Sunday, 25 March 2012

FASE BARU KRISIS SYRIA: MENYELAMATKAN DIRI MASING-MASING


Ketika tulisan ini tengah dibuat, kampanye baru anti-Syria dilakukan media-media massa barat yang lagi-lagi diikuti sepenuhnya oleh media-media massa nasional. Yaitu mendeskreditkan istri presiden Syria Bashar al Assad. Media-media massa memberitakan kegemaran sang istri presiden yang kelahiran Inggris berbelanja barang-barang mewah lewat internet. Tidak lain untuk mendiskreditkan Bashar al Assad di hadapan rakyatnya.

Inilah cara lama untuk merebut kekuasaan dengan menghancurkan kredibilitas lawan. Pada masa Revolusi Perancis para revolusioner yahudi mendandani seorang pelacur semirip mungkin dengan permaisuri raja, Maria Antoniette, kemudian memerintahkannya melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji. Esok harinya surat-surat kabar kala itu, ribuan pamflet dan selebaran gelap beredar luas di masyarakat berisi tulisan tentang tindakan tidak terpuji sang permaisuri. Pada kesempatan lain orang-orang yahudi mengirimi Maria Antoniette dengan perhiasan mahal. Meski sang permaisuri, seorang wanita terhormat, tidak memakan umpan dan mengembalikan barang itu, media massa memberikan julukan baru bagi sang permaisuri, yaitu "Lady Defisit", orang yang telah menghancurkan keuangan negara dengan kebiasaannya membeli barang mewah.

Mungkin itu semua adalah cara terakhir elemen-elemen politik internasional yang masih berhadap Bashar al Assad, satu-satunya pemimpin negara Arab yang masih tegak berdiri menentang Israel, untuk tumbang, setelah kampanye militer mengalami kegagalan total.

Dalam beberapa minggu terakhir telah terjadi perubahan signifikan pada beberapa pemain kunci internasional dalam krisis Syria. Momentum pun telah berubah dari "serangan habis-habisan" terhadap pemerintah Syria menjadi "investigasi rahasia" untuk mencari jalan keluar tanpa mempermalukan wajah para pemain kunci.

Jatuhnya kubu pertahanan terkuat pasukan oposisi di Baba Amr menjadi awal perubahan tersebut. Setelah Baba Amr kini tidak ada lagi penghalang berarti bagi pasukan pemerintah Syria untuk membersihkan kantong-kantong perlawanan oposisi. Jatuhnya Baba Amr hanya memberikan satu tanda bahwa "pilihan militer" telah mengalami kegagalan total.

Kini para pemain kunci internasional pun sibuk mencari jalan keluar untuk mengamankan diri. Ada dua kubu pemain kunci internasional yang berbeda dalam menyikapi perubahan tersebut. Kubu pertama terdiri dari Amerika, Inggris dan Turki hanya ingin mengakhiri petualangan mereka di Syria tanpa kehilangan muka. Kubu kedua, yang paling banyak berkorban dan paling keras perjuangannya untuk menyingkirkan Bashar al Assad, masih berharap "impian" mereka tercapai. Kubu terakhir ini adalah Arab Saudi, Qatar, Libya dan negara-negara Teluk ditambah beberapa elemen pejabat di Amerika dan Eropa.

Sebelum kejatuhan Baba Amr kedua kubu berjuang bahu-membahu dengan segala kemampuan untuk menyingkirkan Bashar al Assad. Ketika tim pemantau Liga Arab tengah bekerja Qatar sebagai ketua Liga Arab menghentikan mereka secara tiba-tiba dan memaksakan draft resolusi Liga Arab yang menyerukan pengunduran diri Bashar al Assad. Kemudian dengan mengabaikan permintaan Rusia untuk memberi kesempatan menlu Rusia bernegosiasi dengan Bashar al Assad, Liga Arab mengajukan resolusi yang sama ke Dewan Keamanan PBB. Setelah resolusi tersebut ditolak Rusia dan Cina mereka membentuk forum "Friends of Syria" untuk menjadikan oposisi sebagai wakil sah Syria di dunia internasional. Langkah ini disusul dengan berbagai kecaman terhadap Syria serta penutupan kantor-kantor perwakilan di Syria serta pengusiran staff kedubes Syria di negara mereka, semuanya demi menjaga momentum yang menyudutkan Syria. Namun semua upaya itu hancur setelah kejatuhan Baba Amr.

Perubahan yang tampak nyata adalah dengan ditunjuknya mantan Sekjend PBB Kofi Annan sebagai utusan PBB untuk mengatasi krisis Syria. Berbeda dengan sikap para pemimpin barat dan Arab serta Turki selama ini, kini tidak lagi ada retorika keras yang dibawa Annan setelah dipegangnya jabatan tersebut seperti "pergantian kekuasaan" dan sebagainya. Annan adalah "kartu as" Amerika untuk mengamankan kepentingan Amerika serta sejauh mungkin masih bisa mengakomodir kepentingan sekutu-sekutunya dalam krisis Syria hingga terselenggaranya pemilu parlementer Syria bulan Mei mendatang.


(bersambung)

No comments: