Monday 3 October 2016

Gawat, Amerika-Rusia Siap Berperang di Suriah

Indonesian Free Press -- Lupakan dulu Jokowi-Ahok, tukang-tukang tipu proksi aseng dan asing. Kemarin Jokowi menginjak simbol negara dan Ahok memutar film porno di hari 'suci' Kesaktian Pancasila dan Tahun Baru Hijriah. Sehari sebelumnya Jokowi ngibul soal 'tax amnesty' yang katanya telah menarik dana segar ribuan triliun rupiah.

Dana segar sebanyak itu tentu tercatat di neraca pembayaran, menurunkan suku bunga, mendorong investasi dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi secara signifikan. Alih-alih, pemerintah justru mengumumkan akan mencari utangan baru. Para pembohong hanya dipuji-puji oleh para idiot. Sebaik apapun orang bodoh, kelasnya hanya sedikit di atas orang gila. Mereka seperti pengikut AA Gatot dan Kanjeng Dimas. Dan begitulah Jokower dan Ahoker.

Lupakan para wayang, karena para dalang kini tengah berhadap-hadapan untuk berperang.

Setelah gagalnya gencatan senjata di Suriah, kini tidak ada jalan lain yang nampak bagi Amerika dan Rusia kecuali berperang satu sama lain. Setelah Amerika mengancam akan menghentikan pembicaraan dengan Rusia jika offensif Rusia di Aleppo terus berlanjut, Rusia balik mengancam Amerika.

Seperti dilaporkan Associated Press, Jubir Kemenlu Rusia Maria Zakharova, hari Sabtu lalu (1 Oktober) mengatakan bahwa tindakan Amerika menyerang pasukan Suriah akan mendapatkan reaksi keras dari Rusia. Ia menyebut reaksi Rusia tersebut sebagai 'konsekuensi yang besar dan sangat menyakitkan tidak hanya di Suriah namun di seluruh kawasan'.

Dengan kata lain, Rusia mengancam perang terhadap Amerika.

"Mari kita berharap bahwa ancaman ini didengar oleh Washington karena, jangan salah, pernyataan itu berarti adalah ancaman perang," tulis editor Thetruthseeker.co.uk tentang pernyataan Jubir Kemenlu Rusia itu.

Situs independent The Saker membuat analisa lebih dalam lagi tentang prospek konflik di Suriah paska kegagalan gencatan senjata yang disebabkan oleh serangan Amerika dan koalisinya terhadap pasukan Suriah di Deir Azzour dan konvoi kemanusiaan di Aleppo. Dalam tulisan berjudul 'The War Against Syria: Both Sides Go to “plan B”', The Saker menulis:

"Terkait dengan kegagalan kebijakan Amerika untuk menggulingkan regim Bashar al Assad, kini tiba saatnya bagi Amerika untuk melakukan perubahan fundamental: negosiasi atau perang. Awalnya John Kerry dan para pejabat Kemenlu mencoba bernegosiasi, namun Kemenhan berkehendak lain, secara khianat menghancurkan perjanjian gencatan senjata dengan membom pasukan Suriah. Pada titik ini John Kerry, (Samantha) Power dan para pejabat lainnya merasa tidak ada pilihan lain selain bergabung dengan Dephan untuk  berperang."

Lalu The Saker pun memberikan analisanya tentang konsekuensi yang akan terjadi di Suriah. Pertama Amerika akan menggelontorkan senjata-senjata canggihnya (yang bisa diselundupkan ke Suriah), termasuk rudal-rudal jinjing MANPAD, TOW, Milan dan Javelins untuk menetralisir kekuatan udara dan pasukan tank Suriah-Rusia. Namun hal ini tidak akan berpengaruh secara fundamental di medan perang karena pesawat-pesawat pembom Rusia terbang di ketinggian yang tidak terjangkau MANPAD, dan Rusia juga bisa mengirim tank-tank T-90 dan tank-tank sekelas di atasnya yang resistan terhadap rudal anti-tank.

Sebaliknya, pilihan bagi Rusia jauh lebih banyak untuk memenangkan perang di Suriah tanpa campur tangan langsung Amerika karena Rusia masih bisa membom para pemberontak dengan rudal-rudal dan pesawat pembom jarak jauh. Rusia bahka bisa meningkatkan daya hancurnya dengan menggunakan bom-bom cluster, thermobaric, atau bahkan nuklir taktis. Kemudian untuk menyempurnakan kemenangan, Rusia bisa mengirim kontingen tempur setingkat batalion hingga resimen ke Suriah.

Karena tidak ada prospek lain untuk memenangkan perang di Suriah, maka Amerika dan sekutu-sekutunya tidak memiliki pilihan lain selain menerapkan zona larangan terbang (no fly zone) dan melancarkan pemboman besar-besaran ke Suriah. Namun, untuk itu Amerika harus menetralisir sistem pertahanan udara Rusia di Suriah, khususnya S-400 di pangkalan udara Khmeimim dan S-300 di atas kapal perang Rusia di lepas pantai Suriah. Dan itu berarti perang terbuka dengan Rusia.

Mari kita berharap bahwa hal itu tidak pernah terjadi, karena konsekuensinya adalah Perang Dunia III.(ca)

5 comments:

Anonymous said...

Berarti org amrik tdk blh tgl di amrik krn sering krtik pemerintahnya gak blh tgl di amrik logikanya.terlalu.dsna pmrintah dikritik malah tambah semangat krj.beda di indonesia.dikritik malah marah2,sungguh terlalu pasukan kecebong

Anonymous said...

Berarti org amrik tdk blh tgl di amrik krn sering krtik pemerintahnya gak blh tgl di amrik logikanya.terlalu.dsna pmrintah dikritik malah tambah semangat krj.beda di indinesia.dikritik malah marah2,sungguh terlalu pasukan kecebong

BELAJAR BAHASA said...

Amerika akan alami kekalahan bila masuk suriah

kasamago said...

Sdh sehrusnya AS berhadapan langsung dg Red Bear. Penerapan no fly zone oleh AS pd Syria berarti hrs mnghadapi Armada Militer Russia.

Suriah dpt damai kmbli jika As mematikan ISIS dn mndukung Presiden Assad

Selmt berjuang bg Rakyat Suriah

DELIVERY SAYURAN KE PERUMAHAN ALAM SUTRA said...

Selamat datang di kepunahan manusia pada perang dunia ketiga yang akan bermula di suriah, Suara yang paling keras memperingatkan manusia modren akan hal ini datangnya di mulai dari 1500 tahun yang lalu dari Muhammad saw

Tidak ada satu analsis militerpun yang mengatakan itu tidak akan terjadi saat ini.
Terkecuali sebuah pembohongan publik yang di lakukan oleh media dan pemerintahan seluruh dunia untuk membohongi rakyatnya.

Simpanlah stok makanan dan larilah dari kota kota besar,