Sunday 14 August 2016

Ketegangan Baru Ukraina-Rusia yang Sangat Serius

Indonesian Free Press -- Ukraina mengerahkan pasukan besar-besaran di dekat perbatasan dengan Rusia di Krimea menyusul terjadinya aksi penyusupan di wilayah bekas wilayah Ukraina itu, yang memicu ketegangan dengan Rusia setelah Rusia menuduh Ukraina berada di balik aksi penyusupan tersebut.

Dalam akun resminya di media sosial populer setempat, VK, mantan anggota parlemen Ukraina Aleksey Zhuravko melaporkan:

"Saya menerima konfirmasi dari seluruh distrik (Kecamatan) di wilayah Kherson dan sekitarnya, yang menyebutkan bahwa Angkatan Bersenjata Ukraina tengah mengkonsentrasikan peralaatan militer berat, termasuk artileri otomatis, 'main battle tanks', roket BM-21 Grads, dan kendaraan-kendaraan infantry tempur di dekat perbatasan Krimea. Konsentrasi kekuatan ini tepat di dekat 'Crimean isthmus'. Perbekalan, termasuk amunisi dan sumberdaya manusia tengah dikerahkan ke posisi itu.”

Aleksey Zhuravko juga mempublis gambar-gambar yang mendukung pernyataannya itu. Menurutnya, “otoritas yang tengah berkuasa tengah mempersiapkan provokasi serius di perbatasan Krimea.”

"Ini berarti pusat dari provokasi itu akan terjadi di wilayah Ukraina. Saya juga memiliki bukti-bukti bahwa kelompok-kelompok radikal seperti Right Sector, the Azov, the Asker, the Wolves, dan kelompok tentara bayaran lainnya tengah berkonsentrasi tempat itu,” tambahnya, seperti dikutip Veterans Today, hari ini (14 Agustus).

Di sisi lain, Rusia juga melakukan langkah-langkah yang bisa dipersepsikan sebagai 'kesiapan perang'. Selain angkatan laut yang menggelar latihan perang di Laut Hitam, pasukan darat Rusia Komando Selatan (Southern Military District) juga menggelar latihan perang besar-besaran.

Baru-baru ini Rusia telah membentuk 3 divisi pasukan baru di sekitar perbatasan Ukraina sebagai respons atas 'ancaman NATO' dari Ukraina. Komando Selatan Rusia meliputi wilayah yang berbatasan dengan Ukraina, Krimea dan juga Rostov Region. Latihan ini akan berlangsung sampai 20 Agustus.

Menurut Aleksey Zhuravko, saat ini ada banyak 'tentara bayaran' dari Polandia, Hongaria dan Amerika yang menumpuk di wilayah Nikolaev dan Odessa. Tentara bayaran itu datang dengan 'kedok' persiapan latihan perang NATO Sea Breeze, namun sesungguhnya adalah sebagai 'persiapan perang melawan Rusia'

Pada hari Jumat (12 Agustus) Presiden Ukraina Poroshenko mengumumkan kondisi darurat militer di perbatasan Krimea setelah Rusia menuduh Ukraina telah mengirim sejumlah 'penyusup' untuk melancarkan serangan dan sabotase di Krimea. Dalam satu insiden para penyusup itu telah membunuh dua personil keamanan Rusia di Krimea, tuduh Rusia.

Pada hari Kamis (11 Agustus) pasukan keamanan dalam negeri Rusia, FSB, mengumumkan bahwa seorang anggotanya tewas dalam tembak-menembak dengan para penyusup, setelah memergoki para penyusup yang membawa senjata, bom dan ranjau. FSB juga menyebut dua kelompok penyusup lain berusaha masuk ke Krimea pada hari Senin (8 Agustus), dengan dukungan senjata-senjata artileri dan kendaraan lapis baja Ukraina. Seorang personil militer Rusia lainnya tewas saat berusaha mencegah penyusupan.

Media-media Rusia menyebutkan bahwa setidaknya 5 anggota penyusup berhasil ditangkap. Salah satu penyusup bernama Yevgeny Panov, mengakui melalui pernyataan yang direkam dan disiarkan televisi Rusia REN TV bahwa dirinya berencana untuk melakukan sabotase terhadap kapal-kapal feri penyeberangan, depot minyak, pabrik kimia, dan menghancurkan peralatan militer Rusia.

Poroshenko menolak tuduhan tersebut dan menyebutnya sebagai “fantasi” dan “provokasi.”

Di sisi lain, Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut aksi tersebut sebagai 'kejahatan dan kebodohan Ukraina' dan menyerukan dilakukannya langkah keamanan di Krimea. Lebih jauh ia menolak untuk menggelar diskusi tentang perdamaian Ukraina Timur bersama Perancis dan Jerman dalam pertemuan G-20 di Cina bulan depan.

Kemenlu Rusia pada hari Jumat mengingatkan Presiden Poroshenko bahwa jika ia terlibat dalam aksi penyusupan tersebut maka berarti ia telah 'penggali lubang kuburan bagi perdamaian Ukraina Timur'.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Crimea bagaimanapun adalah bom waktu bagi hub. ukraina dan russia.. cepat ato lambat, ukraina ttp menginginkan crimea kembli kepangkuannya, bila perlu melacur ke Nato atau US.

Menarik menyimak respon Russia, melumat habis Kiev sec. militer hnya akan mengobarkan Perang Besar di Eropa.

solusi terbaik adalah mengganti rezim Ukraina dg rezim pro Russia. Atau jika gagal, melakukan serangan asymetris ke Ukraina dg sabotase, sanksi, dsb.

sdngkan bagi Ukraina, mencoba merebut crimea dr Russia sendirian adalah mati konyol. dibelakang ukraina, spt georgia pasti ada dalangnya. tp apapun itu, Ukraina ada 'sapi perah' bg upaya Barat utk mengusik Russia dari luar.