Sunday, 11 March 2012
AL QUDS, IBUKOTA UMAT ISLAM
Di tengah gencarnya berita tentang krisis Syria yang dilancarkan media-media "shabo goy" (istilah yahudi untuk "binatang ternak yang baik", merujuk pada orang-orang non-yahudi yang bekerja melayani kepentingan yahudi), terjadi peristiwa monumental yang sengaja "dilupakan" kecuali oleh media-media massa yang masih percaya pada kemuliaan berjihad melawan kezaliman Israhell/yahudi.
Bertempat di Resalat Hall, Beirut, hari MInggu (4/3), telah diadakan "event" "Forum Al Quds (Jerussalem)" yang diselenggarakan oleh "Komite Pendukung Perlawanan Palestina", sebuah kelompok dari gerakan perlawanan anti-Israel di Lebanon yang ditulang punggungi oleh Hizbollah dan kawan-kawan. Dalam acara tersebut dideklarasikan "Al Quds sebagai Ibukota Palestina, Arab dan negara-negara Islam". Event ini menjadi "perlawanan" terbaru terhadap upaya yahudisasi Al Quds oleh Israel yang semakin intensif akhir-akhir ini di tengah-tengah ketidak pedulian umat Islam di seluruh dunia.
Yang menarik, dalam forum ini ditampilkan pidato beberapa tokoh politik dan lintas-agama dari berbagai negara. Selain pemimpin Hizbollah Sayyed Hassan Nasrallah dan pemimpin kelompok perlawanan Palestina HAMAS dan Jihad Islam, juga turut berpidato pemimpin gereja Orthodox Lebanon, pemimpin Sunni dan Dubes Iran untuk Lebanon.
Diawali dengan nyanyian lagu kebangsaan Lebanon dan Palestina (acara ini bukan acara keagamaan. Acara keagamaan yang diselenggarakan oleh Hizbollah selalu diawali dengan pembacaan Al Qur'an), acara dilanjutkan dengan pidato para pembicara yang dimulai dengan pidato Hassan Nasrallah yang mengingatkan bahaya yahudisasi Al Quds. Nasrallah menyebutkan Al Quds adalah masalah yang unik karena ia adalah kota suci bagi umat agama-agama samawi (Islam, Kristen, Yahudi) di seluruh dunia.
"Setiap orang Palestina, Arab, Muslim dan Kristen memiliki kewajiban nasional, umum dan etik terhadap Al Quds. Ini membutuhkan tindakan yang serius kita semua," kata Nasrallah. Nasrallah juga mengingatkan bahwa semua orang Islam bertanggungjawab atas pembebasan Al Quds dari pendudukan Israel.
"Kita tidak bertanggungjawab atas terjadinya pendudukan Al Quds, namun kita menanggung kewajiban untuk membebaskannya, dan setiap orang harus bersiap mempertanggungjawabkannya di hadapan Tuhan di hari pembalasan kelak," tambah Nasrallah.
PALESTINA KUAT DENGAN SOLIDARITAS
Pimpinan Gereja Orthodok Lebanon Archbishop Atallah Hanna, dalam sambutannya memuji sikap Nasrallah atas Al Quds dan menyerukan kepada para hadirin bahwa rakyat Palestina "kuat berkat solidaritas Anda karena Anda percaya bahwa masalah Al Quds adalah masalah bersama umat Islam, Kristen dan Arab karena Al Quds adalah kota suci yang menampung tempat-tempat suci Islam dan Kristen."
KEMENANGAN LEBANON, MODEL IDEAL UNTUK PALESTINA
Sementara itu ulama Sunni tertinggi Lebanon, Mufti Sheikh Ahmed Qabalan mengatakan dalam pidatonya bahwa “setelah keberhasilan Revolusi Iran, aksi pertama yang dilakukan Imam Khomeini terhadap Al Quds adalah membentuk kelompok perlawanan anti-Israel. Kemudian dengan kemenangan Hizbollah atas Israel tahun 2000 dan 2006, angin kemenangan berbelok kepada kelompok perlawanan,” kata Sheikh Qabalan. Qabalan juga menekankan pentingnya kerjasama yang kukuh antar semua faksi perlawanan.
YAHUDISASI AL QUDS TAMPARAN TERHADAP REVOLUSI ARAB
Pada bagian lain wakil kelompok Jihad Islam Palestina di Lebanon Abu Imad Rifai mengatakan bahwa
perang pembebasan Al Quds merupakan perang antar "barbarisme melawan jihad". Ia menyayangkan bungkamnya umat Islam, terlebih Liga Arab atas upaya-upaya yahudisasi Al Quds oleh Israel, termasuk pembangunan perumahan yahudi dan penyerbuan Masjidil Al Aqsa oleh sekelompok ekstremis yahudi baru-baru ini.
"Upaya penyerangan Al Aqsa baru-baru ini merupakan tamparan di muka gerakan revolusi Arab, khususnya di Mesir," kata Abu Imad Rifai.
Rifai menyebut pendekatan negosiasi telah mengakibatkan Palestina kehilangan 75% wilayah Tepi Barat dan mendorong Israel untuk berani mencoba me-yahudisasi-kan Al Quds.
TUMOR KANKER
Berbicara dalam forum tersebut dubes Iran untuk Lebanon Ghadanfar Roknabadi meyakinkan bahwa Palestina tidak akan terus berada di bawah penjajahan Israel.
"Mereka menuduh Iran telah menabuh genderang perang dan menghambat proses perdamaian. Kami menanyakan pada mereka, perdamaian seperti apa yang mereka maksud? Dengan Israel? Kami telah umumkan sejak awal bahwa kami tidak mengakui negara itu," kata dubes Iran. Ia juga menyebutkan istilah yang pernah dipopulerkan Ayatollah Khomeini tentang Israel sebagai "tumor kanker" yang akan terhapus dari peta.
Dan akhirnya wakil HAMAS pun berbicara. Ali Barakah mengingatkan bahwa saat ini tempat-tempat suci umat Islam dan Kristen dalam bahaya karena praktik-praktik Israel. Namun ia juga mengingatkan bahwa perang yang bakal terjadi kelak akan dimenangkan oleh kaum muslim.
"Bagaimana kita akan membebaskan Al Aqsa kelak? Melalui negosiasi dan perundingan?" tanya Barakah. Menurutnya satu-satunya cara adalah dengan menghancurkan segala yang dibangun oleh perampas tanah Palestina (Israel) dengan perjuangan dan perang.
"Perang untuk membebaskan Al Quds telah tiba dan selesai dengan kemenangan pada bangsa Palestina," katanya.
Ref:
"Declaring Al-Quds the Capital of Palestine, Arabs and Muslims in Beirut"; almanar.com.lb; 4 Maret 2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment