Friday 14 December 2012

EKS PANGLIMA AU ISRAEL: WAKTU BERPIHAK PADA IRAN

"Waktu hanya berpihak pada satu sisi. Iran adalah ahli dalam urusan negosiasi. Mereka penemu permainan catur. Mereka tahu bagaimana harus bertindak. Kini waktu berpihak pada mereka," kata mantan panglima angkatan udara Israel marsekal Ido Nehushtan dalam konperensi The Jerusalem Post Diplomatic Conference yang diselenggarakan di kota Herzliya, Israel, Rabu (12/12).

Pernyataan tersebut disampaikan dalam kaitan dengan krisis nuklir Iran antara Israel-Amerika di satu sisi melawan Iran di sisi lain.

Menyinggung implikasi krisis nuklir yang bakal terjadi, Ido membandingkannya dengan krisis nuklir Kuba tahun 1962 antara Amerika di satu sisi melawan Uni Sovyet dan Kuba di sisi lain. Kala itu Sovyet bermaksud menempatkan rudal-rudal nuklirnya di Kuba yang mengancam telak keamanan Amerika, sehingga memicu ketegangan yang sangat serius dan nyaris menimbulkan perang nuklir.

"Bisakah Anda mengendalikan krisis yang ditimbulkan oleh satu regim ekstrim Islam?" tanyanya pada audiens.

"Ini adalah wilayah yang panas yang tidak dibuat untuk terjadinya suatu perang dingin. Ini bukan hanya masalah bagi Israel, namun juga bagi kawasan bahkan seluruh dunia," tambahnya.

Nehushtan menyebut jaringan global kekuatan Iran sebagai "gurita" dengan menyebut keberadaan rudal-rudal Fajr yang ditembakkan para pejuang Gaza, serta keberadaan Iran di Syria, Irak, Yaman, Sudan, Azerbaijan, hingga Bulgaria dan Thailand. Secara tersirat ia menuduh insiden bom di Thailand dan Bulgaria dilakukan inteligen Iran, meski para analis menyebutnya sebagai ulah inteligen Israel.

Nehushtan menyebut bahwa "kotak perlengkapan" telah tersedia badi masyarakat internasional untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir. Menurutnya pemberian sanksi terhadap Iran tidak cukup untuk menghentikan program nuklir Iran, karena pilihan lain harus diambil dengan cara yang tepat.

Sementara itu Dubes Amerika untuk Israel yang hadir dalam konperensi secara diplomatis mengatakan: "pesan kami kepada Iran adalah bahwa jendela telah terbuka bagi dilakukannya perundingan diplomatik, namun jendela itu tidak akan terbuka selamanya."




REF:
"Time on Iran’s Side: Former IAF Chief"; almanar.com; 12 Desember 2012

No comments: