Thursday 23 March 2017

Turki-Iran Bersaing Dapatkan S-400 Rusia

Indonesian Free Press -- Turki dan Iran dikabarkan tengah bersaing untuk mendapatkan sistem pertahanan udara tercanggih di dunia S-400.

"Pemimpin Turki telah menyatakan ketertarikan Ankara untuk membeli sistem pertahanan S-400 Triumf, salah satu dari sistem pertahanan udara paling canggih di dunia buatan Rusia. Kedua negara (Turki dan Rusia) akan memperoleh keuntungan jika kesepakatan itu terwujud," tulis Sputnik News, 20 Maret lalu.

Menurut laporan itu keinginan Turki itu telah disampaikan dalam pertemuan antara Presiden Turki Yayyep Erdogan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin bulan Maret 2014. Kemudian pada tanggal 14 Maret lalu Sergey Chemezov, CEO BUMN Rostec yang memproduksi S-400, membenarkan bahwa Ankara berkamsud akan membeli S-400 jika Rusia menyediakan pinjaman.

Menurut Andrei Frolov editor majalah Arms Export, Turki akan mendapatkan keuntungan besar dengan membeli S-400 Triumf mengingat bahwa Turki dikenal tidak memiliki pertahanan udara yang baik. Pada saat ini negara tetangga Turki yang tengah dilanda perang, Suriah, bahkan memiliki rudal-rudal jarak jauh dan menengah yang bisa menghantam Turki. Belum lagi dengan Iran, saingan Turki dalam perebutan pengaruh di kawasan, dikenal tangguh dalam persenjataan rudal-rudal jarak jauh, selain juga memiliki sistem pertahanan udara terbaik di kawasan. Tahun lalu Iran bahkan telah memasang rudal-rudal S-300 buatan Rusia.

Meski demikian Frolov pesimis bahwa Rusia akan benar-benar menjual senjata canggihnya itu ke Turki, meski Rusia juga diuntungkan banyak dengan transaksi itu.

Analis pertahanan Rusia, Mikhail Khodoryonok, mengatakan bahwa pembelian S-400 oleh Turki akan membuat Turki lebih tergantung pada Rusia karena membutuhkan perawatan dan perbaikan dari teknisi-teknisi Rusia. Hal itu akan membuat Turki berfikir ulang melakukan tindakan-tindakan yang merugikan Rusia seperti insiden penembakan pesawat tempur Rusia di Suriah tahun 2015 lalu. Pada saat yang sama, Rusia juga meningkatkan citranya di mata internasional, mengingat Turki adalah anggota NATO.

Salah satu hambatan yang bisa menggagalkan pembelian S-400 oleh Turki adalah tekanan dari Amerika dan NATO. Selain itu, Rusia juga telah berpengalaman dengan kharakter kepemimpinan Turki yang sulit untuk dipercaya. Selain itu, jika kesepakatan itu disetujui, membutuhkan waktu bertahun-tahun lagi untuk mewujudkannya.


Iran Juga Minati S-400 Triumf
Sementara itu Veterans Today pada 11 Maret lalu juga melaporkan bahwa pemerintah Iran menginginkan S-400 untuk meningkatkan pertahanan udaranya dari ancaman Amerika dan Israel.

Mengutip keterangan wartawan senior Iran yang memimpin Iran Press, Emad Abshenass, kepada Sputnik News, meski Iran telah memiliki sitem pertahanan S-300 dan juga sistem pertahanan buatan sendiri Bavar 373 yang diklaim lebih canggih dari S-300, Iran masih menginginkan mendapatkan senjata yang lebih canggih ladi dari Rusia. Hal ini merujuk pada S-400.

“Iran ingin mendapatkan generasi terbaru sistem pertahanan udara buatan Rusia, karena sangat penting bagi negara kami untuk meningkatkan pertahanan udara kami dengan teknologi terbaru," kata Emad.

"Ada laporan-laporan media yang beredar bahwa Iran, bekerjasama dengan Rusia, tengah melakukan perencanaan modernisasi pertahanan udara Iran di masa depan, mulai dengan pesawat-pesawat tempur modern hingga sitem pertahanan udara baru Rusia S-400," tambahnya.(ca)

1 comment:

Anonymous said...

Secara hard ware Iran butuh namun secara elektronik Iran lebih maju S 300 dibutuhkan hanya peluncur sistem pemandu Iran punya jauh lebih canggih hal tersebut sudah di aplikasikan dengan modernisasi s 200 dan Iran pernah unjuk kekuatan di depan ahli Rusia decak kagum dan Rusia belum punya alat menghhack drone dan menjatuhkannya atau mengambil kendali . Terbukti di Yaman radar portabel wireles sulit dilacak bahan lokasi peluncuran rudal Yaman tak bisa di deteksi oleh alat canggih Amerika pertahanan darat Yaman cukup canggih terbukti penyusupan tentara elit Amerika sudah merasakanny