Monday 5 March 2012

Mossad, Blackwater, CIA Kocar-kacir di Syria


Sebanyak 700 pemberontak bersenjata berhasil ditangkap aparat keamanan Syria dalam pembersihan yang dilakukan terhadap kantong-kantong pemberontakan di distrik Baba Amr, Homs, menandakan berakhirnya drama politik kekerasan di Syria yang telah berlangsung selama 1 tahun lebih dengan korban jiwa ribuan orang.

Dari ke 700 tawanan itu sebagian besar berasal dari negara-negara Arab dan sisanya berasal dari negara-negara barat.

"Krisis telah berakhir. Ada banyak kejutan yang bakal dibuka nanti, seperti jenis senjata yang digunakan pemberontak, taktik gerilya mereka, serta pihak-pihak yang melatih dan mengendalikan mereka," kata seorang pejabat keamanan Syria kepada situs berita "Almanar", Sabtu (3/3).

Sementara itu pakar politik dan strategi Syria, Salim Harba, mengatakan bahwa distrik Baba Amro dan kawasan sekitarnya berhasil dibersihkan dari pemberontak tanpa menimbulkan korban jiwa yang berarti karena kawasan tersebut dipenuhi oleh pasukan pemberontak, sekaligus membantah klaim pemberontak tentang keberadaan 4.000 warga sipil yang terjebak, serta klaim mereka bahwa penarikan mundur mereka dari Baba Amr adalah sebagai "strategi" untuk menyelamatkan warga sipil tersebut.

Harba menyebutkan beberapa negara asal pasukan pemberontak, seperti negara-negara Teluk, Irak, Lebanon, Afghanistan, Turki dan beberapa negara Eropa seperti Perancis. Di antara mereka juga terdapat agen-agen inteligen Qatar. Pasukan keamanan Syria juga menemukan jalur terowongan bawah tanah serta berbagai perlengkapan, di antaranya senjata-senjata terbaru buatan Israel, Amerika, dan Eropa yang belum pernah digunakan dalam operasi militer sebelumnya. Perlengkapan tersebut di antaranya granat, teropong malam serta perlengkapan komunikasi.

Menurut Harba sebuah pangkalan komunikasi didirikan pemberontak di perbatasan Lebanon untuk mengawasi operasi militer pemberontak sekaligus menjadi penghubung antara komandan-komandan lapangan dengan markas besar pemberontakan yang berada di Doha, Qatar. Jalur inilah yang juga digunakan oleh para wartawan yang terperangkap untuk menyelamatkan diri.

Harba juga menambahkan bahwa pangkalan komunikasi di Wadi Khaled, Lebanon, dioperasikan oleh beberapa personil Lebanon, sebagian dari mereka adalah anggota partai Future Movement pimpinan mantan PM Rafiq Hariri yang juga dikenal tokoh Sunni pro Amerika-Arab Saudi-Israel dan anti Hizbollah-Iran-Syria.


DIKENDALIKAN MOSSAD, CIA DAN BLACKWATER DARI QATAR

Lebih jauh Salim Harba menambahkan markas komando pemberontak di Qatar diawaki oleh aparat militer dan inteligen dari berbagai negara seperti American, negara-negara Teluk, Saudi, dan Perancis. Di antara mereka adalah personil inteligen CIA, Mossad, dan Blackwater sebagaimana juga para anggota oposisi Syrian Transitional Council.

“Qatar juga telah sepakat dengan Israel dan Amerika untuk mempersenjatai para pemberontak yang biayanya ditanggung negara-negara Teluk," kata Harba.

Menurut Harba keberhasilan operasi pembersihan di HOms sangat signifikan berdasar pentingnya nilai strategis kawasan ini bagi pemberontakan. Amerika, Israel dan sekutu-sekutunya telah menetapkan kawasan ini sebagai basis utama pemberontakan sebagaimana Banghazi di Libya.

Mengingat betapa rumit dan canggihnya operasi militer pemberontakan di Syria, Harba yakin akan ada banyak dokumen penting yang ditemukan aparat keamanan yang akan membuka hal-hal yang mengejutkan.

"Pemerintah Syria tidak akan membuka semua yang mereka ketahui. Mereka memiliki banyak dokumen dan pengakuan yang bisa "melukai" beberapa negara yang terlibat dalam pemberontakan serta bisa membawa perubahan politik tidak saja dalam tingkat domestik maupun regional," katanya.

Pernyataan ini sama dengan pernyataan menlu Lebanon beberapa waktu lalu yang menyebutkan bahwa "suatu saat para pemimpin negara Arab akan meminta ma'af kepada pemerintah dan rakyat Syria" atas kejahatan yang mereka lakukan terhadap Syria.

"Pada akhirnya Amerika akan menyerahkan masalah Syria kepada Rusia setelah menyadari bahwa konfrontasi hanya memberikan kekalahan, dan bahwa pemerintah Syria masih cukup kuat untuk menghadapi konspirasi," kata Harba akhirnya.



Sumber:
"Mossad, Blackwater, CIA Led Operations in Homs", almanar.com.lb; 3 Maret 2012

No comments: