Friday 14 October 2016

Iran Gelar 2 Kapal Perang di Yaman Setelah Insiden Tembak-Menembak Rudal

Indonesian Free Press -- Iran menggelar dua kapal perang di lepas pantai Yaman sebagai 'bentuk kepedulian' Iran terhadap Yaman setelah terjadinya insiden tembak-menembak rudal-rudal jelajah antara Amerika dan pejuang Yaman.

Seperti dilaporkan FoxNews.com, Kamis (13 Oktober), Iran mengirim kapal-kapal perang tersebut ke wilayah Teluk Aden dengan dalih 'melindungi kapal-kapal dari pembajakan' tidak lama setelah Amerika menembakkan rudal-rudal jelajah Tomahawak untuk menghancurkan pangkalan radar milik pejuang Houthi, Kami pagi.

"Iran mengirim kapal-kapal ke lepas pantai Yaman, mengancam eskalasi ketegangan setelah Amerika menembakkan rudal-rudal jelajah menghancurkan tiga pangkalan radar di wilayah yang dikuasai kelompok Houthi, seorang pejabat Amerika mengatakan kepada Fox News, Kamis," demikian laporan itu menyebutkan.

Meski Iran membantah, kalangan inteligen Amerika mencurigai Iran telah memberikan bantuan logistik dan senjata kepada kelompok Hothi. Rusia dipercaya juga telah memberikan bantuan diam-diam kepada kelompok Houthi untuk 'memukul' Saudi Arabia yang dianggap sebagai pendukung kuat kelompok-kelompok teroris yang menjadi ancaman keamanan Rusia. Penembakan rudal-rudal jelajah oleh kelompok pejuang Yaman yang menenggelamkan kapal logistik militer milik Uni Emirat Arab tanggal 1 Oktober lalu membuktikan hal itu.

Amerika mengklaim kelompok Houthis telah dua kali menembakkan rudal jelajah ke kapal-kapal perangnya. Insiden pertama terjadi hari Senin (10 Oktober) disusul penembakan kedua hari Rabu (12 Oktober). Namun penembakan itu gagal mengenai sasaran. Amerika membalas dengan menghancurkan tiga pangkalan radar milik Houthi, hari Kamis.

Fox News melaporkan bahwa salah satu kapal perang Iran dilengkapi dengan rudal jelajah anti-kapal yang sama dengan senjata yang ditembakkan kelompok Houthi. Jubir Gedung Putih Eric Schultz mengatakan bahwa Amerika tidak akan berspekulasi tentang tujuan Iran mengirimkan kapal-kapal perangnya ke Yaman.

Fox News juga melaporkan bawha seorang pejabat Amerika mengatakan bahwa sebuah kapal perang Cina dan kapal mata-mata Rusia juga berada di wilayah yang sama pada hari Kamis.

Jubir Kemenhan Amerika (Pentagon) Peter Cook mengatakan bahwa Presiden Barack Obama mengijinkan serangan rudal jelajah atas rekomendasi Menhn Ash Carter dan Kepala Staff Gabungan Jendral Joseph Dunford. Adapun eksekutor penembakan rudal Tomahawk adalah kapal USS Nitze.

Kantor berita Yaman Saba yang berada di bawah kontrol kelompok Houthis menyebut klaim Amerika tentang penembakan rudal oleh kelompok pejuang Yaman adalah palsu. Sharaf Loqman, jubir militer Yaman menyebut tuduhan Amerika itu adalah alasan palsu Amerika untuk melakukan intervensi di Yaman setelah kegagalan militer koalisi pimpinan Saudi di Yaman.

Sementara itu pejuang Yaman kembali melancarkan serangan rudal ballistik. Dua rudal ditembakkan pada hari Senin (10 Oktober), salah satunya ke sebuah pangkalan militer Saudi di dekat Mekkah. Ini adalah serangan rudal ballistik terjauh yang dilakukan pejuang Yaman, sekaligus pesan bahwa semua kota penting Saudi Arabia kini dalam jangkauan serangan para pejuang Yaman. Namun tidak disebutkan dampak dari serangan ini. Rudal ballistik kedua ditembakkan ke wilayah Jizan di dekat perbatasan, melukai dua pekerja asing.

Serangan-serangan rudal Yaman ini sebagai balasan atas serangan udara Saudi yang menewaskan lebih dari 140 orang yang tengah menghadiri pemakaman di Sana'a, hari Sabtu (8 Oktober). Human Right Wacth menuduh Amerika terlibat dalam insiden ini dengan menyediakan senjata yang digunakan Saudi. Sedangkan Iran menuduh Amerika dan Israel terlibat dalam insiden dengan memberikan bantuan inteligen dan logistik kepada Saudi.(ca)

No comments: