Friday 15 July 2016

Rusia Tunjukkan Kesiapan Hadapi Perang Nuklir

Indonesian Free Press -- Rusia menunjukkan kesiapan menghadapi perang nuklir dengan menggelar simulasi peluncuran rudal-rudal ballistik yang melibatkan ratusan sistem peluncur rudal ballistik dan drone.

Seperti laporan The Daily Mail, Jumat (15 Juli), setidaknya 400 kendaraan militer terlibat dalam latihan di wilayah berhutan-hutan di Altay. Di antara kendaraan itu adalah sistem peluncuran rudal independen yang mengangkut rudal-rudal ballistik strategis Topol dan Topol-M sebagaimana rudal Yars dan drone-drone. Latihan serupa juga digelar di sejumlah lain di Rusia.

"Ratusan kendaraan militer termasuk peluncur rudal ballistik antar-benua tengah melakukan simulasi di sejumlah wilayah Rusia," tulis Daily Mail.

Sementara The Russia Today melaporkan latihan-latihan itu difokuskan pada kesiapan Rusia menghadapi serangan sabotase terhadap senjata-senjata strategisnya, terutama rudal ballistik antar-benua yang menjadi kekuatan utama nuklir Rusia.

Rudal-rudal tersebut dilindungi oleh unit-unit khusus yang harus mendeteksi keberadaan lawan dan melindungi rudal-rudal tersebut dari ancaman.

Puncak dari latihan itu adalah melakukan simulasi peluncuran rudal-rudal strategis tersebut. Demikian seperti dinyatakan Kementrian Pertahanan Rusia mengenai latihan itu.

Latihan ini berlangsung di tengah pertemuan pertama NATO-Rusia setelah NATO melakukan pertemuan puncak di Warsawa pekan lalu, dimana semua anggota sepakat meningkatkan kekuatan di Eropa Timur karena 'ancaman Rusia'.

Pertemuan antara duta besar Rusia dan 28 negara anggota NATO adalah yang pertama sejak bulan April dan yang kedua sejak tahun 2014, ketika wilayah Krimea bergabung dengan Rusia paska kerusuhan di Ukraina.

NATO menyebutkan akan menjelaskan kepada Rusia tentang pengiriman 4.000 tentara ke Polandia dan negara-negara Baltik yang berbatasan dengan Rusia. Sementara Rusia akan meminta penjelasan tentang penempatan sistem pertahanan rudal di Polandia dan peningkatan kekuatan udara di Baltik.

Rusia mengecam keras keputusan NATO itu, menyebutnya sebagai langkah agresif, dan mengancam akan melakukan langkah balasan.(ca)

No comments: