Monday 10 October 2016

Jadi Pengikut Kanjeng Dimas, Marwah Daud dan Jokowi Pantas Diperiksa

Indonesian Free Press -- Indonesia kembali digemparkan oleh urusan-urusan sepele sebagai manifestasi kepemimpinan negara yang dipegang oleh orang-orang yang tidak kompeten. Setelah pengakuan Freddy Budiman dan kasus AA Gatot, kini publik digemparkan oleh kasus Kanjeng Dimas Taat Pribadi.

Namun, berbeda dengan kedua kasus sebelumnya, kasus yang terakhir memiliki dimensi yang lebih luas, karena juga melibatkan Presiden JOkowi. Seperti banyak diberitakan di dunia maya, Dimas Kanjeng pernah dua kali bertemu dengan Presiden Jokowi di istana negara. Tidak jelas apa isi pertemuan tersebut, namun patut diduga ini berkaitan dengan masalah keuangan yang melanda pemerintahan Jokowi sehingga membuatnya kalap dan mengundang Kanjeng Dimas untuk membantu mengatasi masalah tersebut.

Seperti diketahui, Kanjeng Dimas dipercaya oleh orang-orang bodoh yang menjadi pengikutnya mampu menggandakan udang hingga triliunan rupiah. Mereka percaya begitu saja setelah melihat Kanjeng Dimas menggandakan uang dari balik bajunya serta melihat tumpukan uang dan batangan emas di rumahnya yang diklaim Kanjeng Dimas sebagai hasil dari kemampuannya mendatangkan uang dan emas.

Padahal, seperti kesaksian Akbar Faisal, anggota Komisi III DPR yang mengadakan penyelidikan atas kasus ini, semua itu adalah tipuan. Kanjeng Dimas melakukan trik-trik sulap dengan menggunakan baju khusus, sedangkan tumpukan uang dan emas batangan itu adalah palsu.

Ketika kabar tentang kemampuan menggandakan uang itu muncul, publik menyangka Kanjeng Dimas dapat mem-'foto copy' uang sehingga setiap lembar uang yang digandakan memunculkan satu lembar uang kembarannya. Jika benar demikian, maka bisa dipastikan bahwa Kanjeng Dimas telah melakukan pemalsuan uang karena tiap lembar uang memiliki nomor seri dan satu nomor seri tidak mungkin dimiliki oleh dua lembar uang.

Membantah hal ini, aktifis ICMI, DR. Marwah Daud yang merupakan 'orang dekat' Kanjeng Dimas, dalam acara diskusi ILC yang ditayangkan di TVOne mengatakan bahwa apa yang dilakukan Kanjeng Dimas adalah 'memindahkan' uang dari suatu tempat ke tangannya atau ke tempat lain yang dikehendakinya. Namun hal inipun tidak bisa melepaskan diri dari tindakan pidana karena berarti telah terjadi pencurian uang.

Seperti diketahui, semua uang yang dikeluarkan Bank INdonesia tentu ada pemiliknya. Baik itu uang yang ada di bank-bank, di dalam rumah, di saku ataupun di dalam dompet. Ketika uang-uang itu dipindahkan ke tangan Kanjang Dimas, berarti uang itu telah dicuri oleh Kanjeng Dimas. Sekali lagi, telah terjadi tindak kriminal dalam hal ini.

Maka menjadi sangat mengherankan bila orang-orang yang memiliki kedudukan terhormat seperti DR. Marwah Daud dan Presiden Jokowi percaya pada kesaktian Kanjeng Dimas. Mereka telah menjatuhkan diri dengan membuang akal sehatnya dengan menjadi pengikut Kanjeng Dimas.

Namun, bisa juga dilihat dari sisi lain yang lebih baik, yaitu bahwa di Indonesia telah lahir dua orang idiot yang menjadi orang-orang hebat. Yang satu menjadi doktor lulusan Amerika, dan satunya lagi bahkan menjadi presiden.(ca)

1 comment:

Unknown said...

Kalau tulisan kaya gini di jadikan berita harian nasional online, mampus loe denger komen2 nya.