Tuesday 27 October 2009
Masjidil Haram di Masa Depan
Dikopi dari situs Islam Agamaku, 20 Oktober, 2009
Catatanblogger: Adalah suatu ironi bahwa pemerintah kerajaan Saudi terus menerus menghambur-hamburkan uang untuk melakukan pembangunan fisik di atas situs-situs sejarah Islam tanpa mempedulikan makna sejarah dari situs-situs tersebut. Mereka telah membongkar rumah Rosulullah di Madinah, rumah suci tempat malaikat pernah turun naik dari langit ke bumi untuk menemui kekasih-Nya. Mereka membiarkan terlantar kompleks pekuburan para syuhada dan pahlawan Islam, sebagiannya bahkan dibongkar dan di atasnya didirikan bangunan mewah. Kini pun pemerintah Saudi tengah merencanakan mega proyek pengembangan kota Mekkah yang lagi-lagi menghancurkan situs-situs sejarah Islam yang tiada ternilai harganya. Mereka melakukan itu semua bekerja sama dengan pemerintah dan perusahaan-perusahaan Amerika. Sekali lagi ini membuka kedok dinasti Saud penguasa semenanjung Arab ini sebagai antek yahudi.
ISLAM AGAMAKU - Makkah sedang melakukan face-off: Masjid Al Haram akan diperbesar, areal tawaf di sekitar Ka'bah ditutup dengan pelindung, puluhan apartemen pencakar langit sedang diselesaikan, hotel-hotel bintang lima sedang ditambahkan, mal-mal baru dikebut, jalur kereta cepat dari Jeddah dipersiapkan langsung sampai ke Al Haram, monorel dibangun untuk menghubungkan 3M (Makkah-Muzdalifah-Mina), kereta cepat dipersiapkan untuk menghubungkan Jeddah-Makkah-Madinah.
Dan banyak lagi: terowongan, terminal, gedung parkir, plaza, eskalator perkotaan, pertamanan.... semua serba baru. Dua tahun lagi, 2010, sebagian proyek raksasa itu sudah terlihat. Dan semuanya akan sempurna pada 2020. Penataan Makkah kali ini dilakukan secara total, terencana, dan tidak tambal sulam. Pembuatan konsep perencanaannya saja memerlukan biaya sangat besar! Kali ini, perubahan Makkah tidak tanggung-tanggung. Langsung dirancang untuk memenuhi kebutuhan masa depan secara sempurna.
Tidak boleh ada sedikit pun yang menghambat: bangunan yang masih baru pun harus dibongkar. Gunung batu yang keras pun diiris, dipotong, dan digali.
Peninggalan sejarah tidak dipedulikan. Protes tidak dilayani. Termasuk dari pemerintah Turki yang mempersoalkan dihancurkannya benteng Ajyad. Inilah benteng yang dibangun pada 1775 yang sangat berjasa dalam mempertahankan Kota Makkah. Yakni, benteng yang dibangun ketika Makkah masih di bawah pemerintahan Turki Osmani.
Pokoknya, apa pun yang berada di atas tanah seluas 23 hektare itu harus dikosongkan. Yakni mulai Makkah Hotel, kanan kirinya sampai ke belakang. Kawasan ini mencakup wilayah yang disebut Jabal (Gunung) Omar, yang bentuknya berupa gunung batu yang sangat keras.
Selama ini di lereng-lereng dan di atas gunung itu penuh dengan bangunan rumah yang kalau musim haji sangat laris disewakan. Jamaah haji pun harus turun naik gunung ketika pergi atau pulang dari. Saat ini kita tengah menyaksikan saat-saat terakhir sejarah Makkah.
Bagian bersejarahnya akan segera diratakan untuk dibangun tempat parkir,” katanya kepada Reuters. Disebutkan setidaknya ada 300 bangunan bersejarah di Makkah dan Madinah dimusnahkan selama 50 tahun terakhir. Tentu juga harus melewati lorong-lorong kecil yang menanjak dan menikung. Semua bangunan itu sudah dua tahun ini hilang. Sudah digusur empat tahun lalu. Di situlah akan dibangun perumahaan modern, berupa apartemen pencakar langit sebanyak 4o tower (menara).
Menara-menara itu dijajar kiri kanan dalam posisi seperti setengah melingkar. Di antara dua jajaran tower itulah disediakan ruang kosong yang bisa dipakai sembahyang untuk 200.000 orang. Pengeras suara tersambung dengan pengeras suara Masjid Al Haram. Di areal ini juga dibangun pertokoan, termasuk showroom. Sekira 4.500 toko tersedia di situ. Juga 3.000 showroom. Kendaraan yang bisa ditampung mencapai 12.000, satu penambahan yang luar biasa dibanding tempat parkir sekarang yang hanya muat 570 mobil.
Di ujung superblok ini dibangun satu "pintu gerbang" yang wujudnya gedung pencakar langit kembar, seperti di Kuala Lumpur itu. Masing-masing 50 tingkat. Kalau kawasan 23 hektare ini sudah jadi, maka berada di plaza ini akan merasakan sensasi luar biasa: menghadap dan memandang ke keagungan Masjid Al Haram yang letaknya agak di bawah sana.
Kalau malam, tentu lebih menakjubkan karena pencahayaan lampunya yang seperti tanpa batas. Proyek Jabal Omar, kalau sudah jadi, bisa saja terasa lebih menonjol daripada Masjid Al Haram. Namun, karena desainnya yang menjadi satu kesatuan.
Bangunan-bangunan itu dibongkar karena berbagai alasan, namun sebagian besar karena ingin menyesuaikan dengan kota-kota besar di dunia lainnya. Bahkan sekarang, tempat kelahiran Nabi SAW terancam akan dibongkar untuk perluasan tempat parkir. Sebelumnya, rumah Rasulullah pun sudah lebih dulu digusur. Padahal, disitulah Rasulullah berulang-ulang menerima wahyu. Di tempat itu juga putra-putrinya dilahirkan serta Khadijah meninggal. Tidak ada kesan pembandingan seperti itu. Jabal Omar juga bisa disebut bagian dari Masjid Al Haram.
Seluruh biaya untuk membangun kawasan 23 hektar ini saja sekira Rp 250 triliun. Yang membangun adalah perusahaan swasta bernama Jabal Omar Development Company (JODC). Untuk merealisasikan proyek ini, perusahaan itu langsung go public di bursa saham Arab Saudi. Waktu masuk pasar modal, yang menjadi underwriter adalah sebuah anak perusahaan bank swasta setempat: Al Bilad. Auditornya adalah perusahaan keuangan Amerika Serikat, Ernst & Young.
Sebanyak 30 persen saham perusahaan ini dilepas di pasar modal. Sisanya milik beberapa pengusaha terkemuka, seperti Abdul Rahman Faqeeh dan Bin Laden (keluarga Osama bin Laden. Ini membuktikan bahwa Al Qaida adalah binaan CIA, blogger).
Faqeeh juga dikenal sebagai pengusaha pertama dan terbesar yang bergerak di bidang rumah potong hewan dan ayam. Belum lama ini Faqeeh membangun rumah potong ayam besar-besaran. Empat buah sekaligus di empat kota. Ini karena ada aturan baru di Arab Saudi tidak boleh lagi mengangkut ayam hidup dari satu kota ke kota lain.
Meski harus berhenti selama musim haji hari-hari ini, proyek Jabal Omar benar-benar dikebut. Kontraktor readymix-nya, misalnya, sampai harus membangun dua pabrik pencampur semen sekaligus, khusus untuk melayani satu proyek ini saja. Maklum, proyek ini sehari saja memakan semen yang sudah diaduk kerikil 11.000 ton. Sang kontraktor juga harus mampu mengirim semen adukan itu secara konstan 24 bulan penuh.
Tentu bisa dibayangkan, dengan wajah Makkah yang baru seperti itu, apakah masih akan ada tempat bagi orang-orang dari Indonesia yang selama ini naik haji sambil berjualan nasi bungkus dari satu pondokan ke pondokan yang lain. Dan, kalau monorel 3M sudah berjalan, bagaimana nasib para penjual teh susu atau kopi di sepanjang jalan yang menghubungkan tiga wilayah itu, yang umumnya juga dari Indonesia?
Juga tidak tahu lagi di mana tempat para pedagang kaki lima yang selama ini menawarkan barang apa saja dengan berteriak: fatimah, hamsa real, fatimah, hamsa real! (Ibu, lima riyal, Ibu lima riyal!).(suaramedia)
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment