Saturday 31 October 2015

Kisah tentang Lukisan Pak Raden

Indonesian Free Press -- Kebaikan, sekecil apapun akan mendapatkan balasan dari Allah. Demikian firman Allah dalam Al Qur'an menyebutkan. Maka bersyukurlah orang-orang yang suka berbuat baik, karena hal ini menandakan bahwa Allah sayang padanya sehingga berkenan memberikan kesempatan kepadanya untuk berbuat baik.

Terkadang perbuatan baik harus membuat kita kehilangan sesuatu yang berharga. Namun itulah keutamannya, karena sebagaimana disebutkan dalam Al Qur'an seseorang belum benar-benar beriman sebelum mengorbankan harta yang disayanginya untuk kebaikan.

Terkait dengan itu ada satu cerita menarik tentang Pak Raden dan lukisannya seperti yang dimuat di situs merdeka.com baru-baru ini, mengenang kepergian salah seorang maestro seni Indonesia, Pak Raden alias Bapak Drs Suyadi.

Selamat jalan Pak Raden. Kami sayang padamu. Semoga Allah menerima amal-amalmu dan mengampuni kesalahan-kesalahanmu.


Kisah Pak Raden jual lukisan ke Jokowi tapi dibeli Prabowo


Merdeka.com - Drs Suyadi atau yang akrab dipanggil Pak Raden telah meninggal dunia Jumat (30/10) malam di usia 82 tahun. Selama hidupnya, Pak Raden sangat lekat dengan dunia seni dan anak-anak. Dikenal sebagai pencipta boneka Si Unyil, Pak Raden juga jago melukis dan membuat sketsa. Sayangnya hingga masa tuanya Pak Raden hidup dalam kekurangan, sampai harus menjual lukisan untuk biaya berobat.

Ada cerita haru ketika tahun 2012 silam Pak Raden butuh biaya berobat. Sebuah lukisan berjudul 'Perang Kembang' dicoba ditawarkan kepada Jokowi yang saat itu masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Saat itu, Pak Raden nekat datang ke Balai Kota, tempat Jokowi berkantor. Namun, Jokowi tidak ada dan dia hanya ditemui Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Namun hingga dua minggu setelah pertemuan, tak ada kabar dari Balai Kota apakah lukisannya akan dibeli atau tidak. Lukisan itu akhirnya dibeli oleh Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.

"Yang membeli akhirnya Pak Prabowo. Saya kurang paham dari mana beliau mengetahui niat saya ini, ujug-ujug utusannya datang dan saya menerimanya dengan suka cita. Urusan saya hanya berkarya, melukis, membuat buku dan mendongeng. Bukan urusan yang lain. Pak Prabowo menyambut niat baik saya ini, dan tak ada alasan bagi saya untuk menolak niat baiknya ini," kata Pak Raden saat diwawancarai merdeka.com, Rabu (2/10/2012) silam.

Dia menjelaskan, lukisan 'Perang Kembang' mengisahkan perlawanan seorang kesatria melawan raksasa yang direfleksikan dari cuplikan kisah pewayangan Surakarta. Lukisan dituangkan dalam kanvas berukuran 70 cm x 1 meter.

Pak Raden menceritakan, uang yang diperolehnya tak hanya dipakai untuk biaya berobat. Sebagiannya dia gunakan untuk mencetak manuskrip buku cerita anak bergambar yang selama ini dibuatnya.

"Nanti, jika ada uang lebih atau sponsor, saya mau membuat buku lagi untuk remaja. Buku cerita berdasarkan cerita wayang untuk remaja juga sangat langka. Di kepala saya masih banyak ide (judul) buku dan lukisan bertema seni pertunjukan tradisional. Untuk itu saya niatkan menjual lagi beberapa karya lukisan yang sebenarnya masterpiece buat saya," kata Pak Raden.

Di usia senjanya, Pak Raden tak lelah berkarya, sayangnya, banyak karyanya kurang mendapat apresiasi.

"Saya pedagang yang bukan cuma bisa duduk diam dan mengelus dada melihat kondisi yang memprihatinkan terhadap buku untuk anak-anak tentang seni tradisional. Saya ingin berbuat banyak dan ketika kabar bahwa Pak Prabowo akan membeli lukisan, saya yakin beliau paham mengapa saya yang sudah sepuh begini masih ini ingin terus berkarya," pungkasnya.[bal]

No comments: