Thursday 1 November 2012

EROPA MUNAFIK: CEKAL MEDIA PRO-IRAN, LUNCURKAN MEDIA ANTI IRAN

Uni Eropa baru saja melakukan hal yang bertolak belakang, yaitu memblokir media-media massa Iran dan kemudian meluncurkan media massa anti-Iran. Namun keduanya sama-sama diklaim atas nama kebebasan pers. Inilah bentuk kemunafikan yang luar biasa gamblang.

Sebuah stasiun televisi anti-Iran, "Raha TV", baru saja diluncurkan di kota London, hanya beberapa hari setelah sebanyak 19 stasiun televisi dan radio milik pemerintah Iran dilarang beredar di Uni Eropa.

"Raha TV" dimiliki oleh Amir Hossein Jahanchahi, seorang pengusaha yang meninggalkan Iran tahun 2003 dan yang orang tuanya adalah seorang menteri keuangan regim Shah Pahlevi yang ditumbangkan oleh gerakan revolusi Islam tahun 1979.

Dalam bahasa Parsi, "raha" berarti "kebebasan", sebuah kata yang sangat politis sifatnya yang mengindikasikan televisi itu memiliki tujuan politik tertentu.

Jahanchahi membantah televisinya mendapatkan dukungan keuangan dari organsiasi-organisasi internasional. Kepada wartawan ia mengatakan televisinya memiliki misi untuk "melemahkan regim yang tengah berkuasa di Iran untuk digantikan dengan regim baru yang demokratis".

Tentu saja Jahanchahi tidak menyebutkan bahwa Iran adalah salah satu negara yang paling demokratis di Timur Tengah, yang memiliki tiga kekuasaan negara yang terpisah (eksekutif, legislatif dan yudikatif) dan menyelenggarakan pemilu secara rutin dengan tingkat pertisipasi warganya yang tinggi.

Jahanchahi mengatakan televisinya terinspirasi oleh keberhasilan televisi "Al-Jazeera" dan "Al Arabiya" yang telah memainkan peran signifikan selama terjadinya gerakan "Arab Spring" atau Revolusi Arab. Sementara Iran akan menyelenggarakan pemilu kepresidenan bulan Juni tahun depan.

Pada tahap awal "Raha TV" akan melakukan siaran selama 3,5 jam sehari dengan pembagian 30 menit berita dan 3 jam sisanya siaran kebudayaan. Pada tahap ini siaran belum menjangkau Iran.

Penulis dan jurnalis Iran Afshin Rattansi menyebutkan bahwa Inggris dan Uni Eropa telah menyambut hangat siaran televisi yang hanya mewakili 1% rakyat Iran. "Tidak ada seorangpun di Iran, bahkan yang menentang Ahmadinejad, yang mendukung televisi ini," katanya.

Pemilik dan pendiri "Raha TV" yakin bahwa televisinya tidak akan mengalami nasib yang sama sebagaimana 19 televisi dan radio Iran yang diblokir Uni Eropa.

"Jika mereka tidak menginginkan saya di sini (London), saya akan pindah ke Paris, atau Madrid, atau Washington. Jika mereka juga tidak menginginkannya, saya akan pindah ke Rusia. Tempat bukanlah masalah serius," kata Jahanchahi menambahkan.

Ironisnya adalah "Raha TV" disiarkan melalui satelit milik "Eutelsat" provider satelit Eropa yang telah memblokir 19 televisi dan radio Iran.

Menurut wartawan Inggris Tony Gosling, rakyat Eropa telah dirampas hak-haknya untuk mendapatkan siaran yang fair tentang Iran dan sekutu-sekutunya.

"Hal terpentingnya adalah, seharusnya masyarakat sendiri yang menentukan siaran mana yang mereka ikuti, bukan pemilik satelit yang menentukannya. Kita harus melindungi kebebasan ekspresi," kata Tony.



KEMUNAFIKAN LAINNYA

Kemunafikan yang vulgar juga telah ditunjukkan oleh televisi-televisi dan media massa barat. Mengesampingkan fakta pencekalan media-media massa Iran oleh otoritas Uni Eropa, televisi-televisi dan radio Uni Eropa yang disuarakan media-media massa barat, justru menuduh Iran dan Syria telah mengganggu siaran mereka.

Sebagaimana diberitakan "Associated Press" tgl 22 Oktober lalu organisasi televisi-televisi dan radio Eropa yang berbasis di Swiss, "European Broadcasting Union" menuduh pemerintah Iran dan Syria telah melakukan aksi "jamming" terhadap siaran televisi-televisi Eropa yang ditujukan untuk Timur Tengah yang disebutnya sebagai aksi "serangan atas kebebasan pers".

Dalam pernyataannya "European Broadcasting Union" menyebutkan media-media massa yang telah mendapatkan gangguan oleh Iran dan Syria di antaranya adalah "BBC", "France 24", "Deutsche Welle" and "Voice of America". Berdasarkan keterangan Eutelsat, provider satelit yang telah memblokir 19 televisi dan radio Iran, gangguan-gangguan itu berasal dari Syria and Iran.

Direktur "European Broadcasting Union" Ingrid Deltenre menyebutkan insiden gangguan tersebut sebagai "serangan atas kebebasan pers".

"Karena mereka (Iran dan Syria) menolak akses masyarakat terhadap informasi, suatu hak-hak asasi universal manusia dan komponen dasar dari demokrasi," kata Ingrid.



REF:
"EU hypocrisy? Anti-Tehran channel launches in London amid ban on Iranian state TV"; Press TV; 25 October 2012.

"European broadcasters accuse Syria, Iran of jamming of news to Middle East"; News Commentary; 22 Oktober 2012


No comments: