Monday 21 November 2011

Michael Aoun, Sang Nasionalis Sejati


Dalam dunia perpolitikan Lebanon yang sangat kompleks dan intens, saya mengenal sosok Michael Aoun sebagai seorang nasionalis sejati yang bersama kelompok perlawanan pimpinan Hizbollah sampai saat ini berhasil mencegah Lebanon jatuh sebagai negara jajahan Amerika-Israel.

Meski secara tradisi politik kaum Kristen adalah pendukung kelompok moderat yang pro-Amerika/Israel/Saudi Wahabiah, Michael Aoun, pemimpin partai Kristen "Free Patriotic Movement", adalah pendukung kelompok perlawanan yang anti-Amerika/Israel/Saudi Wahabiah. (Hal ini terlepas dari sentimen agama kaum Kristen Lebanon yang sangat anti-Israel).

Selain mendukung hak memiliki persenjataan Hizbollah dan kelompok perlawanan untuk melawan Israel, yaitu hal yang ditentang oleh kelompok moderat, Aoun juga konsisten menolak keberadaan
pengadilan internasional kasus pembunuhan mantan PM Rafiq Hariri (Special Tribunal for Lebanon atau STL).

Sebagaimana diketahui, setelah gagal menyingkirkan Hizbollah dengan cara militer melalui invasi Israel atas Lebanon tahun 2006, Amerika dan zionis internasional kini mengupayakan cara lain, yaitu menggunakan STL. STL memang telah sukses menyingkirkan penghalang Israel di Lebanon, yaitu kehadiran pasukan Syria serta pengaruh politiknya atas Lebanon. Namun kini STL menghadapi perlawanan tangguh saat digunakan untuk menyingkirkan Hizbollah dan persenjataan kelompok perlawanan. Perlawanan itu diberikan oleh Hizbollah dan Michael Aoun.

Memang, kuatnya pengaruh Amerika dan zionis internasional ditambah kucuran dana Saudi Wahabiah mampu membuat sosok seperti Walid Jumblatt (pemimpin kaum Druze) dan PM Najib Miqati (yang berhasil menjadi perdana menteri karena dukungan Hizbollah) hingga Presiden Suleiman setuju untuk mendanai STL. Namun tidak dengan Aoun, bahkan setelah mendapat bujukan langsung dari dubes Amerika Maura Connelly yang mengunjunginya, hari akhir bulan lalu.

"Kami menolak mendanai STL karena tidak adil dan melanggar konstitusi. Persetujuan parlemen adalah sebuah kewajiban berkaitan dengan pengadilan internasional. Inilah konstitusi yang harus kita hormati," kata Aoun mengenai isu pendanaan STL yang kini menjadi masalah hangat di Lebanon.

Aoun sadar betul, masalah dana bakal tidak akan menghalangi STL. Jika pun pemerintah Lebanon menolak mendanai, PBB atau Amerika atau Saudi Wahabiah-lah yang akan menjadi penyandang dananya. Namun Aoun adalah seorang nasionalis sejati yang tidak ingin konstitusi Lebanon diacak-acak.

“Saya bukan budak negara-negara barat. Kami tidak akan mendanai STL selama beberapa pertanyaan seputar pengadilan ini belum dijawab oleh sekjen PBB Ban Ki-moon dan para pemimpin barat lainnya," tandas Aoun.


KRISIS SYRIA BERAKHIR

Meski negara-negara barat, Arab, Turki dan Israel, tengah gencar-gencarnya menggoyang pemerintahan Presiden Syria, Bashar al Assad (hari ini saya melihat berita di running text Metro TV bahwa kantor partai berkuasa Syria, Baath, diserang para pemberontak dengan menggunakan roket), Aoun dengan yakin menyatakan bahwa krisis di Syria telah berakhir.

"Lain kali Anda mengatakan kepada saya, krisis di Syria terus berlangsung. Saya percaya krisis itu sudah berakhir," kata Aoun kepada para wartawan usai pertemuan mingguan partainya, minggu lalu.

Aoun dalam kesempatan itu juga "mengejek" Amerika dan Israel. "Amerika tidak sanggup menyelesaikan konflik di Afghanistan, Irak dan Korea Utara," komentarnya mengenai pernyataan menlu Amerika untuk bekerjasama dengan pemerintahan baru Tunisia.

"Setelah perang 2006 (perang dimana Israel dikalahkan Hizbollah), Israel akan selalu menjadi pecundang. Dan setiap kali Amerika melakukan peperangan, mereka kalah," tambahnya.

Mengenai isu perlucutan senjata Hizbollah, Aoun berkomentar singkat, "Tuntutannya harus dibalik. Jangan menuntut perlucutan senjata Hizbollah sebelum terbentuknya angkatan bersenjata Lebanon yang independen."

Saat ini tidak ada kekuatan yang bisa menjadi penghalang zionisme menguasai negara-negara Islam di Timur Tengah kecuali poros Hizbollah-Hamas-Syria-Iran. Bergabungnya Aoun ke dalam poros itu semakin menyusahkan zionisme dan antek-anteknya.

No comments: