Saturday, 16 September 2017

Iran Klaim Berhasil Menyusup ke Markas Komando Amerika

Klaim miliki bom terbesar di dunia

Indonesian Free Press -- Iran mengklaim memiliki bukti-bukti otentik tentang hubungan Amerika dengan kelompok-kelompok teroris yang beroperasi di Suriah dan Irak. Bukti-bukti itu diperoleh oleh agen-agennya yang menyusup ke markas komando Amerika. Demikian laporan Veterans Today mengutip laporan Press TV, 16 September.

Dalam wawancara dengan televisi lokal Iran, Jumat (15 September), Komandan Aerospace Force Tentara Pengawal Revolusi Iran (IRGC) Brigjen Amir Ali Hajizadeh mengatakan bahwa selama bertahun-tahun pihaknyaa telah berhasil menyusupkan agen-agennya ke markas-markas komando Amerika dan berhasil mendapatkan bukti-bukti kuat tentang dukungan Amerika kepada kelompok-kelompok teroris.


“Kami memiliki dokumen-dokumen yang menunjukkan tindakan-tindakan Amerika di Iraq dan Suriah. Kami tahu apa yang Amerika lakukan di sana, apa yang mereka sembunyikan dan bagaimana mereka mendukung Daesh (ISIS),” kata Hajizadeh.

Ia menambahkan jika dokumen-dokumen itu dibuka maka akan menjadi skandal besar bagi para pejabat sipil dan militer Amerika yang bertanggungjawab.

Menurutnya, Amerika datang ke Iraq dan Suriah untuk memecah belah kedua negara. Namun, yang terjadi kemudian Iran berhasil menggagalkan rencana itu. Atas keberhasilan Iran itu, Hajizadeh mengklaim bahwa pasukan IRGC merupakan pasukan terkuat di dunia.

"Saya tidak melihat satu pasukan pun di dunia yang bisa menyamai IRGC,” katanya.

Dukungan Amerika kepada para teroris di Irak dan Suriah sudah tidak mungkin lagi disembunyikan. Bahkan kelompok pro-Barat seperti Syrian Observatory for Human Rights, pada akhir Agustus lalu melaporkan bahwa Amerika telah menyelamatkan sejumlah komandan Daesh (ISIS) dari Dayr al-Zawr yang digempur pasukan Suriah.

Dalam wawancara itu, Hajizadeh juga mengklaim bahwa pihaknya telah memiliki bom terbesar di dunia yang mengalahkan bom terbesar Amerika. Jika Amerika menyebut bomnya sebagai 'mother of all bombs' (MOAB), maka Hajizadeh menyebut bom milik Iran sebagai ‘father of all bombs’ (FOAB).

"Atas usulan Aerospace Force IRGC, Kemenhan Iran telah memproduksi bom seberat 10 ton. Bom ini telah menjadi asset militer kami yang bisa diluncurkan dari pesawat pembom Ilyushin dan sangat destruktif,” kata Hajizadeh.

Sebagai perbandingan, MOAB yang pada bulan April lalu dijatuhkan untuk menghancurkan terowongan-terowongan milik kelompok Taliban di Afghanistan, memiliki berat 22.000 pounds atau 9.800 kg. Bom ini dikembangkan selama Perang Irak untuk menghancurkan sasaran-sasaran bawah tanah.(ca)

1 comment:

Kasamago said...

Hebatnya, dunia Internasional sudah tahu siapa dalang n sponsor teroris Suriah..

Sulit bagi Barat utk mengelak sgla kebenaran..
Bravo IRGC