Tuesday 3 July 2018

POLRI SUDAH TAHU PERETAS SITUS KPU, KOK GAK DIPROSES?

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, tim dari Direktorat Siber Bareskrim mengatakan, "Karena memang ada hacker yang menyerang, jadi (situs KPU) dimatikan. Ditsiber juga ikut memantau siapa ini yang main. Kami sudah tahu (peretas situs KPU).

Jangan menggerakkan massa. Silakan ke MK (Mahkamah Konstitusi), mekanismenya kan begitu (jika ada pihak yang mempersoalkan hasil pilkada)."

✔Lhoo.. kok pak polisi langsung mempersilakan ke MK ya? Hasil Real Count saja masih on progress, belum diumumkan, dan belum tau apakah akan ada perselisihan atau tidak. Kok seolah sudah tau apa hasil Pilkada..?


Ini kan semua masih berjalan. Di JABAR misalnya, isu tentang Hasil REAL COUNT yg berbeda dengan Quick Count masih jadi topik panas dari menit ke menit. Selisih yg minimalis dan banyaknya kecurangan, membuat pengakuan POLISI BAHWA MEREKA TAHU SIAPA YANG BERUPAYA MERETAS IT-KPU, menjadikan masalah kian kompleks. Apakah pernyataan pak Wasisto berkaitan dengan keadaan di Jabar tsb..?

Padahal kemarin2 aparat maupun KPU Membantah Keras Tuduhan soal adanya Hackers. Apalagi celoteh Bongs senior dan Bongs abu2 yg lagi Trainee 'how to become a real Bong?'. Suaranya di medsos bersahut-sahutan kung-kong kung-kong, bak pengamat bayaran yg ditugasi menggiring opini.

Kini polisi telah akui ada yg meretas, dan langsung bicara soal MK. Kenapa tidak diumumkan (kelompok) pelakunya dan diproses? Tapi kok malah ujug2 sarankan ke MK..?

KPU juga kemarin2 jumawa mengatakan pihaknya netral dan tidak berafiliasi kepada calon manapun. Eeh.. tak disangka2, dua hari lalu ketahuan bahwa IT KPU bekerjasama dng ITB, almamater salah satu Paslon yg kelompok alumninya memang menjadi pendukung berat sang paslon. Untung yg menemukan kejanggalan itu adalah pakar IT yg juga sesama alumni ITB sendiri.

https://www.jpnn.com/news/polri-sudah-tahu-peretas-situs-kpu

Peretas atau hacker telah menyasar situs infopemilu.kpu.go.id milik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Peretasan itu mengakibatkan situs resmi lembaga penyelenggara pemilu tersebut sempat tak bisa diakses.

Kini, Polri mengendus jejak digital peretas situs KPU. Menurut Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto, tim dari Direktorat Siber Bareskrim terus memantau situs resmi KPU yang sempat diretas.

"Karena memang ada hacker yang menyerang, jadi (situs KPU) dimatikan. Ditsiber juga ikut memantau siapa ini yang main. Kami sudah tahu (peretas situs KPU, red),” ujar Setyo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (2/7).

Hanya saja, perwira Polri yang lama berkecimpung di bidang intelijen itu meminta masyarakat bersabar. Dia juga mengimbai masyarakat tetap tenang dalam menunggu pengumuman resmi KPU terkait hasil Pilkada 2018.

"Jangan menggerakkan massa. Silakan ke MK (Mahkamah Konstitusi, red), mekanismenya kan begitu (jika ada pihak yang mempersoalkan hasil pilkada, red),” ucapnya.(mg1/jpnn)

1 comment:

Kasamago said...

Bumbu kecurangan sudah merebak.. semoga Allah SWT melindungi negeri ini. Aminn