sudah tidak lagi peduli, maka agenda-agenda selanjutnya akan diterapkan yang tujuan akhirnya adalah melumpuhkan perlawanan ummat Islam terhadap liberalisme-zionisme yahudi.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Sasaran utamanya tetap ingin merusak kemuliaan Islam di bumi nusantara.. dan itu sbnarnya sdh terlaksana tnp isu komunisme pun..