Friday 15 March 2013

HUBUNGAN AMERIKA-AFGHANISTAN DI TITIK TERENDAH

Setelah bertahun-tahun terjadi "perang dingin" antara pemerintahan Presiden Hamid Karzhai dengan "patron"-nya, Amerika, hubungan antara Amerika dengan Afghanistan kini tengah berada di titik terendah. Demikian serius masalah yang dihadapi hingga Amerika memerintahkan peningkatan standar keamanan bagi personil-personil militernya di Afghanistan.

Masalah ini dipicu oleh penolakan Amerika menyerahkan 40 orang tahanan yang diminta oleh pemerintahan Karzhai. Hal ini terjadi di tengah-tengah perselisihan antara kedua negara mengenai penarikan personil militer Amerika dan sekutunya di Afghanistan dimana Afghanistan menuntut penarikan total dengan segera sementara Amerika menuntut diperbolehkannya sebagian pasukannya tinggal di Afghanistan. Selain itu juga terjadi perselisihan tentang hak impunitas (kebal hukum) personil militer Amerika sebagaimana dituntut Amerika namun ditolak Afghanistan.

Amerika menolak menyerahkan 40 tahanan pangkalan militer Bagram yang dianggap sebagai personil berbahaya, dikabarkan karena Afghanistan menolak memberikan jaminan tertulis untuk menjaga mereka tetap dalam tahanan. Presiden Hamid Karzai begitu marah atas penolakan tersebut hingga hari Selasa lalu (12/3) mengancam akan mengambil alih pangkalan militer Bagram, dimana tahanan-tahanan Afghanistan ditahan tanpa pengadilan dan tempat yang sering terjadi pelanggaran kemanusiaan dan pelecehan agama Islam. Akibat ancaman tersebut komandan tertinggi pasukan Amerika di Afghanistan Jendral Joseph Dunford memerintahkan peningkatan keamanan aparat militer Amerika.

Presiden Karzai melalui jubirnya Aimal Faizi menuduh Amerika telah melakukan tindakan-tindakan yang merusak saling kepercayaan yang bisa merusak perundingan keamanan kedua negara (Bilateral Security Agreement) yang mengatur penarikan pasukan Amerika dan bentuk hubungan jangka panjang kedua negara.

Sebelumnya telah terjadi kesepakatan verbal antara pemerintah Afghanistan dengan Amerika untuk menyerahkan 40 tahanan penjara Bagram. Namun pada saat-saat terakhir dimana para tahanan itu akan diserahkan tgl 8 Maret, Amerika membatalkan kesepakatan tersebut karena khawatir para tahanan tersebut akan dibebaskan pemerintah Afghanistan dan menimbulkan ancaman keamanan baru. Namun ada desas-desus lain yang menyebutkan pembatalan kesepakatan tersebut merupakan bagian dari strategi tarik ulur Amerika yang menuntut diberikannya kekebalan hukum bagi semua personil Amerika di Afghanistan, hal yang sejauh ini ditolak Presiden Karzhai.

Sampai saat ini keberadaan pasukan Amerika di Afghanistan masih kurang jelas setelah rencana penarikan umum pasukan Amerika tahun depan. Minggu lalu komandan pasukan Amerika di Timur Tengah Jendral James Mattis mengusulkan dipertahankannya 20.000 personil militer Amerika dan NATO.


KARZAI YANG SENEWEN

Situasi yang dihadapi Amerika di Afghanistan saat ini sama dengan yang dihadapi di Irak setelah tumbangnya regim Saddam Hussein. Di Irak pun Amerika menuntut agar diijinkan menempatkan sebagian personil militernya untuk menjaga kepentingan strategis Amerika serta tuntutan agar diberikan hak impunitas kepada seluruh personil Amerika. Namun PM Nuri Nur Maliki menolak sehingga Amerika harus pergi dengan meninggalkan kekalahan dan menyerahkan kemenangan yang diraihnya menumbangkan Saddam Hussein kepada musuh bebuyutannya, Iran. Jika tidak terjaga dengan baik, Afghanistan pun bisa bakal jatuh ke pangkuan Iran.

Selain insiden pembatalan penyerahan 40 tahanan penjara Bagram, sebelumnya Hamid Karzhai telah dilanda kemarahan terhadap Amerika. Ia menuduh Amerika telah berkolusi dengan Taliban untuk membuat pasukan Amerika terus bertahan di Afghanistan.

"Bom-bom yang diledakkan di Kabul dan Khost bukan dimaksudkan untuk unjuk kekuatan, bom-bom itu ditujukan untuk melayani Amerika," kata Karzhai dalam pidato televisi terkait serangan bom yang menewaskan 19 orang beberapa hari lalu.

Tuduhan Karzai tersebut muncul setelah adanya laporan bahwa para pejabat Amerika telah bertemu beberapa perwakilan Taliban di Qatar.

Tuduhan tersebut disusul kemudian dengan tuduhan Karzhai bahwa Amerika tidak pernah benar-benar ingin memerangi terorisme, kecuali mengincar kekayaan alam Afghanistan.

"Amerika telah meminta rakyat Afghanistan untuk memberikan kontrak-kontrak pertambangan, dan saya menjawab, "bawa pergi kontrak-kontrak itu!" ... Banyak terdapat tambang yang tersembunyi di provinsi Helmand dan sejak awal mereka telah melakukan penelitian dan telah menyelesaikan pekerjaan pemotretan. Namun kini mereka tahu bahwa kita telah mengetahui itu semua," kata Karzhai dalam pidato kunjungan resmi ke Helmand, Selasa (12/3).

Dalam kesempatan tersebut Karzhai kembali mengecam konspirasi Amerika-Taliban untuk membuat Amerika tetap mempertahankan keberadaan personil militernya di Afghanistan.

"Taliban dan Amerika telah minum teh dan makan coklat bersama, namun mereka bersama-sama menyerang rakyat sipil Afghanistan," kata Karzhai.

Saat kunjungan menhan Amerika yang baru Chuck Hagel di Afghanistan baru-baru ini terjadi insiden yang menunjukkan panasnya hubungan Afghanistan-Amerika. Secara tiba-tiba Karzhai membatalkan konperensi pers bersama Hagel dengan alasan "keamanan".



REF:
"New Lows in Afghan-U.S. Relations"; News Brief; 12 Maret 2013
"Karzai: US Fights for Afghan Underground Resources"; almanar.com.lb; 13 Maret 2013
"US-Afghan row over transfer of Bagram inmates threatens security pact"; thetruthseeker.co.uk; 15 Maret 2013




1 comment:

harjo.surya said...

sekali kafir tetap kafir..jangan maka berhati-hatilah..jangan mau diadu domba