Wednesday 7 October 2009

Tony Blair untuk Presiden Eropa


Tony Blair adalah penjahat perang, yang telah "mengencingi" rakyat Inggris dengan kebijakan perangnya di Irak berdasar laporan inteligen palsu. Itulah sebabnya rakyat Inggris menolak kepemimpinannya dan mamaksanya mundur dari jabatan sebelum habis waktunya. Namun kini, terima kasih kepada "penguasa belakang layar" yang mengendalikan dunia, Blair bakal menduduki jabatan yang lebih tinggi: Presiden Uni Eropa pertama.

Dengan jabatan barunya ini Blair bakal mendapat gaji setingkat gaji presiden Amerika, tinggal di rumah dinas baru dengan 20 pembantu, pesawat jet dinas dan berbagai fasilitas mewah lainnya.

Namun tentu saja hal itu menggelisahkan sebagian politisi. "Kebanyakan orang akan sangat kecewa jika Tony Blair terpilih sebagai presiden Uni Eropa. Tidak ada yang lebih buruk daripada menjual Uni Eropa kepada rakyat Inggris," kata William Hague dari partai Konservatif Inggris kepada The Times.

Uni Eropa adalah negara super non-konstitutional terdiri dari 27 negara Eropa dengan jumlah penduduk mencapai 500 jiwa. Keberadaannya secara efektif telah mulai (dan secara pasti akan) menghapuskan eksistensi negara-negara Eropa anggotanya. Non-konstitusi karena seluruh rakyat Uni Eropa tidak mempunyai hak untuk memilih presiden Uni Eropa karena untuk urusan itu telah ditangani oleh para elit pengusa negara-negara anggota Uni Eropa.

Untuk memahaminya silahkan Anda membayangkan ASEAN berubah menjadi lembaga seperti Uni Eropa yang disamping mempunyai presiden sendiri juga mempunyai mata uang sendiri, konstitusi sendiri, dan parlemen sendiri. Bayangkan Sekjend (atau Presiden atau istilah apapun lainnya) ASEAN menjadi penguasa de facto ASEAN. Ia menentukan sistem moneter di seluruh negara ASEAN, menentukan kebijakan luar negari ASEAN, dan urusan-urusan lainnya yang vital bagi rakyat ASEAN termasuk Indonesia. Padahal Anda dan seluruh rakyat Indonesia tidak pernah memilihnya menjadi pemimpin Anda.

Ini bukan omong kosong, tapi kecenderungan masa depan yang hampir pasti tidak bisa Anda hindari sebagaimana rakyat Eropa tidak bisa menghindari eksistensi Uni Eropa. Karena semua ini telah direncanakan melalui sebuah konspirasi tingkat tinggi para "penguasa belakang layar". Sepuluh tahun yang lalu isu seperti ini hanya dianggap sebagai "teori konspirasi". Tapi kini isu tersebut telah menjelma nyata setidaknya di Eropa.

Sebelum menjadi Presiden Uni Eropa Blair dan setelah sempat menganggur dari jabatan formil dengan pensiunan menggiurkan, Tony Blair adalah utusan perdamaian PBB untuk Timur Tengah. Mengabaikannya sebagai seorang penjahat perang yang tangannya berlumuran darah rakyat Irak dan Afghanistan dengan hasil kerja yang tidak jelas. Ia juga menjadi penasihat Mubadala, raja minyak dari Abu Dhabi.

Meski tidak populer, Blair banyak mendapat dukungan para elit penguasa Eropa, termasuk pemimpin Perancis Nicolas "Sayan" Sarkozy ("Sayan" adalah keturunan yahudi yang diam-diam bekerja untuk dinas rahasia Israel Mossad. Hal ini pernah diungkap oleh media massa Perancis namun tetap tidak bisa menghalangi terpilihnya Sarkozi berkat dukungan para "penguasa belakang layar").

Blair terkenal dengan banyaknya kerja sampingan yang dilakukannya. Tercatat ia juga menjadi penasihat perusahaan keuangan dari Amerika JP Morgan dan dari Swiss Zurich Financial Services. Selain itu ia juga dikenal sebagai pembicara seminar termahal di dunia dengan tarif £157.000 per 1,5 jam.

Dengan segala kaitan bisnisnya itu banyak pihak tentu khawatir Tony Blair akan memiliki konflik kepentingan dengan bakal jabatan prestisiusnya itu.

No comments: