Friday, 7 February 2020

Israel Kembali Serang Suriah dengan Tameng Pesawat Sipil

Indonesian Free Press -- Israel kembali bertindak licik dengan menggunakan pesawat sipil sebagai tameng untuk melakukan serangan ke Suriah. Sebuah pesawat Airbus dengan 172 penumpang nyaris menjadi korban kelicikan Israel ini dan terpaksa mengubah arah dan mendarat darurat di pangkalan militer Rusia.

Seperti dilaporkan Veterans Today 7 Februari, sebuah pesawat Airbus 320 yang hendak mendarat di Damascus terpaksa harus mengubah arah dan mendarat darurat di pangkalan udara Hmeinim milik Rusia di Suriah. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan diri dari salah sasaran sistem pertahanan udara Suriah setelah pesawat -pesawat F-16 Israel menembakkan rudal-rudalnya ke Damascus saat pesawat hendak mendekat.


"Sebuah pesawat Airbus 320 dengan penumpang 172 orang dengan tujuan Damascus, pada pukul 2 malam waktu Suriah, berada di tengah-tengah roket-roket Israel, setidaknya 8 roket, dan battere S-300 Rusia. Oleh karenanya segera mengubah arah dan mendarat darurat di pangkalan udara Rusia di Hmeinimi," tulis Veterans Today.

Veterans Today menyebut pesawat tersebut dioperasikan oleh maskapai Cham Wings dengan Rute Teheran-Damascus.

Pilot pesawat tidak ingin mengikuti nasib pesawat Ilyushin Il-20 Rusia yang tertembak oleh sistem pertahanan udara Suriah pada 17 September 2018 dan pesawat Ukrainian Air yang tertembak oleh rudal-rudal Iran tanggal 8 Januari lalu. Dalam kasus pertama pesawat-pesawat pembom Israel menggunakan pesawat pengamat Rusia di atas sebagai tameng untuk menyerang Suriah. Suriah yang mengira pesawat itu sebagai musuh menembaknya hingga jatuh dan menewaskan ke-15 awaknya. Sedangkan kasus kedua terjadi ketika sistem pertahanan udara Iran yang tengah aktif setelah Iran melancarkan serangan ke pangkalan Amerika di Irak, mengira pesawat Ukraina tersebut sebagai rudal Amerika yang ditembakkan ke Iran.

Kemenhan Rusia menyebut insiden terakhir terjadi setelah pesawat-pesawat pembom Israel melancarkan serangan udara ke Suriah dengan bersembunyi di belakang pesawat Airbus tersebut. Serangan Kamis malam itu (6 Jan) dilakukan terhadap pangkalan udara Mazzeh di selatan Damascus, serta sebuah pangkalan milik pasukan khusus Iran Quds Forces. 

Sebagian besar rudal-rudal itu berhasil ditembak jatuh oleh Suriah dan sisanya hanya menimbulkan kerusakan tidak berarti. Menurut Sputnik News hanya ada 8 orang terluka dalam serangan. Sementara Suriah Observatory of Human Rights menyebut terdapat 23 korban dari pasukan Iran dan Suriah dan kerusakan di sejumlah fasilitas militer.


Suriah Tuduh Turki Bekerjasama dengan Israel
Paska serangan otoritas keamanan Suriah langsung menuduh serangan Israel itu ditujukan untuk melindungi invasi Turki ke wilayah Idlib demi melindungi para teroris.

"Dalam koordinasi dan sinkronisisi yang terbuka, pasukan Turki dan di bawah perlindungan agresi Israeli di dini hari telah melanggar perbatasan Suriah, dan pasukan kami tengah berada di Binnish, Ma’ar Masrin dan Taftanaz dalam langkah yang mengafirmasi kesatuan tujuan antara Turki dan untuk melindungi para teroris, terutama kelompok Jabhat al-Nusra, dan mencegah kemajuan tentara Suriah di Idlib dan Aleppo serta mencegah kekalahan menyeluruh agen-agen mereka di Suriah,” demikian pernyataan yang dirilis kantor berita SANA.(ca)

No comments: