Sunday 8 April 2012

CHINA-RUSIA-IRAN PERKUAT FRONT ANTI AMERIKA-ISRAEL


Di tengah-tengah genderang perang terhadap Iran yang semakin kencang ditabuh Amerika-Israel (secara diam-diam Amerika telah menempatkan puluhan ribu pasukan di sekitar Iran dan kini dalam persiapan menempatkan sistem pertahanan rudal di negara-negara Teluk), Cina, Rusia dan Iran memperkuat front menghadapi mereka.

Pada hari Juma't lalu (6/4), Chen Xiaodong, Kepala Urusan Asia Barat dan Afrika Utara kemenlu China memberikan peringatan keras terhadap rencana serangan terhadap Iran. Serangkaian dengan peringatan serupa yang dikeluarkan Rusia dan Iran serta sikap keras mereka membela regim Bashar al Assad, para analis menafsirkan Cina-Rusia dan Iran tengah memperkuat front menghadapi Amerika dan sekutunya.

Chen Xiaodong dalam pernyataannya mengatakan bahwa setiap serangan terhadap Iran akan memicu perlawanan yang akan mengguncangkan kawasan dan menghancurkan pemulihan ekonomi global. Untuk itu ia menyerukan kepada seluruh masyarakat dunia untuk menahan diri dari peperangan.

Sebelumnya pada tgl 2 April menlu Rusia Sergey Lavrov mengeluarkan peringatan tidak kalah keras terhadap isu serangan militer terhadap Iran. Lavrov di sela-sela kunjungan ke Armenia mengatakan bahwa setiap serangan terhadap Iran dikategorikan sebagai pelanggaran hukum internasional. Sementara pada tgl 29/3 pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei, setelah Rusia dan Cina membloking resolusi PBB tentang Syria, menyatakan tekadnya untuk membela Syria sebagai "pusat perlawanan terhadap Israel".

Iran saat ini tengah terlibat konflik tanpa ujung dengan Amerika-Israel dalam kasus program nuklir Iran. Amerika dan Israel telah berulangkali mengeluarkan ancaman untuk menyerang Iran sementara Rusia dan Cina menolak penggunaan kekerasan dalam masalah tersebut. Namun pernyataan Chen Xiaodong adalah yang paling tegas.

"Jika kekerasan digunakan terhadap Iran, hal itu tentu akan memicu serangan balasan yang akan menimbulkan pertikaian bersenjata lebih besar, memperburuk situasi di kawasan dan mengancam keamanan Selat Hormuz dan jalur-jalur strategis lainnya, mendongkrak harga minyak global yang akan menghancurkan pemulihan ekonomi global," kata Chen Xiaodong.

"Mungkin ada 10 ribu alasan untuk berperang, namun Anda tidak akan bisa menyembuhkan konsekuensi pahit dengan menjerumuskan rakyat ke dalam penderitaan, hancurnya tatanan sosial dan ekonomi akibat peperangan," kata Chen yang dimuat dalam situs resmi media partai komunis Cina, "People’s Daily".

Sementara situasi politik di Timur Tengah sendiri masih belum menentu dan prospek terjadinya konflik justru semakin menguat. Konperensi "Friend of Syria" yang digalang Amerika dan sekutunya untuk menggulingkan pemerintahan Bashar al Assad di Syria, di Islambul 1 April lalu, memang tidak memutuskan pemberian bantuan langsung terhadap oposisi Syria, namun Saudi Wahabiah dan Qatar menyatakan akan menyediakan dana besar untuk menyuap para pejabat dan perwira militer Syria untuk membelot. Hal mana mengundang kecaman Rusia dan Iran yang menganggap hal tersebut sebagai bentuk intervensi terhadap Syria.

Di sisi lain Amerika, Israel, dan Yunani sejak Kamis 29/3 hingga Kamis (5/4) melakukan latihan militer bersama di Laut Tengah dengan sandi “Noble Dina”. Tidak ada keterangan detil mengenai latihan tersebut namun diperkirakan area latihan mencakup kawasan yang sangat luas merepresentasikan besarnya kegiatan tersebut, yaitu meliputi perairan Siprus, Pulau Kreta, Turki, dan Israel.

Latihan ini dipimpin oleh kapal induk USS Enterprise dan diikuti juga oleh satu flotilla (satuan laut lebih kecil dari armada) Inggris. Menurut sumber-sumber inteligen latihan tersebut mensimulasikan kondisi di Teluk Parsi dan Teluk Aden, dan setelah latihan berakhir sebagian besar peserta latihan dipimpin kapal induk USS Enterprise langsung berlayar menuju kawasan Teluk Parsi, bergabung dengan dua kapal induk Amerika lainnya yang sudah berada di sana.



REF:

"China steps up pressure to prevent any attack on Iran"; Reuters; 6 April 2012

"Russia, Iran set to counter US/Israeli strike against Iran. US-led naval drill"; DEBKAfile; 2 April 2012

No comments: